E N D
Definisi Asma terkaithiperresponsivitas dan inflamasijalannafasnamunbukankriteria diagnosis
Epidemiologi • 358 jutapenderita, 495000 kematian • Riskesdas 2013prevalens 4.5% • Prevalensiseluruh dunia bervariasi 1-22%
Patofisiologi • Inflamasikronikjalan napas Bronkokonstriksi, airway thickening, mucus keterbatasanaliranudaraekspirasi symptom • Pencetusumum : aktivitas, pajanan allergen/iritan, perubahancuaca, infeksi virus pernapasan • Hipereaktifitas dan inflamasiterusterjadiwalaupuntanpagejala/PFT normal
Patogenesisasma • Inflamasikroniksalurannapasheterogen • Inflamasialergik salah satufenotipasma • Fenotipasma GINA : Asma alergi, asma non alergi, adult onset asthma, asma pada obesitas, asma dengan hambatanudarapersisten • Lain-lain : aspirin induced asthma, exercise induced asthma • Endotype asthma : T2-high, T2-low atau Non T2 • T2-high : atopi/alergi, eosinophil di sputum/darah, responicsbaik • T2-low : neutrofilik/paucigranulositik, responicsrendah • Responinflamasi T2 pada level ygsama dengan individu normal Tabatabaian F. Asthma phenotype and biomarkers. In Mahmoudi (ed). Allergy and asthma. Springer. 2019
T2-high asthma • Stimulus (allergen, oksidan, virus, bakteri) selepitel sekresi alarmin/danger signal (TSLP, IL25, IL33) • Alarmin trafficking DC kemukosa+maturasi DC-->DC+MHC II+antigenmigrasike regional lymph nodeMHCII+co stimulatoryTh0Th2 • TH2maturasi migrasike area parafolikularsel BIL4class switching selBsel B memproduksiIgE • TH2 Migrasisalurannapasproduksi IL5, IL13patologi salurannapas • Alarmin aktivasi ILC2produksi IL5 dan IL13patologi salurannapas • Alarmin aktivasi mast cell dan basophil yang telahmemilikiIgEmediator • Stimulus epitelkemokinCCL11 (eosinophil), CCL17+CCL22 (rekrutmen Th2), GM-CSF, TNF a (maturasi DC)
Sitokinutama T2 • IL-4Class switching sel B untukproduksiIgE, remodeling • IL5diferensiasi dan survival eosinophil, remodeling jalannapas • IL13Produksi IgE, produksimukus oleh sel goblet, merangsangproduksiiNOS, hyperplasia/hipertrofiotot polos, remodeling jalannapas • TSLP, IL25, IL33 master regulator, produksi IL5 dan IL13 oleh selimunadaptifmaupun innate
Biomarker T2-high • Bila (+) kemungkinansensitif steroid, agen biologic (anti IgE, IL-5, IL13) Holgate, 2015
Biomarker T2-High • Eosinofil darah>150 /ul atau sputum > 2%respon Cs baik. • Eosinophil peroxidase (EPX) • FeNO : IL5 dan IL13 iNOSNO • Bisa juga naik pada perokok • Nilai normal < 25 • Nilai ≥ 50 pada non smoker eosinophilic inflammation • Periostin : diproduksiepitel dan fibroblast ygdipengaruhi IL13 • > 50 ug/ml • Serum IgE : ikatanke FCeR1 di sel mast, eosinophil, basophil dan otot polos
T2-low/non T2 asthma • Pajananokupasi, asap rokok, virus, bakteribiasanya non allergen • StimuluskerusakanepitelPAMP/DAMPDC+antigen, makrofag, monositdiferensiasi Th0 ke Th1 dan Th17 + aktivasi ILC3 IL 8, IL17, IFN gamma, IL1, IL22kemotaktik dan proliferasineutrofilpatologislaurannafas • Stimulusaktivasisel epitelIL8, MMP-9, CXCL1kemotaksis dan proliferasineutrofil • IFN gammaaktivasisel mast, aktivasi gen terkait BHR, remodelling, oksidatif stress, adipokine
Non T2 asthma • Mekanisme tidak sepenuhnyadipahami • Th1 dan Th17 • ILC3
Fenotipasma • Pengelompokanpenyakitberdasarkandemografi, klinis maupunpatofisiologis • Tidak adahubungankuatantaragambaranpatologis dengan tampilan klinis atauresponterapi • Asma alergi : sering, mulaikanak-kanak, Riwayat penyakitalergi/keluarga, eosinophilic airway inflammation, repon ICS baik • Asma non alergi : profil sputum neutrofilik/eosinofilik/paucigranulositik, respon ICS kurang • Late/adult onset asma : Perempuan, non alergik, perluicsdosisbesar/responburukics, harus exclude occupational asthma • Asma dengan obstruksisalurannapasmenetap : pada long standing asmaairwayremodelling • Asma dengan obseitas : inflamasieosinofilikrendah, sesak
Fenotipasma • Early onset asthmaanak, reaksialergik, T2 high • Late onsetpersistent eosinophilic, biasanya severe, mekanismecampuran (keterlibatan Th1 dan Th17 pathway), terkait sinusitis, polip nasal, AERD (aspirin exacerbated respiratory disease), Riwayat alergi/keluargajarang • Exercise induced asthmapeningkatanventilasipeningkatanosmolalitassalurannapassurface mast cell melepaskanmediatorbronkokonstriksi • AERDblokadecyclooksigenase 1peningkatan leukotriene c4 sintetase di eosinophil dan mast cellpeningkatanproduksicystenil leukotriene • Obesitas keadaaninflamasiumum, TNF alfa, IL6, Leptin meningkat
patofisiologi • Penyempitanjalannapas • Kontraksiotot polos • Edema jalannapas • Penebalanjalannapas • Hiipersekresimukus • Hiperresponsivitasjalannapasprosesinflamasiberulang • Kontraksiotot polos berlebih + uncoupling kontraksi airway • Penebalandindingjalannapas • Saraf sensorik yang tersensitisasi oleh inflamasiberulang
Diagnosis Asma • Riwayat gejalasalurannapas (bervariasiwaktukejadian & intensitas) • Wheezing, sesak, dada berat, batuk • > 1 gejala, seringmemburukmalam/saatbangun, pencetus :latihan, emosi, alergi, cuaca, dipicu/diperburukinfeksi virus • Konfirmasihambatanaliranudaraekspirasi (FEV1/FVC < 75), DAN • Uji reversibilitas : FEv1 > 12% dan > 200 ml (tunda SABA >4 jam, LABA 15 jam, tessetelah 10-15 menitinhalasi salbutamol/equiv) • Variasiygberlebihandari APE harian (2 minggu) : >10%, >20% (PDPI) • LFT setelah 4 mingguantiinflamasi : FEv1 > 12% dan > 200 ml (PEF > 20%) • (+) bronchial challenge test : FEV1 turun 20% (metakolin/histamin), >15% (hiperventilasi, hipertonik, mannitol) • (+ )exercise challenge test : FEV turun >10% dan 200 ml • Variasifungsi paru ygberlebihandiantarakunjungan : FEv1 > 12% dan > 200 ml (diluarinfeksisal. Napas) • FEv1 lebih reliable dari APE, bilapakai APE (gunakanalat yang sama)
Diagnosis asma • Variabilitas : penurunanataukenaikangejalaataufungsi paru antarawaktu yang berbeda • Reversibilitas : perbaikan FEV1/PEF setelahinhalasi SABA ataupemberiankontroler • Hiperresponsivitasjalan napas bisaterjadi pada rhinitis alergi, cystic fibrosis, PPOK, BPD Uji provokasibronkus tidak khususuntukasma • Atopi / IGE serum/Skin test (+) belumtentuasma • FeNOmeningkat pada asma, atopi, rhinitis alergi, eksim, eosinophilic bronchitis)
Diagnosis asma (PDPI tambahan) • PF : N obstruksi (ekspmemanjang/mengi), hiperinflasi dada cembung, sela igamelebar, hipersonor, suaranapasmelemah • Penunjang : fototorak normal/hiperinflasi, APE menurun, naik 20% dengan salbutamol 400 mcg • Lain-lain : Variasi diurnal APE > 20%, eos.total >300 (>4%), uji kulit (skin prick test), FeNo (FENoterkait sputum eosinophil/eosinophilic inflammation)
Gejala dengan probabilitasrendahasma • Batuk sajatanpagejala lain • Produksi sputum kronik • Sesak napas disertai dengan pusing/keliyenganatauoarestesi • Nyeri dada • Sesak saatlatihan dengan inspirasiberbunyi
Diagnosis asma pada pasien dengan kontroller • Gejala + hambatanudaraekspirasi : terkonfirmasi • GejalasajaUlangi spiro setelahmenunda BD (4 jam SABA, 12 jam ICS 2x/hari, 24 jam ICS 1x/hari)/ketikabergejala, lihatvariabilitas FEV1 dan uji reversibilitastiap visit • FEV1 < 70 uji provokasi, bilanegativestep down controller asses ulang 2-3 minggu • FEV1 > 70 step down controller asses ulang 2-3 minggu • Gejala/LFT/hambatan tidak jelas : uji reversibilitassetelahtundaBDbilagejala (+) dan LFT (ASMA), bila tidak berubahstopkontroler, evaluasi 12 bulan • Sesak napas +hambatanudarapersisten step up 3 bulanreassesspikirkan ACO
Diagnosis pada kasustertentu • Batuk persistensaja : Post nasal drip, ACEi, GERD, Sinusitis kronik, inducible laryngeal obstruction • Asma kerja/asmadiperberatpekerjaan : lihatgejala dan PEF saatbekerja dan saat tidak bekerja • Atlit : sama • Wanita hamil : hindari bronchial provocation test, minimalkan controller sampaipartusjikamemungkinkan • Perokok : Pertimbangkan PPOK atau ACO • Orang tua : Lihatmasalahkardio-respirasi lain (CHF, CAD, PPOK_ • Obesitas : Sesak dapatkarenakelainanrestriktif (obesitasnya)
Typical spirometric tracings Flow Volume Normal FEV1 Asthma (after BD) Normal Asthma (before BD) Asthma (after BD) Asthma (before BD) 1 2 3 4 5 6 Volume Time (seconds) Note: Each FEV1 represents the highest of three reproducible measurements GINA 2018
Penilaianderajatkontrolasma • Derajatkontrolasmaberdasargejala • Faktorrisikountukluaranburuk
Derajatkontrolgejala • Simple screening (GINA), categorical (RCP, APGAR), Numerical (ACQ, ACT) • GINA Symptom control • Gejalasiang > 2x/pekan • Bangunmalamkarenaasma • Penggunaanpelega >2x/pekan • Keterbatasanaktivitasakibatasma Baik = 0 Sebagian 1-2 Buruk : 3-4
Evaluasikontrolasma Global Initiative for Asthma (GINA), 2020
Dalam 4 mingguterakhirseberapaseringasmamengganggudalammelakukanpekerjaansehari-harianda ? Asma Control Test (ACT) 5 PDPI 2021 25 : terkontrolpenuh 20-24 : terkontrol Sebagian ≤19 : tidak terkontrol 1 2 4 3 Dalam 4 mingguterakhirseberapaseringandamengalamisesaknafas ? 5 1 4 3 2 Dalam 4 mingguterakhirseberapaseringgejalaasmamenyebabkanterbangun di malamhari ? GINA 2021 20-25 : terkontrolbaik 16-19 : kurangterkontrol ≤15 : sangat tidak terkontrol 5 4 1 2 3 Dalam 4 mingguterakhirseberapaseringandamenggunakanobatsemprot/obat oral untukmelegakanpernafasan? 3 5 2 1 4 Bagaimanaandasendirimenilaitingkat control asmaandaselama 4 minggu? 5 3 1 2 4 Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia (PDPI) tahun 2018
Faktorrisikoluaranburuk • Risikoluranburuk masa depan (future risk of adverse event) • Asma tidak terkontrol • Obat : penggunaan SABA >> (>200 dosis/bulan, mortalitas) ICS tidak adekuat/tidak dipakai/ketaatanrendah/Teknik salah • Komorbid : obesitas, rhinosinusitis kronik, GERD, alergimakanan, kehamilan • Pajanan : rokok, allergen, polusi • Masalahpsikologis mayor/sosioekonomi • Fungsi paru : FEV1 rendah (<60%), reversibilitas >> • Eosinofilia darah, sputum (PDPI), FENO (pasienasmaalergi dengan ICS) • Riwayat intubasi/rawaticukarenaasma • >= 1 eksaserbasiberatdalamsetahun
Faktorrisikoluaranburuk • Risikohambatanudaraekspirasimenetappreterm, bb lahirrendah dan peningkatan BB saatbalita, hipersekresimukuskronis, tidak memakai ICS, pajanan asap rokok, bahankimia, okupasi, FEV1 rendah, eosinophilia sputum/darah • Non smoker : 15-20 ml/tahun • Risikoefeksamping : sistemik sering OCS, High/potent ics, P450 inhibitor (INH, azole, alcohol, omeprazole, cipro), Lokal high/poten ICS, Teknik inhaler buruk • LFT ceksaat diagnosis, 3-6 bulan, periodic (1-2 tahun)
Derajatasma • Mild : terkontrol step 1-2 (ICS formo prn, low dose ics, LTRA, kromone, SABA prn) • Moderate : step 3 (low dose ICS-LABA) • Severe step 4-5 (hig dose ICS-LABA, dll)
Tatalaksanaasmastabil • Tujuan : 1. kontrolgejala yang adekuat dan dapatberaktivitas normal, 2. meminimalkanrisikokematian, eksaserbasi, hambatanalirannafaspersisten dan efeksamping
Tatalaksanafarmakologik • Pengontrol/pencegah/controller inflamasijalannapas, mengontrolgejala, mengurangirisikoeksaserbasi dan penurunanfx paru. • ICS, OCS, Na kromoglikat, Na nedocromil, metilsantin, LABA, LTRA, LAMA, anti IgE, anti IL-5 • Pelega/reliever/rescue : relaksasiotot polos bronkokonstriksi, relief saateksaserbasi, pencegahanjangkapendek exercise induced bronchoconstriction. • SABA, SAMA, aminofilin, adrenasil ICS+LABA kerjacepat • Add on : bilagejala/eksaserbasimenetapwalau controller optimal dan risk factor telah di tatalaksana
Pemberianobat • IDT/MDI, MDI+spacer, breath actuated MDI, DPI, nebulisasi • Keuntungan : langsungketarget, dosiskecil, awitancepat, ES sistemik minimal • MDI+spacermempermudahpemakaian, memperbaikipenghantaranobat, mengurangi deposit obat di mulut+orofaring, memgurangirisiko ES sistemik, efek BD lebihbaik • DPI lebihmudahdigunakan, sulitdigunakansaateksaserbasi/kelembapanudaratinggi, DPI+spacer = MDI
Slide prof Faisal yunus Adjust
Steroid sebagai controller dan Reliever Controller Reliever
Steroid dan B2 agonis Scientific rationale for using a single inhaler for asthma control | European Respiratory Society (ersjournals.com)
errata • Step down dipertimbangkanbilagejalaterkontrolbaikselama 3 bulan • Pilihwaktuygtepat (tiadainfeksi resp, tidak hamil, tidak bepergian) • Step down 25-50% dosistiap 3 bulan • Sebelum step up Teknik penggunaan inhaler, kepatuhan, pajanan, modifiable risk factor, diagnosis sudahbenar? • Dosismaksimal formoterol-ICS 72 mcg formoterol+budesonide, 48 mcg form+beclo • SABA prn tidak direkomendasikansebagaiterapitunggal • LTRA < ICS, digunakanbila ES/tidak toleran ICS/memiliki rhinitis • Waspadaigangguan mental akut • Low dose OCS dosis ≤ 7.5 mg prednisone/hari • Pasien dengan severe asthma advisvaksinasi influenza
How to distinguish between uncontrolled and severe asthma Watch patient using their inhaler. Discuss adherence and barriers to use Compare inhaler technique with a device-specific checklist, and correct errors; recheck frequently. Have an empathic discussion about barriers to adherence. If lung function normal during symptoms, consider halving ICS dose and repeating lung function after 2–3 weeks. Confirm the diagnosis of asthma Remove potential risk factors. Assess and manage comorbidities Check for risk factors or inducers such as smoking, beta-blockers, NSAIDs, allergen exposure. Check for comorbidities such as rhinitis, obesity, GERD, depression/anxiety. Consider step up to next treatment level. Use shared decision-making, and balance potential benefits and risks. Consider treatment step-up Refer to a specialist or severe asthma clinic If asthma still uncontrolled after 3–6 months on Step 4 treatment, refer for expert advice. Refer earlier if asthma symptoms severe, or doubts about diagnosis. © Global Initiative for Asthma www.ginasthma.org GINA 2018, Box 2-4 (5/5)
Terapi non farmakologis • Berhentimerokok & minimalkanpajanan asap rokok • Aktivitasfisik • Hindaripajananokupasi • Hindaripengobatan yang membuatasmamemburuk (NSAID, B-bloker) • Hindari allergen indoor (tungaurumah, binatangpeliharan, hewanmengerat, kecoa, jamur) • Diet sehat • Weight reduction • Latihan pernapasan • Hindaripolusiudara indoor dan outdoor • Hindari allergen outdoor • Mengatasi stress emosional • Hindarimakanan/zat yang bisamenimbulkanalergimakananfaktorrisikomortalitas