1 / 17

PEMANTAUAN VEKTOR

PEMANTAUAN VEKTOR. Parameter Vektor Penyakit yang Dipantau antara lain:. Indeks lalat (untuk memantau kepadatan lalat) Indeks pinjal (untuk memantau kepadatan pinjal) Kepadatan nyamuk dapat dinyatakan sebagai Man Biting Rate (MBR), Indeks Kontainer, Indeks Rumah, dan atau Indeks Breteau.

Download Presentation

PEMANTAUAN VEKTOR

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. PEMANTAUAN VEKTOR

  2. Parameter Vektor Penyakit yang Dipantau antara lain: • Indeks lalat (untuk memantau kepadatan lalat) • Indeks pinjal (untuk memantau kepadatan pinjal) • Kepadatan nyamuk dapat dinyatakan sebagai Man Biting Rate (MBR), Indeks Kontainer, Indeks Rumah, dan atau Indeks Breteau

  3. Sebagai ukuran infestasi A.aegypti di suatu daerah, umumnya digunakan beberapa jenis index: • House Index, Container Index, Breteau Index untuk larva. • Ovitrap Index. • Biting Rate, Density Figure, dll untuk nyamuk dewasa. • Penentuan index dapat dilakukan setiap bulan, tiap 3 bulan, atau pada saat-sat tertentu (occasionally), misalnya bila ada wabah.

  4. House Index: Persentase rumah dimana ditemukan sarang-sarang Aedes aegypti di daerah pengawasan

  5. Container Index: • persentase kontainer yang menjadi sarang Aedes aegypti di daerah pengawasan

  6. Breteau Index: • jumlah kontainer yang menjadi sarang Aedes aegypti per 100 rumah di daerah pengawasan

  7. Biting Rate: • jumlah Aedes aegypti betina yang tertangkap per orang per jam

  8. Indeks Pinjal (flea pinjal): • Adalah (Jumlah pinjal yang ditemukan) per (jumlah tikus yang tertangkap)

  9. Man Biting Rate: • Adalah (jumlah tiap jenis nyamuk tertangkap) per (jumlah jam kerja X jumlah kolektor) • MBR biasanya pada kegiatan indoor • Pada kegiatan penangkapan di kandang ternak dan sekitarnya (outdoor), biasanya disebut sebagai Man Hour Density (MHD)

  10. Ovitrap Index: • Bila infestasi A.aegypti di suatu daerah rendah hingga sukar ditemukan larvanya, dapat digunakan ovitrap. • Ovitrap adalah kontainer buatan yang sengaja dipasang di tempat-tempat tertentu • Ovitrap “asli” terdiri dari tabung kaca berbentuk gelas, seperti gelas ukuran dengan volume ± 0,5 liter. Diameter bagian atas = 7,5 cm dan tinggi 13 cm. Dinding luarnya diberi cat hitam mengkilap. Diisi air setinggi 2,5 cm dan dipasangi “paddle” dari hardboard/triplex dengan ukuran 2 x 13 x 0,3 cm.

  11. - Ovitrap dipasang di tempat nyamuk dewasa hinggap di dalam rumah atau di luar (tempat teduh) dengan jarak 100-150 m. Setelah 5-7 hari diperiksa. Paddle yang ada telurnya diambil, kalengnya dibersihkan dan diganti airnya, dipasangi paddle baru. Telur di paddle diperiksa atau ditetaskan,dan larvanya ditentukan speciesnya.- Ovitrap index = % ovitrap yang menjadi sarang A.aegypti.

  12. “Di suatu daerah diperiksa 400 rumah dan ditemukan 1000 kontainer. Ternyata kontainer yang mengandung larva ada 300 buah. Kontainer-kontainer tersebut terdapat di 125 rumah. Tentukan HI, CI, BI?

  13. The Density Figure Corresponding to the Larval Indices Found

  14. - Secara garis besar, density figure kira-kira 0,5 kali nilai Biting Rate. Misal: Biting Rate 2 (per orang per jam) sebanding dengan Density Figure 1. Nilai ini sebanding dengan kepadatan populasi A.aegypti betina sebanyak 1000 ekor tiap hektar. Jadi makin tinggi Density Figure, makin besar kemungkinan kontak antara manusia dengan vektor, dan makin besar pula transmisi penyakit di daerah tersebut.

More Related