1 / 32

PENATALAKSANAAN NAPZA

PENATALAKSANAAN NAPZA. Ns. IRA ERWINA, M. Kep , Sp. KepJ. PRESPEKTIF TEORI KETERGANTUNGAN. TEORI KESEHATAN MASYARAKAT TEORI BIO-PSIKO-SOSIAL SIKLUS ADIKSI RENTANG RESPON. 1. TEORI KESEHATAN MASYARAKAT. HOST. ADDICTED. ENVIRONTMENT. AGENT. 2. TEORI BIO-PSIKO-SOSIAL. BIOLOGIS

rupali
Download Presentation

PENATALAKSANAAN NAPZA

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. PENATALAKSANAAN NAPZA Ns. IRA ERWINA, M. Kep, Sp. KepJ

  2. PRESPEKTIF TEORI KETERGANTUNGAN • TEORI KESEHATAN MASYARAKAT • TEORI BIO-PSIKO-SOSIAL • SIKLUS ADIKSI • RENTANG RESPON

  3. 1. TEORI KESEHATAN MASYARAKAT HOST ADDICTED ENVIRONTMENT AGENT

  4. 2. TEORI BIO-PSIKO-SOSIAL • BIOLOGIS Faktorpredisposisi : - genetik -biologi -kimia • PSIKOLOGIS: - pengalamanemosional - masalahpsikologis • SOSIAL: interaksisosial

  5. 3. SIKLUS ADIKSI • Adiksi emosional • Adiksi psikologis • Adiksi fisiologis

  6. 4. RENTANG RESPON KOPING TERHADAP OBAT ADAPTIF MALADAPTIF • AKTIVITAS FISIK • MEDITASI KADANG-KADANG MENGGUNAKAN ROKOK, KAFEIN, ALKOHOL, OBAT DENGAN RESEP SERING MENGGUNAKAN ROKOK, KAFEIN, ALCOHOL, OBAT TERLARANG TERGANTUNG PADA ROKOK, KAFEIN, ALCOHOL, PENGGUNA/ TERGANTUNG

  7. MODEL PSIKOSOSIAL PADA ADIKSI • PREDISPOSISI : • GENETIK • BIO/BIOKIMIA • PSIKOLOGIS • SOSIAL PRIMARY PREVENTION • DRUG INITIATION USE PROGRESSION : • EXPERIMENT USE • REGULAR USE • DAILY PREOCCUPATION • HARMFUL DEPENDENCY SECONDARY PREVENTION • ENABLING SYSTEM : • FAMILY • PEER SOCIAL NETWORK • SCHOOL • JOB • COMMUNITY TERTIARY PREVENTION DISEASE/SUBSTANCE DEPENDENCE

  8. TINGKAT PEMAKAIAN NAPZA • Pemakaian coba-coba (experimental use) • Pemakaian sosial/rekreasi (social/recreational use) • Pemakaian Situasional (situasional use) • Penyalahgunaan (abuse) • Ketergantungan (dependence use) 

  9. DAMPAK PEMAKAIAN NAPZA • BAGI DIRI SENDIRI • BAGI KELUARGA • BAGI PENDIDIKAN ATAU SEKOLAH • BAGI MASYARAKAT, BANGSA DAN NEGARA

  10. ASKEP NAPZA • PendekatanBIO-PSIKO-SOSS a. Biologis Kondisi: Overdose (OD), Putuszat (withdrawal) - Intensive Care OD - DetoksifikasiPutuszat b. Psikologis - Motivasi - Penyelesaianmasalah - Terapikognitif - Latihan : asertif , self affirmations, relaksasi- - Pencegahan relapse

  11. ASKEP NAPZA c. Sosial - Konselingkeluarga - Terapikelompok - SHG 2. Kemampuanmemilihcarapenyembuhan • Pilihansehat I : menggunakanobat/zatbukanpilihan • Pilihansehat II : penegasan (afirmasi) hidup • Pilihansehat III : suarahati yang sehat • Pilihansehat IV : spektrumpilihan ( willfulness, will- lessness, willingness)

  12. WILLINGNESS Spriritual : Terbuka, gembira , merasautuh, berhubungandgnkearifan, internal, merasanikmat Mental : Mampumenerimakeragu-raguan, dptberkonentrasi, berhati-hati, terpecaya, kreatif, realistis, toleran Emosi : terbuka, percaya, damai, mencintai, caring,menerimadiri, menghargai, berterimakasih Willingness : keinginanyglogis Fisik : fleksibel, adaptasi, seimbang, relaks, dapatmengelolastres, ulet

  13. will-fullness Spriritual : Membenarkandiri, Tidaktoleransi, BerupayamengontrolOrang lain, Dogmatis, Mengingkarispiritual Emosi Tidakdapatmengontrolperasaan, Merasahebat, Sangatagresif, Selalumarah, Mendominasi Mental Kaku, Obsesi, Kurangkreatif, Berpikirhitamputih, Curiga, Fanatik, Denial WILL-FULLNES (Keinginan yang bulat) Fisik KompulsifKekuatanobatDiitdanpuasa yang kakuSelaluaktifBeraniambilresiko

  14. will-lessness Spiritual Kosong/ hampakurang, hubungandengan supernatural, Tidakpercayapadadiridanpengalamansuperfisialspiritual Mental Tidakdapatmemutuskan, Tidakpercaya, Merasatidakberguna, Tidakdapatfokus, Berfikirnegatif Mental Will-lessness (Tidakadakeinginan) Emosi Tidakberdaya,Putusasa, Rasa bersalahdanmalu Fisik Tidakbertenaga, ImmobilisasiIsolasidanmenarikdiriMenyerah, Defisitperawatandirihipotensi

  15. PENATALAKSANAAN • MODEL MORAL • MODEL ADIKSI SEBAGAI PENYIMPANGAN SOSIAL • MODEL PENYAKIT/ GANGGUAN KESEHATAN • MODEL PSIKOLOGIS • MODEL KEBUDAYAAN DAN SOSIAL

  16. PENANGGULANGAN NAPZA 1) Pencegahan Pencegahandapatdilakukan, misalnyadengan: • Memberikaninformasidanpendidikan yang efektiftentang NAPZA • Deteksi dini perubahan perilaku • Menolaktegasuntukmencoba (“Say no to drugs”) atau “Katakantidakpadanarkoba”

  17. PENANGGULANGAN NAPZA 2) Pengobatan Terapi pengobatan bagi klien NAPZA misalnya dengan detoksifikasi. Detoksifikasi adalah upaya untuk mengurangi atau menghentikan gejala putus zat, dengan dua cara yaitu: a) Detoksifikasi tanpa subsitusi • Klien ketergantungan putau (heroin) yang berhenti menggunakan zat yang mengalami gajala putus zat tidak diberi obat untuk menghilangkan gejala putus zat tersebut. Klien hanya dibiarkan saja sampai gejala putus zat tersebut berhenti sendiri.

  18. PENANGGULANGAN NAPZA b. Detoksifikasi dengan substitusi • Putau atau heroin dapat disubstitusi dengan memberikan jenis opiat misalnya kodein, bufremorfin, dan metadon. Substitusi bagi pengguna sedatif-hipnotik dan alkohol dapat dari jenis anti ansietas, misalnya diazepam. Pemberian substitusi adalah dengan cara penurunan dosis secara bertahap sampai berhenti sama sekali. Selama pemberian substitusi dapat juga diberikan obat yang menghilangkan gejala simptomatik, misalnya obat penghilang rasa nyeri, rasa mual, dan obat tidur atau sesuai dengan gejala yang ditimbulkan akibat putus zat tersebut.

  19. PENANGGULANGAN NAPZA 3) Rehabilitasi • Rehabilitasi adalah upaya kesehatan yang dilakukan secara utuh dan terpadu melalui pendekatan non medis, psikologis, sosial dan religi agar pengguna NAPZA yang menderita sindroma ketergantungan dapat mencapai kemampuan fungsional seoptimal mungkin. • Tujuannya pemulihan dan pengembangan pasien baik fisik, mental, sosial, dan spiritual. Sarana rehabilitasi yang disediakan harus memiliki tenaga kesehatan sesuai dengan kebutuhan (Depkes, 2001).

  20. Sesudah klien penyalahgunaan/ ketergantungan NAPZA menjalani program terapi (detoksifikasi) dan konsultasi medik selama 1 (satu) minggu dan dilanjutkan dengan program pemantapan (pascadetoksifikasi) selama 2 (dua) minggu, maka yang bersangkutan dapat melanjutkan ke program berikutnya yaitu rehabilitasi (Hawari, 2003). klien tersebut akan dirawat di unit rehabilitasi (rumah sakit, pusat rehabilitasi, dan unit lainnya) selama 3-6 bulan. Lama rawat di unit rehabilitasi berdasarkan parameter sembuh menurut medis bisa beragam 6 bulan dan 1 tahun, mungkin saja bisa sampai 2 tahun.

  21. DENGAN REHABILITASI PENGGUNA NAPZA MAMPU : • Mempunyai motivasi kuat untuk tidak menyalahgunakan NAPZA lagi • Mampu menolak tawaran penyalahgunaan NAPZA • Pulih kepercayaan dirinya, hilang rasa rendah dirinya • Mampu mengelola waktu dan berubah perilaku sehari-hari dengan baik • Dapat berkonsentrasi untuk belajar atau bekerja • Dapat diterima dan dapat membawa diri dengan baik dalam pergaulan dengan lingkungannya

  22. JENIS PROGRAM REHABILITASI • REHABILITASI PSIKOSOSIAL • REHABILITASI KEJIWAAN • REHABILITASI KOMUNITAS • REHABILITASI KEAGAMAAN

  23. BENTUK-BENTUK KEGIATAN HABILITASI TUJUAN : stabilisasikeadaan mental danemosipasiensehinggagangguanjiwa yang seringmendasariketergantungannapzadapatdihilangkanataudiatasi • LATIHAN JASMANI • AKUPUNTUR • TERAPI RELAKSASI • TERAPI TINGKAH LAKU • TERAPI DISULFIRAM (utkalkohol) • TERAPI ANTAGONIS OPIOIDA • METADONE MAINTENANCE PROGRAM • PSIKOTERAPI INDIVIDUAL • KONSELING • PSIKODRAMA

  24. REHABILITASI Bertujuan agar penderita bisa melakukan perbuatan secara normal, bisa melanjutkan pendidikan sesuai kemampuannya, bisa bekerja lagi sesuai dengan bakat dan minatnya, dan yang terpemting bisa hidup menyesuaikan diri dengan lingkungan keluarga maupun masyarakat sekitarnya • REHABILITASI SOSIAL • REHABILITASI EDUKASIONAL • REHABILITASI VOKASIONAL • REHABILITASI KEHIDUPAN BERAGAMA

  25. MODALITAS TERAPI NAPZA • Therapeutic Community -TC Model, • model inimerujukpadakeyakinanbahwa gangguanpenggunaan NAPZA adalahgangguan pada seseorang secara menyeluruh. • Pendekatan yang dilakukanmeliputiterapi individual dankelompok, sesi encounter yang intensifdengankelompoksebayadanpartisipasidarilingkunganterapeutikdenganperan yang hirarki, diberikanjugakeistimewaan (privileges) dantanggungjawab • Merupakanperawataninapdenganperiodeerawatandariduabelassampaidelapanbelasbulan yang diikutidengan program aftercare jangkapendek

  26. MODALITAS TERAPI NAPZA 2. Model Medik, • model iniberbasispadabiologikdangenetikataufisiologiksebagaipenyebabadiksi yang membutuhkanpengobatandokterdanmemerlukanfarmakoterapiuntukmenurunkangejala-gejalasertaperubahanperilaku. • Program inidirancangberbasisrumahsakitdengan program rawatinapsampaikondisibebasdarirawatinapataukembalikefasilitasdimasyarakat

  27. MODALITAS TERAPI NAPZA 3. Model Minnesota • fokus pada abstinen atau bebas NAPZA sebagai tujuan utama pengobatan • berlangsung selama tiga sampai enam minggu rawat inap dengan lanjutan aftercare, termasuk mengikuti program self help group (Alcohol Anonymous atau Narcotics Anonymous) serta layanan lain sesuai dengan kebutuhan pasien secara individu

  28. MODALITAS TERAPI NAPZA 4. Model Eklektik, • model ini menerapkan pendekatan secara holistik dalam program rehabilitasi. • Pendekatan spiritual dan kognitif melalui penerapan program 12 langkah merupakan pelengkap program TC yang menggunakan pendekatan perilaku, hal ini sesuai dengan jumlah dan variasi masalah yang ada pada setiap pasien adiksi.

  29. MODALITAS TERAPI NAPZA 5. Model Multi Disiplin, • program ini merupakan pendekatan yang lebih komprehensif dengan menggunakan komponen disiplin yang terkait termasuk reintegrasi dan kolaborasi dengan keluarga dan pasien

  30. MODALITAS TERAPI NAPZA 6. Model Tradisional, • tergantung pada kondisi setempat dan terinpirasi dari hal-hal praktis dan keyakinan yang selama ini sudah dijalankan. • Program bersifat jangka pendek dengan aftercare singkat atau tidak sama sekali. • Komponen dasar terdiri dari : medikasi, pengobatan alternatif, ritual dan keyakinan yang dimiliki oleh sistem lokal contoh : pondok pesantren, pengobatan tradisional atau herbal

  31. MODALITAS TERAPI NAPZA 7. Faith Based Model, • sama dengan model tradisional hanya pengobatan tidak menggunakan farmakoterapi

  32. SELESAI

More Related