1 / 17

Tingkah Laku Menolong

Tingkah Laku Menolong. CITRA YUNITASARI HANIF EKA SULISTYANIGRUM JERI FARIS LABIB LAILATUL DEWI PURNANINGSIH. Pengertian.

marlie
Download Presentation

Tingkah Laku Menolong

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Tingkah Laku Menolong CITRA YUNITASARI HANIF EKA SULISTYANIGRUM JERI FARIS LABIB LAILATUL DEWI PURNANINGSIH

  2. Pengertian Tingkah laku menolong, atau dalam bahasa psikologi sosial lebih dikenal dengan tingkah laku prososial, adalah tindakan individu untuk menolong orang lain tanpa adanya keuntungan langsung bagi si penolong (Baron, Byrne, dan Branscombe, 2006) (dalam Sarlito .dkk, 2009:123).

  3. Kapan Anda menolong: • Saat orang lain melakukan pertolongan 52,3% • Saat orang lain membutuhkan pertolongan 42,8% • Modeling Bandura • Kesamaan Kesamaan dengan orang lain mendukung munculnya perasaan positif memperbesar peluang untuk munculnya tingkah laku menolong sehingga orang cenderung menolong kepada orang yang memiliki kesamaan dengan dirinya (Myres, 1996) (dalam Sarlito .dkk, 2009:140).

  4. Siapa yang Anda tolong: • Orang yang meminta tolong 9,5% • Orang yang lemah/dalam keadaan susah 85,7% • Cara yang paling efektif bagi seorang korban untuk mengurangi ketidakjelasan atas kondisinya yang membutuhkan pertolongan adalah dengan meminta pertolongan secara jelas (Baron, Byrne, dan Branscombe, 2006). Kondisi tidak jelas (Ambigu) dapat menyebabkan penolong potensial menahan diri dan menunggu kejelasan (Sarlito .dkk, 2009:140). • Hipotesis empati-altruisme Empatimerupakan respon yang kompleks, meliputi komponen afektif (merasakan) dan kognitif (memahami) (Sarlito .dkk, 2009:128). Motivasi menolong dari Empati bisa sangat besar sehingga seseorang bersedia terlibat dalam aktivitas menolong yang tidak menyenangkan, berbahaya, bahkan mengancam jiwanya (Batson, 1995, 2008).

  5. Mana yang Anda dahulukan: • Menolong Wanita 19,5% • Menolong Anak-anak 71,6% Golput 4,7% • Laki-laki cenderung lebih mau terlibat dalam aktivitas menolong pada situasi darurat atau berbahaya, sebabnya laki-laki dianggap lebih kuat dan memiliki keterampilan melindungi (Sarlito .dkk, 2009:136). Sementara perempuan, lebih tampil menolong pada situasi yang bersifat pada memberi dukungan emosi, merawat, dan mengasuh (Deaux, Dane, Wrightsman, 1993) (dalam Sarlito .dkk, 2009:136). • Teori Evolusi, orang tua yang mengutamakan kesejahteraan anak dibandingkan dengan kesejahteraan dirinya sendiri, genya akan mempunyai peluang lebih besar untuk bertahan dan lestari dibandingkan orang tua yang mengabaikan anaknya (Myers, 1996) (dalam Sarlito .dkk, 2009: 125).

  6. Mana yang Anda dahulukan: • Menolong Orang tua 71,4% • Menolong Wanita & Anak-anak 23,8% • Norma tanggung jawab sosial Norma ini memotivasi seseorang untuk membantu (karena rasa tanggung jawab) orang-orang yang lebih lemah darinya. Sehingga seseorang harus memberikan pertolongan kepada yang membutuhkan pertolongan tanpa mengharapkan balasan dimasa datang (Sarlito .dkk, 2009:131)

  7. Mana yang lebih membutuhkan pertolongan: B A Golput 4,7% 76,1% 14,2%

  8. Sifat kebutuhan Korban • Kesediaan untuk menolong dipengeruhi oleh kejelasan bahwa korban benar-benar membutuhkan pertolongan (clarity of need),korban memang layak mendapatakan bantuan yang dibutuhkan (legitimate of need), dan bukanlah tanggung jawab korban sehingga korban memerlukan bantuan dari orang lain (atribusi eksternal) (Deaux, Dane, Wrightsman, 1993). • Jumlah Korban (orang yang membutuhkan pertolongan)

  9. Mana yang lebih membutuhkan pertolongan: Golput 4,7% B A 61,9%% 28,5%%

  10. Ketika menolong Anda berfokus kepada: • Masalah orang yang ditolong 42,8% • Keadaan orang yang ditolong 52,3% • Locus of control Atribusi (internal/Eksternal) • Seseorang akan termotivasi untuk memberikan bantuan pada orang lain bila Ia mengasumsikan bahwa ketidakberuuntungan korban adalah diluar kendali (Weiner, 1980)

  11. Pilihlah salah satu tindakan menolong: • Mengantarkan seseorang yang tersesat sampai ke tujuan 61,9% • Menyelamatkan seseorang yang terseret ombak 33,3% • Bystander memiliki pengetahuan & keterampilan untuk memberikan pertolongan yang sesuai. • Sifat Heroik Penghargaan, penerimaan, prestise. • Keuntungan dari tingkah laku menolong dapat bersifat menolong untuk memperoleh imbalan dari lingkungan (external self-rewards) atau menolong untuk mendapat kepuasan batin (internal self-rewards) (Myers, 1996).

  12. Bagaimana perasaan Anda setelah menolong orang lain: • Bahagia 66,6% • Tenang 28,5% • Hipotesis kesenangan empatik Dalam hipotesis tersebut, dikatakan bahwa seseorang akan menolong bila Ia memperkirakan dapat ikut merasakan kebahagiaan orang yang akan ditolong atas pertolongan yang diberikannya (Sarlito .dkk, 2009:129) • Guilt, orang dapat merasa lebih baik setelah memberikan pertolongan, atau menolong untuk menghindari perasaan bersalah atau malu jika tidak menolong (Deaux, Dane, Wrightsman, 1993).

  13. Apakah anda memiliki pemikiran untuk menjadi relawan/mendedikasikan diri untuk orang lain: • Ya 23,8% • Tidak 71,4% • Clary dan Snyder (1999) dalam Baron, Byrne, Branscombe (2006), ada enam funsi dasar yang berlaku pada pekerja sukarela: • Fungsi nilai (misalnya, menjunjung nilai-nilai kemanusiaan) • Fungsi pemahaman (belajar lebih memahami dunia) • Fungsi pengembangan (pengembangan diri) • Fungsi karier (berhubungan dengan karier) • Fungsi sosial (memperkuat hubungan sosial) • Fungsi perlindunagn (misalnya, untuk mengurangi perasaan negatif atau rasa bersalah).

  14. Desakan Waktu • Orang-orang yang sibuk dan tergesa-gesa cenderung tidak menolong, sedangkan orang yang mempunyai waktu luang lebih besar kemungkinannya untuk memberika pertolongan kepada yang memerlukannya (Sarwono, 2002) (dalam sarlito .dkk, 2009:133).

  15. Menerima pertolongan • Korban dapat merasa rendah diri apabila penolong dipresepsikan sebagi orang yang “setingkat” atau memiliki “kemampuan” dibawah korban dan pertolongan terkait dengan tugas-tugas yang bersifat ego-centraltask (tugas yang menyangkut harga diri seseorang) (Deaux, Dane, Wrightsman, 1993).

  16. Menolong - Ditolong • Baik menolong maupun ditolong adalah sebuah keputusan yang diambil oleh seseorang. Mereka mempertimbangkan perasaan, tanggung jawab, pengetahuan, kemampuan (keterampilan), nilai, dan hasil.

  17. S.O.S • Ask For Help! Thank You,

More Related