300 likes | 463 Views
Gaya Berkonflik Strategi Berunding Competing Contending Threat Harassment – Annoyance Positional Commitment Persuasive Arguments Time Pressure Collaborating Problem Solving Expanding the Pie
E N D
Gaya BerkonflikStrategi Berunding Competing Contending Threat Harassment – Annoyance Positional Commitment Persuasive Arguments Time Pressure Collaborating Problem Solving Expanding the Pie Exchanging Concession logrolling nonspecific compensation Solving Underlying Concerns specific compensation cost-cutting bridging Compromising Concession-making Accommodation Inaction Avoiding Withdrawal
FadmaWijayati Awalnya mas Amin, sang Penjaga kos, menolak permintaan saya dengan alasan takut kalau ketahuan ibu kos, saya bilang kepada mas Amin, kalau dia tidak memberi saya kunci serep kos, saya akan lapor ke Ibu kos kalau dia pacaran sama yu Siti, pembantu rumah ibu, selain itu juga saya akan bilang ke yu Siti, kalau mas Amin sering genit ke mbak sayur yang biasa lewat sore-sore pas mas Amin siram taman, jadi biar yu siti mutusin mas Amin, alhasil dengan bujukan lemah lembut itu mas Amin dengan ikhlas dan bangga menyerahkan kunci serep kosan saya plus dengan tulus pula memberi saya kunci serep gembok gerbang depan sebagai bonus. Menurut saya peraturanpulang sebelum jam 21.00 sungguh sangat tidak mahasiswa-wi, karena sungguh sulit bagi kami mahasiswa yang sibuk sehari-harinya untuk pulang dibawah jam 21.00. Posisi saya adalah agar saya mendapat kunci serep kosan dan dengan leluasa dapat menggunakanya. Tujuanya adalah agar saya tidak lagi perlu pusing akan adanya jam malam. Negosiasipun akhirnya berlangsung antara saya dan penjaga kosan.
Maria Minggu ini saya sempat terlibat perdebatan yang cukup pelik dengan teman SMA saya (Dewi). Awalnya Dewi hanya mau mengajak saya beli kado bareng untuk salah seorang teman kami (Dita) yang ulang tahun, namun jadwal kami bentrok terus. Persoalan menjadi lebih lanjut dengan masalah pemberian surprise yang saya usulkan sejak lama untuk Dita. Dita ulang tahun hari minggu, tanggal 9. Sedangkan pada hari itu saya menjadi panitia makrab.
Maria Sayamencobamemberiopsi lain padaDewiuntukmemberi surprise padaharikamis, saatadawaktukosong. Dan padahariminggunyasayajugamintadia agar tidakmemberiucapanselamat. NamunDewimenolakkarenakalaukamiberempattidakada yang memberiucapan, pastiDitatahukalauakanada surprise. Dan DewijugaberdalihkalaudiasudahterlanjurtanyaDitainginkadoapa. Sayamenolakalasantersebut, karenasaya rasa walaupunsudahtanya, tapijikatidakdiberipadahari H danpura-puralupa, itutidakmasalah.
Maria sayajugabilangbahwasayatelahmelobitemankami yang lain yang jugainginikutdalam surprise ini, karenajugaadamakrab, jadidiasetujupadaharikamis. Kamitetapmempertahankanposisidankepentingankamimasing-masing. Sayasudahmemberiopsinamundiatetapngotot, yasudahsayabilangterserahdiasaja. Dalamhalinisayamerasamenang, pertamakarenasayadapatmelobi 2 temansaya yang lain untukikutmeramaikanacaraharikamis, dankedua, Dewiakhirnyajugaikutharikamis, danmemintauntukdikabariberangkat jam berapa, danmaungapainaja.
Pradita Tagihan telepon bulan agustus melonjak 4X lipat. Terjadi saling tuding antara anggota keluarga untuk mencari tahu siapa tersangkanya. Kakak menuding saya karena saya sering menguhungi no hp dalam jangka waktu yang lama. Saya menyerang kakak dengan alasan dia sering menggunakan internet (telkomnet instan) melalui telepon rumah (pekerjaannya berhubungan erat dengan dunia maya).Ibu menuding ayah karena beliau sering menelepon mitra bisnisnya yang ada di luar kota. Saya mengaku menggunakan telepon karena keterbatasan pulsa hp dan kepentingan yang mendesak, kemudian satu persatu anggota mengaku.
Pradita Saya bersedia mengurangi penggunaan pulsa telepon rumah dengan syarat dibelikan no hp CDMA (momentum masuknya provider baru dan pembayarannya dipotong dari uang saku). Kemudian saya mengusulkan kepada ayah untuk berlangganan internet di rumah dengan alasan efisiensi dan kebutuhan. Hasilnya, ayah membelikan no CDMA (karena momentum tepat) dan ayah juga membutuhkannya. Ayah juga berpikiran untuk berlangganan internet karena dia merasa hal tersebut juga mendesak.
Renatha Saya dan temen kos sedikit berdebat tentang bagaimana mempersiapkan makanan berbuka dan sahur. Saya ingin praktisnya saja (dengan mengusulkan untuk membeli makanan di warung atau jajan saja). Alasan lainnya adalah saya tidak bisa memasak. Namun dia membujuk saya agar mau memasak bersamanya untuk menyiapkan berbuka dan sahur. Dia merasa lebih enak jika berbuka dengan makanan yang dimasak sendiri.
Renatha Lagipuladiabosandenganmakanan yang adadisekitarkoskamidanmenurutnyamemasaksendirimampumenghematpengeluaranuangmakan (secarapenghitungandia). Akhirnyaopsi yang sayatawarkanadalahkamibersamabelanjabahanmakananbersamadandia yang akanmemasaksemuanya. Padaawalnyadiatidaksetujukarenamemasaksendirianakanmerepotkan. Namunpadaakhirnyadiasetuju,tapidiajugamempunyaiopsi lain yaituperalatanbekasmemasaksaya yang mencuci. Sayasetujudenganhalini. Kamiberduapuasdenganhasilini. Diapuaskarenaada partner untukbelanjabahanmakanandanmemasakbersama. Sayapuaskarenasayabisamakantanpaharusmemasak.
Restu Saya (publikasi RDF) harus membuat dua buah spanduk full colour ukuran 4 meter dengan modal hanya Rp 60.000 (dikarenakan keterbatasan dana). Sekedar informasi, 1 buah spanduk seperti itu saja sudah membutuhkan dana 70 sampai 80 ribu. Padahal butuhnya dua ...! Saya pun putar otak dan teringat pelajaran dari NRK: GALI SEMUA OPSI DAN CARI INFORMASI!
Restu Pertama saya cari info percetakan mana yang murah dan bagus. akhirnya, ada referensi yakni MMC Advertising. Kedua, saya memikirkan semua opsi: • jumlah spanduk dikurangi: ga mungkin. • ukuran spanduk diperkecil: kurang menarik dan kurang menjual. • spanduk hitam-putih: ga menarik juga. • Menawar harga spanduk: ngos-ngosan dan sangat sulit turun sampai harga 30 ribu.
Restu Akhirnyaketemuidecerdas. Sayamenawarkankerjasama sponsorship dadakan sebagaiberikut: MMC dapatmemasangiklansebesar 1/3 bagianpadasatuspandukdenganmemberikonsesimenggratiskansatuspanduk. sisanya (1 spanduklagi) dibelidenganharga normal. Denganbegitu, sayamemperolehduaspandukdenganhargasatuspanduk, sedangkan MMC dapatpromosiusahanyasecaramasif (dipasangdipintugerbangutamaFisipolsehinggadapatdilihatmahasiswaFisipol yang jumlahnyaterbanyaknomor 2 setelahTeknik). Alhamdulillah MMC bersedia.
Merike Negosiasi saya minggu ini adalah ketika komputer saya terkena virus lokal. Karena saya tidak terlalu mengerti tentang komputer, saya meminta bantuan seorang teman kos saya yang cukup mengerti tentang masalah perkomputeran. Namun, saat itu dia sedang disibukan dengan acara ingin memasak mie-nya. Dia bilang masalah komputer saya bisa menunggu, sedangkan masalah perutnya dia yang sedang kelaparan lebih mendesak.
Merike Karena saya tidak sabaran, saya memanggil-manggil dan membujuk dia terus-menerus dengan alasan kalo virusnya dibiarkan lebih lama nanti takut akan merusak sistem komputer saya lebih parah dan juga kalaupun dia sudah selesai memasak pasti tidak akan bisa makan dengan tenang karena saya ganggu terus-menerus. Namun, dia masih bersikeras untuk menyelesaikan memasak mie-nya dulu.
Merike Akhirnya saya mengatakan akan memasakkan mie untuknya kalo dia langsung mau membenarkan komputer saya. Dia pun setuju dan ketika saya selesai membuatkan mie untuknya masalah computer saya pun beres dan dia dapat makan dengan nikmatnya tanpa saya ganggu sambil menunggu computer saya selesai di-scan seluruh sistemnya.
Ainur Rohmah Minggu siang Jogja panas banget. Enaknya klo kayak gini tidur. Ruhku udah siap bertualang ketika tiba-tiba suara seseorang bermain gitar serasa menggetarkan urat syarafku. suara gitar itu berasal dari kamar sebelah , tepatnya bukan main, tetapi memetik gitar dengan cepat sambil menyumpah-nyumpah marah. Setelah puas mendengar curhatannya, aku semakin mengantuk. Tapi kayaknya dia belum akan berhenti main gitar.
Ainur Rohmah Dengan rayuan mautku, aku membujuknya menyanyikan lagu-lagu ”melo” seperti ” ruang rindu” nya Letto atau ”hanya ingin kau tahu” nya Republik. Dan lagu-lagu pengantar tidur yang lain. Tak ketinggalan aku bilang kalau suaranya bagus kalau nyanyi lagu mereka hehehe. Hahaha dia termakan rayuanku. Akhirnya aku bisa tidur nyenyak... Kebutuhanku adalah tidur, sedangkan kebutuhannya adalah main gitar. Aku tidak menyuruhnya berhenti main gitar karena itu akan membuatnya semakin sedih, jadi aku rayu saja dia supaya menyanyikan lagu melo, agar aku bisa tidur dan dia tetap bisa main gitar.
Ella Di dalam kepanitiaan makrab KMK saya dimasukkan ke dalam Dana Usaha. Karena berbagai kesibukan, saya kurang aktif dan sering lupa untuk ikut dalam usaha mengumpulkan dana. Didorong oleh rasa bersalah, saya meminta kepada teman saya yang juga panitia danus untuk memberi tugas kepada saya untuk membantu mengumpulkan dana. Akhirnya, dia meminta saya untuk ikut mengumpulkan koran bekas untuk dijual. Namun, karena saya tidak langganan koran, saya berencana untuk menjual koran yang ada di rumah ketika saya pulang ke Semarang.
Ella Ketika saya pulang, di rumah ada banyak koran yang menumpuk yang jika dijual akan menghasilkan cukup banyak uang. Koran-koran itu sudah mau saya kumpulkan dan jual tetapi tiba-tiba dicegah oleh papa saya. Papa bilang kalau koran-koran tersebut biasanya diberikan kepada kedua pembantu saya untuk mereka jual dan mereka simpan sendiri uangnya. Saya sudah berusaha menjelaskan kepada papa kalau tujuan saya menjual koran adalah untuk kepentingan KMK, tetapi papa saya tetap menolak untuk memberikan koran-koran itu kepada saya. Sebenarnya saya juga jadi sedikit bingung karena kasihan juga dengan kedua pembantu saya yang jatah korannya hendak saya ambil.
Ella Saya meminta sebagian saja dari koran itu untuk saya jual dan sisanya untuk kedua pembantu saya. Lagipula, biasanya saya juga tidak pernah meminta koran untuk dijual. Mendengar tawaran saya, papa akhirnya mengizinkan saya untuk menjual sebagian koran itu. Saya mengambil kurang lebih 2/3 dari semua koran dan dari hasil menjual koran saya berhasil mengumpulkan uang sebanyak Rp 23.000,00 untuk dana KMK.
Sutanto Saya biasa setiap satu minggu sekali pulang ke rumah setiap hari Sabtu. Karena berencana untuk pergi ke pantai, maka hari sabtu dua minggu yang lalu saya memutuskan untuk tidak pulang. Ternyata sabtu berikutnya akan ada makrab HI. Padahal saya harus pulang di minggu tersebut untuk mengambil baju batik untuk menghadiri acara dari Deplu. Akhirnya saya memutuskan untuk pulang di hari kamis pukul 6 pagi naik kereta (biar terasa agak lama di rumah, kalau terlalu sebentar di rumah it’s seemed not worth enough). Kendalanya, jumlah bis yang beroperasi pada pagi hari sedikit sehingga saya meminta bantuan teman kos untuk mengantar.
Sutanto Awalnya teman saya malas bangun karena tidak ada kuliah pagi. Kemudian dia bersedia dengan syarat saya harus membantu membuat karangan tentang obsesi masa depannya. Bantuan yang saya pikir hanya memberi masukan, mengetik, atau hal kecil lainnya ternyata berujung pada membuatkan dia karangan itu sepenuhnya. Saya keberatan. Akhirnya tidak ada kesepakatan karena kami berpegang pada keinginan masing-masing. Saya tidak meminta teman lain karena kemungkinan mereka juga malas bangun pagi.
Sutanto There’s no deal, padahal opsi yang ada: • Bersedia membuat karangan, lalu diantar… tidak mau membuat karangan jadi tidak diantar. • Naik bus sendiri ke stasiun. • Meminta teman yang berbeda kos untuk mengantar. • Meminta teman kos lainnya untuk mengantar. • Tidak pulang dan meminjam baju pada teman di Jogja. • Membeli baju baru. Friendship is important, but sleeping is more.
Sandra Heru memberi informasi bahwa buku NRK sudah bisa diambil. Dan kata dia ada tugas membaca bab 1 dan 2. Harga yang harus dibayar Rp. 17.000,00. Karena keuangan menipis, aku menawar untuk membayar Rp. 10.000,00 dan hari Senin dilunasi. Tapi Heru menolak! Dia justru menyarankan agar aku meminjam uang pada teman. Aku tidak mau karena ribet dan menambah persoalan. Heru bersikeras dengan sikapnya. Kalau ngga ada uang ngga ada barang!
Sandra Kami keukeuh dengan posisi masing-masing. Kemudian Heru bilang agar tidak usah mengambil buku sekarang. Kemudian karena aku ingat Yudha sudah mengambil kuliah NRK (dengan asumsi dia punya bukunya), aku membatalkan negosiasi yang alot itu dan memutuskan untuk meminjam buku Yudha saja dan tidak jadi beli buku NRK ke Heru. Walaupun negosiasiku dengan Heru gagal, tetapi tujuanku untuk membaca bab 1 dan 2 tercapai, dan Heru juga tidak rugi.
Andreas Dua kawan saya, A dan E, hampir berkelahi. Permasalahannya adalah, saat itu E (MC) merasa tidak puas dengan kerja A (pengiring musik) dalam acara tersebut. A tersinggung dan meninggalkan ruangan, tugasnya digantikan oleh E. A rupanya menunggu di luar, keduanya kemudian bersitegang! Ternyata masalah permainan musik hanya faktor pemicu. Beberapa bulan sebelumnya, A telah menyimpan kebencian pada E yang dinilainya arogan. E berkilah tidak bermaksud merendahkan orang-orang di komunitas itu termasuk A.
Andreas Menurut E, kesibukannya di kampus dan jarangnya waktu bergaul membuat E terkesan “High Tension”. Sedangkan sifatnya yang dingin merupakan sifat alami. Saya mencoba menengahi dan berkata pada E bahwa yang dikenal teman-teman saat ini adalah E yang sombong. Kami tidak mempunyai kesempatan lebih jauh untuk mengenalnya dengan benar karena jarang muncul. Saran saya bagi E adalah agar dia benar-benar memanfaatkan waktu pertemuan dengan menampilkan sisi-sisi positif dalam dirinya agar kami mengerti bahwa dia juga pribadi yang baik. Kepentingan semua pihak, termasuk saya, untuk menjaga ikatan komunitaspun tercapai.
Negotiators of the week • Nana • Restu • Ainur Rookie of the week: • Andreas