1 / 61

APLIKASI KLINIS TERAPI OKSIGEN HIPERBARIK PADA KASUS BEDAH

APLIKASI KLINIS TERAPI OKSIGEN HIPERBARIK PADA KASUS BEDAH. DR.Dr. Harmin Sarana , MM,FS, SpB, SpKL Kolonel Laut (k) NRP. 7951/P. HBOT (Terapi Oksigen Hiperbarik).

deo
Download Presentation

APLIKASI KLINIS TERAPI OKSIGEN HIPERBARIK PADA KASUS BEDAH

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. APLIKASI KLINIS TERAPI OKSIGEN HIPERBARIK PADA KASUS BEDAH DR.Dr. Harmin Sarana,MM,FS, SpB, SpKL Kolonel Laut (k) NRP. 7951/P

  2. HBOT(Terapi Oksigen Hiperbarik) • Metode pengobatan mengunakan oksigen hiperbarik, yaitu dengan menempatkan pasien dalam suatu ruangan bertekanan lebih dari satu atmosfer dg bernapaskan oksigen murni.

  3. Terapi oksigen hiperbarik : pemberian O2 100% utk pengobatan dg tek. di atas 1 ATA yg dilaksanakan dlm RUBT (Jain KK 1999)

  4. TOHB • Hiperoksigenasi • Vasokonstriksi • Bakteriologis • Reduksi gelembung2 udara.

  5. Hiperoksigenisasi •  supply oksigen darah ke jaringan •  pembentukan fibroblast, phagocyte dll • Nilai ambang mendorong O2 lebih cepat gantikan gas2 racun

  6. Vasokonstriksi • Analog dg alpha adrenergic agent •  kehilangan cairan & elektrolit pd luka bakar •  tekanan intrakranial edema otak

  7. Bakteriosidal • Bakteriosidal pada kebanyakan organisme anaerob • Bakteriostatik beberapa bakteri aerob histochemical effect host

  8. Reduksi gelembung udara/gas • Untuk terapi emboli udara & penyakit dekompresi

  9. Hyperbaric Oxygen Committee of the Undersea Medical Society (1981) : • Kategori I tdk diragukan khasiat OHB • Kategori II bermanfaat tp controlled studies kurang dari I • Kategori IIIeksperimen harapan/indikasi • Kategori IVtidak berdasar

  10. Hyperbaric Oxygen Committee of the Undersea Medical Society (1984) : • Accepted • Experimental

  11. Accepted: • Gas gangren • Ulkus diabetikum • Ulkus dekubitus • Stump amputasi yang non healing • Edema serebri • Trauma tumbuk (crush injury) • Skin graft & skin flap • Infeksi campuran aerobik & anaerobik • Osteomyelitis • Replantasi • Luka bakar • Infeksi jaringan lunak • Luka dengan problem penyembuhan

  12. Experimental: • Ileus paralitik • Obstruksi usus • Ulkus gaster & duodenum • Kolitis iskemik

  13. Kontraversi : • Senilitas • Rambut beruban

  14. Kontra Indikasi mutlak: • Pneumothoraks yang tidak diobati

  15. Kontra Indikasi tidak mutlak : • Infeksi saluran napas bg atas • Sinusitis kronis • Kelainan kejang • Emphysema dg intoksikasi CO2 • High fever yang tak terkontrol • Riwayat pneumothoraks spontan • Riwayat operasi thoraks • Riwayat operasi telinga • Lesi paru2 asimptomatik pada foto thoraks • Infeksi virus

  16. Peranan O2 dalam penyembuhan luka • O2 dibutuhkan utk hydroxylation proline & lysine, tahapan penting utk release collagen dari fibroblast • Luka non healing, biasanya berhubungan dg hypoxia & ischemia

  17. Trauma  hipoxia lokal  iskemi jaringan, karena lesi vaskuler atau fungsional berhubungan dg proses metabolik sel  dpt terjadi nekrosis jaringan

  18. Gas gangren = acute painful condition of the soft tissues usually associated with trauma of surgery, but it may occur spontaneously. - gas-forming anaerobic organisms / clostridial myonecrosis

  19. Gas gangrene

  20. TOHB pada gas gangrene • 3 ATA 90’ 3 kali dlm 24 jam pertama, dilanjutkan 2 kali dlm 24 jam ke dua & ke tiga.

  21. Ulkus diabetikum • Salah satu ulkus nonhealing • Perlu evaluasi kondisi vaskular (palpasi, Doppler, angiography). Transcutaneous oxygenmeasurement kulit sekitar. • Sumbatan mikrosirkulasi  HBO  bakteriosidal dan produksi fibroblast collagen (angiogenesis) • Perrins dan Barr (1976) : 67% ulkus sembuh & 18% kasus amputasi dapat dicegah

  22. Ulkus diabetikum

  23. TOHB pada Ulkus diabetikum • 2,5 ATA 90’ 15 sesi (2,4 ATA selama 90’ dg istirahat 5’ setiap 30’)

  24. Ulkus dekubitus • Penyebab : tekanan pada kulit dalam jangka waktu lama, shg mengganggu sirkulasi pada titik kontak. tek.lama iskhemik  infasi bakteri

  25. Ulkus dekubitus

  26. Crush injury • 2 or more tissues must be involved • Must be severe enough to render the viability of the tissues questionable. If the tissues recover, functional deficits are likely • Severity of injury varies from minimal to irreversible with a partially viable gray zone between the two. Enhancing survival from injuries in the gray zone is the object of therapy.

  27. Crush injury

  28. Osteomyelitis • Infeksi pada tulang • Dpt bermanifestasi sbg cellulitis atau abses jaringan lunak pada daerah tulang yang infeksi

  29. Osteomyelitis • Radiologi: - destructive & reactive bone change - cortical erosion & periosteal new bone formation, necrotic sequestered bone

  30. Osteomyelitis kronis

  31. osteomyelitis khronis

  32. Osteomyelitis • 2,4 ATA selama 90 meit , diselingi bernafas udara 5’ pada pertengahan terapi. • 1 kali per hari sampai 20 – 30 sesi.

  33. Traumatic ischemia •  acute peripheral vascular ischemia • Kausa : direct compression, trauma & compartment syndromes • Gejala : - edema - gangguan mikrosirkulasi - trauma reperfusion - penurunan ATP & creatine phosphate dalam sel otot

  34. Fraktur • 3 – 5 % menjadi delayed union / non union • Kausa utama : terhambatnya supply darah pada ujung daerah fraktur (kekurangan oksigen)

  35. TOHB pada fraktur • Healing 100% bila TOHB dlm 10 hari pertama fraktur (Strauss & Hart, 1977) • Protokol terapi = osteomyelitis

  36. Skin flap & skin graft • Mengurangi hipoksia/iskhemi jaringan • Menghilangkan gangguan metabolik pada jaringan iskhemi/hipoksia • Meningkatkan mikrosirkulasi dan kurangi aggregasi platelet • Meningkatkan jumlah dan ukuran pembuluh darah • Counteract free radical mediated reperfusion injury • Tingkatkan pembentukan jaringan sehat granulasi yang meliputi tulang

  37. TOHB pada skin graft & skin flap • 2,4 ATA selama 90’ 2 kali tiap hari selama 3 – 10 hari. • Paling efektif diberikan dalam 24 jam pertama

  38. Traumatic Amputations & Reimplantations • Reimplantasi  edema & perubahan degeneratif (anoxia)  nekrosis • OBH  edema + mikrosirkulasi  • 70% reimplantasi survive (Bao, 1987)

  39. Luka bakar • Pemakaian HBOT pada luka bakar : - 30% pengurangan penggantian cairan dan elektrolit - penyembuhan lb cepat dari akibat iskhemik kebakaran - hospitalisasi lebih pendek

  40. Luka bakar 24 jam pertama: • Vasokontriksi ( >< vasodilatasi & eksudasi)  cegah syok • Cegah infeksi luka • Epitelisasi luka • Bantu survival skin graft & flap • Atasi trauma inhalasi & keracunan CO • Kurangi kebutuhan cairan • >< iskhemi jaringan • minimalkan aggregasi SDM & platelet thombi pada zona heat coagulation

  41. Luka bakar Setelah 24 jam pertama : • mengurangi ileus paralitik • Cegah stress ulcer • Kurangi hipertrophi scar & ulserasi • Mencegah burn encephalopathy/ edema serebri • Kurangi lama perawatan RS 25% • Mengurangi kemungkinan pembedahan

  42. Luka bakar • Undersea and Hyperbaric Medical Society (1989) : 2 ATA 90’ dua kali sehari

  43. Ileus • Ileus obstruksi usus(Dorland’s illustrated Medical Dictionary, 1994) • Ileus  hambatan fungsional pasase usus (Livingston & Passaro, 1990)

  44. Ileus: hambatan usus sebgn atau total yg mengakibatkan kegagalan pasase isi usus. Dpt disebabkan obstruksi lumen usus / ggan peristalsis (Sjamsuhidayat & Wim de Jong 1997)

  45. Obstruksi usus : - sederhanatdk terjepit pemb.drh - strangulasi terjepit pemb.drh  nekrosis / gangren

  46. Obstr. strangulasi tind. darurat bedah • Obstr. non strangulasi  konservatif non bedah dulu  - penanggulangan dehidrasi - perbaikan keseimbangan elektrolit - dekompresi pipa lambung

  47. Salah satu alternatif terapi non bedah terapi oksigen hiperbarik

More Related