1 / 28

PERKEMBANGAN PSIKOLOGIS

PERKEMBANGAN PSIKOLOGIS.

Download Presentation

PERKEMBANGAN PSIKOLOGIS

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. PERKEMBANGAN PSIKOLOGIS

  2. Perkembangan manusia merupakan interaksi yang berkesinambungan antara hereditas dan lingkungan. Penentu genetik mengungkapkan diri melalui proses maturasi/pematangan: secara alamiah menentukan urutan perkembangan atau perubahan badaniah yang secara relatif tergantung pada lingkungan. Perkembangan motorik misalnya, sebagian besar merupakan suatu proses maturasi karena semua anak menguasai kemampuan seperti merangkak, berdiri, dan berjalan dengan urutan yang sama dan secara umum pada usia yang sama.

  3. Perkembangan berlangsung dalam urutan yang teratur mulai dari perilaku sederhana sampai perilaku yang lebih beraneka ragam dan rumit. Tetapi terdapat pertanyaan yang tidak terjawab, yaitu apakah perkembangan sebaiknya dipandang sebagai suatu proses berkesinambungan dalam memperoleh perilaku baru melalui pengalaman atau sebagai serangkaian tahapan yang berurutan yang secara kualitatif berbeda satu sama lainnya.

  4. Meskipun perkembangan kemampuan fisik sebagian besar tergantung pada maturasi, lingkungan yang terbatas dapat memperlambat perkembangan motorik, dan stimulasi yang meningkat dapat mempercepat perkembangan tersebut.

  5. sambungan • Meskipun deprivasi awal atau stimulasi nampaknya tidak mempunyai pengaruh untuk selamanya pada keterampilan motorik, perkembangan pada segi-segi lain, seperti bahasa, inteligensi, kepribadian, mungkin untuk selamanya dipengaruhi oleh pengalaman awal.

  6. Fase-fasePerkembanganKognitif Menurut Piaget • Perkembanganmerupakansuatuproses yang bersifatkumulatif, artinyaperkembanganterdahuluakanmenjadidasarbagiperkembanganselanjutnya. Dengandemikian, apabilaterjadihambatanpadaperkembanganterdahulumakaperkembanganselanjutnyaakanmemperolehhambatan.

  7. Fase-fasePerkembanganKognitif Menurut Piaget • Piaget membagi perkembangan kognitif kedalam empat fase yaitu sensorimotor, fase praoperasional, fase operasi konkret, dan fase operasi formal (Piaget, 1972: 49-91).

  8. 1. Fase Sensorimotor (usia 0 - 2 tahun) Pada masa dua tahun kehidupannya, anak berinteraksi dengan dunia di sekitarnya, terutama melalui aktivitas sensoris (melihat, meraba, merasa, mencium, dan mendengar) dan persepsinya terhadap gerakan fisik, dan aktivitas yang berkaitan dengan sensoris tersebut. Koordinasi aktivitas ini disebut dengan istilah sensorimotor.

  9. Fase sensorimotor dimulai dengan gerakan-gerakan refleks yang dimiliki anak sejak ia dilahirkan. Fase ini berakhir pada usia 2 tahun. Pada masa ini, anak mulai membangun pemahamannya tentang lingkungannya melalui kegiatan sensonimotor seperti menggenggam, menghisap, melihat, melempar, dansecara perlahan la mulai menyadari bahwa suatu benda tidak menyatu dengan lingkungannya, atau dapat dipisahkan dari lingkungan di mana benda itu berada. Selanjutnya, ia mulai belajar bahwa benda-benda itu memiliki sifat-sifat khusus

  10. Keadaan ini mengandung arti, bahwa anak telah mulai membangun pemahamannya terhadap aspek-aspek yang berkaitan dengan hubungan kausalitas, bentuk, dan ukuran, sebagai hasil pemahamannya terhadap aktivitas sensorimotor yang dilakukannya.

  11. Pada akhir usia 2 tahun, anak sudah menguasai pola-pola sensorimotor yang berisi kompleks, seperti bagaimana cara mendapatkan benda yang diinginkannya (menarik, menggenggam atau meminta), menggunakan satu benda dengan tujuan yang berbeda. Dengan benda yang ada di tangannya, la melakukan apa yang diinginkannya. Kemampuan ini merupakan awal kemampuan berpikir secara simbolis, yaitu kemampuan untuk memikirkan suatu suatu objek tanpa kehadiran objek tersebut secara empiris.

  12. 2.Fase Praoperasional (usia2–7tahun) Pada fase Praoperasional, anak mulai menyadari bahwa pemahamannya tentang benda-benda di sekitamya tidak hanya dapat dilakukan melalui kegiatan sensorimotor, akan tetapi juga dapat dilakukan melalui kegiatan yang bersifat simbolis. Kegiatan simbolis ini dapat terbentuk melalui kegiatan yang bersifat simbolik . kegiatan simbolik ini dapat berbentuk melakukan percakapan melalui telepon mainan atauberpura-pura menjadi bapak atau ibu, dan kegiatan simbolis lainnya. Fase ini memberikan andil besar bagi perkembangan kognitif anak. Pada fase praoperasional, anak tidak berpikir secara operasional, yaitu suatu proses berpikir yang dilakukan dengan jalan menginternalisasi suatu aktifitas yang memungkinkan anak mengaitkannya dengan kegiatan yang telah dilakukan sebelumnya.

  13. Faseinimerupakanmasapermulaanbagianakuntuk membangunkemampuannyadalammenyusunpikirannya. Olehsebabitu, caraberpikiranakpadafaseinibelumstabilinitidakterorganisasisecarabaik. Fasepraoperasionaldapatbagidalamtigasubfase, yaitusubfasefungsisimbolis, berpikirsecaraegosentris, dansubfaseberpikirsecaraintuitif.

  14. subfase fungsi simbolis terjadi pada usia 2 - 4 tahun. Pada masa ini, anak telah memiliki kemampuan untuk mengambarkan suatu objek yang secara fisik tidak hadir. kemampuan ini membuat anak dapat menggunakan balok-balok kecil ,untuk membagun rumah-rumahan, menyusun puzzle, dan , kegiatan lainya. Pada masa ini, anak sudah dapat menggambar manusia secara sederhana.

  15. subfase berpikir secara egosentris terjadi pada usia 2 - 4 tahun. Berpikir secara egosentris ditandai oleh ketidakmampuan anak untuk memahami perspekfif atau cara berpikir orang lain. Benar atau tidak benar, bagi anak pada fase ini, tentukan oleh cara pandangnya sendiri yang disebut dengan istilah egosentris.

  16. Subfase berpikir secara intuitif terjadi pada usia 4 - 7 tahun Masa ini disebut subfase berpikir secara intuitif karena pada saat ini anak kelihatannya mengerti dan mengetahui sesuai seperti menyusun balok menjadi rumah-rumahan, akan tetap pada hakikatnya la tidak mengetahui alasan-alasan yang menyebabkan balok itu dapat disusun menjadi rumah. Dengan kata lain, anak belum memiliki kemampuan untuk berpikir secara kritis tentang apa yang ada di balik suatu kejadian

  17. 3.Fase Operasional konkret (Usia 7 - 12 th) Pada fase operasi konkret, kemampuan anak untuk berpikir secara logis sudah berkembang, dengan syarat, objek yang menjadi sumber berpikir logis tersebut hadir secara konkret. kemampuan berpikir logis ini terwujud dalam kemampuan mengklasifikasikan objek sesuai dengan klasifikasinya, mengurutkan benda sesuai dengan tata urutnya, kemampuan untuk memahami cara pandang orang lain, dan kemampuan berpikir secara deduktif.

  18. 4. Fase Operasional Formal (12 tahun sampai usia dewasa) Fase operasi formal ditandai oleh perpindahan dari cara berpikir konkret ke cara berpikir abstrak. Kemampuan berpikir abstrak dapat dilihat dari kemampuan mengemukakan ide-ide, memprediksikan kejadian yang akan terjadi, dan melakukan proses berpikir ilmiah, yaitu mengemukakan hipotesis dan menentukan cara untuk membuktikan kebenaran tersebut.

  19. TAHAPAN PERKEMBANGAN KOGNITIF PIAGET

  20. Ikatan sosial awal membentuk dasar untuk hubungan akrab antara manusia pada masa dewasa. Sikap keibuan yang tidak sensitif atau perpisahan yang berulang-ulang mungkin melemahkan kepercayaan anak dan membentuk keterikatan tidak aman. Anak-anak yang mempunyai keterikatan aman lebih baik dalam menangani pengalaman baru dan menghubungkannya dengan yang lainnya. Interaksi dengan saudara kandung dan teman sebaya penting bagi perkembangan moral.

  21. Konsep mengenai benar dan salah bagi anak-anak berubah sejalan dengan matangnya mereka. Anak yang lebih muda cenderung mengevaluasi tindakan moral dalam pengertian mengharapkan penghargaan dan hukuman. Dengan bertambahnya umur, menghindari ketidaksetujuan dan menyesuaikan dengan norma-norma sosial menjadi penting. Pada tahapan paling tinggi mengenai berpikiran moral, setiap tindakan dinilai dalam pengertian prinsip etis seseorang. Perilaku moral tergantung pada sejumlah faktor disamping kemampuan berpikir mengenai masalah moral.

  22. TAHAPAN PERKEMBANGAN MORAL KOHLBERG

  23. Meskipun tidak ada hubungan yang konsisten yang ditemukan antara teknik perawatan anak tertentu dengan ciri kepribadian di kemudian hari, kompetensi dan kepercayaan diri seorang anak paling baik dikembangkan oleh sebuah keluarga yang hangat dan mendidik dimana para orang tuanya memberikan ganjaran bagi perilaku yang bertanggung jawab tetapi juga mendorong tindakan mandiri dan pembuatan keputusan.

  24. Anak-anak memperoleh sikap dan perilaku yang diharapkan masyarakat, yaitu pengendalian diri, kesadaran mengenai baik dan buruk, dan peranan seks yang sesuai, sebagian besar diperoleh melalui proses identifikasi. • Penggolongan tipe seks, kecenderungan memandang kegiatan tertentu yang sesuai bagi satu jenis saja, berkembang melalui pengaruh orang tua dan kebudayaan. • Anak-anak lebih condong mengidentifikasi dirinya dengan orang dewasa yang hangat, mendidik, dan kuat, serta yang mereka anggap mempunyai persamaan dalam beberapa hal dengan mereka.

  25. Usia para remaja mencapai pubertas, atau maturitas seksual, sangat beraneka ragam, meskipun rata-rata anak perempuan matang dua tahun lebih awal daripada anak laki-laki. • Baik laki-laki maupun perempuan, yang terlambat kematangan seksnya, cenderung mempunyai konsep diri yang lebih buruk daripada mereka yang cepat matang. • Data survei menunjukkan bahwa para remaja masa kini mengalami hubungan seks pada usia lebih muda daripada orang tua mereka.

  26. Dalam penelitian tersebut mengenai identitas pribadi, para remaja mencoba mensintesiskan nilai-nilai dan pandangan dari orang-orang yang penting bagi mereka (orang tua, guru, dan teman sebaya) ke dalam sebuah gambaran diri yang kohesif. • Jika nilai-nilai tersebut tidak konsisten, para remaja mungkin mengalami kebingungan peran; mencoba secara bergantian setiap peran sosial sebelum menemukan suatu kesadaran akan adanya suatu identitas individual.

  27. TAHAPAN PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL ERIKSON

  28. THANK YOU

More Related