1 / 4

CHAPTER

menerangkan tentang kapal tenggelam

idaosi40
Download Presentation

CHAPTER

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah Kapal ro-ro merupakan suatu sub - sistem dari transportasi perairan dan dikenal sebagai suatu moda transportasi yang aman, ramah lingkungan dan efisien, karena alat transportasi ini sejak ia dirancang bangun, pada saat dibangun, dioperasikan sampai ditutup selalu diawasi oleh baik Pemerintah sebagai Regulator maupun Biro Klasifikasi untuk selalu memenuhi persyaratan keselamatan dan pencegahan pencemaran lingkungan serta jaminan untuk kenyamanan pemakai jasanya (Nickum, 1988). Sebagai salah satu moda transportasi yang paling berhasil di dunia kapal, feri ro-ro menunjukkan perkembangan yang sangat pesat, karena moda transportasi ini sangatlah efisien dan efektif. Di Indonesia moda transportasi ini dimulai sejak jaman Belanda yang pada mulanya dibina oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Laut dan sejak 24 Agustus 1965 lalu pembinaannya dialihkan ke Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. Namun demikian pengawasan dan pembinaan terhadap Keselamatan dan Kelaikan tetap dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Laut. Setiap kapal dapat mengalami kerusakan pada lambung kapal yang disebabkan beberapa faktor antara lain tabrakan, kandas atau terjadi ledakan. Demikian pula kapal feri ro-ro yang sangat rentan terhadap terjadinya kebocoran. Selama periode 2003 – 2009 telah terjadi 24 kecelakaan kapal di perairan Indonesia yang diakibatkan oleh sinking 25%, kebakaran 25%, grounding 29%, dan penyebab lain 21% (Ditjen Hubla, 2009). Data lain menunjukkan bahwa penyebab kecelakaan kapal di Indonesia selama 2007 – 2009 yaitu faktor cuaca 34%, faktor manusia 27%, faktor teknis 18% dan faktor lain 21% (Ditjen Hubla, 2009). Salah satu contoh yang paling aktual tragedi tenggelamnya kapal feri ro-ro KM. Levina 1 dan KM. Senopati Nusantara yang merenggut nyawa ratusan penumpang kedua kapal tersebut. Salah satu hasil analisa dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyimpulkan penyebab kapal tenggelam adalah masuknya air ke badan kapal sehingga menyebabkan kapal miring dan 1

  2. langsung tenggelam (KNKT, 2007). Hal ini diakibatkan kapal tidak memiliki stabilitas yang baik karena kapal tidak mampu kembali ke posisi semula (Rawson dan Tupper, 2001). Hal yang paling mungkin dapat dilakukan oleh perancang kapal adalah berusaha semaksimal mungkin agar ketika mengalami kebocoran kapal masih dapat mengapung dan memiliki stabilitas yang baik (Vossnack dan Boonstra, 1992). Salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah dengan membagi kapal menjadi beberapa ruangan dengan memberikan sekat kedap pada kapal secara melintang dan memanjang. Adapun fungsi dari pembagian ruangan ini adalah untuk mengurangi hilangnya stabilitas melintang dan memanjang akibat kebocoran, melindungi kerusakan pada muatan dan mengurangi hilangnya daya apung cadangan kapal (Nickum, 1988). Studi modifikasi dilakukan pada kapal feri ro-ro dengan penambahan sekat melintang dan memanjang pada geladak kendaraan. Dimana desain tersebut bertujuan meningkatkan karakteristik damage stability, yang berarti kapal masih dapat mengapung disaat terjadi kebocoran pada geladak kendaraan ataupun memperlambat proses tenggelam kapal pada saat terjadi kebocoran sehingga bisa memperpanjang waktu proses evakuasi. Modifikasi dilakukan untuk meningkatkan nilai indek kebocoran A (attained subdivision index) mengacu pada ketentuan SOLAS Consolidated edition 2009 Chapter II-1. Untuk selanjutnya dijadikan pertimbangan desain terbaik dari sisi karakteristik damage stability dan kemudahan operasional bongkar muat digeladak kendaraan. 1.2Perumusan Masalah 1)Studi dilakukan dengan modifikasi desain dan analisa untuk meningkatkan karakteristik damage stability khususnya kapal feri ro-ro berupa perhitungan memperoleh indek kebocoran A (attained subdivision index) mengacu pada ketentuan SOLAS 2009. Studi desain dilakukan sebagai berikut : a.Kapal feri ro-ro dengan kondisi geladak kendaraan terbuka. b.Kapal feri ro-ro pada kondisi geladak kendaraan tertutup tanpa sekat atau kondisi existing. 2

  3. c.Kapal feri ro-ro pada kondisi geladak kendaraan tertutup dengan penambahan sekat melintang. d.Kapal feri ro-ro pada kondisi geladak kendaraan tertutup dengan penambahan sekat melintang dan memanjang. e.Untuk akses antar kompartemen, dipasang pintu kedap tipe sliding pada sekat kedap memanjang dan pintu kedap untuk kendaraan dan manusia pada sekat melintang 2)Analisa desain dilakukan melalui perhitungan damage stability dengan metode probabilistik sesuai ketentuan SOLAS Consolidated edition 2009 Chapter II-1. 3)Studi kasus desain dilakukan pada ukuran kapal feri ro-ro kecil, sedang dan besar. 4)Untuk menghitung damage stability kapal feri ro-ro, maka digunakan kombinasi modul hydromax untuk menghitung kebocoran dan perhitungan damage stability sesuai SOLAS 2009 yang dikembangkan dengan bahasa program MATLAB. 1.3Tujuan Tujuan dari penulisan tesis ini adalah : 1)Mempelajari ketentuan SOLAS Consolidated Edition 2009 Chapter II mengenai subdivision dan damage stability. 2)Membuat program perhitungan damage stability untuk kapal feri ro-ro sesuai ketentuan SOLAS 2009. 3)Melakukan perhitungan damage stability untuk studi kasus kapal feri ro-ro dengan ukuran kecil, sedang dan besar sesuai ketentuan SOLAS 2009. 4)Menganalisa pengaruh penambahan sekat melintang dan memanjang pada geladak kendaraan untuk kapal feri ro-ro dengan ukuran kecil, sedang dan besar sesuai ketentuan SOLAS 2009. 3

  4. 1.4Batasan Masalah Batasan masalah pada tesis ini meliputi : 1)Kapal yang dihitung stabilitasnya adalah kapal feri ro-ro. 2)Stabilitas yang dihitung adalah stabilitas melintang kapal. 3)Pengaruh berat dan kekuatan konstruksi diabaikan. 4)Aspek ekonomi terhadap konfigurasi desain untuk mencapai damage stability sesuai persyaratan SOLAS diabaikan. 5)Kondisi laut pada saat kapal berlayar dalam kondisi tenang calm water. 1.5Manfaat Manfaat yang dapat diambil pada tesis ini yaitu : 1)Dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi regulator, operator kapal, badan klasifikasi dan pihak terkait terhadap karakteristik kapal feri ro-ro yang memenuhi dan tidak memenuhi ketentuan SOLAS 2009. 2)Dapat digunakan dalam permeriksaan damage stability. 3)Untuk mengetahui apakah kapal feri ro-ro yang sudah ada telah memenuhi standar penyekatan minimum sesuai SOLAS. 4

More Related