1 / 22

Metode Pemecahan Masalah Farmasi Klinik

Metode Pemecahan Masalah Farmasi Klinik. Pendekatan berorientasi problem. Komponen dalam pendekatan berorientasi problem. Daftar problem Catatan SOAP. Problem ?. A problem is defined as a patient concern, a health professional concern, or a concern of both. Problem ?. Bisa merupakan:

rollin
Download Presentation

Metode Pemecahan Masalah Farmasi Klinik

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Metode Pemecahan MasalahFarmasi Klinik Pendekatan berorientasi problem

  2. Komponen dalam pendekatan berorientasi problem • Daftar problem • Catatan SOAP Problem ? A problem is defined as a patient concern, a health professional concern, or a concern of both

  3. Problem ? • Bisa merupakan: • keluhan pasien (gejala penyakit) • hasil abnormal dari test lab atau uji fisik (tanda-tanda) • situasi finansial dan sosial • keterbatasan fisik • masalah psikologis

  4. Diperoleh dari mana ? • Problem kesehatan diidentifikasi dari data-data yang tersedia  catatan medik Exp: Pasien mengeluh batuk, demam, dan produksi sputum Dokter mendengar suara rales dan ronchi pada auskultasi dada Biakan sputum dan radiografi dada dilakukan untuk test lab Diagnosis: pneumococcal pneumonia Treatment : penisilin

  5. Catatan SOAP • SOAP : Subjective, Objective, Assessment, Plan • Subjective = data tentang apa yang dirasakan pasien atau apa yang dapat diamati tentang pasien  merupakan gambaran apa adanya mengenai pasien  diperoleh dengan cara mengamati, berbicara, dan berespon dengan pasien

  6. Objective = riwayat pasien yang terdokumentasi pada catatan medik dan hasil berbagai uji dan evaluasi klinik  tanda-tanda vital, hasil test lab, hasil uji fisik, hasil radiografi, CT scan, ECG, dll • Obat yang digunakan sekarang termasuk dalam data obyektif  harus dikaitkan dengan problem kesehatan pasien

  7. Assesment Farmasis harus dapat menginterpretasikan data subyektif dan obyektif untuk setiap problem untuk: • mengembangkan rekomendasi terapi • mengikuti/memonitor respon terhadap suatu terapi • mendokumentasikan adanya adverse drug reaction

  8. Assessment yang dilakukan: • Amati apakah suatu problem disebabkan karena obat/tidak (adverse reactionatau karena penyakit)  menentukan rencana terapi • Amati apakah terapi obat memang dibutuhkan atau cukup dgn nondrug therapy • Jika pasien sudah menerima terapi, harus dievaluasi ketepatannya: • apakah semua macam obat memang dibutuhkan ? • apakah ada duplikasi ? • apakah obat tsb merupakan pilihan obat yg tepat (drug of choice) bagi kondisi pasien ? (usia, fungsi hati dan ginjal, alergi, faktor resiko, dll)

  9. Lanjutan……. • apkh bentuk sediaan dan cara pemberiannya benar ? • apakah jadwal pemberian sudah benar ? • apakah durasi penggunaan obat sudah tepat ? • Jika pasien menerima terapi, harus dimonitor hasil terapinya dan diputuskan apakah respons thd terapi cukup atau tidak • Ketidakpatuhan pasien terhadap terapi dpt menyebabkan kegagalan  harus diatasi • Amati adanya interaksi obat dan adverse drug reaction

  10. Plan Hal-hal yang akan dilakukan thd pasien, meliputi: • macam treatment yang diberikan, termasuk obat yang harus dihindari • parameter pemantauan (terapi dan toksisitas) dan endpoint therapy • informasi pada pasien

  11. Contoh kasus • Ny. WTS (75 th), pasien rawat inap • Keluhan utama MRS: anoreksia, mual, muntah, lemah, dan sakit kepala • Riwayat penyakit sekarang: Beberapa hari yang lalu, pasien mengeluh mual, muntah, tidak mau makan, lemah dan sakit kepala • Riwayat penyakit dahulu: gagal jantung kongestif sudah 2 tahun, gagal ginjal kronis • Riwayat keluarga/sosial: tinggal bersama anak bungsunya, suami sudah meninggal • Riwayat pengobatan: digoksin 250g sekali sehari dan furosemid 80 mg 2 kali sehari.

  12. Physical examination • Umum : perkembangan fisik baik, cukup gizi • Tanda vital: BP 140/100; HR 80, RR 20, T 37oC, BB 50 kg, TB 155 • HEENT (Head, eyes, ear, nose, throat) : normal • Pembuluh darah: normal • Dada : auskultasi dan perkusi jernih • Abdomen: lunak, tidak ada massa atau organ yang membesar

  13. lanjutan • Genitourinaria: normal • Rektal : normal • Anggota badan: normal • Syaraf : normal, syaraf cranial utuh, refleks tendon normal • Hasil pemeriksaan biokimia darahnya menunjukkan Potassium 2,5 mmol/L (3,5 – 5 ) • Urea 40 mmol/L (3,0 – 6,5) • Kreatinin serum 3,4 mg/dL (0,6 – • 1,3) • Digoksin 3,5 g/L (1-2)

  14. Daftar problem ? • Intoksikasi digoksin • Gangguan ginjal kronis • Hipokalemia • Hipertensi

  15. Catatan SOAP Subjective: “ Saya merasa mual, beberapa kali muntah, dan tidak ada nafsu makan Catatan lain: • Patuh pada pengobatan Objective: • Tanda vital : stabil, dalam rentang normal • Data lab :spt di atas

  16. Assessment • Problem 1 ? Intoksikasi digoksin  terlihat dari kadar digoksin darah yang >>, gejala-gejala subyektif, dapat diperparah oleh kondisi hipokalemia (mengapa ?)  perlu diatasi segera • Problem 2 ? Gangguan ginjal kronis. Bisa bersifat patologis atau fisiologis karena usia lanjut  perlu diatasi dan menjadi pertimbangan Problem 3 ? Hipokalemia  bisa terjadi pada penggunaan loop diuretic dalam jangka waktu lama  perlu diatasi • Problem 4 ? Hipertensi  belum tertangani  perlu diatasi

  17. Plan • Problem 1: Intoksikasi digoksin • Rekomendasikan ke dokter untuk segera menghentikan penggunaan digoksin, sampai gejala intoksikasi menghilang dan kadar digoksin darah mencapai level normal • DIskusikan dengan dokter untuk penyesuaian dosis digoksin jika terapi digoksin akan dilanjutkan berdasarkan kondisi ginjalnya • Rekomendasikan pemantauan kadar digoksin darah

  18. Plan • Problem 2: Gangguan ginjal kronis • Diskusikan dgn dokter mengenai kondisi ginjal pasien sebagai pertimbangan dosis obat yang diberikan • Rekomendasikan terapi untuk gagal ginjalnya  diuretik kuat • Alternatif : Furosemid, HCT  dosis ? • Sampaikan pada perawat untuk memantau volume urin dan BB  kalau terjadi odema atau kondisi fisik memburuk  instruksikan utk segera melapor ke dokter • Rekomendasikan untuk pemantauan fungsi ginjal secara rutin • Pertimbangkan kemungkinan hemodialisis

  19. Plan (lanjutan) • Problem 3 : hipokalemia • Rekomendasikan untuk memberi suplementasi Kalium  preparat Kalium • Konsel untuk banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung K seperti pisang • Rekomendasikan pemantauan kadar K darah Problem 4 : hipertensi • Rekomendasikan untuk memulai terapi terhadap hipertensinya  AIIRA, beta-blocker • Rekomendasikan pemantauan tekanan darah

  20. NEXT WEEK…. METODE PAM & FAM

  21. THE END… THANKS YOU FOR YOUR ATTENTION…..

More Related