1 / 40

PENGANTAR KESEHATAN REPRODUKSI

Lutfi Agus Salim. PENGANTAR KESEHATAN REPRODUKSI. Pentingnya Kesehatan Reproduksi Dalam Kependudukan. K esehatan reproduksi perlu mendapat perhatian  besarnya kaitan antara kesehatan reproduksi dengan kependudukan

varian
Download Presentation

PENGANTAR KESEHATAN REPRODUKSI

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Lutfi Agus Salim PENGANTARKESEHATAN REPRODUKSI

  2. Pentingnya Kesehatan Reproduksi Dalam Kependudukan Kesehatan reproduksi perlu mendapat perhatian  besarnya kaitan antara kesehatan reproduksi dengan kependudukan Semakin kompleksnya permasalahan kesehatan dan sosial penduduk yang berhubungan dengan sistem, fungsi dan proses reproduksi manusia. Kesehatan reproduksi merupakan kecenderungan baru yang lebih manusiawi, dimana penduduk tidak hanya dipahami sebagai angka-angka mati, tetapi sebagai manusia yang memiliki hak-hak dasar yang harus dilindungi.

  3. Batasan Kesehatan Reproduksi Keadaan kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang utuh dan bukan hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan dalam segala hal yang berhubungan dengan sistem reproduksi dan fungsi-fungsi serta proses-prosesnya (Family Care International, 1994:10) Kesehatan reproduksi dalam arti yang luas meliputi seluruh proses, fungsi dan sistem reproduksi pada seluruh tahapan kehidupan manusia

  4. Secara lebih khusus, studi kesehatan reproduksi mempelajari bagaimana individu dapat terbebas dari berbagai gangguan kesehatan yang disebabkan oleh proses atau bekerjanya fungsi dan sistem reproduksi.

  5. Manusia secara naluriah mempunyai dorongan seksual (sexual drives), dan akibat pengaruh faktor sosial budaya membentuk makna subyektif tentang seksualitas (seksual meanings), akibatnya timbul hasrat mencari pasangan (seksual patnership). Dari situ muncul aktivitas seksual (sexual acts) berikut akibatnya, yaitu mengalami kehamilan dan melahirkan atau tanpa berniat memperoleh keturunan.

  6. Tema Kesehatan Reproduksi Dalam Konferensi Kependudukan di Kairo 1994 Rencana Tindakan Pasal 7. hak-hak reproduksi dan kesehatan reproduksi, keluarga berencana, penyakit menular seksual dan pencegahan HIV, seksualitas manusia dan hubungan jender masalah remaja.

  7. RUANG LINGKUP • Menurut Dixon-Mueller (1994:36) adalahelemen-elemenkesehatan reproduksi yaitu  seks yang sehatdanreproduksi yang sehat.

  8. RUANG LINGKUP KESPRO.. Koentjoro (1994) 1. KESEHATAN GENERATIF • tercermin dalam upaya mendapatkan keturunan yang sesuai dengan kehendak pasangan suami istri • segala upaya mengatur dan memperoleh generasi yang sehat, sejak proses spermatogenesis dan oogenesis, pembuahan, kelahiran sampai pasca kelahiran.

  9. 2. KESEHATAN SEKSUAL • tercermin pada segala perilaku dan sikap seksual secara perorangan, pasangan dan dalam masyarakat. • kesehatan kejiwaan seks(psikoseksual) dan kesehatan seks fisiologis/ biologis.

  10. SEKS YANG SEHAT • Individu terbebas atau terlindung dari kemungkinan terkena penyakit menular karena hubungan seks (Sexual Transmitting Disease =STD) • Individu terlindungi dari praktek-praktek yang berbahaya dan kekerasan seksual. • Individu dapat mengontrol akses seksual orang lain kepadanya. • Individu dapat memperoleh kenikmatan atau kepuasan seksual. • Individu dapat memperoleh informasi tentang seksualitas.

  11. REPRODUKSI YANG SEHAT • Aman dari kemungkinan kehamilan yang tidak dikehendaki. • Terlindung dari praktek reproduksi yang berbahaya. • Bebas memilih kontrasepsi yang cocok baginya. • Punya akses terhadap informasi kontrasepsi dan reproduksi. • Punya akses tehadap perawatan kehamilan dan pelayanan persalinan yang aman. • Punya akses terhadap pengobatan kemandulan (infertilitas).

  12. RUANG LINGKUP Affandi (1995), kesehatan reproduksi mencakup kemampuan (ability), keberhasilan (succes) dan keamanan (safety).

  13. Sumber: Toward Women-Centered Reproduction Health, Information Package :1(1994)

  14. ANALISIS DATA KEPENDUDUKAN

  15. TREN INDIKATOR FERTILITAS DI INDONESIA (1991-2007)

  16. LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK PROPINSI JATIM 2002-2006

  17. TINGKAT LPP MENURUT DAERAH JAWA TIMUR 1,097 LPP >1.09 LPP 0.93-1.09 LPP<0.93

  18. TINGKAT FERTILITAS PROPINSI JAWA TIMUR 1982-2006

  19. TINGKAT FERTILITAS MENURUT DAERAH DI JAWA TIMUR 2005 JAWA TIMUR 2,01 TFR >2.2 TFR 2.0-2.2 TFR<2.0

  20. RATA-2 % WANITA KAWIN PERTAMA USIA < 20 TH TAHUN 2005 PROP. = 22.75 < 20 % 20 - 25 % > 25 %

  21. PERSENTASE PENCAPAIAN PB – PRIA TAHUN 2005 PER KAB./KOTA PROP. = 0.99 > 1,10% < O,7 % 0,7 – 1,10 %

  22. PENCAPAIAN PESERTA KB BARU (PB) THD PRAKIRAAN PERMINTAAN MASYARAKAT (PPM) TAHUN 2005 PROP. = 88,4 < 90% 90 - 100 % > 100 %

  23. PENCAPAIAN PREVALENSI KESERTAAN BER KB TAHUN 2005 PROP. = 76,2% > 75 % < 70 % 70 - 75%

  24. PENCAPAIAN PESARTA KB AKTIF (PA) SEMUA METODE TERHADAP PPM TAHUN 2005 PROP. =105.1 95 - 100 % > 100 % < 95 %

  25. KESERTAAN BER KB PRIA TAHUN 2005 PROP = 0,80% 0,5 – 1,0% > 1,0 % < 0,5 %

  26. PUS BUKAN PESERTA KB TIDAK HAMIL (UNMETNEED) DESEMBER 2005 JATIM = 24,7% > 25 % < 20 % 20 – 25%

  27. DROUP OUT PESERTA KB S/D BULAN DESEMBER 2005 PROPINSI JAWA TIMUR JATIM = 11.6% > 15 % 10 – 15% < 10 %

  28. SEBELUM DAN SESUDAH OTONOMI DAERAH PENCAPAIAN PROGRAM KB DI JAWA TIMUR

  29. sebelum otonomi daerah

  30. Persentasepencapaian program KB aktifterhadap PPM sebelumdansesudahotonomidaerah

  31. Persentase Pencapaian Angka Drop out Peserta KB semua metode sebelumdansesudahotonomidaerah

  32. Persentase Pencapaian Tingkat Kemandirian Peserta KB Aktif semua metode sebelumdansesudahotonomidaerah

  33. TERIMA KASIH

More Related