1 / 70

TERAPI FISIATRIK

TERAPI FISIATRIK. Oleh : Dr. Siti Maryani, Sp. KFR.

amber-lopez
Download Presentation

TERAPI FISIATRIK

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. TERAPI FISIATRIK Oleh : Dr. Siti Maryani, Sp. KFR

  2. Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi ( Physical Medicine and Rehabilitation) atau Ilmu kedokteran Fisik (Physiatry) secara formal diakui sebagai salah satu disiplin ilmu kedokteran spesialis pada tahun 1947 di AS, ditandai dengan dibentuknya The American Board of Physical Medicine and Rehabilitation.

  3. TERMINOLOGI Untuk disiplin IKFR secara internasional dikenal 3 nama : • Physiatry, atau Ilmu Kedokteran Fisik, adalah nama pertama yang dikenal. Dokter spesialisnya disebut physiatrist. • Physical Medicine and Rehabilitation (PMR) atau Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi (IKFR) adalah istilah yang lebih populer, merupakan perkembangan dari terminologi fisiatri mencakup bidang rehabilitasi medik fisik. • Rehabilitation Medicine atau Ilmu kedokteran Rehabilitasi, kadang-kadang disebut Ilmu Rehabilitasi Medik.

  4. RUANG LINGKUP TERAPI FISIATRIK Terapi fisiatrik menyangkut : • Fisioterapi (physiotherapy = physical therapy) • Okupasional terapi (occupational therapy) • Terapi wicara (speech therapy) • Ortotik-prostetik (orthotics-prosthetics)

  5. TERAPI FISIK Meliputi : • Terapi panas • Terapi dingin • Masase • Traksi leher dan pinggang/pelvis • Stimulasi listrik • Penjaruman/ terapi fisik dengan suntikan • Hidroterapi • Terapi latihan • Actinotherapy • Strapping and bandaging

  6. TERAPI PANAS Berdasrkan penetrasi : • Terapi panas superfisial : sampai kutis dan subkutis alat yang dipakai : - lampu infra red - kompres air panas - uap panas - parafin - heated pad mandi air panas (kombinasi dengan hidroterapi ) 2. Terapi panas dalam (deep heating, diathermy) : sampai ke dalam, ke otot dan tulang alat yang dipakai : - USD (ultrasound diathermy) - SWD (short wave diathermy) - MWD (micro wave diathermy)

  7. Indikasi Terapi Panas • Efek analgesik - neuralgia - sprain/ strain - articular problem - spasma otot - nyeri otot - trigger point syndrome 2. Efek anti inflamasi 3. Efek relaksasi -> spasme otot 4. Efek sedatif 5. Meningkatkan suhu jaringan 6. Vasodilatosi -> peningkatan blood flow

  8. Kontra-indikasi Terapi Panas • Radang akut • Trauma akut, sampai lenyapnya reaksi akut , biasanya setelah 72 jam. • Gangguan vaskular : obstruksi vena, insufisiensi arterial / iskhemia • Hemorrhagic diathesis / gangguan koagulasi • Malignancy • PJK (Penyakit jantung Koroner) – tidak absolut • Gangguan sensasi – tidak absolut • Bayi dan orang yang sangat tua - tidak absolut

  9. Pemanasan Superfisial Dry Heat (panas kering) : - lampu biasa - lampu infra red - botol air panas - bantal pemanas listrik (heating pad-listrik) Moist Heat (panas basah) - air hangat (104-107F) - hydrocollator pack/ HCP - uap air panas/ steambath - paraffin wax bath

  10. Lampu Infra Red Lampu infra red banyak dipakai. Jika memberi terapi pada muka, tutup mata dengan kapas atau kain kasa yang tebal dan basah. Jika ada lensa kontak, harus dilepas dulu. Jika terapi daerah bahu, lindungi telinga dan mata. Pada bekas luka yang baru, perlu dilindungi pula dengan kapas atsu kain basah. Jangan ada barang metal atau perhiasan pada daerah terapi untuk mencegah panas yang dapat membakar kulit. Beri tahu penderita bahwa yang dirasa hanya hangat yaqng nyaman, bukan panas. Jika terasa panas, segera perlebar jarak. Jarak antara lampu dan kulit sekitar 45-50 cm. Lama sekali terapi 20-30 mnt.

  11. Parafin Cair Sering digunakan untuk pemakaina di rumah penderita. Cairan dihasilkan dari campuran paraffin (wax) 6 atau 7 bagian , mineral oil 1 bagian, kemudian dipanaskan sampai cair ( titik cair 126F/ 51 C) Parafin cair 55C tidak menyebabkan luka bakar dan rasa sakit . Air panas batas toleransi manusia adalah 42-45C. Hal ini terjadi karena specific heat parafin adalah setengah dari air. Teknik pemakaian yang umum adalah paraffin dip yaitu mencelupkan bagian tubuh yang diterapi ke cairan parafin. Misalnya yang diterapi adalah tangan, tangan tersebut dicelupkan ke cairan parafin beberapa detik, kemudian angkat keluar, biarkan kering ( biasanya 5 detik atau kurang) lalu tangan tersebut dicelupkan lagi, angkat lagi dan seterusnya sampai 6-12 kali, kemudian bungkus dengan handuk dan biarkan selama 20-30 menit. Terapi panas superfisial umumnya memerlukan waktu sekitar 20-30 menit untuk sekali terapi, sehari dapat 2 atau 3 kali. Di klinik rehab medik, umumnya untuk mendahului manipulasi selanjutnya, agar rasa nyeri berkurang, fleksibilitas jaringan ikat bertambah dan jika ada spasme otot, spasmenya berkurang.

  12. Deep Heating • Ultrasound Diathermy (USD) Konversi energi suara frekuensi tinggi (Vibrasi mekanik 0,7 – 1 megacycle perdetik) panas dengan penetrasi dalam (3-5 cm). Keuntungan lain USD: - punya efek masase - dapat dikombinasi dengan tujuan memasukkan bahan kimia untuk terapi melalui kulit (hidrokortison, salisilat, dan lokal anastesi). Hal ini disebut phonophoresis.

  13. 2. Short wave diathermy (SWD) merupakan gelombang pendek dengan frekuensi radio yang ultra tinggi. gelombangnya sepanjang 3-30 m, frekuensi 10-100 megacycle/ detik, dengan dalam penetrasi 1-2 cm. Dosis yang fixed tidak ada, tergantung penerimaan pasien, kontra indikasi untuk kehamilan, metallic implants dan pacemaker jantung.

  14. 3. Microwave Diathermy (MWD) Konversi energi radiasi elektromagnetik (gelombang radar) menjadi panas. Untuk pemakaian klinik, frekuensinya 2.456 dan 915 MHz. Penetrasi berbeda antara 2.456 MHz (kurang dari SWD) dengan frekuensi 915 MHz (lebih dari SWD). Kontra indikasi untuk daerah mata, kantongan cairan dan metallic implants. Seperti SWD, dosis fixed tidak aada. Meskipun dosis yang fixed untuk SWD dan MWD tidak ada, biasanya ada petunjuk umum pada masing-masing brosur alat untuk dosisnya (intensitas dan lama terapi untuk masing-masing kondisi penyakit).

  15. Komplikasi Terapi Panas • Luka bakar ( hati-hati untuk penderita dengan gangguan sensasi (DM) • Katark mata (untuk MWD) • Nekrosis jaringan (USD) • Kerusakan jaringan sekitar metal (luka bakar) yang ada pada tubuh (untuk SWD dan MWD) • Iskemia kordis • Dehidrasi Penderita DM harus hati-hati, karena mungkin terdapat iskemia dan gangguan sensasi. Jika ingin memberikan terapi panas, jangan diberikan langsung pada lokasi, tetapi lebih proksimal, untuk mencegah “stealing effect” (teknik reflex heating)

  16. Terapi Dingin Indikasi terapi dingin : • Trauma akut : menyetop pendarahan, mencegah pembengkakan, mengurangi rasa sakit. • Rheumatoid Arthritis dan semua artritis akut (adda panas lokal dan pembengkakan) • Spasme otot dan spastisitas. • Myofascial pain syndromes (Myofascial Trigger Point Syndromes = MTPS) terutama dalam bentuk spray. • Luka bakar, sebagai pertolongan pertama pada luka bakar derajat II, untuk mencegah kerusakan jaringan dan menghilangkan nyeri.

  17. Teknik pemberian : • Masase es (cukup 5 menit) -> dapat diberikan 3x sehari • Kompres es (20 menit) -> dapat diberikan 3x sehari • Imersi : cooling sprays, misalnya chloraethyl spray Pada trauma akut, dikenal slogan RICE : R : rest I : icing C : compression E : elevation

  18. Kontra indikasi terapi dingin : • Gangguan vaskular : Raynaud phenomena, iskemik lokal dan stasis. • Alergi terhadap dingin.

  19. MASASE Masase merupakan jenis terapi fisik paling kuno. Pada indikasi yang tepat dan dengan teknik yang tepat, hasil terapeutiknya sangat nyata. Masase tidak dapat diterjemahkan sebagai pijat atau urut, karena yang terkandung dalam istilah masase, selain pijat (kneading) dan urut (stroking) juga ada yang lain seperti perkusi (dengan variasinya), friksi/ tekanan dan vibrasi.

  20. Traksi Leher dan Pinggang/ Pelvis Pengobatan traksi leher (cervical traction) dan traksi pinggang/ pelvis (lumbal/ pelvic traction) sangat dikenal di dunia kedokteran. Traksi leher dapat dilakukan secara manual atau dengan alat traksi, tetapi untuk lumbal hanya dapat dilakukan dengan alat, hal ini karena pada daerah lumbal otot-ototnya lebih kuat. Beban traksi pada leher biasanya sekitar 5-10 kg.

  21. Manual Cervical Traction Manual cervical traction adalah traksi leher yang tidak menggunakan alat traksi listrik (non-motorized cervical traction) tetapi hanya menggunakan sling dan sistem pulley (katrol) yang digerakkan secara manual. Indikasi traksi servikal : • Cervical Root Syndromes (CRS), yaitu keadaan dimana terdapat iritasi akar saraf leher. • Nyeri leher di luar CRS, umunya karena nyeri dan spsme otot.

  22. Kontra indikasi traksi leher :: • Infeksi spinal : tbc, osteomielitis • Adanya kompresi mielum • Malignansi di daerah servikal • Osteoporosis • Hipertensi maligna dan PJK • Orang tua yang sangat lemah • Kehamilan • Rheumatoid arthritis servikal

  23. Traksi Pinggang / Pelvis Dibandingkan dengan traksi leher, traksi pelvis kegunaannnya lebih banyak diperdebatkan. Ynag perlu diperhatikan selama terapi traksi ini, tidak boleh terjadi penambahan lordose lumbal. Untuk itu kedua sendi lutut dan paha harus dalam keadaan fleksi. Untuk mengurangi lordose, ada yang menganjurkan kedua tungkai dinaikka, dapat dengan memakai slings/ gantungan atau dengan memberi meja kecil dengan permukaan lunak atau tumpukan bantal. Pelvic belt-nya juga dapat mempengaruhi, dimana bentuk single strap, berupa posterior strap, dianggap paling ideal.

  24. Indikasi traksi pinggang/ pelvis : • Nyeri punggung bawah (NPB) baik karena strains (dari otot dan tendon), sprains (dari ligamen), spasme otot, atau karena diskogenik misalnya HNP yang perlu perawatan konservatif. • Kontra indikasi praktis sama dengan kontra indikasi leher, kecuali kehamilan menjadi kontraindikasi absolut

  25. Stimulasi Listrik Tujuan stimulasi listrik dapat dibagi atas : 1.Menimbulkan kontraksi otot 2. Menghilangkan nyeri dan spasme otot 3. Untuk latihan : myofeedback 4. Dalam program : iontophoresis 5. Elektrodiagnosa

  26. Ada 3 tipe arus listrik (current) yang digunakan : • Direct current galvanism • Sinusoidal current • Alternating current faradism

  27. GALVANISM Terapi galvanik digunakan untuk : • Stimulasi otot sehingga timbul kontraksi otot, dengan tujuan penguatan atau mempertahankan kekuatan otot. • Iontophoresis aatau ionisasi yaitu memasukkan bahan obat secara lokal melalui kulit. • Medical galvanism atau anodal galvanism, bertujuan menghilangkan nyeri dan mengurangi pembengkakan jaringan.

  28. Sinusoidal Current Merupakan alternating current dengan gelombang halus 60 cycle. Dalam bentuk ini, stimulasi tidak begitu terasa sakit. Digunakan untuk stimulasi otot untuk penguatan atau pencegahan atrofi atau untuk menghilangkan nyeri dan spasme otot.

  29. FARADISM Digunakan untuk : • Stimulasi otot • Elektrodiagnosa • Subtonal faradism

  30. TENS (Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation) TENS sudah cukup populer baik di kalangan dokter maupun masyarakat, sebagai alat stimulasi listrik untuk menghilangkan nyeri (analgesia). Diindikasikan untuk nyeri akut (trauma, inflamasi) dan nyeri kronis (untuk segala kondisi). Dan akhir-akhir ini mulai banyak digunakan sebagai bagian terapi paliatif kanker.

  31. Kontra indikasi Stimulasi Listrik • Penderita dengan cardiac pacemaker • Penderita penyakit jantung koroner • Daerah dada di depan jantung • Daerah sekitar uterus wanita hamil • Daerah kulit baru • Luka terbuka atau abrasi • Daerah sekitar fraktur yang baru atau nonunion farcture jika stimulasi menimbulkan konstraksi otot

  32. MYOFEEDBACK • Re-edukasi otot • Relaksasi otot

  33. Penjaruman/ Terapi Fisik dengan Suntikan Penjaruman atau dry needling dalam fisiatri dihubungkan dengan konsep “trigger point” pada kondisi yang disebut Myofascial Trigger Point Syndromes (MTPS) Suntikan lokal yang diberikan pada “trigger point”, konsep terapeutiknya sama dengan dry needling, jadi karena efek fisikalnya, bukan karena efek biokimiawi bahan yang disuntikkan, hasilnya sama dengan yang didapat dengan suntikan kortikosteroid lokal ataupun anastesi lokal. Prinsipnya adalah menghancurkan “trigger pont”.

  34. HIDROTERAPI Adalah terapi fisik dengan memanfaatkan sifat-sifat fisik dari air. Contoh alat hidroterapi : • Kolam air • Whirlpool (bak air putaran) • Hubbard Tank -> lebih besar dari whirlpool • Contrast bath -> untuk terapi kekakuan sendi dan nyeri

  35. Terapi Latihan (Therapeutic Exercises) Adalah suatu program latihan yang bertujuan terapeutik (penyembuhan/ pemulihan)

  36. Jenis Terapi Latihan • Latihan mobilitas sendi/ Range of Motion (ROM) Exercise • Latihan penguatan/ strengthening exercise • Latihan daya tahan/ endurance exercise • Latihan koordinasi/ coordination exercise • Latihan dengan sasaran khusus

  37. ACTINOTHERAPY Adalah pengobatan dengan sinar ultraviolet (panjang gelombang 180-400 mU = 1.800-4.000 A unit). Dapat juga digunakan untuk diagnosa Ca dan precancerous area pada kulit, serta infeksi jamur di kepala. Tetapi karena ada bahaya efek samping, terapi ini sudah jarang digunakan.

  38. Instalasi Rehabilitasi Medik (IRM) Adalah suatu sarana untuk menyelenggarakan pelayanan yang diselenggarakan oleh Tim Rehabilitasi Medik

  39. Tim Rehabilitasi Medik • Dokter Spesialis Rehabilitasi Medik, yang berperan sebagai manager • Physio Therapist • Occupational Therapist • Perawat Rehabilitasi • Speech Therapist • Psikolog • Pekerja Sosial Medik • Rohaniawan • Ortotis Prostetis • Pasien dan Keluarganya

  40. Rehabilitasi Medik Cedera Olah Raga Patofisiologi Cedera dan Terjadinya Penyembuhan Proses Inflamasi : Selama 7 hari pertama sesudah cedera proses inflamasi akut terjadi dengan cepat. Terjadi pendarahan dan infiltrasi sel-sel. Ini menyebabkan nyeri, efusi dan edema.

  41. Zatkimiadariresponinflamasibisadibagimenjadikategori : • Substansivasoaktif yang menyebabkanvasodilatasidanpeningkatanpermeabilitaspembuluhdarah contoh : histamin, anaphilatokin, kinindan prostaglandin Pembentukan prostaglandin bisadihambatolehobat anti inflamasiseperti corticosteroid. Dexametasonlebihtinggikemampuannyadaripadaprednisolon. Prednisolonlebihtinggikemampuannyadaripadahodrokortison.

  42. 2. Faktorkemotaktik yang menyebabkanpeningkatangeraksellangsungkefokusinflamasi • Degradasienzym yang melepasexudatinflamasi Bilaterjadiimobilisasi, cedera, inflamasidanefusisendimakakekuatanakanmenurun yang akanmenyebabkanprosesrehabilitasimenjadi lama

  43. Trauma Terapi Akut • REST : jaringan diistirahatkan dlm wkt tertentu • ICE : untuk menahan vasodilatasi agar terjadi vasokontriksi, lebih baik 10 menit • COMPRESSION : pemberian tekanan yang merata • ELEVATION : menaikkan anggota tubuh yang cedera agar terjadi venous return

  44. Kontra Indikasi Trauma Akut • Heat : meningkatkan pendarahan • Alcohol : meningkatkan pembengkakan • Running/ exercise : memperburuk cedera • Massage : merusak jaringan

  45. Yang bisa cedera : • Ligamen • Tendon • Bursa • Fascia • Otot • Tulang rawan • Tulang

  46. Penatalaksanaan Rehabilitasi Medik Cedera OR • Mengontrol inflamasi - R I C E - NSAID - Injeksi Corticosteroid - Electrical Stimulation - Ultrasound

  47. 2. Mengontrol nyeri - NSAID - TENS - Akupunktur 3. Memperbaiki ROM - TENS - U S - TENS, akupunktur dan infiltrasi lokal anastesi untuk nyeri - ROM Exercise : pasif, aktif asistif, aktif

  48. 4. Meningkatkan kekuatan otot 5. Meningkatkan ketahanan otot 6. Meningkatkan ketahanan cardiovaskular 7. Mempertahankan program

  49. Okupasi Terapi

  50. Definisi Okupasi Terapi Okupasi Terapi adalah suatu profesi yang berfokus pada promosi kesehatan dan kesejahteraan dalam pekerjaan. Tujuan utama Okupasi Terapi adalah untuk memungkinkan seseorang berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari. Okupasi Terapi mencapai hasil dengan memungkinkan seseorang untuk melakukan sesuatu yang dapat meningkatkan kemampuan mereka untuk berperan serta atau merubah lingkungan agar lebih dapat membantu peran sertanya. (WFOT,2010)

More Related