1 / 3

Mata Kuliah: Proses Komunikasi Program Studi Desain Grafis, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

Mata Kuliah: Proses Komunikasi Program Studi Desain Grafis, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana http://www.mercubuana.ac.id SESI 12 MEMAHAMI EFEK KOMUNIKASI SENI BUDAYA Dalam ilmu komunikasi, Efek komunikasi adalah sesutu yang sukar

erik
Download Presentation

Mata Kuliah: Proses Komunikasi Program Studi Desain Grafis, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Mata Kuliah: Proses Komunikasi Program Studi Desain Grafis, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana http://www.mercubuana.ac.id SESI 12 MEMAHAMI EFEK KOMUNIKASI SENI BUDAYA Dalam ilmu komunikasi, Efek komunikasi adalah sesutu yang sukar untuk ditentukan atau dipahami. MIsalnya, A mengatakan sesuatu pada B dan B hanya diam saja. Bagaimana efek komunikasi A kepada B? Apakah B menolak, menerima, tidak peduli, ataukah diam-diam memperhatikan ucapan A? Bagaimana tindakan diam-diam itu dapat dipahami? Karena itu, efek dalam komunikasi ditandai dengan perubahan sikap pemikiran atau tindakan yang muncul akibat pengaruh komunikasi. Selama pengaruh itu tidak tampak dari perubahan sikap, maka efek itu akan sukar diukur. Berbeda dengan komunikasi biasa, komunikasi diwilayah seni budaya memiliki cirri-ciri dan sifat tertentu. Secara gampang, pengaruh mode pakaian misalnya dapat ditandai dengan digunakannya mode pakaian itu oleh seseoarang, akibat pengeruh trend atau mode tertentu. Dengan demikian pesan dari si perancang mode beserta proses pemasarannya membuahkan hasil yang jelas. A. Seni sebegai alat dan tujuan, serta Pengaruhnya pada Komunikasi Seperti telah diketahui, komunikasi seni berbeda dengan komunikasi biasa, karena sifat-sifat yang dimiliki oleh seni. Pengungkapan seni, dalam bentuk tujuan apapun, melibatkan segi-segi emosi. Karena itu, pengaruh yang mungkin bagi komunikasi seni ini adalah menyentuh wilayah-wilayah emosi.Ini adalah pengaruh yang bersifat halus, atau dengan kata lain, mempunyai “daya bujuk “(persuasi) yang halus pula. Karena itu banyak tujuan dari bidang kehidupan lain: 1

  2. Mata Kuliah: Proses Komunikasi Program Studi Desain Grafis, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana http://www.mercubuana.ac.id Kebudayaan memiiki makna yang luas karena kita hampir membicarakan seluruh cara hidup manusia. Seperangkat benda-benda tertentu menjadi sangat bermakna bagi sutau masyarakat, sementara kurang bermakna bagi masyarakat lain. Demikian juga nilai-nilai, norma,adat istiadat ataupun pola pikir antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain berbeda, anatara lain juga disebabkan adanya perbedaan budaya. Karena kebudayaan berada di wilayah lebih luas, dengan unsur- unsur yang saling mempengaruhi secara kompleks, maka komunikasi seni juga tidak dapat dilepaskan dari wilayah budaya. Dalam kebudayaan, seni hanyalah salah satu unsur budaya, disamping sistem ilmu pengetahuan, sistem religi, bahasa, sistem organissasi kemasyarakatan, sistem ekonomi maupun teknologi.1 Karena itu dalam sebuah komuniaski seni di dalamnya terjadi tarik menarik pengaruh dengan unsur-unsur budaya lain. Sebuah masyarakat dengan nilai agama yang kuat misalnya, akan menerima seni-seni tertentu yang dianggap sejalan dengan nilai agama dan cenderung menolak seni yang dianggap menentang agama. Karena itu komunikasi seni tak dapat mengabaikan wilayah kebudayaan. Seperti telah dibahas sebelumnya, Van Peursen, salah seorang filsuf kebudayaan memberikan “peta” atau “bagan” dalam uasaha memahami kebudayaan. Aneka ragam kebudayaan di dunia dapat dipahami jika kita memahami peta kebudayaan itu, yang secara mendasar ditunjukkan dalam tahap perkembangan berpikir atau bersikap. Alam pikiran mitis, ontologis dan fungsional2 dapat terjadi di berbagai belahan bumi, walaupun dalam perwujudannya membentuk keanekaragaman kebudayaan. JIka manusia bertindak atas dasar pikiran maupun perasaanya, kita terlebih dahulu harus mempelajari alam pikiran yang mungkin menyebabkan berbagai tindakan. Termasuk dalam hal ini adalah tindakan dalam mewujudkan karya seni. 1 2 Koentjaraningrat (1992) Beberapa Pokok Antropologi Sosial. Jakarta: Dian Rakyat. C.A. Van Peursen (1992) Strategi Kebudayaan. Yogyakarta: Kanisius 3

  3. Mata Kuliah: Proses Komunikasi Program Studi Desain Grafis, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana http://www.mercubuana.ac.id Manusia hidup di tengah-tengah tiga lingkungan, yakni lingkungan material, lingkungan sosial dan lingkungan simbolik. Lingkungan material bukanlah ekosistem, namun menyangkut lingkungan buatan manusia, seperti sawah, jembatan, rumah, atau berbagai peralatan. Lingkungan sosial adalah organisasi sosial, stratifikasi (tingkatan sosial), sosialisasi, gaya hidup, dan sebegainya. Lingkungan simbolik adalah segala sesuatu yang melingkupi makna dan komunikasi, seperti kata, bahasa, mitos, nyanyian, seni, upacara, tingkah lagu, benda-benda konsep-konsep, dan sebagainya. Ketiga lingkungan buatan itu saling berkaitan, sehingga kita dapat melihat misalnya antara kultur (budaya, seni, simbol) dan struktur (lingkungan sosial).3 Dengan berbagai variasinya, pembicaraan mengenai hubungan natara masyarakat dengan sistem nilai, pikiran dan simbol mula-nula didorong oleh pikiran Marx mengenai struktur (structure) dan superstructur (superstruckture, nilai-nilai, ideology ,konsep artisti dan sebegainya), yangmasih berpengaruh kuat baik di kalangan ilmuwan Marxis maupun non-Marxis. Karl Marx secara tegas menyatakan, kalau kita ingin memahmi dunia ide, nilai-nilai atau konsep-konsep (termasuk konsep artistic dalam seni), jawabnya ada dalam tatanan sosial ekonomi. Cara produksi ekonomi (masyarakat pertanian, industri dsb) menentuksan nilai-nilai dan ide-ide, dan bukan sebaliknya. Pandangan idealis berpendapat sebaliknya, yakni bahwa ide-ide mentukan struktur ekonomi. Pendapat Marx banyak dikritik, baik oleh pengikut ataupun penentangnya. Salah satu pendapat dari para penentangmengatakan bahwa kondisi di wilayah sosial budaya jauh lebih rumit, dan tidak serta merta dapat dipahami melalui cara-cara produksi. Menurut Walter Abell (melalui Kuntowijoyo, 1999), salah satu mata rantai yang menghubungkan antara kondisi ekonomi dan superstruktur budaya itu 3 Kuntowijoyo (1999) Budaya dan Masyarakat. Yogyakarta: Kanisius. 5

More Related