1 / 9

Ragam B ahasa : Variasi bahasa yang timbul karena perbedaan pemakaian

Berdasar daerah: Dialek Jawa Dialek Melayu Dialek Batak Berdasar sarana: Ragam lisan Ragam tertulis. Berdasar suasana: Ragam santai Ragam resmi Berdasar bidang: Ragam ilmu Ragam sastra Ragam perundang-undangan Ragam surat kabar.

eben
Download Presentation

Ragam B ahasa : Variasi bahasa yang timbul karena perbedaan pemakaian

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Berdasar daerah: Dialek Jawa Dialek Melayu Dialek Batak Berdasar sarana: Ragam lisan Ragam tertulis Berdasar suasana: Ragam santai Ragam resmi Berdasar bidang: Ragam ilmu Ragam sastra Ragam perundang-undangan Ragam surat kabar Ragam Bahasa: Variasi bahasa yang timbul karena perbedaan pemakaian

  2. Perbedaan ragam lisan dan tulis

  3. Bahasa yang digunakan dalam keperluan ilmiah adalah ragam tulis. Dalam kaitannya dengan hal ini, dikenal adanya pembakuan bahasa. Nantinya, pembakuan bahasa akan memunculkan ragam tersendiri yaitu ragam baku.

  4. Ragam Baku/ Ragam Ilmiah Ragam bahasa yang diharapkan oleh pemakainya sebagai ragam bahasa yang tidak menyimpang dari kaidah-kaidah tata bahasa yang ada, keseragaman dalam pemakaian bahasa

  5. Fungsi bahasa baku: • Pemersatu (menghubungkan) • Pemberi kekhasan (membedakan dari bahasa lain) • Pembawa kewibawaan (berkaitan dengan pemerolehan bahasa baku) • Kerangka acuan

  6. Ciri bahasa baku • Menggunakan ucapan yang tidak diwarnai oleh ucapan daerah atau dialek tertentu; Contoh: Gue males banget buat pergi. • Menggunakan kaidah EYD; Contoh: Saya akan pergi ke Ambon. • Pemakaian fungsi gramatik dan fungsi sintaktik secara eksplisit dan konsisten; Contoh: Menghilang (P) dari rumah (K). (?) Seharusnya: Ia/Anto (S) menghilang (P) dari rumah (K).

  7. Pemakaian awalan me- dan ber- secara konsisten; Contoh: Ibunya dagang pakaian. Seharusnya: Ibunya berdagang pakaian • Pemakaian kata penghubung bahwa atau karena (bila ada) secara konsisten; Contoh: Dia mengatakan anaknya hilang. Seharusnya: Dia mengatakan bahwa anaknya hilang. • Pemakaian partikel –lah, -kah, dan –pun (bila ada) secara eksplisit dan konsisten; Contoh: Bawa buku ini! Seharusnya: Bawalah buku ini!

  8. Pemakaian kata depan secara tepat; Contoh: Di kenai Dikenai • Pemakaian aspek (sudah, telah, akan, hendak, sering, sedang, dan sebagainya) di depan pelaku tindakan dalam kalimat pasif harus tepat; Contoh: Sepedamu aku kembalikan nanti. Seharusnya: Sepedamu akan aku kembalikan nanti. • Memakai konstruksi kalimat yang padat dan rapat; Contoh: Anaknya yang sangat kurus, berambut panjang, dan sering sakit telah meninggal. Seharusnya: Anaknya meninggal.

  9. Tidak menggunakan konstruksi yang bersifat kedaerahan; Contoh: Bajunya bagus (Klambine apik) Seharusnya: Baju ini bagus. • Menghindari pemakaian unsur-unsur leksikal yang terpengaruh oleh unsur-unsur leksikal bahasa dialek atau bahasa sehari-hari; Contoh: Aku suka sama gaya bahasamu. Seharusnya: Aku menyukai gaya bahasamu. • Menghindari pemakaian unsur-unsur ketatabahasaan (seperti imbuhan) yang berasal dari bahasa daerah. Contoh: Aku ngecat dinding rumah. Seharusnya: Aku mengecat dinding rumah.

More Related