1 / 39

Dermatitis Atopik

Dermatitis Atopik. Rina Gustia Bag/ SMF Ilmu Kesehatan Kulit & Kelamin FK UNAND/ RSUP Dr. M. Djamil Padang. Pendahuluan. Dermatitis atopik (DA) P eradangan kulit Gejala utama gatal Hilang timbul Kulit kering Lesi eksematosa

caron
Download Presentation

Dermatitis Atopik

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Dermatitis Atopik RinaGustia Bag/ SMF Ilmu Kesehatan Kulit & Kelamin FK UNAND/ RSUP Dr. M. Djamil Padang

  2. Pendahuluan Dermatitis atopik (DA) • Peradangan kulit • Gejala utama gatal • Hilang timbul • Kulit kering • Lesi eksematosa • Mekanisme terjadinya lesi dikaitkan dengan keadaan atopi

  3. Pendahuluan • Banyak pada bayi dan anak • 50% kasus - hilangketikaremaja - dapat menetap • Dimulai pada masa dewasa

  4. Pendahuluan Istilah “atopi”(Coca & Cooke, 1923) Keadaan hipersensitivitas • pada membrana mukosa dan kulit • terhadap bahan di lingkungan hidup • cenderung bersifat familier

  5. Pendahuluan Manifestasi penyakit atopi • Asma bronkial • Rinitis alergika • Dermatitis atopik • Beberapa bentuk alergi makanan Secara imunologik  manifestasi reaksi HStipeI (IgE)

  6. Pendahuluan Gambaran klinis • Bervariasi ringan sampai berat • Secara umum pola distribusi lesi serupa • Berbeda pada setiap tahapan atau fase ( fase bayi – anak – dewasa )

  7. Patogenesis • Multifaktor: interaksi faktor internal & eksternal

  8. GENETIK • Atopi pada orangtua • Kromosom terkait (1q21 & 17q25)  masih pradoksal karena psoriasis juga terkait dengan penyakit atopi lainnya • Peran kromosom 5q31-33 (gen sitokin Th2)

  9. SAWAR KULIT • Mekanisme kompleks  terkait kerusakan sawar kulit

  10. AEROALERGEN (ALERGEN HIRUP) Serbuk Sari Debu rumah tungau debu rumah (TDR) bulu binatang peliharaan, serpihan kulit manusia, biji-bijian (biji kapas dan biji kopi), minyak jarak, serat tumbuh-tumbuhan,algae Dermatophagoides pteronyssinus dan D. Farinae karpet, debu rumah, perabot rumah tangga, pakaian

  11. BAHAN IRITAN Iritan Lemah Iritan fisik sabun, alkali, detergen Serat pakaian (bahan wol), karpet, bed cover, dan perabot rumah tangga bahan antiseptik, parfum dan bahan pelarut  dapat menyebabkan DA

  12. Alergenmakanan pada DA ALERGEN SUSU • Susu sapi mengandung: Air, lemak, laktosa, protein • Protein: casein, lactoglobulin, protease pepton, protein darah  albumin, serta Ig  merupakan alergen susu • Reaksi hipersensitivtas >> disebabkan protein • Kebanyakan anak alergi terhadap beberapa protein susu

  13. ALERGEN TELUR • DA anak alergi makanan  2/3 alergi telur • Telur  albumin • Putih telur 61 % • Kuning telur 27-32% • Alergenutama: ovalbumin, ovomukoid, conalbumin • Alergi telur  usia 7 bulan s/d 9 tahun(44% pasien alergi terhadap telur akan sembuh)

  14. KACANG TANAH • Alergen kacang tanah terdapat pada ekstrak semua bagian tumbuhan(kacang mentah yang mempunyai sifat tahan panas, maupun kacang yang dipanggang). • Protein kacang terdiri atas albumin (yang larut dalam air) & globulin (yang tidak larut dalam air)  mengandung fraksi arachin & conarchin • Alergi terhadap kacang tanah  seumur hidup

  15. MAKANAN LAIN • Kedelai dan gandum • Buah, sayur, dan cereal  berlangsung dalam waktu singkat • Kebanyakan pasien hanya mengalami intoleransi/ reaksi iritasi dari pada alergi sesungguhnya

  16. Manifestasi klinis FASE BAYI (0-2 TAHUN) • Dimulai 6 bulan pertama kehidupan (usia 3 bulan) • Sifat: akut, subakut, rekurens • Lokasi: pipi bilateral simetris, bagian ekstensor tungkai bawah dan lengan • Lesi: plak eritematosa, papulovesikuler, erosi, krusta • Polimorfik cenderung eksudatif • ± infeksi sekunder

  17. Papul & plak eritematosa, papulovesikuler, skuama putih kasar, krusta. polimorfik cenderung eksudatif

  18. FASE ANAK (2-12 TAHUN) • Distribusi lesi  berubah • Predileksi  fleksural simetris, antekubital & popliteal, lateral dan anterior leher • Pada ekstremitas lesi di bagian ekstensor serta pergelangan tangan dan kaki • Sifat : subakut  menjadi kronik. • Lesi: plak hiperpigmentasi, likenifikasi, akibat garukan tampak erosi dan ekskoriasi linear

  19. FASE DEWASA (>12 TAHUN) • Mirip fase anak • Simetris • Fossa kubiti dan poplitea, lateral leher, tengkuk, badan bagian atas dan dorsum pedis. • Remaja: sekitar puting susu. • Lesi (akibat garukan kronik):plak hiperpigmentasi, skuama dengan mikrovesikulasi, erosi dan ekskoriasi serta likenifikasi.

  20. Beberapa kelainan terkait DA Kulit kering • ↓kemampuan mengikat air sel keratinosit atopik & TEWL ↑ • Kulit kering & bersisik (hampir seluruh tubuh). Palmar hiperlinearity of palms or soles • Garis tangan/kaki lebih banyak, dalam, dan nyata • Telapak tangan cenderung kering, menebal dan mudah terbelah.

  21. Dennie-Morgan infraorbital fold • Lipatan kulit (satu/ dua lipatan) di bawah kedua kelopak mata bawah, simetris Facial pallor • Ujung tangan & muka bagian sentral terutama hidung, mulut, dan telinga pucat ketika udara dingin Pitiriasis alba • Pajanan matahri dan gangguan pigmentasi di daerah yang terkena • Bercak hipopigmentasi,ukuran bervariasi, berbatas tegas, disertai sisik halus

  22. Dermografisme putih • Setelah kulit digores akan muncul garis merah setelah 10 detik digantikan dengan suatu garisputih tanpa disertai urtika Tanda Herthoge • Penipisan/ hilangnya bagian lateral alis mata.

  23. Keratosis pilaris • Pada tubuh, bokong, sisi ekstensor lengan dan tungkai • Papul berkelompok, hiperkeratosis folikuler, keras, berbentuk kerucut • Akibat kelainan keratinisasi folikel rambut

  24. Keilitis • Kulit kering pada bibir atas & bawah bibir, sudut bibir • Akibat kebiasaan membasahi bibir dengan ludah, pajanan cairan iritan (makanan & minuman) terus menerus Nipple eczema • Puting susu  papul eritem dan vesikel, eksudatif, simetris meluas ke daerah payudara dan sekitarnya

  25. Gangguan psikologi • Akibat rasa gatal (ganguan tidur, stres berlanjut) memicu perubahan perilaku mudah tersinggung &agresif

  26. Katarak dan keratokonus • Kecenderungan timbul katarak pada usia lebih muda • Elongasi permukaaan kornea (keratokonus) menyertai katarak • Seringnya mengusap mata secara berulang/ akibat perubahan degeneratif pada kornea mata

  27. Infeksi • Karena perubahan imunitas seluler. • Klinis kerentanan mengalami infeksi sekunder (bakteri, virus, jamur, parasit)

  28. Diagnosis • Berdasarkan anamnesis, riwayat keluarga, dan pemeriksaan fisik • Laboratorium tidak mempunyai nilai yang kuat • Kriteria diagnostik  Hanifin dan Rajka • Tiga dari empat kriteria mayor;dan • Tiga dari sejumlah kriteria minor

  29. Diagnosis • Klinis DA: papul, vesikel, plak skuama, erosi dan ekskoriasi • Keluhan gatal juga serta tiroid  penting anamnesis & pemeriksaan kulit teliti Bedakan dengan penyakit lainnya: • Dermatitis seboroik • Psoriasis • Neurodermatitis • Skabies • Dermatitis kontak

  30. Penatalaksanaan Tujuan:

  31. Penatalaksanaan Pengobatan:

  32. Pengobatan dini yang efektif (untuk mencegah penyakit bertambah parah) • Terapi indivualistik  menemukan kombinasi pengobtan yang ideal untuk pasien tersebut(spektrum klinis DA bervariasi& tidak ada regimen yang ideal)

  33. Edukasi • Penjelasan penyebab DA = multifaktorial • Hilangkan rasa takut berlebihan karena pemakaian obat • Hindari alergen • Edukasi cara perawatan kulit yang benar(cegah bertambah rusaknya sawar kulit &memperbaiki sawar kulit) • Cari faktor pencetus  hindari/ hilangkan

  34. HIDRASI KULIT • Mandi teratur dua kali sehari • Membersihkan kotoran,keringat, skuama (medium untuk bakteri) • Suhu air tidak terlalu panas selama 10-15 menit (dapat ditambahkan minyak) • Sabun/ pembersih kulit mengandung pelembab • Hindari sabun antiseptik/anti bakteri(kecuali infeksi sekunder)

  35. HIDRASI KULIT • Pelembab yang adekuat secara teratur • Mengatasi kekeringan kulit. • Mempertahankan kelembaban kulit dan mengurangi gatal, dioleskan segera setelah mandi minimal dua kali sehari. • Pilihlah pelembab yang murah, aman dan efektif (lanoin 10 %, petrolaum dan urea 10%).

  36. KORTIKOSTEROID (KS) TOPIKAL • Pengobatan standar untuk mengatasi inflamasi • Efektif, mudah digunakan, ditoleransi, hasilnya lebih baik, lebih cepat • Terdapat berbagai potensi & vehikulum • Faktor perlu dipertimbangkan: vehikulum, potensi, usia pasien, letak lesi, derajat dan luas lesi, cara pemakaian. • Potensi  • Pilih yang paling ringan yang efektif untuk keadaan lesi kulit berdasarkan lokasi dan beratnya lesi serta usia pasien. • Potensi kuat jangka lama efek samping lokal/ sistemik.

  37. INHIBITOR KALSINEURIN TOPIKAL • Anti-inflamasi nonsteroid topikal • Dua macam: • Takrolimus 0,03%/ 0,1% • Pimekrolimus 0,1% • Kedua obat tersebut dioleskan dua kali sehari

  38. ANTIPRURITUS • Ditujukan langsung kepada penyebabnya • Efektivitas antihistamin  kontroversial • Antihistamin: • Sedatif menjelang tidur (hidroksizin & CTM) • Nonsedatif pada pagi hari (loratadin & setirizin)

  39. TerimaKasih

More Related