1 / 23

Metode pemecahan masalah farmasi klinik

Metode pemecahan masalah farmasi klinik. FARM dan PAM. METODE PAM ( Problem, Assessment/Action, Monitoring ) METODE FARM ( Finding, Assessment, Resolution, Monitoring ). Metode PAM. Problem

burke
Download Presentation

Metode pemecahan masalah farmasi klinik

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Metode pemecahan masalah farmasi klinik FARM dan PAM

  2. METODE PAM (Problem, Assessment/Action, Monitoring) METODE FARM (Finding, Assessment, Resolution, Monitoring)

  3. Metode PAM Problem • Mengumpulkan dan menginterpretasikan semua informasi yang relevan utk mengidentifikasikan masalah yang aktual dan potensial Assessment/Action • Mendaftar dan membuat prioritas semua masalah (aktual dan potensial) • Berhubungan dg staf medis, perawat, pasien utk menetapkan hasil yang diharapkan • Menetapkan dan melaksanakan semua tindakan yang perlu dilakukan Monitoring • Menilai hasil yang diperoleh dari intervensi yang telah dilakukan (jika perlu, ulangi proses PAM)

  4. Findings Assessment Resolution Monitoring Subjective Objective Assessment Plan Metode FARM Suatu pendekatan alternatif khususnya bagi farmasis = Perbandingan FARM dengan SOAP

  5. Tahap-tahap dalam FARM Finding : Identifikasi problem, khususnya DRP  disusun secara urut dan terpisah • Untreated indication • Improper drug selection • Subtherapeutic dosage • Failure to receive drug • Overdosage • ADR • Drug interaction • Drug use without indication

  6. Finding (lanjutan) • Semua penemuan problem harus didokumentasikan, baik yang aktual atau potensial • Informasi yang didokumentasikan haruslah informasi yang terkait dan diperlukan termasuk  data subyektif dan obyektif yang tekait dengan DRP

  7. Assessment • Berisi evaluasi farmasis • Perlu menunjukkan urgensi suatu problem  misalnya dengan menyatakan bahwa suatu intervensi harus dilakukan dalam hitungan hari, bulan, atau minggu • Perlu menyatakan outcome terapi yang diharapkan, baik jangka pendek (misal: BP < 140/90 mmHg), atau jangka panjang (misal : mencegah kekambuhan stroke)

  8. Resolution • Berisi tindakan yang diusulkan untuk mengatasi DRP (kepada dokter, pasien, atau caregiver) • Rekomendasi bisa berupa terapi non-farmakologi atau terapi farmakologi  jika terapi obat : harus dinyatakan dengan spesifik cara pemberiannya: nama obat, dosis, rute, waktu, durasi • Perlu juga menyatakan alasan pemilihan regimen obat tersebut • Perlu diberikan juga terapi alternatif • Jika merekomendasikan konseling  isi konseling perlu dinyatakan

  9. Monitoring • Dalam semangat pharmaceutical care  pasien tidak boleh dibiarkan begitu saja setelah dilakukan intervensi  perlu monitoring • Meliputi : bertanya pada pasien, mendapatkan data lab, memantau kondisi fisik pasien • Parameter pemantauan harus jelas terhadap outcome terapi maupn ADR • Mis : “ monitor GI complaint” kurang spesifik, lebih baik : tanyai pasien tentang kemungkinan terjadinya dispepsia, diare, atau konstipasi

  10. Kasus 1 FINDING An HM (5 th/16 kg) Diagnosis : Status epilepticus Suspect encefalitis Suspec sepsis Terapi : Sucralfat (inpepsa), ranitidin Ceftriaxon, Valium injeksi dan dilantin

  11. Assesment Sukralfat menyebabkan kerusakan ginjal Ranitidin jangka panjang akan  flora normal sal cerna  sepsis ES Ceftriaxone : gangg hematologi, GI, pusing krn tek darah Resolution & Monitoring Utk stress ulcer digunakan ranitidin Pemberian ranitidin paling lama 10 – 15 hari Cek darah lengkap dan tek darah

  12. Assesment Valium inj harus pelan krn dpt tjd depresi pernafasan Dilantin mempunyai IT sempit & interaksi dg ranitidin dpt  kdr dilantin darah Resolution & Monitoring Konseling pada perawat Pemantauan kadar dilantin dlm darah

  13. Assesment Valium & dilantin adl inj dlm ampul  perlu perhatian cara penyimpanan obat sisa & stabilitasnya Dilantin dimetabolisme di hati & ESnya mual, anemia megaloblastik Resolution & Monitoring Konseling ke perawat Cek darah lengkap & fungsi hati (SGOT, SGPT)

  14. Kasus 2 FINDING An ES (1 bulan/3,8 kg) Diagnosis : Decompensatio cordis + Broncopneumonia Terapi : Gentamisin, Lasix, kaptopril, dan Cloxacillin

  15. Assesment Interaksi gentamicin dan lasix dpt  risiko nefrotoksik Kaptopril dan lasix menyebabkan efek hipotensi mendadak Stabilitas cloxacillin stlh direkonstitusi rendah Resolution & Monitoring Memperpanjang wkt pemberian & monitoring kdr gentamicin dlm drh Monitoring vital sign (TD) Segera digunakan dlm wkt 30 menit setelah direkonstitusi

  16. Assesment Kaptopril jangka lama menyebabkan batuk Penggunaan gentamicin dlm wkt 10 – 14 hari menyebabkan ototoksik dan nefrotoksik Resolution & Monitoring Jika ESO sangat mengganggu, maka diganti antihipertensi lain Gentamicin dapat diganti dg antibiotik golongan lain, jika pasien belum sembuh

  17. Kasus 3 FINDING An. MA (9 th/20 kg) Diagnosa : Burkitt’s Lymphoma Terapi : Cyclophosphamide (CPA) Metroteksat (MTX) Vincristin Codein

  18. Assesment CPA dan MTX menyebabkan mual & muntah Kmk tjd myelosupresi Resolution & Monitoring Pemberian antiemetik sebelum kemoterapi CPA & MTX Cek darah lengkap sebelum & sesudah terapi, monitor tanda2 perdarahan, monitor vital sign utk melihat tanda2 myelosupresi

  19. Assesment Vincristin & Codein menyebabkan konstipasi Vincristin & CPA mengakibatkan alopecia Resolution & Monitoring Kontrol BAB, disarankan minum air putih & susu hangat saat bangun pagi, bila perlu beri laksatif KIE pada keluarga pasien mengenai ES ini

  20. Assesment Vincristin menyebabkan neuropati perifer MTX menyebabkan hepatotoksik Resolution & Monitoring KIE pada kelg pasien, segera lapor ke dokter jika terdapat tanda2 ES (kesemutan, kaku, lemah tungkai) Disarankan pemeriksaan SGOT, SGPT sebelum & sesudah kemoterapi MTX, memantau kondisi klinis jika sakit pada perut sebelah kanan, mual, muntah, ascites, dll

  21. Assesment CPA menyebabkan urotoksik Resolution & Monitoring Diberikan bersama2 Mesna utk mencegah urothelial toxicity atau dilakukan hidrasi setelah pemberian CPA, perlu pengaturan dosis Mesna {dosis Mesna = (60% - 180%) X Dosis CPA}

  22. SELESAI…..

  23. TUGAS • Buat skenario (kasus) dengan metode pemecahan farmasi klinis SOAP, FARM atau PAM (pilih salah satu) • Dikerjakan secara kelompok sesuai kelompok praktikum farmakoterapi • Harap dikumpulkan sebelum minggu tenang

More Related