1 / 34

SUARA PEKERJA KONTRAK SEBAGAI REFLEKSI KEMISKINAN DAN PENGANGGURAN DI SUMATERA BARAT Oleh

SUARA PEKERJA KONTRAK SEBAGAI REFLEKSI KEMISKINAN DAN PENGANGGURAN DI SUMATERA BARAT Oleh Josefino S. Yessy Markolinda Dibiayai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi , Departemen Pendidikan Nasional yang dialokasikan melalui DIPA Universitas Andalas

soleil
Download Presentation

SUARA PEKERJA KONTRAK SEBAGAI REFLEKSI KEMISKINAN DAN PENGANGGURAN DI SUMATERA BARAT Oleh

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. SUARA PEKERJA KONTRAK SEBAGAI REFLEKSI KEMISKINAN DAN PENGANGGURAN DI SUMATERA BARAT Oleh Josefino S. YessyMarkolinda DibiayaiolehDirektoratJenderalPendidikanTinggi, DepartemenPendidikanNasional yang dialokasikanmelalui DIPA UniversitasAndalas SesuaidenganSuratPerjanjianPelaksanaanPenelitian Nomor: 120/H.16/PL/HB.PSN/IV/2009 FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS ANDALAS PADANG November 2009

  2. Sistem hubungan kerja antara perusahaan dengan pekerja kontraktermasuk masalah yang dianggap krusial. Berdasarkan hasil penelitian sistem yang diterapkan perusahaan merugikan para pekerja kontrak. Parameter pengukur adalah UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Pasal 1338 KUH Perdata, Konvensi ILO, dan dasar-dasar hukum terkait lainnya seputar: A.1 Sistem Hubungan Kerja pada tahun 2009

  3. pola rekruitmen pekerja kontrak; proses, prosedur, dan kebebasan berkontrak yang menyangkut (a) terjadinya perjanjian, (b) akibat perjanjian, dan (c) isi perjanjian sahnya kontrak terkait dengan (a) kesepakatan kedua belah pihak, (b) kecakapan, (c) hal tertentu, dan (d) sebab yang dibolehkan; isi surat kontrak pekerja kontrak; dan tahapan-tahapan pelaksanaan kontrak yang meliputi (a) prakontrak, (b) masa kontrak, dan (c) pascakontrak.

  4. Dipilihnya variabel ini untuk ditelusuri secara lebih mendalam pada Hibah Strategis tahun 2009 dilandasi oleh beberapa penelitian pendahuluan yang dilakukan sebelumnya. Objek yang dijadikan sasaran untuk meneliti sistem hubungan kerja dimaksud adalah (1) perusahaan industri, (2) perusahaan agro-industri, dan (3) perusahaan jasa di Sumatera Barat yang memenuhi kriteria akademis yang ditetapkan.

  5. Gambar 1. PTP Nusantara-VI (Persero) Jambi- Sumbar yang terletak di Pangkalan Limo Puluah Kota yang akan dijadikan salah satu objek penelitian tahun 2010. Dialek Pangkalan adalah salah satu dialek dari tujuh dialek Minang. Gambar 3.1 dan 3.2 diambil oleh 21 November 2009 oleh tim survei awal untuk penelitian tahun kedua (tahun 2010). A.2 Seperangkat leksikon perburuhan pada tahun 2010

  6. Gambar 3.2: Afdeling I, salah satu dari ratusan leksikon berbahasa Belanda yang tersisia di PTP Nusantara-VI (Persero) Jambi-Sumbar yang perlu ditelusuri untuk memperkaya ranah linguistik dan budaya perburuhan. Selain sejumlah istilah berbahasa Belanda, sejumlah leksikon (sejenis slang/ colloquial Minang juga beredar di kalangan pekerja. Sebagian besar leksikon tersebut tidak terdaftar dalam beberapa kamus Minang yang sudah beredar secara nasional

  7. Seperangkat leksikon perburuhan yang beredar di kalangan pekerja kontrak di Sumatera Barat tidak hanya mereflesikan kemiskinan, tetapi juga kultur, ideologi, dan tangisan pekerja. Seperangkat leksikon perburuhan seperti simbol, ikon, tanda, istilah Minang, dan istilah khusus perburuhan pada (1) perusahaan industri, (2) perusahaan agro-industri, dan (3) perusahaan jasa di Sumatera Barat yang memenuhi kriteria akademis yang ditetapkan akan diteliti pada tahun 2010. Leksikon perburuhan dimaksud memuat beberapa aspek berikut.

  8. Terma/istilah untuk menyebut pekerja kontrak yang beredar di masing-masing perusahaan dan perkebunan; Jenis-jenis hukuman yang dijatuhkan pihak perkebunan/perusahaan kepada pekerja kontrak (seperti denda, skorsing, surat perjanjian atas segel/materai, PHK, dan lain-lain); Seperangkat leksikon seputar perlindungan dan keselamatan kerja bagi pekerja kontrak (misalnya helm, pelindung mata, sarung tangan, sepatu, dan lain-lain); Sistem kenaikan golongan, sistem penggajian (kenaikan gaji, gaji berkala atau potongan gaji bulanan) pekerja kontrak (seperti potongan PPH Pasal 21, dan lain-lain); Jenis-jenis pekerjaan yang dilakukan pekerja kontrak pada perusahaan dan perkebunan; Alat-alat berbahaya atau bahan-bahan beracun yang beresiko pada pekerja kontrak

  9. Seperangkat leksikon terkait dengan pendidikan/pelatihan untuk para pekerja kontrak; Antisipasi kecelakaan kerja, pencegahan keracunan, dan perlindungan kesehatan oleh pihak perusahaan dan perkebunan kepada pekerja kontrak; Jenis-jenis kecelakaan kerja yang pernah dialami pekerja kontrak; Seperangkat leksikon terkait dengan fasilitas kerja (termasuk pemukiman atau perumahan pekerja kontrak) pekerja kontrak; Perangkat-perangkat keamanan yang mengawasi pekerja kontrak (seperti satpam, hansip, “centeng”, polisi, teknologi, dan lain-lain); Seperangkat leksikon yang berhubungan dengan perlakuan dan diskriminasi perusahaan dan perkebunan terhadap pekerja kontrak baik diskriminasi antar pekerja kontrak laki-laki versus perempuan (berbasis gender) maupun pekerja kontrak versus pekerja tetap;

  10. Seperangkat leksikon seputar perjuangan serikat pekerja (organisasi buruh) terhadap pekerja kontrak perusahaan dan perkebunan di Sumatera Barat; Seperangkat leksikon yang berhubungan dengan fasilitas kesehatan (seperti poliklinik khusus, bidan, dokter, dan lain-lain); Seperangkat leksikon seputar konflik yang pernah terjadi antara perusahaan dan perkebunan dengan pekerja kontrak; dan Seperangkat leksikon Minang yang beredar di kalangan pekerja kontrak di perusahaan dan perkebunan di Sumatera Barat; Upaya-upaya atau kebijakan-kebijakan yang perlu dilakukan untuk mengatasi problema/penindasan yang dihadapi oleh pekerja kontrak; dan Upaya-upaya yang perlu dilakukan untuk mendokumentasikan seperangkat leksikon perburuhan dalam kamus Minangkabau Selain istilah-istilah perburuhan, masih banyak istilah-istilah khusus Minang yang mengemuka di kalangan pekerja kontrak di perusahaan dan perkebunan yang belum terdata dalam kamus-kamus Minang.

  11. Luaran dan produk yang sudah dihasilkan tahun 2009 yang perlu ditindaklanjuti pada tahun 2010-2011 adalah sebagai berikut B. Luaran dan Produk yang Dihasilkan B.1 Data Deskripsi/Peta Masalah Data deskripsi untuk mengukur apakah UU Nomor 13 tentang Ketenagakerjaan sudah dijalankan oleh perusahaan-perusahaan di Sumatera Barat seputar pada tabel berikut sudah berhasil disusun. Demikian pula peta masalah pekerja kontrak di perusahaan industri, agro-industri, dan jasa di Sumatera Barat. Sejumlah masalah yang ditemukan perlu dicarikan sejumlah alternatif pemecahannya yang akan dilakukan pada tahun 2010

  12. Sebuah artikel berjudul “Analisis Surat Perjanjian Kerja antara Pekerja Kontrak dengan Perusahaan Sektor Industri”Linguistika Kultura, Vol.03, No.02/November/2009 (dapat dilihat pada Daftar Lampiran IV dalam proposal). Di awal tahun 2010, sebuah draf artikel untuk jurnal terakreditasi dengan judul “Sistem Kerja Kontrak dalam Hubungan Kerja di Perusahaan-perusahaan di Sumatera Barat (Ditinjau dari Pasal 59 Undang-undang No. 13 Tahun 2003)” sudah disiapkan pula untuk jurnal linguistik MLI (dapat dilihat pada Daftar Lampiran IV). Hasil penelitian ini pada akhir tahun 2010 akan diterbitkan di jurnal internasional ILO. B.2 Artikel ilmiah

  13. Puluhan variabel peta masalah pekerja kontrak di Sumatera Barat terutama di sektor industri dan jasa sudah teridenfikasi pada Hibah Strategis tahun 2009. Demikian pula puluhan paket kebijakan untuk mengatasi masalah pekerja kontrak di Sumatera Barat. Peta masalah dan paket kebijakan pekerja kontrak pada perusahaan sektor agro-industri menjadi fokus penelitian tahun 2010. Baik peta masalah maupun paket kebijakan dapat dimanfaatkan oleh (1) peneliti perburuhan, (2) Serikat Buruh, (3) Pemda, (4) perusahaan, (5) pekerja kontrak, dan (6) para stake holder. B.3 Paket Kebijakan

  14. Hasil penelitian pada aspek-aspek terkait sudah dapat mengembangkan mata kuliah kewirausahaan dan ilmu komunikasi yang pengusul asuh terutama terkait dengan sistem komunikasi dan pola manajemen perusahaan yang pada gilirannya nanti dapat membantu mahasiswa agar dapat melakukan usaha mandiri atau membuka lapangan kerja mandiri. B.4 Pengembangan RKPPS/ Materi Ajar Mata Kuliah

  15. Setiap tahun penelitian diperkirakan dapat merangkum seperangkat leksikon perburuhan terutama yang terkait dengan pekerja kontrak berdasarkan tujuan-tujuan penelitian yang sudah diutarakan. Hasil penelitian Hibah Strategis tahun 2009 sudah mampu merangkul ratusan kata/simbol seputar perburuhan pekerja kontrak sektor industri dan jasa di Sumatera Barat (selanjutnya dapat dibaca Bab V). Di akhir tahun 2010, puluhan leksikon perburuhan dari sektor perusahaan agro-industri juga akan teridentifikasi. Kamus saku ini pada tahun 2012 diperkirakan berjumlah minimal 500 leksikon/entri. B.5 Kamus Saku Perburuhan

  16. Hasil penelitian ini di tahun 2010 diharapkan dapat memberi masukan UU Nomor 13 tentang Ketenagakerjaan yang sampai saat ini beberapa poinnya masih sering diperdebatkan. B.6 Rekomendasi untuk UU Nomor 13 tentang Ketenagakerjaan

  17. Sejumlah lokasi yang dijadikan sebagai basis penelitian Hibah Strategis tahun 2009 (Gambar 4.1 Kolom E) serta keberlanjutannya pada tahun 2010 dapat dilihat pada (Kolom F) halaman berikut. C. Metode dan Teori C.1 Lokasi-lokasi Penelitian

  18. Gambar 4.1: Lokasi-lokasi Penelitian

  19. Matriks tersebut sudah mempertimbangkan sejumlah tujuan penelitian yang dipetakan berdasarkan kepemilikan (BUMN/Swasta) dan sektor usaha (industri, agro industri, jasa perbankan dan jasa telekomunikasi). Matriks tersebut dipertimbangkan untuk memilih lokasi-lokasi per tahun penelitian.

  20. Tahun pertama Hibah Strategis tahun 2009, objek penelitian sudah difokuskan kepada para pekerja kontrak yang bergerak di sektor usaha industri dan jasa di Sumatera Barat. Sebanyak 13 perusahaan yang bergerak di sektor industri, agro-industri, dan jasa di Sumatera Barat yang memenuhi kriteria akademis sudah ditelusuri semaksimal mungkin. Sebagian foto informan dan foto lapangan yang diambil umumnya dengan MP9 (rekaman tersembunyi) dapat dilihat pada subbagian pengambilan data (foto dan video lengkap dapat dilihat dalam Daftar Lampiran)

  21. C.2 Lokasi Penelitian Tahun Kedua (Tahun 2010) Gambar 4.1: Lokasi-lokasi Penelitian

  22. Sejumlah lokasi yang mempekerjakan pekerja kontrak khususnya yang bergerak di sektor perkebunan kelapa sawit (sektor usaha agro industri) dijadikan basis pertimbangan lokasi penelitian pada tahun 2010. Selain beberapa lokasi baru, dua lokasi penelitian Hibah Strategis tahun 2009, yakni (1) PT. Bakrie Pasaman Plantation dan (2) PT. Agrowisata di Pasaman dengan pertimbangan bahwa Pasaman adalah salah satu dialek Minang dari tujuh dialek Minang yang ada dijadikan kembali sebagai basis penelitian kembali sebagai lokasi penelitian tahun kedua (tahun 2010). Berikut sejumlah survei awal yang sudah dilakukan di akhir tahun 2009 C.3 Pertimbangan Akademis Pemilihan Lokasi dan Fokus Penelitian

  23. Gambar 4.4: Perkebunan Teh di Kabupaten Solok

  24. Berikut overview lokasi penelitian secara geografis berdasarkan laporan tim survei Hibah Strategis bulan Noveber tahun 2009. Lokasi PTP Nusantara-VI (Persero) Jambi- Sumbar yang terletak di Pangkalan Limo Puluah Kota berjarak kira-kira 200 km dari Padang. Lokasi perusahaan di Muaro Sakai di Lunang Silaut, Kabupaten Pesisir Selatan lebih dari 250 km dari Padang. Lokasi perusahaan PT Karbindo Abesyapradhi dan PD Perkebunan Bina Sejahtera (milik Pemda Kabupaten) adalah di Kamang Baru, Kabupaten Sijunjung lebih kurang 175 km dari Padang. Jalan dari Padang sampai ke ibu kecamatan Kamang Baru – jalan antara Kiliran Jao (Sumbar) dan Pekanbaru (Riau) – ada beraspal beton. Jalandariibukecamatankelokasiperkebunanjalankerikilataujalantanah. Kedudukanperusahaan PT Incasi Raya diKecamatan Koto BarudanRumbai, KabupatenDharmasraya, 250 km lebihdari Padang. Lokasiperkebunan the diKayuJao, KabupatenSolok (PTP VI) kuranglebih 60 km dari Padang. Perusahan PT Bakrie Pasaman Plantation / PT GersindoMinang Plantation berloksikuranglebih 250 km dari Padang. C.4 Pertimbangan Geografis Lokasi Penelitian Tahun 2010

  25. Penelitian ini menggunakan kriteria kualitatif dalam upaya pemecahan masalah yang disebut Glaser dan Strauss (1985:15—23) dengan grounded theory (pencarian teori berdasarkan pada data). Pemakaian metode kualitatif sesuai dengan tipe penelitian yang akan dilakukan memiliki beberapa manfaat. Pertama, peneliti mampu menggunakan kompetensi yang dimiliki (kompetensi linguistik, kompetensi komunikatif, dan kompetensi kultural). Kedua, peneliti dapat menjangkau kedalaman dan keterkaitan makna interaksi antara tuntutan ideal (dassolen) sesuai Undang-undang No 13 tentang Ketenagakerjaan dengan tuntutan lapangan (dassein) dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. C.6 Disain penelitian

  26. Ketiga, hubungan personal antara peneliti dengan responden dapat digunakan untuk memberikan jaminan adanya kepercayaan bahwa data penelitian yang didapatkan sesuai dengan fenomena yang ada di tempat bekerja pekerja kontrak. Keempat, peneliti dapat berperan sebagai human instrument, sekalipun bukan sebagai informan kunci (Moleong 1991:121—125). Dengan demikian, self correcting dan kedalaman interpretasi melalui umpan balik dari responden/data lapangan demi untuk menvalidasi dan memperkaya pemerian hasil penelitian dapat dilakukan.

  27. Baik lokasi penelitian maupun responden/informan yang dipilih berdasarkan acuan kualitatif diharapkan memiliki sejumlah alasan akademis (academic explanation) yang memadai (Moleong, 1991; Miles, 1992; Muhadjir, 1988; 1998; dan Brannen, 1996). Dengan demikian, lokasi-lokasi penelitian dipilih berdasarkan beberapa pertimbangan (purposive sampling). Masing-masing pekerja kontrak pada masing-masing lokasi penelitian akan diambil representasinya sampai data mengalami titik kejenuhan (saturation). C.7 Subjek/objek penelitian/Responden/Informan

  28. Dengan demikian, penelitian ini akan memilih responden dan informan secara purposif (purposive sampling) dengan sejumlah kriteria akademis berikut: • berstatus sebagai pekerja kontrak; • sudah bekerja minimal enam bulan; • bekerja pada lokasi-lokasi penelitian yang sudah ditentukan.

  29. Data penelitian akan dikumpulkan dengan sejumlah instrumen, yaitu (1) daftar isian, (2) observasi partisipan, (3) wawancara dengan para pekerja kontrak, (4) dokumentasi, dan (5) meeting. Berikut tahap sejumlah instrumen yang akan diaplikasikan secara hirarkis. C.8 Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen

  30. Data yang sudah terkumpul dianalisis dengan metode kualitatif dan hasil analisis disajikan secara deskriptif analitis. Pertama, teknik triangulasi nara sumber. Beberapa tahapan yang akan dilakukan (1) data/informasi yang telah diperoleh dari narasumber (pekerja kontrak) akan dicek keabsahannya dengan narasumber (pihak perusahaan); (2) data/informasi yang didapat dari (pekerja kontrak A di perusahaan yang sama) akan di-crosscheck keabsahannya dengan (pekerja kontrak B di perusahaan yang sama); dan (3) data/informasi yang didapat dari (pekerja kontrak perusahaan A) akan di-crosscheck kebasahannya dengan (pekerja kontrak perusahaan B). C.9 Analisis Data dan Kesahihan/Reliabilitas

  31. Kedua, teknik triangulasi metode/instrumen. Crosscheck akan dilakukan antar: (1) masing-masing instrumen; (2) instrumen daftar isian dengan wawancara; (3) instrumen wawancara dengan data dokumentasi; (4) instrumen dokumentasi dengan observasi partispan dan data real lapangan; dan (5) analisis kualitatif dengan kuantitatif. Ketiga, triangulasi teori. Tahapan yang akan dilakukan adalah mensintesiskan antara (1) tuntutan ideal UU Nomor 13 tentang Ketenagakerjaan dan KUH Perdata dengan teori manajemen pengembangan perusahaan dan (2) pendekatan pekerja kontrak di Indonesia dengan ILO; dan lain-lain.

More Related