1 / 9

Hubungan Kantor Pusat dan Cabang Di Dalam Negeri

Hubungan Kantor Pusat dan Cabang Di Dalam Negeri.

ursula
Download Presentation

Hubungan Kantor Pusat dan Cabang Di Dalam Negeri

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Hubungan Kantor Pusat dan Cabang Di Dalam Negeri • Dalam rangka meningkatkan penjualan, organisasi perusahaan secara terus-menerus mencari daerah pemasaran yang lebih luas. Pengembangan daerah pemasaran ini seringkali tidak dapat diselesaikan dengan memuaskan oleh tenaga penjual, yang bertolak dari suatu kantor pusat.

  2. Hubungan Kantor Pusat dan Cabang Di Dalam Negeri • Pembentukan kantor pusat penjualan di daerah pemasaran ini dapat menjadi sarana pencapaian tujuan pemasaran. • Kegiatan penjualan dikendalikan dari kantor penjualan yang berlokasi di beberapa tempat dengan pengarahan dari kantor pusat.

  3. Perbedaan Agen dan Cabang • Perbedaan antara kedua bentuk ini didasarkan pada fungsinya dan pada kebebasannya (independensi) dalam melaksanakan fungsi-funsgsi ini. • Organisasi penjualan yang hanya mengambil pesanan untuk barang serta jasa, dan yang beroperasi di bawah pengawasan langsung pejabat dari kantor pusat disebut agen penjual.

  4. Perbedaan Agen dan Cabang • Perbedaan antara kedua bentuk ini didasarkan pada fungsinya dan pada kebebasannya (independensi) dalam melaksanakan fungsi-funsgsi ini. • Organisasi penjualan yang hanya mengambil pesanan untuk barang serta jasa, dan yang beroperasi di bawah pengawasan langsung pejabat dari kantor pusat disebut agen penjual. • Sedangkan organisasi penjualan, yang menjual barang-barang dari persediaan yang diselenggarakan sendiri dan yang bekerja sebagai kesatuan usaha yang bebas (independen) disebut cabang.

  5. Akuntansi Untuk Agen Penjual • Agen penjual pada khususnya tidak membutuhkan penyelenggaran seperangkat buku yang lengkap. Biasanya agen penjual sudah cukup dengan penyelenggaran ikhtisar penerimaan dan pengeluaran dana kerja serta catatan penjualan kepada pelanggan. • Ikhtisar pengeluaran dana kerja yang disertai dengan bukti pendukung dalam bentuk voucher yang dibayar dikirimkan ke kantor pusat. Apabila manajer lokal atau tenaga penjual lokal diberi imbalan sesuai dengan volume penjualan yang diselesaikan, maka catatan penjualan mendukung informasi ini. • Dalam penggunaan sistem imprest untuk dana kerja agen penjual, kantor pusat menulis selembar cek kepada agen penjual sebesar dana kerja.

  6. Akuntansi Untuk Cabang • Sistem akuntansi cabang dapat menetapkan (1) penyelenggaraan catatan cabang di kantor pusat, (2) penyelenggaraan catatan cabang baik di cabang maupun di kantor pusat, dan (3) penyelenggaraan catatan cabang di cabang sendiri. • Apabila kantor pusat ingin menyelenggarakan catatan yang lengkap, yang mengikhtisarkan kegiatan cabang maka transaksi cabang dapat dicatat dalam buku harian kantor pusat dan buku besar atau dalam seperangkat catatan yang terpisah.

  7. Penyelenggaraan Catatan Cabang Di Cabang Sendiri. • Pada umumnya, sistem akuntansi cabang diselenggarakan di cabang itu sendiri, cabang menyelenggarakan buku pencatatan asli dan membukukannya dalam catatan buku besar. • Laporan keuangan disusun oleh cabang secara berkala dan dikirimkan ke kantor pusat. Laporan keuangan yang dikirimkan oleh cabang biasanya diperikssa oleh auditor intern perusahaan. • Apabila cabang menyelenggarakan buku yang imbang sendiri atau yang menutup sendiri yang lengkap, maka sebuah perkiraan yang disebut kantor pusat berfungsi sebagai perkiraan modal biasa. • Perkiraan ini dikredit untuk uang kas, barang atau jasa yang diterima dari kantor pusat dan untuk rugi dari operasi.

  8. Kemudian perkiraan ini menunjukkan sampai sejauh mana pertanggungjawaban cabang kepada kantor pusat. • Dalam pada itu, kantor pusat menyelenggarkan sebuah perkiraan silang, yang disebut perkiraan cabang atau perkiraan investasi di cabang. • Perkiraan ini didebet untuk uang kas, barang atau jasa yang dikirimkan ke cabang dan untuk laba cabang; perkiraan ini dikredit untuk kiriman uang dari cabang dan untuk rugi cabang. • Kemudian, perkiraan cabang ini menunjukkan jumlah investasi di cabang. Apabila dibuka sejumlah cabang, maka untuk masing-masing cabang dibuka perkiraan cabang tersendiri.

  9. Tugas 9 : Tugas Kelompok Tugas_09.Doc di folder Tugas09

More Related