1 / 156

MASALAH KEBUTAAN DI INDONESIA

MASALAH KEBUTAAN DI INDONESIA. Monalisa Rizal . Definisi Kebutaan. WHO. *In the better eye with correction. Definisi Kebutaan. WHO Hanya mampu melihat < 3 meter, Pada mata terbaik (yang melihat lebih jelas), Walaupun sudah menggunakan koreksi (alat bantu) terbaik ATAU…

tirzah
Download Presentation

MASALAH KEBUTAAN DI INDONESIA

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. MASALAH KEBUTAANDI INDONESIA Monalisa Rizal

  2. Definisi Kebutaan • WHO *In the better eye with correction

  3. Definisi Kebutaan • WHO • Hanya mampu melihat < 3 meter, • Pada mata terbaik (yang melihat lebih jelas), • Walaupun sudah menggunakan koreksi (alat bantu) terbaik ATAU… • Luas lapang pandangan (field of view) < 10° dari penglihatan sentral

  4. Prevalensi Kebutaan • Dunia • 45 juta orang buta • 110 juta orang dengan gangguan penglihatan berat • Setiap menit 12 orang menjadi buta • 90% berada di negara berkembang • Indonesia • 3 juta orang buta (1.5% dari populasi) • Setiap menit 1 orang menjadi buta • Tertinggi di Asia Tenggara

  5. Etiologi Kebutaan di Indonesia • Penyebab utama kebutaan • Katarak 0.78% • Glaukoma 0.20% • Kelainan refraksi 0.14% • Gangguan retina 0.13% • Diabetik retinopati • Kelainan kornea 0.10% • Defisiensi Vitamin A • Trakoma

  6. Katarak • Adalahpenyakitdegenerasi yang ditandaiolehkekeruhanpadalensamata • Data Indonesia • Insiden 0.1% kebutaantiaptahun (210.000 orang) • Sebagianbesarberadadidaerahdenganekonomirendah • Kemampuanoperasi 80.000 mata/tahun • Backlog (penumpukan) 130.000 kasus/tahun • Penduduk Indonesia menderitakatarak 15 tahunlebihawaldibandingkanpenduduknegaramaju • Kebutaanakibatkatarakdapatdiatasi OPERASI

  7. Glaukoma • Adalahpenyakitdegenerasi yang ditandaiolehkerusakannervusoptikusakibattekanan bola mata yang lebihtinggidari normal • Data Indonesia • 500.000 penderitaglaukomamengalamikebutaan • Disebutjuga “pencuripenglihatan” karenapenderitatidakmengalamikeluhanburamsampaiakhirnyapenglihatanhilangsecara total • Umumnyapenderitaberusia 40 tahunkeatas • Memerlukanupaya DETEKSI DINI

  8. Kelainan Refraksi • Disebut juga kelainan “kacamata” • Data Indonesia • 10% dari 66 juta anak usia sekolah (5-19 tahun) menderita kelainan refraksi • Hanya 12.5% yang telah menggunakan kacamata • Memerlukan upaya DETEKSI DINI

  9. DiabetikRetinopati • Adalahkerusakan retina akibatkebocoranpembuluhdarah yang terjadipada diabetes mellitus • Data Indonesia • Secararesmibelumada • 3.9% dariseluruhjumlahkunjungan (polimata RSCM) • DM tipe 1 • 13% kasuspadapasien yang menderita < 5 tahun • 90% kasuspadapasien yang menderita > 10 tahun • DM tipe 2 • 25% kasuspadapasien yang menderita < 5 tahun • 75% kasuspadapasien yang menderita > 10 tahun • Memerlukanupaya PREVENTIF dan DETEKSI DINI

  10. DefisiensiVit A (Xerophthalmia) • Adalahgangguanpadastruktur bola matadanfungsi retina akibatdefisiensi vitamin A • Data Indonesia • Prevalensi 0.3% (tahun 1992) • 50.2% balitamengalamikadar serum retinol rendah (<20µg/dL) • 60.000 anakbalitamenderitaxerophthalmia yang terancambuta (HKI-1998) • Memerlukanupaya PREVENTIF dan DETEKSI DINI

  11. Trakoma • Adalahperadanganpadamataakibatinfeksibakteri Chlamydia Trachomatis. • Dikenalsebagai “penyakitkemiskinan” • Tersebardidaerahkeringdankurangsanitasi • Data dunia • 41 jutaorangmengalamiinfeksiaktif • 8.2 jutaorangmengalamitrakomaberatdanterancambuta • Data Indonesia • Belumada data resmi • Memerlukanupaya PREVENTIF dan DETEKSI DINI

  12. Program Pemerintah • 1967 • Program pemberantasan trakoma dan defisiensi vitamin A • 1984 • Upaya Kesehatan Mata/Pencegahan Kebutaan (UKM/PK) sebagai kegiatan pokok Puskesmas • 1987 • Program Penanggulangan Kebutaan Katarak Paripurna (PPKP) oleh BKMM dan Rumah Sakit daerah

  13. Program Pemerintah • 2005 • RencanaStrategiNasionaluntukPenanggulanganGangguanPenglihatan & Kebutaan (PGPK) untukmencapai “Mata Sehat 2020” • Kepmenkes No 1473/Menkes/SK/X/2005 • Visi • “Setiappenduduk Indonesia padatahun 2020 memperolehkesempatan/hakuntukmelihatsecara optimal” • Strategi • Meningkatkanjumlahdokterdanperawatpuskesmas yang telahdibinaolehdokterspesialismata RS kabupaten/kota/BKMM

  14. Program Pemerintah • PerananPuskesmas • Promotif • Peningkatangizi (xerophthalmia, katarak) • Peningkatanhigiene (trakoma) • Preventif • Pemberian vitamin A (xerophthalmia) • Deteksidini • Skrininganakusiasekolah (kelainanrefraksi) • Skriningpendudukusia > 40 tahun (katarak, glaukoma, DR) • Terapidini • Pemberian vitamin A (xerophthalmia) • Pemberianantibiotikatopikaldan oral (trakoma)

  15. Terimakasih

  16. Anatomidan FisiologiMata Monalisa S Rizal Z

  17. Fungsi • Organ penglihatan • Mengubah energi cahaya menjadi impuls listrik yang dipersepsikan sebagai “image” oleh otak • Organ keseimbangan • Bekerjasama dengan telinga

  18. Anatomi Mata, tampak depan

  19. Anatomi • Palpebra • Terdiriatas: • Kulitdipermukaan anterior • Ototdanjaringantulangrawan (tarsus) dibagian medial • Membranmukosa (konjungtivatarsalis) dipermukaan posterior • Kelenjarsebasea (Zeis),kelenjarkeringat (Moll), & Meibom • Cilia (bulumata) • Fungsi • Melindungimatadenganrefleksmengedip • Distribusi air matakeseluruhpermukaan anterior bola mata • Mengaturjumlahcahaya yang masukkedalammata

  20. Palpebra Anatomi

  21. Anatomi • Konjungtiva • Membranmukosa, tipis, dantransparan, • Melapisibagian anterior skleradanbagiandalampalpebra • Melekatlonggardengansklera bola matabebasbergerak • Mengandungbanyaksel goblet yang berfungsisebagaikelenjar • Dibagi 2 : • Bulbar melapisi anterior bola mata (selainkornea) • Tarsal melapisidindingdalampalpebra • Perbatasanantarakonjungtiva bulbar dan tarsal adalahforniks

  22. Konjungtiva Anatomi

  23. Anatomi • Sistemlakrimal • Terdiriatas: • Glandulalakrimal • Duktusnasolakrimal • Fungsi: • Sebagaikomponen air mata (tears) bersama-samadengankelenjarMeibom, Zeis, Moll, dan Goblet • Drainase , melaluipungtumlakrimal superior dan inferior, menujuduktusnasolakrimal

  24. Anatomi Sistemlakrimal

  25. Anatomi • Sklera • Jaringanikatpadatterdiridariserat-seratkolagen • Sebagaidindingluarpembentuk 5/6 bagian bola mata • Iris • “Diafragmamata”, terletakdiataslensa, danmemisahkanantarabilikmatadepandenganbilikmatabelakang • Terdiriatasototsphincter pupillaedandilatatorpupillae • Pupil • Area sentral iris yang terbuka • Berfungsimengaturjumlahcahaya yang masukkedalammatadengancaramengecil (miosis) saatcahayaterang, danmelebar (midriasis) saatgelap

  26. Anatomi Potongan melintang bola mata

  27. Anatomi Iris dan pupil

  28. Anatomi • Kornea • Jaringanavaskular, transparan, berbentukkubah, danmembentuk 1/6 bagian anterior bola mata • Sebagai media refraksi (pembiasan) cahaya • Cilliary body (badansiliar) • Produksiakuos humor ygmengisibilikmatadepan • MenggantunglensamelaluizonulaZinn

  29. Anatomi Kornea, tampak dari samping

  30. Anatomi • Lensa • Berbentukbikonveks (cembung) dantransparan • Sebagai media refraksi (pembiasan) cahaya • Memilikikemampuanakomodasi (menebal/menipis)

  31. Anatomi Lensa

  32. Anatomi • Vitreus humor (badankaca) • Berbentuk gel transparan • Mengisironggabelakang bola mata (sebagai tampon internal) • Sebagai media refraksi (pembiasan) cahaya • Koroid • Terdiriataskapiler-kapilerpembuluhdarahsebagaisumbervaskularisasi organ2 didalam bola mata • Optic nerve (nervusoptikus) • Merupakankumpulan (bundle) dariakson-aksonsel-selfotoreseptor yang meneruskanimpulslistrikdari retina keotak

  33. Anatomi

  34. Anatomi • Retina • Lapisantipistransparan yang berfungsisebagaifotoreseptor (menyerapdanmengubahcahayamenjadiimpulslistrik yang diteruskankeotak) • Terdiriatassel-selfotoreseptor • Sel cone (kerucut), berfungsipadakondisiterang • Sel rod (batang), berfungsipadakondisi minim cahaya • Makula • Bagiansentral retina yang berfungsipadapenglihatansentral • Retina perifer • Seluruh retina diluarmakula yang berfungsipadapenglihatanperifer

  35. Retina Anatomi

  36. Anatomi • Otot-ototekstraokular • Setiapmataterdiridari 6 buahotot: • Musculus rectus superior • Musculus rectus inferior • Musculus rectus lateral • Musculus rectus medial • Musculus oblique superior • Musculus oblique inferior

  37. Anatomi Otot-otot mata dan rongga orbita

  38. Fisiologi • Prosespenglihatan • Mata berfungsisebagai “penangkapcahaya” • Cahaya yang masukakandibiaskanoleh media refraksi: • Kornea • Lensa • Badanvitreus • Difokuskan (dibiaskan) ke retina (makula) • Fotoreseptormengubahenergicahayamenjadiimpulslistrik • Impulsditeruskanmelaluiakson-akson (nervusoptikus) menujuotakdidaerahoksipital • Impulsdipersepsikanolehotaksebagaibenda (image)

  39. Fisiologi • Proses penglihatan

  40. Fisiologi • Penglihatansentral • Penglihatan paling tajam yang fungsinyadilakukanolehmakula • Penglihatanperifer • Penglihatan yang fungsinyadilakukanolehbagian retina selainmakula • Temporal : 90 derajat • Inferior : 70 derajat • Medial : 60 derajat • Superior : 60 derajat • Penglihatansentraldanperifermembentuklapangpandangan (field of view)

  41. Fisiologi Visual pathway

  42. Terimakasih

  43. PEMERIKSAAN MATA dr. Monalisa Rizal, SpM

  44. Pemeriksaan rutin • Tajam penglihatan (visus/refraksi) • Tonometri • Posisi dan pergerakan bola mata • Refleks pupil/refleks cahaya • Lapang pandangan (field of view) • Slit lamp biomikroskopi • funduskopi

  45. Tajam penglihatan (visus/refraksi) • Pemeriksaanuntukmenilaitajampenglihatansentral • Dibagi 2: • Jauh • Untukmendeteksimiopia (rabunjauh), hipermetropia (rabundekat), danastigmatisme (kelainansilindris) • Dekat • Untukmendeteksigangguanakomodasi (gangguanbaca)

  46. Visus jauh • Visus normal (emetropia) : 6/6 • Jarakperiksa • 6 meter • 3 meter (menggunakancermin) • Alat-alat • Snellen chart (Tumbling E bilapasienbutahuruf) • Trial lens set (untukskriningcukupmemakai pin hole) • Trial frame

  47. Pin hole tes Snellen chart Trial lens & trial frame

  48. Pemeriksaanvisus • Teknikpemeriksaan (untukskrining) • Pasienduduk 6 meter dari chart (3 meter bilamenghadapcermindan chart adadiataskepalapasien) • Mintapasienmenutupmatakiriuntukmemeriksamatakanan • Mintapasienuntukmembacahurufterbesarpada chart • Bilaterbaca, teruskansampaihurufterkecil yang mampudibacapasien • Tajampenglihatan/visuspasienadalah 6/….. (…..sesuainotasi yang terdapatdisampinghurufterkecil yang masihterbaca, contoh: 6/20), artinyaadalahpasiendapatmembacahurufpadajarak 6 meter yang olehorang normal dapatterbacapadajarak 20 meter

  49. Pemeriksaanvisus • Teknikpemeriksaan • Bilapasientidakdapatmembacahurufterbesarpada chart, • Lanjutkandenganmemintapasienmenyebutkanjumlahjari (hitungjari) pemeriksa yang ditunjukkandarijarak 1, 2, atau 3 meter didepanpasien. • Bilapasiendapatmenyebutkandenganbenarpadajarak 2 meter, makavisuspasienadalah 2/60, artinyapasiendapatmenghitungjaridarijarak 2 meter yang olehorang normal dapatdilakukandarijarak 60 meter. • Bilapasientidakdapatmenghitungjaridenganbenar, lanjutkandenganlambaiantangandarijarak 1 meter

  50. Pemeriksaanvisus • Teknikpemeriksaan • Bilapasiendapatmelihatarahlambaiantangan (atas-bawahataukiri-kanan) makavisuspasienadalah 1/300, artinyapasiendapatmelihatlambaiantangandarijarak 1 meter yang olehorang normal dapatdilihatdarijarak 300 meter. • Bilapasientidakdapatmelihatlambaiantangandarijarak 1 meter, lanjutkandenganmemberikancahayadarijarak 1 meter (persepsicahaya) • Bilapasiendapatmelihatcahaya, makavisuspasienadalah 1/~ atau LP (+), artinyapasienhanyadapatmelihatsinardarijarak 1 meter yang olehorang normal dapatdilakukanpadajaraktakterhingga

More Related