1 / 26

Integrasi Perlindungan Anak dalam Renstra SKPD

Integrasi Perlindungan Anak dalam Renstra SKPD. BPPKB dan LPA Jawa Timur. Pendekatan Pengembangan Sistem.

imala
Download Presentation

Integrasi Perlindungan Anak dalam Renstra SKPD

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. IntegrasiPerlindungan Anak dalam Renstra SKPD BPPKB dan LPA Jawa Timur

  2. Pendekatan Pengembangan Sistem • Pendekatan Pengembangan Sistem bertujuan mempromosikan suatu Sistem Perlindungan Anak yang komprehensif, dengan menangani faktor risiko yang diketahui guna meminimalisasikan kerentanan anak dan merespons semua bentuk kekerasan, eksploitasi, perlakuan salah, dan penelantaran. • Bagaimana membangun suatu Sistem Perlindungan Anak Berbasis Sistem? Dengan melihat apa yang hendaknya ada dalam Sistem Perlindungan Anak dan dibandingkan dengan kondisi saati ini. Selanjutnya intervensi dikembangkan berdasarkan kesejangan yang ada.

  3. Elemen Sistem Perlindungan Anak Kerangka Hukum dan Kebijakan Peradilan Anak Kesejahteraan Anak dan Keluarga Dukungan Parenting, pengasuhan anak, konseling dll., pelayanan dasar lain, yaitu Kesehatan dan Pendidikan Pengasuhan Anak, Peradilan Anak, Perawatan, Adopsi, saksi anak Perubahan Perilaku Data dan Informasi

  4. Komponen Sistem perlindungan Anak NORMA (Mandat) STRUKTUR dan Pelayanan PROSEDUR (proses)

  5. Rentang Layanan Perlindungan Anak(ideal) Pencegahan (semua anak) Penjangkauan anak dan keluarga berisiko Layanan Korban Pengasuhan alternatif

  6. BPPKB • Melakukan koordinasi pemenuhan hakanakdanperlindungananak bersama SKPD yang memiliki mandat pelaksanaan perlindungan anak; • melakukan promosihakanakdan perlindungan anak kepadamasyarakatdan anak-anak; • meningkatkankapasitastentangperlindungananakbagimasyarakatdananak-anak; • mengembangkanan promosi hak anak melalui pengembangan media, pembentukan vocal point atau kader hak anak di masyarakat; • memfasilitasi partisipasi anak, pengembangan pendidikan sebaya tentang hak anak dan perlindungan anak; • meningkatkankapasitassemualayananperlindungananak berkaitan dengan Konvensi Hak Anak dan Sistem Perlindungan Anak ; • memberikan jaminanperlindungandanpemenuhanhakanaksejakdalamkandungan;

  7. BPPKB • melakukan koordinasi, evaluasi dan stimulan pemenuhankebutuhananaksesuaidenganusiaanak dengan SKPD penanggungjawab temasuk dukungan kepada BPPKB Kabupaten/Kota prioritas Kabupaten tentang : • ANC dengan stimulan positif kehamilan dan dukungan bagi ibu hamil dalam situasi khusus bekerja sama dengan Dinas Kesehatan, Bappemas dan Tim Penggerak PKK; • Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini pada setiap kelahiran, dan dukungan ASI eksklusive hingga 6 bulan bersama Dinas Kesehatan; • PAUD melalui peningkatan cakupan dan mutu yang sesuai kebutuhan tumbuh kembang anak bersama dengan Dinas Pendidikan. • meningkatkanpemahamantentangkelompokberisikokepadamasyarakatdananak-anak; • mengkoordinasikanpenjangkauandanpemenuhanhakanaksecarakomprehensifuntukmemberikanperlindunganterhadapanakberisiko; • mengoordinasikan layananpenanganankasusmelaluiPusatPelayananTerpadu (PPT) ataulembagapenyelenggaralayanankasusanaklainnyadanlayananrujukan yang menjamin pemenuhan hak anak bagi korban;

  8. BPPKB • Koordinasi Data Perlindungan Anak (data polulasi, kelompok risiko dan korban atau anak dan keluarga yang mendapatkan layanan); • Memfasilitasi Partisipasi Anak; • Mendorong dan memfasilitasi partisipasi masyarakat pada perlindungan Anak;

  9. Dinas Sosial • meningkatkan dan/atau kapasitas keluarga dan lembaga kesejahteraan sosial, pekerja sosial bagi anak tentang perlindungan anak dan ketrampilan pengasuhan anak, penyandang disabilitas dan anak rentan lainnya; • melakukan identifikasi terhadap daerah-daerah rawan bencana alam, bencana non alam dan bencana sosial; • melakukan deteksi dini dan penjangkauan secara aktif terhadap keluarga yang berisiko; • memberikan layanan, fasilitasi kesejahteraan, mediasi dan konseling bagi keluarga berisiko sesuai kebutuhan; • memberikan keputusan dan dukungan pengasuhan bagi anak yang membutuhkan pengasuhan alternatif; • memberikan dukungan habilitasi bagi anak penyandang disabilitas;

  10. Dinas Sosial • memberikan pendampingan melalui pekerja sosial rehabilitasi, reintegrasisosial, reunifikasikeluargaberdasarkankepentinganterbaikanakbagi anak yang berhadapan dengan hukum, anak korban kekerasan, eksploitasi, traficking, bencana alam, bencana non alam dan bencana sosial dilanjutkan pemantauan terhadap perkembangan kemajuanpenanganankasusanak; • menyediakan unit layanan khusus termasuk Rumah Aman atau shelter yang dapat diakses di Jawa Timur. • Pembinaan dan pengawasan LKSA;

  11. Dinsos ABH (Sistem Peradilan) • Penguatan kapasitas peksos untuk litsos ABH; • Koordinasi dan membangun jejaring dengan APH dan layanan lainnya untuk penanganan ABH;

  12. Dinas Pendidikan • menyelenggarakan Sekolah Ramah Anak untuk melindungi anak dari perlakuan salah di sekolah; • menyelenggarakan pendidikan yang berkaraktersesuaidengan program wajibbelajar 12 (duabelas) tahun, termasuk prioritas bagi anak berisiko dan korban; • melakukan upaya pengembalian anak Drop Out ke sekolah atau pemberian pendidikan alternatif berbasis wilayah yang mudah diakses; • mengintegrasikan layanan pendidikan masyarakat dengan layanan bagi keluarga kerisiko dan korban; • Pengembangan kurikulum mencegah anak DO dan terlibat kriminal;

  13. Dinas Kesehatan (promkes dan pengembangan layanan) • mengitergrasikan layanan kesehatan dengan paket pemenuhan hak anak yaitu pemenuhan akta kelahiran dan perlindungan anak lainnya; • menjamin kepatuhan tenaga medis penolong persalinan untuk melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan mempromosikan pemberian ASI eskklusive; • menjamin dihapuskannya perdagangan bebas susu formula untuk usia di bawah 6 bulan; • jaminanmendapatkanpelayanankesehatanstandar, semua anak dengan memprioritaskan anak dan keluarga berisiko serta respon bagi korban (menggunakan JKS atau diakseskan ke JKS) visum koordinasi dg BPJS; • meningkatkankesadarantentangbahayarokokdanminumankeras, penyalahgunaannarkobadanpsikotropika, seksbebasdan HIV/AIDS kepadakeluarga, masyarakatdananak-anak; • pendampingandanpenjangkauan layanankesehatanreproduksidankonsultasi psikisbagianakusiaremaja: • melakukan deteksi dini bagi pasien anak yang ditenggarai menjadi korban kekerasan, penelantaran dan eksploitasi untuk dikoordinasikan dengan layanan bagi korban; • Pengembagangan sistem data untuk perlindungan anak;

  14. Disnakertransduk • pemenuhanhaksipilbagisemuaanak melalui percepatan peningkatan cakupan akta kelahiran; • penanganan untuk penghapusan bentuk-bentuk pekerjaan terburuk anak; (dinas pendidikan untuk dukungan keluarga berisiko) • pekerja anak yang bekerja di luar hubungan kerja (informa) menjadi tanggung jawab dinsos; • Pertemuan koordinasi lintar sektor untuk PPA/PKH dengan Dinas terkait untuk penanganan BPTA; • Fasilitasi pembuatan rencana aksi Kabupaten/Kota terkait BPTA.

  15. Bappemas • meningkatkan pemahaman dan kemampuan masyarakat, keluarga dan anak mengenai perlindungan anak; • mempromosikan penghapusan stigma negatif bagi anak yang berhadapan dengan hukum, anak korban kekerasan seksual, anak korban traficking dan anak penyandang disabilitas; • membangun cara pandang yang positif atau berpihak pada korban di lingkungan masyarakat dan anak-anak; • mendorong penggunaan alokasi dana desa untuk dukungan perlindungan anak di desa yang mendukung kegiatan promosi hak anak dan perlindungan anak (kelas ibu, forum anak desa, posyandu remaja dll); • menyelenggarakan pendidikan keorangtuaan di masyarakat dan tempat vocal point konsultasi bagi keluarga; • memfasilitasi layanan perlindungan anak di desa mulai kelas ibu, desa siaga, Taman Posyandu, posyandu remaja; • Pengembangan profil desa untuk variabel Perlindungan anak; • Pengembangan partisipasi anak dan masyarakat desa untuk Perlindungan Anak;

  16. BPBD • melaksanakankebijakanperlindungananakdalamsituasidarurat/bencana/pengungsi; • Mitigasi bencana terkait anak;  prosuder surveilance bagaimana? • Data pengungsi anak; • Pelibatan lembaga psikologi; • Dukungan pendidikan darurat;

  17. Dinas Pemuda dan Olahraga Jawa TimurDinas Kebudayaan dan Pariwisata • Kegiatan kepemudaan untuk mencegah terjadinya kekerasan, penelantaraan dan eksploitasi serta mencegah anak menjadi ABH; • Penguatan partsipasi anak-anak dan remajamelalui jambore,life skill dan enterpreneurship; • Kegiatan dan fasilitasi rekreasi luar ruang; • Intervensi membangun lingkungan aman bagi anak lewat lingkungan pergaulan dengan pemuda di masyarakat; Dinas pariwisata ada pencegahan situasi yang rawan kekerasan, eksploitasi anak. Pengembangan seni budaya lokal sesuai dengan karakter positif; Pengembanagan event dan festival budaya, festival pengembangan wisata remaja; Peran peer educator untuk para duta;

  18. Kominfo • Kontrol media untuk mencegah anak menduplikasi tindakan kekerasan, eksploitasi dan penelantaran;  Kominfo

  19. Bagian Kesra dan Kesmas • Memberikan dukungan untuk situasi darurat pada anak dan keluarga yang berisiko maupun korban berdasarkan rekomendasi; • Memfasilitasi dakungan situasi darurat bagi anak korban dan ABH dan keluarga kepada BAZ; • Bagian rujukan korban (masuk di Pergub PPT); • Pengembangan model penanganan korban; • Perlindungan anak jalanan, 5 PMKS;

  20. Satpol PP • Penertiban tempat yang rawan kekerasan dan mengeksploitasi anak dengan kepentingan terbaik anak; • SOP dan sistem rujukan untuk penanganan anak dan perempuan;

  21. Instansi Vertikal(integrasi program) • BPS; • Kemenkumham; • Kementrian Agama (Anjal dan ABH, Pesantren dan sekolah ramah anak); • Kejaksaan Tinggi; • Polda Jawa Timur;

  22. Karena ditandatangan kepala SKPD mohon disampaikan agar dimasukan di rentra SKPD;

  23. Kemenkumham • Tahun 2015 bimtek HAM untk penanganan ABH dan 7 BAPAS di Jawa Timur; • Sosialisasi HAM (sistem peradilan pidana dalam peradilan HAM) dan pendekatan RJ; • Pemberdayaan anak disabilitas bersamaan HAN melalui sosialisasi; • Nonton bareng walikota laskar pelangi, sepatu dahlan; • Lomba poster HAM pelajar dan mahasiswa; • Usulan ada forum komunikasi antara BAPAS dengan pekerja sosial per Bakorwil (2014);

  24. Kementrian Agama • Pelatihan Konselor keluarga sakinah 4 angkatan (perlu publikasi agar diakses oleh masyarakat awam); • Penanganan anak Jalanan dan ABH (pesantren sebagai rujukan rehabilitasi ABH yang mendapatkan RJ); • Usulan pelatihan untuk pembekalan pesantren yang menjadi rujukan ABH (pak Hadi Utomo); • Peran KUA sebagai monitoring dan kotroling seluruh kegiatan keagamaan; • Usulan Madrasah dan Pesantren Ramah Anak (model disiapkan di Pemprov);

  25. POLDA Jawa Timur • Untuk Anak dan Perempuan tidak ada anggaran khusus, masuk di penyidikan dan penyelidikan di PPA termasuk penyelenggaran RJ bagi ABH; • Program pelatihan terpusat, sehingga untuk pelatihan semua polisi di UPPA perlu pertemuan semua APH dan rehabilitasi sosial; • Preventif di Binmas dan Shabara; • Perlu pertemuan APH dalam penanganan ABH (BPPKB koordinatornya); • Persiapan polwan 2 di setiap Polsek (didayagunakan untuk preventif).

  26. Alhamdulillah

More Related