1 / 23

Presentasi Kelompok V

Presentasi Kelompok V. SAFARI ( G2I1 012 013 ) RAHMAT ( G2I1 012 01 5) TATY ANDRIATI AMRIN ( G2I1 012 01 7). KODE MEMORI. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HALUOLEO KENDARI, 2013.

wells
Download Presentation

Presentasi Kelompok V

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. PresentasiKelompok V • SAFARI (G2I1 012 013) • RAHMAT (G2I1 012 015) • TATY ANDRIATI AMRIN (G2I1 012 017) KODE MEMORI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HALUOLEO KENDARI, 2013

  2. Kodememori (memorycode) adalah symbol yang digunakanuntukmenyimpansebuah item dalammemori. • Pilihanmenciptakankodememori yang berbedaadalahkeuntungantertentuketikadefisitmemorimembatasijeniskodememori yang dapatdiciptakanolehseseorang. • Ketikaorangtidakmengalamikerusakanmencobauntukbelajar, merekamungkinakanmembentukbeberapajeniskodememori. Sebagaiganti, kitabiasanyamemintamerekauntukmembuatpenilaianterhadapkata-katatanpamengatakankepadamerekabahwamerekaharusmengingatataumengenalikembalikata-katatersebutselaintugaspenilaian. • Tujuantugaspenilaian (biasanyadisebuttugas yang berorientasi (Orienting task) adalahmencobauntukmengendalikanjeniskodememori yang dibentukdenganpermintaanbahwaseseorangakanmembuatkeputusanmengenaiaspekkatatertentu, sepertipelafalandanmaknanya.

  3. Teori Tingkat Pemrosesan • PenekananpadaStrategiPengodean TulisanCraikdan Lockhart (1972) memilikitigatujuan: untukmengujialasandalammengajukan model multistore,untukmenanyakankeadekuatan model tersebut, danuntukmengajukansuatukerangkakerjaalternatif yang berhubungandengantingkatpemrosesan.

  4. Craikdan Lockhart meringkasperbedaanumumdalampenyimpanan yang dapatditerimaorang-orang (Tabel 6.1).

  5. Craikdan Lockhart percayabahwabuktiperbedaanantara STM dan LTM tidaklahsejelas yang seharusnya. Merekaberpendapatbahwapertama, kapasitas STM sangatbervariasidaripadaperkiraan Miller mengenai lima sampai Sembilan chunk (potongan- potonganbesar). Misalnya, orangdapatmenghasilkankembalideretankatasampai 20 katajikakata-katatersebutmembentuksebuahkalimat. Kedua, meskipun format utamadalam STM adalahfonemdan LTM adalahsematik, terdapatbuktikode visual dansematikdalam STM (lShulman, 1971) sertakode visual danfonemdalam LTM.

  6. Teoritingkatpemrosesanterdiriatas 3 tahap. • Tahapawalberhubungandengananalisishal-halfisik, sepertigaris, sudut, keterangan, kualitassuara, dankekerasansuara. • Tahapkeduaberhubungandenganpengenalankembalipoladanidentifikasimaknapolatersebut. • Setelah stimulus dikenalikembali, kemudianakandapatdielaborasi-sebuahkata, penglihatan, ataupenciumandapatmemicuasosiasi, gambaran, atauceritapadadasarpengalamanindividudimasalaludengan stimulus tertentu. • Teoritingkatpemrosesanadalahsebuahteoribagaimanakitamenganalisissebuah stimulus danapa yang dihasilkanolehkodememoridaritingkatanalisis yang berbeda. Craik (1979) menyatakanbahwapoinpentingdaristuditingkatpemrosesaniniadalahuntukmendapatkanpemahaman yang lebihmenyeluruhmengenaipengoperasiankodememoridalam LTM, bukanuntukmenolakperbedaan yang adaantara STM dan LTM.

  7. ImplikasiPengulangan Verbal • Model Atkinson-Shiffrinmenaruhperhatianpadapengulangan verbal sebagaisebuahcarauntukmemindahkaninformasidari STM ke LTM. NamunmenurutCraikdan Lockhart, pengulangantidaksecaraotomatisberhasildalampembelajaran. Keefektifanpengulangan, sepertimetodebelajar yang lainnya, tergantungpadatingkatmateritersebutdiproses. Alasanmengapapengulanganbiasanyaberhasiladalahbahwaorang-orangselalumemikirkanmaknadarimateritersebutselamapengulangan.

  8. BuktiPendukungTeori Tingkat Pemrosesan • Studi yang dilakukan oleh Hyde-Jenkins (1969) di University of Minnesota berkaitan dengan paradigma pembelajaran tidak disengaja (incidental learning task). • Penelitian terbagi empat kelompok. Kelompok satu diberikan tugas yang disengaja dengan mengingat 24 kata dan terdiri atas 12 pasangan asosiasi utama (primary associates). • Tiga kelompok yang lain adalah kelompok yang tidak disengaja. Satu kelompok berdasarkan kesenangan terhadap kata-kata, satu kelompok lain memperkirakan jumlah huruf, dan kelompok keempat menilai berdasarkan kehadiran huruf e. • Aspek yang paling menarik dari hasil ini adalah bahwa siswa dalam kelompok menyenangkan-tidak menyenangkan pada dasarnya mengingat kembali kata-kata sebanyak kelompok yang diminta untuk mempelajari kata-kata tersebut (16,3 versus 16,1). Dengan kata lain, pembelajaran yang tidak disengaja sama efektifnya dengan pembelajaran yang disengaja ketika siswa tersebut mempertimbangkan mengenai makna kata-kata yang diberikan.

  9. ProsesStruktural, Fonem, danSemantik • Pengujianterhadapteoritingkatpemrosesanpadaumumnyaterfokuspadatigatingkat, ketikakedalamanpemrosesanmeningkatdaripengodeansecarastrukturalkefonemkesemantik. • Pengodeanstruktural (structural coding) menanyakanmengenaiapakahkata-katatersebutdalamhurufbesar. • Pengodeanfonem (phonemic coding) dibangkitkandenganmenanyakanapakahsebuahkatamemilikirima, dengankata lain – pertanyaanmenekankanpadapelafalan. • pengodeansemantik (semantik coding) – seseorangharusmengevaluasimaknadengantujuanuntukmenjawabpertanyaantersebutdengantepat.

  10. Tabel 6.2. Pertanyaan yang biasanyadigunakandalampenelitiantingkatpemrosesan

  11. PenelitianCraikdanTulving (1975), mendukungprediksibahwapenyimpananinformasiakanmeningkatkarenapemrosesanberlanjutdaritingkatstrukturalkefonemkesemantik. • Jikapenyimpanan yang baikdisebabkanolehlamanyawakturespons, pemrosesanstrukturalseharusnyaakanlebihbaikdalampenyimpanandaripadapemrosesansemantik. Pengenalanmasihlebihbaiksetelahpemrosesansemantik, membuktikanbahwatingkatpemrosesan, bukanmengenaiwaktupemrosesan, adalahpenentuterbaikdalampenyimpanan

  12. KritikdanModifikasiTeori • Teoritingkatpemrosesanmemilikidampakbesardalampenelitianmemori. Salahsatukritikanutamaterhadapteoriiniadalahbahwaterlalumudahuntukmenjelaskanrentangperbedaandarimelupakandengandayatarikteori. • Untukmenghindarikritikini, perluuntukmengukurkedalamanprosessecarabebasdaripenyimpanan. Satumasalah yang munculpadaasumsitersebutadalahbahwameskipunurutaninimemberikansuatupenjelasan yang masukakalmengenaibagaimaninformasiakandianalisis, haltersebutbukanlahsuatuurutan yang penting (Baddeley, 1978; Craik, 1979).

  13. ElaborasiKodeMemori • Menurut J.R. Anderson & Reder (1979), kodememoriberbedadalamjumlahdantipepenyimpananelaborasidalammemori. Pandanganinimengasumsikanbahwaorangakanmenyimpanlebihbanyak item yang diberikankepadamereka, merekajugamenyimpanasosiasitambahan yang membantumerekauntukmengingat item-item tersebut. • Meskipunsangatmudahuntukmengelaborasimateripadatingkatsemantik, hal yang sulituntukmembangunelaborasipadatingkatstrukturalataufonem. Kebanyakanasosiasi yang kitapunyamenekankanpadamaknadaripadastrukturfisikhuruf, pengejaan, ataupelafalan. • Alasanuntukperbedaaniniadalahbahwaorangbiasanyamencobauntukmengingatmaknaapa yang merekabacadaripadamengingat detail huruf yang merekalihatsepertiapa. Sebagaiakibatnya, orangtelahmempelajariuntukmengelaborasiisisemantikkarenapadaumumnyamelakukanhaltersebutakanlebihbermanfaatdarpadamengelaborasiisi yang nonsemantik.

  14. Stein danBransford (1979) mengujikeefektifandarielaborasi yang tepatdantidaktepatdenganmembandingkanempatkelompoksiswadalamsuatutugaspembelajarantidakdisengaja. • Hasiltersebutmenunjukkanbahwaelaborasitidakselaluefektifdalammengingatkembalikarenaelaborasi yang tidaktepatsebenarnyamenyebabkansebuahpenurunandalamtampilan yang relatifdengankelompokkendali. Agar menjadiefektif, elaborasiharusmenjelaskankonsep yang signifikanatauberkaitan yang relative dengankonteks yang muncul.

  15. PembedaKodeMemori • Terdapatbeberapacaraberbedaketikasebuah item dapatdibedakan. Schmidt (1991) yang membedakandiantaraempatjenispembeda. • Satu jenis pembeda disebut pembeda utama (primary distinctiveness) ketika pembeda didefinisikan secara relatif dengan konteks yang langsung. • Pembeda sekunder (secondary distinctiveness) didefinisikan secara relatif dengan informasi dalam LTM kita daripada informasi dalam konteks yang langsung. • Pembeda emosional (emotional distinctiveness) dan didorong oleh penemuan bahwa kejadian yang menghasilkan respons emosi yang kuat terkadang dapat diingat dengan baik. • Pembeda pemrosesan (processing distinctiveness)tergantung bagaimana kita memproses suatu stimulus, karena hal tersebut merupakan hasil dari kode memori yang kita ciptakan untuk sebuah item daripada karakteristik dari item itu sendiri.

  16. KekhususanPengodeandanPemanggilankembaliInformasi • Menurutprinsipkekhususanpengodean (encoding specificity principle), “Operasipengodeankhususdilakukanberdasarkanpadaapa yang dipersepsimenentukanapa yang disimpan, danapa yang disimpanmenentukanapapetunjukpemanggilankembali yang efektifuntukmemberikanakseskepadaapa yang disimpan” (Tulving & Thomson, 1973, hlm.369).

  17. Situasipengodeandanpemanggilankembalidapatditerapkandalamkonteks yang lebihluassepertidalamlokasiketikapembelajaranmunculataubahkanpada mood pelajar. • Studimengenaimemori yang terikatdengan mood (mood-dependent memory) mengujihipotesisbahwakitaakanlebihbaikuntukmengambilkembaliinformasijika mood kitaselamapemanggilankembalicocokdengan mood kitaselamabelajar. • StudiygdilakukanolehEich, Macaulay, & Ryan, (1994) menemukandukungan yang kuatuntukmemori yang terikatdengan mood ketikaorangharusmengingatkembalikejadian yang berhubungandenganriwayathidupmerekasendiri yang telahmerekabuatbeberapaharisebelumnya.

  18. InteraksiAntaraOperasiPengodeandanpamanggilankembaliInformasiInteraksiAntaraOperasiPengodeandanpamanggilankembaliInformasi • Hasilstudi yang yangdilakukan R.P. Fisher & Craik, (1977) tentangbagaimanaprinsipkekhususanpengodeanditerapkanketikaterdapatduaperbedaantingkatpemrosesan- semantikdanfonem. • dalamsituasipenelitiandanharusmenjawabyaatautidakataspertanyaanini: “Diasosiasikandengansleet (hujansaljudan air)?” KemudianAndamelihatkatahail (hujanes) danmenjawabya. Andadiberikansatupetunjukpemanggilankembalisepertidibawahini: • Diasosiasikandengansleet • Diasosiasikandengansnow • Berimasepertibail • Diantaraketigapetunjukpemanggilankembalidiatasmana yang menurutandaakansangatmembantuuntukmengambilkembalikatahail. • Prediksiatasjawabantersebutdisajikanpadatabelberikut:

  19. Tabel 6.3. Proporsikata-kata yang dipanggilkembalisebagaifungsipersamaanantarakontekspengodeandanpetunjukpemanggilankembali

  20. StudiHertel, Anooshian, & Ashbrook (1986) menemukanbahwaorangtidakmampusecaraakuratmemprediksikeefektifandaripetunjukpemanggilankembali. Subjekmembuat 40 katadalamtugasorientasisemantik, memprediksisejumlahkata yang dapatmerekaingatkembali, dankemudianmencobauntukmengingatkembalikata-katatersebut. Hanyasubjek yang diberikanpetunjukpemanggilankembalisemantik yang secarasignifikanmengingatkembalikata-kata yang lebihbanyakdibandingkandengankelompokkontrol. • Akantetapi, kekuatandaripetunjuksemantiktidakdiantisipasiolehsubjek yang beradadalampenelitian yang memprediksibahwapetunjuksemantikdanfonemakansama-samaefektif. Kegagalanprediksitampaknyaberdasarkanpadageneralisasi yang berlebihanterhadappengalamanterdahuluketikapetunjukfonemlebihefektif..

  21. Proses Transfer yang Sesuai • Proses transfer yang sesuaimengatakanbahwakeefektifandaripembelajaranhanyadapatditentukanberkaitandengansituasipengetesan. Misalnya, jikatesmenekankanpadainformasifonemdanAndatelahmemusatkankonsentrasipadainformasisemantik, makaAndaberadadalammasalah. Jikatesnyaberupapilihanganda, tampaknyapengetahuanakan detail akanlebihbergunadaripadapengetahuansecaraumum. Jikatesnyaberupaesay, makasepertinyapengaturan yang hati-hatimengenaimateriakanlebihbermanfaatdaripada detail.

  22. Dalamproses transfer yang sesuai, keputusandibuatpadatahappengodean. • Dalamkekhususanpengodean, pengodeantelahmunculdankeputusanmembutuhkanpenemuanpetunjukpemanggilankembali yang efektifuntukmencocokkanpengoden. • Proses transfer yang sesuaitampaknyamengarahpadawaktu, daripengodenmenujupemanggilankembali, sementarakekhususanpengodeantampaknyaberbalikdalamwaktudaripemanggilankembalikepengodean.

  23. Kekhususanpengoden Memaksimalkankesamaan PEMANGGILAN KEMBALI PENGODEAN Proses transfer yang sesuai

More Related