1 / 29

PATOLOGI BIROKRASI

PATOLOGI BIROKRASI. PATOLOGI BIROKRASI. Mengkaji mengenai penyakit yg melekat pd organ manusia, shg organ tidak berfungsi. KONSEP PATOLOGI (Kedokteran). Memahami berbagai penyakit yang melekat dlm birokrasi, shg mengalami disfungsi. PATOLOGI BIROKRASI.

sorcha
Download Presentation

PATOLOGI BIROKRASI

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. PATOLOGI BIROKRASI PATOLOGI BIROKRASI

  2. Mengkaji mengenai penyakit yg melekat pd organ manusia, shg organ tidak berfungsi KONSEP PATOLOGI (Kedokteran) Memahami berbagai penyakit yang melekat dlm birokrasi, shg mengalami disfungsi PATOLOGI BIROKRASI MENJELASKAN BERBAGAI BENTUK PENYAKIT BIROKRASI (Gerald E. Caiden; Bary Bozeman; dan Sondang P. Siagian)

  3. MENGAPA MUNCUL BERBAGAI PENYAKIT BIROKRASI ?????? BAGAIMANA KARAKTERISTIK BIROKRASI WEBER YANG PADA AWALNYA DIRANCANG AGAR BIROKRASI DAPAT MENJALANKAN FUNGSINYA DENGAN BAIK, PADA AKHIRNYA JUSTRU MENIMBULKAN BERBAGAI PENYAKIT YANG MEMBUAT BIROKRASI MENGALAMI DISFUNGSI ???????

  4. STRUKTUR BIROKRASI WEBERIAN MEMILIKI BERBAGAI MASALAH INTERNAL YANG PADA TINGKAT TERTENTU BERPOTENSI MENYEBABKAN BIROKRASI MENGALAMI DISFUNGSI (Caiden) SETIAP ASPEK DARI STRUKTUR BIROKRASI, SELAIN MEMILIKI MANFAAT DAN KONTRIBUSI THD EFISIENSI & KINERJA BIROKRASI, JUGA MEMILIKI POTENSI UNTUK MENCIPTAKAN PENYAKIT BIROKRASI KAPAN & BAGAIMANA STRUKTUR BIROKRASI ITU MENCIPTAKAN PENYAKIT BIROKRASI ????

  5. Teori Kurva-J Birokratisasi = Parabolic Theory of Bureaucracy KINERJA BIROKRATISASI

  6. PENJELASAN: Banyakorangsalahmemahamihubunganantarabirokratisasi* dankinerjasuatuorganisasidenganmenganggapkeduanyamemilikihubungan yang linear  semakintinggibirokratisasisemakinbaikkinerjadariorganisasi, atausebaliknyasemakintinggibirokratisasisemakinrendahkinerjabirokrasi. MenurutCaidenhubunganantarabirokratisasidengankinerjatidakberbentuk linear, melainkanberbentukmirip parabola (parabolic curve)  penerapanprinsipbirokratisasi Weber sampaititiktertentuakanmenghasilkanefisiensiyglebihtinggi, namunpadapenerapanbirokratisasi yang berlebihandanmelampaititikoptimalnya, makaefisiensijustrumenjadisemakinrendah. Caidenmemperkenalkankonseptitikoptimalitas yang selamainitidakpernahdijelaskanoleh Weber

  7. PENERAPAN PRINSIP BIROKRASI WEBERIAN SEBELUM & SESUDAH MELAMPAUI TITIK OPTIMALITAS

  8. SUATU VARIABEL STRUKTUR BIROKRASI DAPAT MENGHASILKAN PATOLOGI BIROKRASI JIKA INTENSITAS DARI VARIABEL ITU SUDAH MENJADI BERLEBIHAN . HUBUNGAN ANTARA BERBAGAI VARIABEL DLM STRUKTUR BIROKRASI SEPERTI “HIERARKI, SPESIALISASI, FORMALISASI SERTA PROSEDUR DAN KINERJA” BIROKRASI SERINGKALI TIDAK BERSIFAT LINEAR

  9. CONTOH: Membantu pimpinan melakukan supervisi & kontrol Membuat arus perintah & info menjadi lebih jelas Mempermudah koordinasi HIERARKI Arusperintah & info menjadisemakinpanjang mengalamidistorsi; Prosespengambilankeputusanmenjadisemakinlambandanterkotak-kotak (fragmented); Memperbesarketergantunganbawahanterhadapatasan  penjilat, laporan yang sifatnya “ ABS “, danloyalitas yang berlebihan

  10. PENJELASAN: Kelemahan internal birokrasi akan menjadi semakin parah apabila birokrasi beroperasi pada lingkungan tertentu; Lingkungan budaya paternalistis masyarakat berpotensi memperkuat dampak negatif dari struktur birokrasi; Sistem politik yang tidak demokratis sehingga sumber daya kekuasaan terkonsentrasi pada pemerintah dan birokrasinya, kapasitas masyarakat madani yang masih lemah menyebabkan kelemahan internal birokrasi menjadi semakin parah Birokrasi publik di Indonesia yang memiliki hierarki panjang dan ketat cenderung mendorong pejabatnya untuk mengembangkan perilaku ABS  memperoleh justifikasi dari lingkungannya karena budaya masyarakat yang paternalistis tidak bisa menjadi sensor bagi perilaku negatif yang muncul dari hierarki yang berlebihan Penyakit birokrasi adalah hasil interaksi antara struktur birokrasi yang salah dan variabel-variabel lingkungan yang salah

  11. MODEL KINERJA BIROKRASI DI INDONESIA LINGKUNGAN BUDAYA DAN NILAI PATOLOGI BIROKRASI KINERJA BIROKRASI STRUKTUR BIROKRASI WEBERIAN

  12. BIROKRASI PATERNALISTIS Pejabat Bawahan sangat tergantung pada atasan Struktur Birokrasi Hierarkis Loyalitas dan pengabdian yang tinggi kpd atasan Memperlakukan atasan secara berlebihan Lingkungan masy yg paternalistis MEMPEROLEH JUSTIFIKASI KULTURAL

  13. RENDAHNYA RESPONSIVITAS PELAYANAN PUBLIK Kurang paham thd realitas yg dihadapi TIDAK RESPONSIF PIMPINAN (Atasan Langsung) Tersumbat info ttg realitas yg ada Laporan yg “ABS” Tidak punya kewenangan utk merespon PETUGAS PELAYANAN Keluhan & kesulitan masyarakat PENGGUNA LAYANAN

  14. CATATAN: Pada masyarakat dengan budaya paternalistis tidak mampu melakukan koreksi thd dampak struktur birokrasi yang hierarkis  beda dengan di negara Barat yang mempunyai budaya rasional  birokrasi rasional Salah satu kriteria penting yg membedakan antara birokrasi rasional dengan birokrasi paternalistis adalah konsep mereka tentang “JABATAN” Dalam birokrasi paternalistis, jabatan dilihat sbg fungsi dari amanah atau kepecayaan atasan; sedang dalam birokrasi rasional jabatan adalah fungsi dari prestasi kerja Karakteristik dari budaya paternalistis juga terjadi pd lingk di sekitar birokrasi, misalnya organisasi Dharma Wanita, ketuanya selalu istri dari pimpinan Dalam setiap kepanitiaan pimpinan selalu memperoleh posisi terhormat dan menerima honor paling tinggi

  15. Lanjutan … Karakteristik lain yang menonjol dari birokrasi paternalistis adalah penempatan atasan sbg pusat kehidupan birokrasi publik  dapat dilihat pd produk dan perilaku birokrasi publik “WASKAT” mrp produk birokrasi paternalistis  mekanisme pengawasan yang bersifat elitis  pengawasan adl hak dan kewenangan pimpinan bukan hak dan kewajiban bawahan  Pimpinan bertugas mengawasi bawahan, sedangkan bawahan adl obyek pengawasan SECARA IMPLISIT, WASKAT MENGANGGAP ATASAN ADALAH MALAIKAT SEDANGKAN BAWAHAN CENDERUNG DILIHAT SEBAGAI SETAN YANG HARUS SELALU DIAWASI

  16. PEMBENGKAKAN ANGGARAN (Budget-Maximizing Behavior) ALASAN: Semakin besar anggaran, semakin besar pula insentif Dalam birokrasi publik tidak ada hubungan yang jelas antara biaya (cost) dan pendapatan (revenue)  tidak seperti pd mekanisme pasar yang biaya dan pendapatan mempunyai hubungan langsung dan membuat mereka memiliki dorongan untuk memperkecil biaya, pada birokrasi publik dorongan untuk memperbesar cost justru sangat besar. Anggaran merupakan “driving force” bagi kehidupan birokrasi sebagaimana “profit” menjadi “driving force” bagi mekanisme pasar.

  17. Lanjutan…. Pada proses perencanaan anggaran terdapat tradisi untuk selalu memotong anggaran yang diusulkan (tanpa alasan yang jelas ?) Pembengkakan anggaran dalam birokrasi publik juga difasilitasi oleh kecenderungan birokrasi mengalokasikan anggaran atas dasar “INPUT” atau kebutuhan, bukan berdasarkan atau mempertimbangkan “OUTPUT”  walaupun kita sudah menggunakan label “anggaran berbasis kinerja”  akibatanya: Terjadi Ketimpangan Anggaran

  18. PROSEDUR YANG BERLEBIHAN Birokrasi publik mengembangkan prosedur yang rigid dan kompleks, serta ketaatan thd prosedur yang berlebihan Prosedur bukan lagi sbg fasilitas yg dibuat untuk membantu penyelenggaraan pelayanan, tetapi sudah menjadi seperti berhala yang harus ditaati oleh para pejabat birokrasi dalam kondisi apa pun  prosedur menjadi tujuan yang tidak boleh dilanggar Pejabat Birokrasi publik cenderung tidak suka dihadapkan pada keharusan mengambil keputusan  perlu prosedur dan aturan yang tertulis dan rinci untuk menghindari resiko kesalahan dalam pengambilan keputusan Pengembangan prosedur birokrasi yang rumit dan panjang juga dimanfaatkan sebagai mekanisme kontrol terhadap masyarakat (ada rasa ketidak percayaan/distrust birokrasi thd kehidupan di luar birokrasi)

  19. Lanjutan …… Distrust tidak hanya mewarnai hubungan antara birokrasi dan pengguna layanan, tetapi juga antara suatu birokrasi publik dengan birokrasi publik lainnya (kasus ngurus paspor); Distrust tidak hanya mendorong munculnya prosedur pelayanan yang rigid dan kompleks, tetapi juga turut mendorong munculnya hierarki pemerintahan dan pelayanan publik yang panjang Ketidakmampuan pengguna layanan untuk mengikuti prosedur scr wajar mendorong munculnya praktek KKN  prosedur menjadi komoditi untuk kepentingan tertentu.

  20. JUMLAH PROSEDUR, LAMA WAKTU, DAN BESARNYA BIAYA PERIZINAN MEMBUKA USAHA

  21. PEMBENGKAKAN BIROKRASI Perkembanganbirokrasidi Indonesia yang semuladibentukdenganmisi yang jelasdanstruktur yang ramping  kerajaanbirokrasi yang besar; Ibaratbayi yang barulahirdenganberatbadan normal  secaracepatmenjadianak yang gemukdanbahkanmenderitaobesitas W h y . . . . . ?????

  22. KARENA : Kecenderungan internal birokrasiuntukmengembangkandiriseiringdengankeinginanuntukmemperbesarkekuasaandananggaran; Kapasitasmasyarakatdanlegislatifuntukmengontrolperilakubirokrasimasihterbatas pengembangbiakanbirokrasimenjaditidakterkendali;

  23. PEMBENGKAKAN BIROKRASI MEMPERLUAS MISI BIROKRASI MELAKUKAN KEGIATAN DI LUAR MISINYA B K K B N Bappenas Bappeda

  24. EXTRA ORDINARY INSTITUTION Ketidak percayaan publik kepada penyelenggaraan pemerintahan (layanan, penegakan hukum, penguatan demokrasi)  melakukan pembenahan yang disertai dengan pembentukan lembaga-lembaga baru di luar struktur yang ada  KPK, Komisi Ombudsman, Komisi Perlindungan Anak, dll); Pembentukan lembaga-lembaga tsb sbg implikasi dari ketidakmampuan lembaga yang sudah ada dalam menjalankan misi atau peran khusus yang dimilikinya Keberadaan KPK adalah buah dari ketisakpercayaan publik thd kemampuan dan keseriusan kepolisian dan kejaksaan dalam memberantas korupsi;

  25. Lanjutan . . …. Peran yang dijalankanoleh KNKT (KomiteNasionalKeselamatanTransportasi) sbenarnyamerupakankewajibandantanggungjawabKementerianPerhubungan; KeberadaanKomisiPerlindunganAnakdanKomnasPerempuanmerupakanbentukketidakpercayaanthdKementerianHukumdan HAM dalammelindungianakdanperempuansertamenjaminhak-haknya; Pembentukanlembaga-lembagabarujugamerupakanbentukketidakpercayaanpresidenthdlembaga yang sudahada Pembentukan UKP4 (Unit KerjaPresidenBidangPengawasandanpengendalian Pembangunan merupakanbentukketidakpercayaanpresidenthdkabinetdalammenerjemahkanvisidan agenda kebijakannya padahalsudahadaKemenko

  26. Pembengkakanbirokrasidanlembaganegaralainnyatentumemilikiakibat yang sangatburukbagikinerjapemerintah. Bukanhanyakarenaakanmenghasilkanpemerintahan yang memilikibiayatinggidanefisiensirendah, tetapijugadapatmenimbulkanakibat yang sangatburukimplikasinyabagikinerjapemerintah

  27. LembagaBaru TumpangTindih CONTOH: Komnas Anti KekerasanthdPerempuandenganKementrianPemberdayaanPerempuan, KementerianSosial, danKementerianHukumdan HAM, atauKomnas HAM UKP4 denganLembagaPengawas Pembangunan (Itjen, dan BPKP)

  28. Masihbanyaklagipatologibirokrasilainnya. Silahkandiidentifikasisendiri

  29. T E R I M A K A S I H SELAMAT BELAJAR

More Related