1 / 19

KESEHATAN MENTAL PADA PEKERJA

KESEHATAN MENTAL PADA PEKERJA. Tun Kurniasih Bastaman. Pengertian. Kesehatan mental = kesehatan jiwa (istilah mental digunakan untuk menghindarkan arti ganda kata jiwa)

kineta
Download Presentation

KESEHATAN MENTAL PADA PEKERJA

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. KESEHATAN MENTAL PADA PEKERJA Tun Kurniasih Bastaman

  2. Pengertian • Kesehatan mental = kesehatan jiwa (istilah mental digunakan untuk menghindarkan arti ganda kata jiwa) • Definisi kesehatan mental (WHO) : a state of well-being - kondisi ketika seseorang merasa sehat dan bahagia -, mampu menghadapi tantangan hidup, dapat menerima orang lain apa adanya, bersikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain, serta berkegiatan yang produktif

  3. Gangguan jiwa : ditandai oleh gejala klinik yang nyata, ada/tidak ada keluhan subyektif, serta terdapat hendaya (impairment) dalam fungsi penting kehidupan sehari-hari (yaitu fungsi pekerjaan dan fungsi sosial) • Gejala klinik: dibuktikan dengan terdapatnya psikopatologi pada pemeriksaan klinik • Keluhan subyektif dialami sebagai “distress”

  4. Diagnosis • Penting sebagai 1) landasan kerja klinik (menentukan tindakan terapi), 2) sebagai alat komunikasi dengan rekan profesi, 3) sebagai alat pencatatan untuk kepentingan penelitian dan statistik • Disepakati dalam psikiatri diagnosis dibuat berdasarkan deskripsi gejala dan bersifat a-teoretik, karena sampai saat ini tidak ada satu pun gangguan jiwa yang diketahui secara pasti penyebabnya (kecuali gangguan mental organik)

  5. Diagnosis ditegakkan dengan kerangka pikir hierarkik yang menempatkan gangguan mental organik pada hierarkik tertinggi. Artinya harus disingkirkan dulu penyebab organik, baru turun ke kondisi mental/psikologik. • Penyebab organik : tumor, infeksi, trauma metabolisme, penggunaan zat , peny pembuluh darah dsb. yang semua menimbulkan gangguan fungsi otak yang bermanifestasi dalam gangguan perilaku

  6. Cara membuat diagnosis adalah dengan mengumpulkan gejala yang ditemukan sehingga memenuhi kriteria yang disyaratkan dalam penggolongan diagnosis menurut PPDGJ (Pedoman dan Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa) • Contoh : Skizofrenia Gangguan Bipolar

  7. Gangguan Depresi Gangguan Cemas Gangguan Penyesuaian Gangguan Somatisasi Gangguan Kepribadian

  8. Gangguan Kepribadian • Didefinisikan sebagai pola perilaku yang menetap yang mencakup persepsi diri dan persepsi terhadap lingkungan sehingga akan mempengaruhi hubungan interpersonal • Tanda utama terdapat dalam area kognitif, afektif, hubungan interpersonal dan kontrol impuls

  9. Contoh : 1. Gangguan Kepribadian Paranoid: curiga tanpa alasan bahwa orang lain akan mencelakakan/menjatuhkan dirinya, tidak percaya, meragukan kesetiakawanan, tidak terbuka karena takut informasi tentang dirinya disalahgunakan, pendendam, cemburuan

  10. 2. Gangguan Kepribadian Skizoid : penyendiri, tak butuh teman, “cuek” terhadap pujian atau kritikan, emosi dingin, berjarak 3. Gangguan Kepribadian Antisosial: melanggar norma sosial atau hukum yang berlaku sehingga berulang ditangkap polisi, tidak dapat dipercaya karena pembohong, sering menipu (untuk keuntungan/kesenangan dirinya), impulsif (tidak pikir panjang),

  11. ….irrirtable, agresif, berulang berkelahi, mengabaikan keselamatan oranglain, tidak bertanggungjawab (tidak bayar hutang), tidak ada rasa bersalah, “cuek” bahwa telah menyakiti orang lain atau cari alasan rasionalisasi

  12. 4. Gangguan Kepribadian Ambang (Borderline): tidak stabil dalam hubungan interpersonal (takut ditinggal), bisa sangat menyanjung atau membenci seseorang, identitas diri sangat tak stabil, emosi labil (irritable, cemas, disforik), impulsif (penyalahgunaan zat, boros, ngebut, sex bebas), berulang mencoba bunuh diri, merasa hampa

  13. 5. Gangguan Kepribadian Histrionik: selalu ingin menjadi pusat perhatian, seduktif/provokatif secara seksual, emosi cepat berubah, menggunakan daya tarik fisik untuk mendapat perhatian, dramatisasi, teatral, mudah disugesti, “sok akrab”

  14. 6. Gangguan Kepribadian Narsisistik: merasa diri penting, superior yang tak didukung fakta, berpreokupasi tentang kesuksesan diri (kekuasaan, kepintaran, kecantikan), percaya bahwa dirinya spesial karena itu hanya pantas bergaul dengan orang yang berstatus sosial tinggi, mengharap diperlakukan istimewa, mengeksploitasi orang lain, kurang punya empati, iri terhadap orang lain atau menuduh orang lain iri padanya, angkuh

  15. 7. Gangguan Kepribadian Menghindar: menghindari aktivitas yang melibatkan hubungan dengan orang lain karena takut dikritik atau ditolak, hanya mau bergaul kalau ada jaminan bahwa ia diterima, sulit memulai hubungan dengan orang lain karena takut dipermalukan, menganggap dirinya tak mampu dan lebih rendah dari orang lain

  16. 8. Gangguan Kepribadian Dependen : sulit memutuskan dalam kejadian sehari-hari tanpa minta nasehat orang lain, tergantung kepada orang lain dalam sebagian besar area kehidupannya, rela berkorban untuk yang digantunginya, sulit mengerjakan sesuatu sendiri, merasa tak berdaya ketika sendiri, selalu khawatir bahwa akan ditinggal oleh yang digantunginya

  17. 9. Gangguan Kepribadian Obsesif-kompulsif (Anankastik): berpreokupasi terhadap detil, aturan, urutan, daftar, jadwal sehingga mengabaikan hal utama, perfeksionis (terlambat membuat laporan karena belum sempurna), mencintai pekerjaaan sehingga tak dapat bersenang-senang, sangat berhati-hati dan mematuhi kaidah moral dan etik, tak dapat membuang benda-benda yang menurutnya mengandung kenangan, tak bisa mendelegasikan tugas kepada orang lain karena takut tak memenuhi standar menurutnya, kaku dan keras kepala, pelit

  18. Tatalaksana • Tatalaksana komprehensif meliputi : > farmakoterapi > psikoterapi > manipulasi lingkungan

  19. Terima Kasih

More Related