1 / 39

EPIDEMIOLOGI INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA)

EPIDEMIOLOGI INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA). DEFINISI. Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan penyakit yang sering dijumpai dengan manifestasi ringan sampai berat.

spike
Download Presentation

EPIDEMIOLOGI INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA)

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. EPIDEMIOLOGI INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA)

  2. DEFINISI • Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan penyakit yang sering dijumpai dengan manifestasi ringan sampai berat. • ISPA sering disalah artikan sebagai infeksi saluran pernapasan atas. Yang benar ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut. • ISPA meliputi saluran pernapasan bagian atas dan saluran pernapasan bagian bawah • ISPA yang mengenai jaringan paru-paru atau ISPA berat, dapat menjadi pneumonia.

  3. SISTEM RESPIRASI

  4. ANATOMI TENGGOROKAN (THROAT ANATOMY)

  5. PARU-PARU

  6. Influenzae (Flu) Pharyngitis Otitis Externa Otitis Media Sinusitis Laryngitis Bronchitis Bronchiliolitis Pneumonia (infection in alveoli) Types of Respiratory Infections Laryngotracheobronchitis (croup disease)

  7. EPIDEMIOLOGI • Prevalensi ISPA th 2007 di Indonesia adalah 25,5% (rentang: 17,5% - 41,4%) dengan 16 provinsi di antaranya mempunyai prevalensi di atas angka nasional. • Kasus ISPA pada umumnya terdeteksi berdasarkan gejala penyakit, kecuali di Sumatera Selatan lebih banyak didiagnosis oleh tenaga kesehatan. • Prevalensi pneumonia tahun 2007 di Indonesia adalah 2,1% (rentang: 0,8% - 5,6%).

  8. EPIDEMIOLOGI • Empat belas dari 33 provinsi mempunyai prevalensi di atas angka nasional. • Kasus pneumonia pada umumnya terdeteksi berdasarkan diagnosis gejala penyakit, kecuali di Sumatera Selatan dan Papua. • Provinsi dengan prevalensi ISPA tinggi juga menunjukkan prevalensi pneumonia tinggi, antara lain Nusa Tenggara Timur,Nanggroe Aceh Darussalam, Papua Barat, Gorontalo, dan Papua.

  9. EPIDEMIOLOGI • Prevalensi ISPA tertinggi pada balita (>35%), sedangkan terendah pada kelompok umur 15 - 24 tahun. • Prevalensi cenderung meningkat lagi sesuai dengan meningkatnya umur. • Prevalensi antara laki-laki dan perempuan relatif sama, dan sedikit lebih tinggi di pedesaan. Prevalensi ISPA cenderung lebih tinggi pada kelompok dengan pendidikan dan tingkat pengeluaran RT per kapita lebih rendah.

  10. EPIDEMIOLOGI • Karakteristik responden pneumonia serupa dengan karakteristik responden ISPA, kecuali pada kelompok umur ≥55 tahun (>3%) pneumonia lebih tinggi. • Pneumonia klinis terdeteksi relatif lebih tinggi pada laki-laki dan satu setengah kali lebih banyak di perdesaan dibandingkan di perkotaan. • Pneumonia cenderung lebih tinggi pada kelompok yang memiliki pendidikan dan tingkat pengeluaran RT per kapita lebih rendah.

  11. Demam Sakit kepala Nyeri tenggorokan Hidung buntu, pilek Batuk Nafas cepat & dalam Suhu tubuh meningkat Retraksi intercostal Gambaran paru abnormal Pemeriksaan darah abnormal Gejala & Tanda Umum

  12. KLASIFIKASI ISPA • Di atas 5 th : • Pneumonia berat: ditandai secara klinis oleh adanya tarikan dinding dada kedalam (chest indrawing).. • • Bukan pneumonia: ditandai secara klinis oleh batuk pilek, bisa disertai demam, tanpa tarikan dinding dada kedalam, tanpa napas cepat. Rinofaringitis, faringitis dan tonsilitis tergolong bukan pneumonia

  13. KLASIFIKASI ISPA Untuk golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun ada 3 klasifikasi penyakit yaitu : • • Pneumonia berat: bila disertai napas sesak yaitu adanya tarikan dinding dada bagian bawah kedalam pada waktu anak menarik napas (pada saat diperiksa anak harus dalam keadaan tenang tldak menangis atau meronta). • • Pneumonia: bila disertai napas cepat. Batas napas cepat ialah untuk usia 2 -12 bulan adalah 50 kali per menit atau lebih dan untuk usia 1 -4 tahun adalah 40 kali per menit atau lebih. • • Bukan pneumonia: batuk pilek biasa, bila tidak ditemukan tarikan dinding dada bagian bawah dan tidak ada napas cepat.

  14. PNEUMONIA

  15. DEFINISI PNEUMONIA • Pneumonia adalah inflamasi yang mengenai parenkim paru • Sebagian besar disebabkan oleh mikroorganisme (virus/bakteri) dan sebagian kecil disebabkan oleh faktor lain

  16. PembagianBerdasarkanLokasi • Pneumonia Lobaris • Pneumonia Interstitial • Pneumonia Lobularis (Bronkopneumonia)

  17. TempatTerjadinya.. • Pneumonia-masyarakat (community-acquired pneumonia), bila infeksinya terjadi di masyarakat • Pneumonia-RS atau pneumonia nosokomial (hospital-acquired pneumonia).

  18. Faktor resiko yang meningkatkan insiden pneumonia • · Umur < 2 bulan • · Laki-laki • · Gizi kurang • · Berat badan lahir rendah • · Tidak mendapat ASI memadai • · Polusi udara • · Kepadatan tempat tinggal • · Imunisasi yang tidak memadai • · Membedong anak (menyelimuti berlebihan) • · Defisiensi vitamin A

  19. Secara umum terdapat 3 (tiga) faktor resiko terjadinya ISPA yaitu : • faktor lingkungan • faktor individu anak • serta faktor perilaku.

  20. 1. Faktor lingkungan • a. Pencemaran udara dalam rumah • b. Ventilasi rumah • c. Kepadatan hunian rumah • 2. Faktor individu anak • a. Umur anak • b. Berat badan lahir • c. Status gizi • d. Vitamin A • e. Status Imunisasi • 3. Faktor perilaku

  21. PengaruhUsia • Usiapasienmerupakanfaktor yang memegangperananpentingpadaperbedaandankekhasan pneumonia anak • Terutamadalamspektrum • Etiologi • Gambaranklinis • Strategipengobatan

  22. Etiologi • Neonatusdanbayikecil • Streptokokusgrup B • Bakteri gram negatifsepertiE. Colli, Pseudomonas sp, atauKlebsiella sp • Chlamydia trachomatis • Bayi yang lebihbesardananakbalita • Streptococcus pneumoniae • Haemophillusinfluenzaetipe B • Staphylococcus aureus

  23. Viral Pneumonia • Penyebabutama pneumonia dinegaramaju • Etiologi virus tersering : • Respiratory Syncytial Virus (RSV) • Rhinovirus • Virus Parainfluenzae • Secaraklinis, umumnya pneumonia bakterisulitdibedakandengan pneumonia virus.

  24. Patofisiologi Kumanmasukkesalurannapasatas Mekanismepertahananterganggu Terbentuksekretvirulen Inflamasi Sekretberlebihturun ke alveoli

  25. PATOGENESIS

  26. GejalaInfeksiUmum • Demam • Sakit kepala • Gelisah • Malaise • Penurunan napsu makan • Keluhan gastrointestinal seperti mual, muntah, atau diare

  27. GejalaGangguanRespiratori • Batuk • Sesak napas • Retraksi dada • Takipnea • Napas cuping hidung • Air hunger • Merintih • Sianosis

  28. Pneumonia PadaNeonatusdanBayi Kecil • Sering terjadi akibat transmisi vertikal ibu-anak yang berhubungan dengan proses persalinan • Infeksi terjadi akibat kontaminasi dengan sumber infeksi dari ibu, misalnya melalui aspirasi mekonium, cairan amnion, atau dari serviks ibu.

  29. Pneumonia PadaNeonatusdanBayi Kecil • Serangan apnea • Sianosis • Merintih • Napascupinghidung • Takipnea • Letargi, muntah • Tidakmauminum • Takikardiataubradikardi • Retraksisubkosta • Demam

  30. Pneumonia Pada Neonatus dan Bayi Kecil

  31. Pneumonia PadaNeonatusdanBayi Kecil • Angka mortalitas sangat tinggi di negara maju, yaitu dilaporkan 20-50% • Angka kematian di Indonesia dan di negara berkembang lainnya diduga lebih tinggi

  32. Faktor resiko yang meningkatkan angka kematian pneumonia • · Umur < 2 bulan • · Tingkat sosial ekonomi rendah • · Gizi kurang • · Berat badan lahir rendah • · Tingkat pendidikan ibu yang rendah • · Tingkat jangkauan pelayanan kesehatan yang rendah • · Kepadatan tempat tinggal • · Imunisasi yang tidak memadai • · Menderita penyakit kronis

  33. Diagnosis • Predikator paling kuat pneumonia adalahdemam, sianosis, danlebihdarisatugejalarespiratorisebagaiberikut : • Takipnea • Batuk • Napascupinghidung • Retraksi • Ronki • Suaranapasmelemah

  34. KlasifikasiTakipnea

  35. Pedoman Diagnosis dan Tata LaksanaUntukPelayananKesehatan Primer Bayiberusiadibawah 2 bulan • Pneumonia • Bilaadanapascepatatausesaknapas • Harusdirawatdandiberikanantibiotik • Bukan pneumonia • Tidakadanapascepatatausesaknapas • Tidakperludirawat, cukupdiberikanpengobatansimptomatis

  36. Tatalaksana • Dasar tatalaksana pneumonia rawat inap adalah pengobatan kausal dengan antibiotika yang sesuai, serta tindakan suportif • Antibiotik dipilih berdasarkan pengalaman empiris, yaitu kemungkinan etiologi penyebab dengan mempertimbangkan usia dan keadaan klinis pasien serta faktor epidemiologis

  37. Keluarga perlu mengetahui serta mengamati tanda keluhan dini pneumonia dan kapan mencari pertolongan dan rujukan pada sistem pelayanan kesehatan • Dalam penanganan ISPA tingkat keluarga keseluruhannya dapat digolongkan menjadi 3 (tiga) kategori yaitu: • perawatan penunjang oleh ibu balita • tindakan yang segera dan pengamatan tentang perkembangan penyakit balita • pencarian pertolongan pada pelayanan kesehatan

  38. Terimakasih…

More Related