1 / 25

Bahan Diskusi Kelembagan & Penigkatan Kapasitas Kota Surabaya

Bahan Diskusi Kelembagan & Penigkatan Kapasitas Kota Surabaya. Penyusunan Memorandum Program Sektor Sanitasi Provinsi Jawa Timur 2011. Tugas , meliputi ;.

konala
Download Presentation

Bahan Diskusi Kelembagan & Penigkatan Kapasitas Kota Surabaya

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Bahan Diskusi Kelembagan & Penigkatan Kapasitas Kota Surabaya Penyusunan Memorandum Program Sektor Sanitasi Provinsi Jawa Timur 2011

  2. Tugas, meliputi; • Memfasilitasi proses penguatan kelembagaan di provinsi dan kabupaten/kota, untuk dapat mengarus utamakan dan menjalankan pembangunan pengelolaan sanitasi secara efektif, efisien dan berkelanjutan. • Mengarahkan proses penguatan kelembagaan ketingkat system yang mendasari proses kerja pembangunan dan pengelolaan sanitasi , dan ketingkat organisasi yang menjalankan fungsi-fungsi pembangunan dan pengelolaan sanitasi. • Berkoordinasi dengan tenaga ahli peningkatan kapasitas dalam penilaian kebutuhan pelatihan dan peningkatan kapasitas SDM.

  3. ????? SANITASI

  4. BantekPenyusunan MPSS 2011 • Membutuhkan Kelembagaan Pokja Sanitasi Daerah yang solid, siap bekerja keras, berkomitmen tinggi, dinamis, ulet, kapasitas tinggi, loyalitas, produktifitas, sumberdaya yang memadai, dll. • Pokja yang baik membutuhkan dukungan Regulasi yang memadai, struktur yang tepat, SDM yang sesuai dengan profesionalitasnya, program yang terarah, keuangan yang memadai, koordinasi yang baik, kemitraan secara sinergis, dll. • Peningkatan kapasitas Pokja dapat dioptimalkan dengan melakukan berbagai upaya peningkatan kapasitas termasuk pelatihan, baik secara perorangan maupun Tim/ Kelembagaan.

  5. Visi Sanitasi: Terwujudnya Sanitasi Kota Surabya yang Ramah Lingkungan Pada Tahun 2015 • Misi Sanitasi: • Mewujudkan penyediaan air minum yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat secara kualitas dan kontinuitas sesuai dengan Permenkes No. 492 Tahun 2010 tentang persyaratan kualitas air minum. • Mewujudkan pengelolaan air limbah permukiman secara berkelanjutan dan terjangkau oleh masyarakat. • Mewujudkan pengelolaan persampahan yang mandiri dan berkelanjutan. • Mewujudkan pengelolaan drainase secara terintegrasi dan berkelanjutan serta melibatkan partisipasi masyarakat. • Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). • Meningkatkan partisipasi masyarakat dan swasta dalam pengelolaan sanitasi. • Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana sanitasi yang dapat menciptakan lingkungan yang hijau, bersih dan sehat.

  6. 3 Komponen PEMKOT MUSPIDA ( Walikota, Dandim, Kapolresta, Kajari dan Ketua DPRD). Eksekutif ( Walikota dan Jajaran dibawahnya). Legislatif (Pimpinan dan Anggota DPRD).

  7. SKPD Pendidikan (Dinas Pendidikan; Kantor Perpustakaan Umum dan Arsip). Kesehatan (Dinkes; RSUD). Perumahan dan Fasilitas Umum (Kantor Pertanahan; Dinas PU CTRKP: BTN ). Perencanaan Pembangunan (BAPPEKO; Bagian Pembangunan). Perhubungan (Dinas Perhubungan & Komunikasi). Lingkungan Hidup (BLH). Pertanahan (BPN). Kependudukan dan Catatan Sipil (Kantor Kependukan dan Catatan Sipil). Tenaga Kerja (Dinas Tenaga Kerja). Koperasi dan UKM (Dinas Koperasi & UKM). Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri (Badan Kesbanglinmas; Kantor Satpol PP; Polresta Surabaya)

  8. 12. Pemerintahan Umum (Sekretariat DPRD; Bagian Organisasi; Badan Pengawas Kota; Kantor Pengolahan Data Elektronik; Dinas Pengelolaan Pendapatan Keuangan dan Aset Daerah; Badan Pelayanan Prizinan; Bagian Hubungan Masyarakat; Bagian Hukum; Dinas Sosial). 13. Kepegawaian (Badan Kepegawaian). 14. Pemberdayaan Masyarakat dan Kelurahan (Badan PMK). 15. Komunikasi dan Informatika (Bagian Humas Setdakot). 16. Perdagangan (Dinas Perindag dan Pasar; Bank Perkriditan Rakyat).

  9. Perusahaan Daerah Perusahaan Daerah ..... Perusahaan Daerah Air Minum. Perusahaan Daerah ...... Perusahaan Daerah ........

  10. Pengelolaan Air Limbah Data ( Layanan sanitasi  26,95%/ 176.105 KK; Jamban Keluarga  176.105 unit, dan MCK  437 Unit; IPLT Keputih Sukolilo  400m3/hari; Sebagian penduduk yang belum mempunyai fasilitas sanitasi memanfaatkan sungai atau saluran-saluran drainase sebagi tempat pembuangan air limbahnya. Regulasi  (Perda No.257/1987 tentang penyelenggaraan kebersihan di Kota Surabaya; Perda No.4/2000 tentang struktur dan besarnya tarif retribusi Pelayanan Persampahan/ Kebersihan; PerwaliNo. 91/2008 tentangpenanganan air limbah).

  11. Organisasi Pengelola • Dinas Kebersihan dan Pertamanan. • Kemitraan dengan swasta untuk jasa pengurasan tinja. • Setiap mobil tangki memiliki daya tampung  4 m3 dan jumlah rata-rata yang beroperasi tiap harinya 80 unit mobil. • Tidak semua mobil tangki membuang limbahnya ke IPLT karena ada sarana di Kelurahan Wonorejo yang dipergunakan untuk membuang langsung ke Kali Wonokromo. Rata-rata 20 unit mobil tangki tiap harinya memanfaatkan pembuangan langsung ini. Atau sekitar 20 m3/hari masih dibuang ke kali Wonorejo, bagian hilir sungai Wonokromo. Tempat pembuangan langsung initidak menyediakan pengolahan lumpur tinja sama sekali.

  12. Isu Strategis Belum seluruh masyarakat mempunyai sarana pembuangan limbah domestik yang memenuhi syarat, seperti septik-tank dan resapannya, sehingga masyarakat membuang limbah di sungai atau badan air terdekat. Jarak IPLT dengan daerah pelayanan yang terlalu jauh, seperti untuk daerah Surabaya Barat dan Surabaya Selatan, sehingga ongkos pengangkutan tinja semakin mahal. Terkait dengan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT), kapasitas pengolahan IPLT mampu untuk mengolah Debit sampai 400 m3/hr, tetapi debit tinja yang masuk ke IPLT hanya 100 m3/hr. Periode pengurasan septik-tank yang tidak rutin, menjadikan IPLT tidak memprediksi secara tepat volume tinja yang harus diolah. Belum optimalnya kegiatan pelaksanaan penertiban permukiman kumuh atau permukiman liar di Daerah Aliran Sungai (DAS). Beberapa jamban komunal seperti di daerah Wonokromo, Kenjeran belum terpelihara dengan baik, sehingga semakin berpotensi menyebabkan pencemaran lingkungan

  13. Pengelolaan Persampahan Data  Sampah Basahdan Sampah Kering. Timbulan Tahun 2008  2,90 L/orang/hari. Denganpendudukdi Kota Surabaya  2,7 jutajiwa, makaproduksisampahsekitar 7.800 m3/hari. Pelaksanaanpenangananpersampahanterbagimenjadi 5 (lima) zone daerahpelayananyaitu Surabaya Pusat (terdiridari 4 kecamatan), Surabaya Timur (terdiridari 7 Kecamatan), Surabaya Selatan (terdiridari 7 Kecamatan), Surabaya Utara (terdiridari 7 Kecamatan) dan Surabaya Barat (terdiridari 6 Kecamatan) JumlahTPS/Depo = 166 unit tersebardi 31 Kecamatandi Kota Surabaya, sedangkanjumlah container 340 unit.

  14. Organisasi Pengelola Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kemitraa dengan swasta. Kendaraan sampah yang operasional sebanyak 119 kendaraan yang terdiri dari compactor 14 unit, Dump Truk 15 unit dan amroll 90 unit, yang artinya sampah yang terangkut secara maksimal oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan sebanyak 2.472 m3/hari dan yang dibuang sendiri oleh pihak swasta sebesar 1.460 m3/hari, jadi total sampah yang terangkut ke TPA sebanyak 3.932 m3/hr. TPA Kota Surabaya yang beroperasi adalah TPA Benowo di wilayah Surabaya Barat, dengan luas lahan 37,29 Ha. Alat berat yang ada adalah 7 unit Escavator, 9 unit Buldozer, 3 unit Shavel dan 1 unit Back Hoe Loeder.

  15. Isu Strategis Prosespemilahansampahbasahdankeringdilokasisumbersampahmaupun TPS sebagianbesarmasihtercampur. Komposisisampah yang masihdidominasiolehsampahorganikyaitu ± 71,85% dari total sampah. Karenasampahorganiklebihcepatmembusuk, makadibutuhkanpengelolaansampah yang cepatdantepat. Masihbanyaknyamasyarakat yang menggunakan model pewadahanpermanen, khususnyadiperumahan. Hal inimenyulitkanpetugaspengumpul, sertamembutuhkanwaktulebihbanyakuntukmemindahkansampahkegerobak. Keterbatasansaranaangkutansampahdantenagaoperasionalnya Masihtingginyaprosentasesampahplastikyaitu 7.6 %. Hal inimenyebabkan TPA Benowomenjadilebihcepatpenuh, karenasampahjenisinisulitterdegradasi TPA Benowoterletakdiwilayah Barat Surabaya, terlalujauhdari area pelayanan, terutamadariwilayah Surabaya Timur. Pengumpulansampahdarisumbersampahmenuju TPS tidaksemuanyadilakukansetiapharisehinggamengakibatkanpenumpukanpadawadahsampah yang berpontensimenimbulkanbausertaberserakan.

  16. Pengelolaan Drainase Data Genangan yang terjadidikota Surabaya padatahun 2007 adalahseluas 3.481,48 ha, angkainitelahjauhberkurangdibandingkanpadatahun 1999 - 2000 yang mencapai 5.418,74 ha. Artinya, terjadi pengurangan kawasan banjir yang cukup signifikan yaitu sebesar 1.937,26 Ha (35,75%). Sebagian besar genangan yang terjadi di kota Surabaya disebabkan oleh meluapnya saluran Gunungsari (eks saluran irigasi) yang membentang sepanjang 20 km dari Selatan ke Barat kota, yang kemudian meluap ke sistem pematusan PA Darmokali, PA Kupang/Dinoyo dan kali Greges. Kali Kalidami banjir sudah berkurang karena adanya penambahan rumah pompa di hilir boezem Kalidami. Sumber : SDMP Tahun 2018 danEvaluasi SDMP 2008. .

  17. Kondisi Sistem Drainase • Sistemdrainase Kota Surabaya beroperasiuntukmenjalankanduafungsisecarasimultan, yaitusebagaipengendalianbanjir (flood control) yang berasaldariluar Kota Surabaya dandrainaseperkotaan (urban drainage) didalamkota Surabaya. Keduasistemdrainasetersebutberoperasimenurutpolaberikut: • Pengendalian banjir yang berasal dari luar Kota Surabaya • Kali Surabaya dan Kali Wonokromoserta Kali Masberfungsisebagaisalurandrainase primer untukmenyalurkanbanjirdariluarkota Surabaya. • Pengendalian air hujan di dalam area perkotaan Surabaya • Sistemdrainaseperkotaan Surabaya mengumpulkan air hujandidalamkota Surabaya melaluisalurantersierdansekunder, danmenyalurkannyakesalurandrainase primer yang terhubungdengan Kali Masdiwilayahpusat. • Sistemoperasidiatasdidukungolehsistemkeamananuntukmengantisipasipasangtertinggi air lautdantingginyabebansaluran primer, sekunderdantersierpadamusimhujan. Sistemberoperasisebagaiberikut: • Pemasangantanggul-tanggullautdanpintu-pintulautpadasalurandrainase primer • Memfungsikan saluran irigasi primer dan sekuder dari bangunan pengatur Gunung Sari dan Gubeng pada saat musim hujan. • Area penampung air hujan (bosem) yang dilengkapidenganstasiunpompa.

  18. Organisasi Pengelola • Dinas PU Cipta Karya • Sistem Darinase Primer; • Saluran pematusan primer untuk mengalirkan banjir yang berasal dari luar Surabaya diarahkan ke laut (Kali Surabaya dan Kali Wonokromo). • Pengumpulan limpasan dari area perkotaan melalui saluran-saluran tersier, sekunder dan primer dibantu oleh pompa-pompa drainase pada daerah yang tidak mungkin adanya aliran secara gravitasi. • Tanggul laut dengan pintu-pintu laut untuk mencegah arus balik di saluran pematusan primer selama pasang tinggi. • Serangkaian saluran irigasi primer dan sekunder berawaldari bangunan pengatur Gunung Sari dan Gubeng. Untuksaat ini saluran-saluran ini memiliki fungsi ganda dimusim hujan dengan menerima aliran dari saluran pematusan.

  19. Isu Strategis Kebanyakankapasitassaluranpematusan primer dansekundertidakcukupuntukmengalirkan debit banjirtahunan, sertadimensisalurantersier/tepijalantidakdirencanakanuntukmelayani/mematuspetaktersierkawasanterbangun, tetapihanyauntukmelayanibadanjalan. Sistemdrainasekurangmaksimalkarenasedimendantidakterkoneksinyasaluran. Aspek kelembagaan (SDM), dll ?

  20. Pengelolaan Air Bersih Data  (PDAM;Tahun 2011± 71.67 % penduduk terlayani . Non Perpipaan; Tahun 2009  3,54%. Sistem perpipaan yang dikelola oleh PDAM mempunyai instalasi sebanyak 6 unit, yaitu Ngagel I dengan debit 1.593 lt/det, Ngagel II = 797 lt/det , Ngagel III = 1.731 l/dt, Karangpilang I = 1.339 l/dt, Karangpilang II = 2.497 l/dt dan mata air 318 lt/det serta sistem perpipaan yang dikelola oleh Citraland mempunyai satu unit instalasi dengan debit terpasang 160 l/dt. Air Baku dari mata air Umbulan dan Tamanan. Lokasimata air Umbulan terletak sekitar 60 km arah Tenggara dari Kota Surabaya. Kualitas air cukup baik sebagai sumber air baku untuk kebutuhanair bersih sehingga hanya diperlukan tindakanchlorinasi. Kuantitas air baku yang tersedia cukup besar yaitu 3-4 m³/dt dan yang dimanfaatkan oleh PDAM Surabaya ± 330 l/dt. Regulasi (Perda No. 7/1976 tentang Perusahaan Daerah Air MinumsebagaimanatelahdiubahdenganPerda No.14/1986; Perda No. 2/2009 tentang Perusahaan Daerah Air Minum). .

  21. Organisasi Pengelola Pengelolaan sistem air bersih dikelola oleh PDAM. Air bersih non-perpipaan dengan pembuatan sumur gali /Sumur Pompa Tangan dikelola oleh masing-masing pemilik (keluarga).

  22. Isu Strategis PDAM Kehilangan air yang masihcukuptinggi ± 34.45%, karenaadanyapipa yang sudahtuadanrusaksehinggaperludigantisertaadanyapencurian air dansambunganilegal, Ketersediaansumber air bakumenurunbaikdarisegikualitasdankuantitasnya Beberapajaringanperpipaan air minumsudahdalamkondisituadanmemerlukanpenggantian Masalah-masalah yang berkaitandengankeuangandankelembagaan Kenaikanharga BBM, listrikdanbahan – bahankebutuhanlainnya.

  23. PHBS- Hygiene Data  (Investasi $ 1 akan menghasilkan nilai ekonomi $ 8 – 21 di Indonesia (studi WHO, 2005); TingginyaangkamorbiditaspenyakitDemamBerdarah Dengue (DBD);Angkakesakitan (morbiditas) penyakit DBD tahun2010 adalah 116/100.000 penduduk; Lumpur tinja dibuang secara sembarangan;Sebagian lumpur tinja dari rumah-rumah tidak diangkut ke IPLT oleh truk tinja, melainkan dibuang ke sungai terdekat dengan alas an jarak yang jauh dan keengganan untuk membayar; Persepsi masyarakat mengenai fasilitas sanitasi lebih terhadap kamar mandi dan toilet, dan kurang terhadap pengolahan air limbah; Tingginyapenyakitdiarepadaanak-anak. Penyakit yang ditularkan melalui air seperti diare, terutama pada anak-anak usia kurang dari 5 tahun cukup tinggi, 4,23% dari keseluruhan populasi diperkirakan pernah menderita diare, penyakit ini dapat berakibat fatal, termasuk pada anak-anak dan dewasa. 151 orang meninggal akibat penyakit terkait diare pada tahun 2010. .

  24. Pertanyaan Kelembagaan & PK ? Kebutuhan model kelembagaan seperti apa, untuk MPSS ? Kebutuhan regulasi apa untuk MPSS ? Kebutuhan Pelatihan apa untuk MPSS ? Kebutuhan SDM seperti apa untuk MPSS ? Dll ?

  25. TERIMA KASIH

More Related