1 / 10

PEMERIKSAAN LABORATORIUM PADA PENYAKIT INFEKSI JANTUNG

PEMERIKSAAN LABORATORIUM PADA PENYAKIT INFEKSI JANTUNG. Prof. Dr. Rismawati Yaswir, SpPK (K). Penyakit infeksi jantung yang tersering adalah penyakit demam rheumatik, yang nantinya  penyakit jantung rheumatik Demam rheumatik Penyakit jantung rheumatik dapat dicegah

bond
Download Presentation

PEMERIKSAAN LABORATORIUM PADA PENYAKIT INFEKSI JANTUNG

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. PEMERIKSAAN LABORATORIUM PADA PENYAKIT INFEKSI JANTUNG Prof. Dr. Rismawati Yaswir, SpPK (K)

  2. Penyakit infeksi jantung yang tersering adalah penyakit demam rheumatik, yang nantinya  penyakit jantung rheumatik • Demam rheumatik • Penyakit jantung rheumatik dapat dicegah Pengertian dan kemampuan untuk mengenal penyakit ini penting

  3. Peran Serta Masyarakat Kesadaran akan pentingnya kesehatan dan kesehatan lingkungan Menanggulangi penyakit ini Pemeriksaan laboratorium memegang peranan penting Diagnosa dini penyakit demam rheumatik ini

  4. Pemeriksaan laboratorium pada penyakit demam rheumatik • Karena etiologi  infeksi saluran nafas bagian atas oleh β strepto coccus hemolitycus • Maka laboratoriumnya tanda-tanda radang • Swab tenggorokan untuk mencari kuman β strepto coccus Hemolyticus • Leukosit  Leukositosis • LED  me/LED • C Reaktif protein   • Kenaikan titerr ASTO  80% kasus

  5. Pengukuran Kadar C Reaktif Protein(Protein Fase Akut) C Reaktif Protein merupakan anggota dari protein pentraxin Istilah ini  Tillet dan Francis th 1930 Senyawa ini dapat bereaksi dengan polisakarida C somatik dari streptococcus pneumonia. Kadarnya me naik 100x  24-48 jam setelah luka jaringan 11 th kemudian Mac Leod  “Faze Akut” Pada serum penderita infeksi akut

  6. CRP Normal • Dalam serum manusia dalam jumlah yang kecil • Sintesa CRP : CRP disentesis dan sekresi oleh hati sebagai respon terhadap sitokin terutama IL6 • Sitokin dihasilkan oleh • Monosit/makropag • Leukosit lain • Sel endhotel • IL6 adalah penginduksi utama dan diaktifasi oleh protein kinase C (PKC) dependent phosphorylation

  7. Metoda Pemeriksaan CRP • Th 1970  • metode immunoassay • Nefelometri • Turbidimetri otomatis • Th 1980 • Metode homoenous enzimatik dan polarisasi fluorensens • Sensitive dan spesific kurang baik karena tidak dapat mendeteksi kadar rendah • Sekarang • High sensitivity CRP (hs.CRP) • Metoda yang memiliki sensitivitas tinggi • Kadarnya stabil untuk waktu lama • Tidak dipengaruhi faktor lain (Idependen) maupun variasi diurnal

  8. Elisa • Cocok untuk penelitian karena waktunya lama • Imunonefelometri • Imuno Turbidimetri • Imuno Luminometri secara otomatis • FDA  penggunaan Latex – Enhanced Method • Nilai Normal • 0 – 15 mg/l • > 15 mg/l  infeksi akut • Ulang pemeriksaan 2-3 mg lagi Metode Pemeriksaan hs.CRP

  9. Pemeriksaan Asto • Titer Asto  80%  kasus • Anti Streptolisin

  10. terimakasih

More Related