1 / 17

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2012

organization morality and responsibility. ARRUM DAMAYANTI. DEWI PURNIMA. NAILI SALAMAH. NIKE VICKY. NUR QOMARIAH. PAVITA WULAN. FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2012. organization morality and responsibility. ORGANISASI MORALITAS DAN TANGGUNG JAWAB.

alicia
Download Presentation

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2012

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. organization morality and responsibility ARRUM DAMAYANTI DEWI PURNIMA NAILI SALAMAH NIKE VICKY NUR QOMARIAH PAVITA WULAN FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2012

  2. organization morality and responsibility ORGANISASI MORALITAS DAN TANGGUNG JAWAB ORGANIZATIONAL MALEVOLENCE AGEN (PERWAKILAN) DAN RESPONSIBILITAS MORALITAS, KOMPLEKSITAS MORAL, DAN KEPEMIMPINAN

  3. Moralitas dan Tanggung Jawab Organisasi Administrator berpegangan pada filosofi bahwa tindakan moralitas individu mempengaruhi kesejahteraan sosial dan kemajuan. Pengalaman dan fenomena personal bahwa filosofi tersebut adalah refleksi terbaik tentang kebenaran dunia Moral dapat membentuk prespektif Contoh dari prespektif tersebut misalnya: menjadi jahat di dunia yang jahat, mengalahkan dunia, dan lain-lain Jadi filosofi seperti itu dapat digunakan untuk mencapai kekuasaan, setelah itu baru aturan dan administrasi

  4. Moralitas dan Tanggung Jawab Organisasi Bersaing menunjukkan bahwa suatu kelompok bernilai lebih baik Baru setelah itu tindakan individu dan yang terakhir adalah moral Mempertimbangkan moralitas dari sudut organisasi, yang merupakan kepentingan kolektif Memikirkan kemungkinan moral atau rintangan yang terdapat dalam organisasi tersebut; yang berguna bagi setiap tindakan moral yang akan dilakukan.

  5. Moralitas dan Tanggung Jawab Organisasi Dalamberorganisasikitaharusmempertimbangkanmoralitasataubaikburuknya yang akndiambildalamsuatutindakanberorganisasi, mendahulukankepentingankolektif, bertanyapadadirisendiridanorganisasitentangkemungkinanrintangan yang terdapatdalamorganisasiitu, danbermanfaatbagikepentinganumum.

  6. Organizational Malevolence Organisasi formal danbirokrasidalamaspekkritistertentubertentangandenganmoralitasbiasa. Dalambirokrasi yang kompleks, individubukanlahseseorang yang dilihatsecara personal melainkandilihatsebagaiseorangpemegangjabatan, suatukemampuan yang dibutuhkanorganisasi. Mereka adalah bagian, dapat diganti dan tergantikan. Organisasiadadalammenentukannilai-nilai yang tepatuntukkebijakansosialataukolektif yang dibuatdalamaturan. Tujuanorganisasidikombinasikandenganprosedurrasionaluntukpencapaiantujuan.

  7. Organizational Malevolence Dalamhalinitidakada yang “salah” atau “benar”, yang adahanyakurangataulebihkemanjuran yang memberikansekumpulansistemperaturan yang tidakdapatdiubaholehhalitusendiri. Administrator, bukanlahpembuatkegiatanmelainkanseorangagen (perwakilan), seseorang yang melakukansesuatuatasnama yang lainnya. Inimembuat administrator dapatmenjaditidakbertanggungjawab. Karenapendapatbahwaorganisasilebihbesardaripadaindividu. Organisasimenjalankangagasandanternyatagagasantersebutsalah. Dan administrator tidakbertanggungjawabsecara moral maupun personal untuksetiapkejadiandibawahkekuasaanorganisasi. Administrator harus “tepatmenjalankebijakanmeskipunsecara personal merekatidaksetuju.”

  8. Perwakilan dan Responsibilitas Pembuatankeputusankolektifatausosialdimanakeputusan administrator dihubungkanpadaorganisasi. • Agendibentukuntukbertindakdemikepentinganprinsip. Sebagaicontoh, organisasiseolah-olahberkepentinganuntuktujuankolektif. • Agenbisasajasecara personal tidakmenyetujuiperbuatandalamorganisasi, tetapiagentetapharusmelaksanakantindakanitu. • Karenakeputusanorganisasidibuatdengantidak personal danharusberhubungandengantujuanorganisasi.

  9. Perwakilan dan Responsibilitas • Keputusansosialsendiritidakdapatmenjadi moral. Kita tidakseharusnyamengharapkanperilakuorganisasiuntukmencapaiprinsip moral. • kitatidakdapatdantidakseharusnyamengharapkanorganisasi formal, atauperwakilanmerekadalamkapasitaspegawaimereka, untukbersikapjujur, simpatik, atauintegritas moral lainnya. Masalahsepertikerahasiaan, pengintaian, danpenipuantidakmembuatorganisasisalah, halitujustrubenardanrasional. Ini uraian baru dari perspektif filosofis moral yang mengulang dilema dalam ilmu administrasi.

  10. Perwakilan dan Responsibilitas • Administrator harusmengidentifikasikandirinyasendiridengankepentingankolektif. Implikasietissekarangdibutuhkanuntukdiperbaiki. • Membawahal yang baikhanyadengankualifikasi. Sebagai contoh, sudah dijelaskan bahwa organisasi tidak berkewajiban apalagi dipaksa demi kepentingan sosial tapi mungkin merusak anggota atau agen mereka, aksi itu salah bagi standar moral yang biasa, tapi tidak untuk organisasi.

  11. Perwakilan dan Responsibilitas • Untukmenyatukan moral individudengankeputusansosialsangatsusah, menuntutbanyakhal, dalamkompleksitas moral. untukmengertikompleksitastersebutpentinguntukmenguasai 2 konsep: kepentinganpribadidanpertanggungjawaban. Yang pertamasederhanadipermukaan. • Administrator harusjelasmengenaikepentinganpribadinya yang terdalam. Konsepkedua, pertanggungjawaban, berbelit-belitdanharusdibongkar. Perlu dibedakan antara tanggung jawab legal, formal, dan moral. Responsibility is always to somebody for something.Somebody bisa seseorang dan something bisa kejadian fenomenologi internal.

  12. Perwakilan dan Responsibilitas Pertanggungjawaban legal: baik manusia maupun badan kerjasama bertanggungjawab pada tindakan terhadap sistem yang ditetapkan oleh sistem hukum dan legal: lokal, nasional, dan internasional. Pertanggungjawaban formal dapat dipertimbangkan sebagai bagian dari pertanggungjawaban legal. Mengacu pada sanksi pertanggungjawaban oleh aturan organisasi. pertanggungjawaban moral, dapat di atasi oleh individu saja. Ini merupakan kewajiban manusia pada dirinya sendiri mengenai kesetiaannya.

  13. Moralitas, Kompleksitas Moral, Dan Kepemimpinan Tidakadaprasyaratdalamresponsibilitas, tetapialat bantu dalamnavigasi moral ataumengontrol moral. Tetapi administrator salahsatunyabukanagen yang tidakmemilikimuka, seorang yang memilikiidentitas personal dalamtugas yang diwajibkan. empatkondisimenjelaskandanmenambahkompleksitas moral daritugasnya: Ia mebentukdanmembuattugas, untukdirinyasebaikuntukorang lain Iasecarakeseluruhanbertanggungjawabdalammendamaikanaspek-aspekdalamorganisasinya Ia memutuskan, sebagianataukeseluruhannilaiorganisasi Ia harusmelakukansemuanyatanpakendala yang dibebankan

  14. Moralitas, Kompleksitas Moral, Dan Kepemimpinan moral adalahkekuatanseseorangataukecenderungandarikarakterhal yang umumdanhalusdidalamindividu yang cenderungmenghuni, mengendalikan, ataumengubahketidak-konsistenandengansegerakeinginan yang spesifik, dorongan, ataukepentingan, danuntuksecaraintensifketidak-konsistenandengankecenderungan.

  15. Moralitas, Kompleksitas Moral, Dan Kepemimpinan Intinyaadalahbahwaresponsibilitasadalahmilikindividu Hal inimenuntutkehidupanadministratif yang dapatmeresponkeadaan yang berbedadanrespontersebutakanberfungsisebagaisubstansi moral sang aktor. Administrator jugaberadadalamposisikhususkarenadiamemilikilebihbanyakkekuasaandibandinganggotabiasauntukmembuatdanmenerimaperanannya. Di siniakantergantungpadakompleksitasmoralnyadanpengertianakanresponsibilitas, pada “moralitas yang beradadalamdirinya”.

  16. Moralitas, Kompleksitas Moral, Dan Kepemimpinan perananinimeliputibeberapaaktivitassepertimenentukannilai-nilai yang diperdebatkanantaranggotaorganisasi memutuskanbahasapermainanorganisasi bernegosiasidengantingkatkepentingandiluarorganisasi terkadangdiamenjadiseorangpemimpin, terkadangnegarawan, terkadangseorangfilosofis, danterkadangmenjadiseorang hakim.

  17. TERIMA KASIH

More Related