1 / 28

PROFIL KESEJAHTERAAN DAN PERLINDUNGAN ANAK DIY

PROFIL KESEJAHTERAAN DAN PERLINDUNGAN ANAK DIY. TIM PENELITI KPA PROVINSI DIY. Distribusi Penduduk. Menurut Susenas 2001, penduduk propinsi DIY diperkirakan sebesar 3.128,7 ribu jiwa

cricket
Download Presentation

PROFIL KESEJAHTERAAN DAN PERLINDUNGAN ANAK DIY

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. PROFIL KESEJAHTERAAN DAN PERLINDUNGAN ANAK DIY TIM PENELITI KPA PROVINSI DIY

  2. Distribusi Penduduk • Menurut Susenas 2001, penduduk propinsi DIY diperkirakan sebesar 3.128,7 ribu jiwa • Jumlah penduduk berturut-turut Kabupaten Bantul, Gunungkidul, Kota Yogyakarta, dan Kabupaten Kulonprogo yang masing-masing penduduknya adalah 25,00 persen, 21,32 persen 12,65 persen, dan 11,83 persen dari total jumlah penduduk provinsi DIY.

  3. Persentase Penduduk Berumur 7 Tahun ke Atas Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin- Propinsi DI.Y Tahun 2001

  4. Komposisi umur • Komposisi penduduk Daerah Istimewa Yogyakarta dalam kategori anak-anak (sampai dengan umur 18 tahun) berjumlah sekitar 25 persen dari seluruh jumlah penduduk.

  5. SITUASI KESEJAHTERAAN KHUSUS ANAK • HAK HAK SIPIL DAN KEBEBASAN Nama dan Identitas • Kab.Sleman : 17.481 akta (27,2%) • Kab.Bantul : 15.077 akta (23,91%) • Kab.Gun. Kidul : 11.576 akta (18,35%) • Kab. Kulon Progo : 10.403 akta (16,49%) • Kota Yogyakarta : 8.531 akta (13,53%)

  6. Penyelenggaraan Catatan Sipil • Kab/Kota telah melaksanakan Pencatatan dan Penerbitan Kutipan Akta Kelahiran. • Program sosialisasi telah dilakukan, namun ada hambatan-hambatan • Program jemput bola, hasil cukup signifikan • Pemberian bantuan Akta secara Cuma-Cuma • Pelayanan Prima dengan sistem UPTSA

  7. Hak untuk tidak Disiksa/diperlakukan Kejam/Hukuman yang tidak Manusiawi/Menurunkan Martabat • Kab.Sleman 19 kasus (73,08%), kasus kekerasan dan penyiksaan • Kab.Gn.Kidul 5 kasus (19,23%) • Kab. Kln. Progo & Bantul 1 kasus (3,85%) • Kota Yogyakarta tidak ada kasus (0%) Kasus di Sleman : Penganiayaan 11 kasus (42,31%) Pencabulan 5 kasus (19,23%) Jenis Kelamin : Anak Perempuan : kasus Pencabulan 7 kasus (26,92%), di tiga Kab (Sleman, Gn.Kidul dan Bantul) Anak Laki-laki : kasus penganiayaan/pengeroyokan, baik sebagai korban/pelaku. Dalam penanganan hal ini, ada model kerjasama tri-partit antara Kepolisian DIY (RPK) dengan UPP Rumah Sakit Panti Rapih dan LSM Rifka Annisa

  8. LINGKUNGAN KELUARGA DAN PERAWATAN ALTERNATIF Anak yang tidak mendapat dukungan dari lingkungan keluarga : • Kab. Gn.Kidul : 7559 anak (33,22%) • Kab. Sleman : 5992 anak (26,34%) • Kab. Bantul : 4429 anak (19,47%) • Kab.Kln.Progo : 3563 anak (15,66%) • Kota Yogya : 1208 anak (5,31%)

  9. LINGKUNGAN KELUARGA DAN PERAWATAN ALTERNATIF Dilihat dari jenis masalah, menunjukkan bahwa pada tahun 2002 di Prov. DIY terdapat : 19.179 anak terlantar (84,3%) 1595 anak balita terlantar (7,01%) 1074 anak jalanan (4,72%) 850 anak nakal (3,74%) 53 anak yang menjadi korban tindak kekerasan (0,23%)

  10. LINGKUNGAN KELUARGA DAN PERAWATAN ALTERNATIF Anak terlantar yang ada di Prov. DIY, bila ditinjau asal Kabupaten/kotanya menunjukkan hasil : Kab. Gn. Kidul 6932 anak (36,14%) Kab. Sleman 5002 anak (26,1%) Kab. Bantul 3683 anak (19,2%) Kab Kln. Progo 2978 anak (15,53%) Kota Yogyakarta 584 anak terlantar (3,04%). Penanganan dalam hal ini telah dilaksanakan Program Pembinaan Kesejahteraan Sosial bagi Anak terlantar oleh Dinkeskessos Prov. DIY

  11. Prosentase Talak Cerai terhadap Nikah Rujuk Kab. Gn. Kidul (6,24%) Kota Yogyakarta (5,55%) Kab. Sleman (5,25%) Kab. Bantul (3,24%) Kab. Kulon Progo tidak terdata Kab. Gn Kidul tercatat sebagai daerah yang terbanyak memiliki pasangan perkawinan dengan usia 16 tahun ke bawah (Putri); kemudian Bantul Usia saat cerai yang terjadi pada 15-20 tahun, Gn. Kidul terbanyak baik pada putra/putri (61,36%), kemudian Bantul (35,23%)

  12. ANAK JALANAN Jumlah anak jalanan : Kota Yogyakarta 623 anak (41,12%) Kab. Sleman 358 anak (23,63%) Kab. Bantul 312 anak (20,59%) Kab. Kln. Progo 118 anak (7,79%) Gn. Kidul 104 anak (6,86%)

  13. RUMAH SINGGAH ANAK MANDIRI, RUMAH SINGGAH DIPONEGORO, LENTERA SAHAJA Anak-anak jalanan yang terdata paling banyak : berusia di bawah 18 tahun Rumah Singgah Anak Mandiri ada 76% anak-anak di bawah usia 18 tahun Lentera Sahaja PKBI, kelompok Dampingan pada kategori usia B (15-24 tahun), 81,03% Rumah Singgah Diponegoro, anak-anak dengan usia 6-18 tahun, berjumlah 233 (67,53%) lebih besar jumlahnya dibanding mereka yang berusia lebih dari 18 tahun, 112 anak (32,47%)

  14. Berdasar Jenis Kelamin Anak-anak jalanan memperlihatkan perbandingan yang cukup menyolok, yaitu anak-anak laki-laki lebih banyak yang berada di jalanan (Lentera Sahaja : 74%, Diponegoro : 80%) dibandingkan anak perempuan (LS : 26%); Diponegoro : 20%) Anak Mandiri menitikberatkan pendampingan dan mengkhususkan rumah singgah hanya untuk anak jalanan laki-laki, pertimbangan jumlah anak jalanan laki-laki di DIY lebih banyak daripada anak jalanan perempuan

  15. ANAK-ANAK ADOPSI Cara-cara penyelesaian untuk merawat anak dalam lingkungan keluarga yaitu dengan adopsi/pengangkatan anak Kota Yogyakarta, adopsi anak 31 anak (75,6%) Sleman & Gn. Kidul masing-masing 5 anak (12,2%). Anak-anak Adopsi pencatatannya dilakukan oleh Catatan Sipil dengan menerbitkan Akta Kelahiran Anak berdasar data asli (anak kandung dari …..), kemudian dilakukan koreksi dengan dibuat Catatan Pinggir di Akta Kelahiran dengan menambah keterangan di angkat oleh ………

  16. KESEHATAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL Kesehatan Anak mengenai imunisasi (BCG, DPT I,II,III; Polio, Campak, TT) diperoleh hasil Kab. Sleman Kab. Bantul Kab. Gunung Kidul Kota Yogyakarta Kab. Kulon Progo Kesehatan Anak dengan status gizi : Kab. Kulon Progo banyak terdapat anak dengan status gizi kurang dan buruk, Kota Yogyakarta banyak terdapat anak dengan status gizi lebih Kab. Sleman banyak terdapat anak dengan status gizi baik. Jumlah balita dengan status gizi buruk semakin sedikit jumlahnya, baik di perkotaan maupun perdesaan. Persentase balita perempuan dengan gizi baik lebih tinggi dibandingkan dengan balita laki-laki (80,81% : 74,54%). Angka Kematian Bayi cenderung menurun, hal ini disebabkan membaiknya kemajuan di bidang pengobatan dan kesehatan, serta kemampuan obstetri, berkurangnya proses persalinan melalui dukun di perdesaan

  17. KESEHATAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL Kehidupan penuh dan layak untuk anak cacat : Di DIY, belum ada data terinci tentang anak cacat; namun orang penyandang cacat: Cacat fisik, 14.424 orang Cacat mental retardasi, 4.185 orang Cacat mental Psikotik, 3.183 orang Cacat Ganda, 1.435 orang Cacat karena penyakit kronis, 242 orang Anak penyandang cacat diprediksikan sekitar 25% dari jumlah keseluruhan penyandang cacat di DIY. Penduduk penyandang cacat diperkirakan sekitar 0,007% dari jumlah penduduk keseluruhan.

  18. KESEHATAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL • Anak Balita Terlantar Kab. Sleman 629 anak (39,4%) Kab. Kulon Progo 507 anak (31,7%) Kab. Bantul 264 anak (16,8%) Kab. Gunung Kidul 172 anak (10,7%) Kota Yogyakarta 23 anak (1,5%) Sudah terbentuk penanganan, dengan Model “Pola Pelayanan Balita Terlantar di DIY” kerjasama Dinkesos dan YSI

  19. PENDIDIKAN, KEGIATAN BUDAYA DAN WAKTU LUANG Prov. DIY Pendidikan tertinggi yang ditamatkan penduduk 10 tahun ke atas : Tamat SD (23,95%) Tamat SLTA (29,94%) Program Pemberantasan Buta Huruf Ada 13,37% penduduk 10 tahun ke atas yang Buta Huruf. Jenis Kelamin : Penduduk perempuan lebih banyak yang buta huruf (20,09%) dibanding penduduk laki-laki buta huruf (6,4%). Ada Program Kejar Paket A atau Kejar Paket B sebagai penanganan, namun perempuan khususnya di perdesaan masih kurang kesempatan dibanding laki-laki

  20. PENDIDIKAN, KEGIATAN BUDAYA DAN WAKTU LUANG Angka Partisipasi Sekolah (APS) : Anak usia sampai dengan 18 tahun sebagian besar berstatus masih sekolah (78,42%). Jenis Kelamin Perempuan pada kelompok usia 16-18 tahun, tidak ada yang belum sekolah. Jadi tingkkat partisipasi sekolah di Prov. DIY cukup tinggi. Pada Profil Angka Lulusan, Mengulang dan Putus Sekolah (DO), menunjukkan tingkatan yang cukup tinggi dalam hal Lulusan, namun angka Mengulang dan DO relatif lebih rendah bila dibandingkan Indikator Kesejahteraan Anak. Sehingga dimaknai tingkat kesejahteraan anak di bidang pendidikan di DIY cukup baik.

  21. PENDIDIKAN, KEGIATAN BUDAYA DAN WAKTU LUANG Selain pendidikan dasar dan menengah, juga dikembangkan PADU (Pendidikan Anak Dini Usia) yang dikembangkan dalam Kelompok Bermain, Taman Penitipan Anak serta satuan PADU sejenis. Selain itu ada Satuan PADU sejenis yang terintegrasi Posyandu dan PIADU

  22. PERLINDUNGAN KHUSUS Pengungsi Anak : Di Kab. Gunung Kidul ada pengungsi anak dari Timor Timur, sejumlah 46 anak yang ditampung oleh Yayasan Kasih Bangsa. Dalam suatu penelitian, anak-anak Timor di Gn. Kidul dengan anak Timor di Kamp Pengungsi, ada perbedaan agresivitas, rasa aman diantara ke duanya. Anak dalam Situasi Konflik dengan Hukum : Balai Pemasyarakatan (BAPAS) : anak Laki-laki : 177anak (97,25%) anak Perempuan : 5 anak (2,275%) Usia 8-18 tahun : 117 anak (58,79%) Usia 18-21 tahun : 75 anak (41,21%) Asal Pengadilan Negeri : Kab. Sleman : 73 anak (40,11%) Kota Yogyakarta : 44 anak (24,18%) Kulon Progo : 29 anak (15,93%)

  23. PERLINDUNGAN KHUSUS Anak dalam Situasi Ekspolitasi : Anak yang bekerja ada di Kab/Kota : Kab. Kulon Progo, 47 anak (40,52%) Kab. Bantul, 26 anak (22,41%) Kota Yogyakarta, 19 anak (16,38%) Konvensi ILO 1973 No. 138 dan UU No. 20 tahun 1999 tanggal 7 Mei 1999 : Usia Minimum untuk bekerja : 15 tahun Pekerjaan Berbahaya : 18 tahun Pekerjaan Ringan : 13-15 tahun

  24. PERLINDUNGAN KHUSUS Anak dengan Penyalahgunaan Obat/Narkoba : Polda DIY : ada 9 anak usia 16-18 tahun. LAPAS : hampir 50% penghuni adalah kasus penyalahgunaan obat/narkoba Dinkesos : 278 anak Penelitian Pratiwi & Anang (2002) : Membuat Model Strategi Intervensi Preventif Pemahaman Narkoba pada Siswa SLTP dan SMU dengan pendekatan multi disiplin (Medis, Psikologis, Hukum) Pembentukan Panti Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkoba oleh BK3S dan Dinas KesSos DIY

  25. PERLINDUNGAN KHUSUS Anak dengan Eksploitasi Seksual : Ada fenomena gunung es, sehingga data menyeluruh tentang hal ini sulit diperoleh. Yang menghuni salah satu Panti Sosial Karya Wanita di Provinsi DIY, ada 33% anak perempuan dari 50 penghuni yang ada.

  26. SARAN • Untuk kesejahteraan anak dibidang hak-hak sipil dan kebebasan agar tercapai perolehan jumlah akta yang sesuai target perlu ditingkatkan sosialisasi tentang pencatatan akta. Untuk penegakkan hak anak untuk tidak disiksa maka RPK (polisi) perlun lebih mensosialisasikan pelayanan terpadu dengan kerjasama tripartit. • Untuk kesejahteraan anak di bidang lingkungan keluarga dan perawatan alternatif khususnya pada masalah anak-anak terlantar, perlu dilakukan intervensi dengan pembuatan model pendampingan bagi anak-anak terlantar.

  27. Untuk kesejahteraan anak di bidang kesehatan dan kesejahteraan sosial, perlu peningkatan sosialisasi model pola pelayanan Balita terlantar di DIY. • Untuk kesejahteraan anak di bidang pendidikan dan kegiatan budaya, waktu luang khusus untuk anak-anak PADU perlu peningkatan sosialisasi program dan kurikulum PADU • Untuk kesejahteraan anak di bidang perlindungan khusus, terutama dalam hal tenaga kerja anak perlunya sosialisasi peraturan per Undang-Undangan Batas Minimum Usia Kerja serta UU Perlindungan Anak

  28. REKOMENDASI • Bagi Pemerintah Daerah Kab/Kota dengan dibantu PSW di PT serta dinas dinas terkait di daerahnya perlu mengembangkan : MODELINTERVENSI BAGI ANAK-ANAK TERLANTAR DENGAN PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP (LIFE SKILLS) DENGAN PENDEKATAN BROAD BASE EDUCATION

More Related