1 / 33

Diagnosis, Patofisiologi dan Pengobatan Malaria

Diagnosis, Patofisiologi dan Pengobatan Malaria. Dr.H.Armen Ahmad SpPD KPTI FINASIM. Masalah Malaria di dunia dan Indonesia. Masalah kesehatan global Lebih dari 2,4 milyar (40% penduduk dunia) di 100 negara terpapar malaria Urutan 8 dari 10 penyebab kematian di Indonesia

marc
Download Presentation

Diagnosis, Patofisiologi dan Pengobatan Malaria

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Diagnosis, Patofisiologi dan Pengobatan Malaria Dr.H.Armen Ahmad SpPD KPTI FINASIM

  2. Masalah Malaria di dunia dan Indonesia • Masalah kesehatan global • Lebih dari 2,4 milyar (40% penduduk dunia) di 100 negara terpapar malaria • Urutan 8 dari 10 penyebab kematian di Indonesia dengan angka mortalitas 0,7-1,7 % • Program pemerintah untuk meningkatkan upaya diagnosis dini dan pengobatan yang tepat • Pengobatan malaria yang berbeda antara tenaga kesehatan • Malaria resisten obat semakin meluas 77 kabupaten (158 kecamatan)

  3. RESISTENSI OBAT ANTI MALARIA DI INDONESIA 1978 - 2002

  4. Etiologi • Malaria vivax • Malaria malariae • Malaria ovale • Malaria falciparum • Matualesi

  5. Hospes Malaria • Hospes perantara : • Manusia • Vertebra lainnya • Hospes definitif • Nyamuk Anopheles

  6. Etiologi dan Transmisi Malaria disebabkan protozoa plasmodium melalui gigitan nyamuk anopheles betina 4 spesies : Plasmodium falciparum, vivax, malariae dan ovale Infeksi dengan 2 cara yaitu alamiah melalui vektor dan induksi melalui transfusi darah, suntikan, kongenital

  7. Daur Hidup Parasit Malaria Manusia Anopheles betina Dalam hati Dalam kelenjar liur Sporozoit hipnozoit skizon ookista skizon merozoit Dalam lambung trofozoit skizon merozoit makrogamet makrogamet Zigot (ookinet) mikrogamet mikrogamet

  8. Patofisiologi Splenic Immunology Filtration Clearance Infeksi malaria SDM terinfeksi anemia SDM tidak terinfeksi lolos Lemah, lesu * toksin skizon * merozoit Monosit Makrofag kalikrein kininogen kinin pirogen * Eritrosit ruptur

  9. MANIFESTASI KLINIK • Gejala yang khas : trias malaria, yaitu • menggigil, panas, dan keringat yang banyak. • Gejala dan tanda yang dapat ditemukan adalah : • 1.Demam • Demam periodik berkaitan dgn saat pecahnya • skizon matang (sporulasi). • Malaria tertiana (P.vivax dan P.ovale)  tiap • 48 jam maka periodisitas demamnya setiap • hari ke-3

  10. Malaria kuartana (P.malariae) pematangannya tiap 72 jam dan periodisitas demamnya tiap 4 hari. Demam khas malaria terdiri atas 3 stadium : menggigil (15 menit – 1 jam), puncak demam (2 – 6 jam) dan berkeringat (2 – 4 jam). 2. Splenomegali , anemia, ikterus

  11. Gejala dan Tanda klinis Malaria • Trias malaria : demam, menggigil, berkeringat • Sakit kepala, mual-muntah, diare, nyeri otot, pegal • Riwayat bepergian dan bermalam dalam 1-4 minggu • di daerah malaria • Tinggal/berdomisili di daerah endemis malaria • Pernah menderita malaria • Riwayat mendapat transfusi darah • Pemeriksaan fisik : • Suhu 37,5-40oC, anemia, splenomegali, hepatomegali, • penurunan kesadaran

  12. PATHOGENESIS OF CEREBRAL MALARIA • CAPILLARY OBSTRUCTION MECHANISM : • Rosetting ( erythrocyte segregation ) • Cytoadherence (Erythrocyte adherence to endothel ) • IMMUNOLOGIC MECHANISM : cytokine, nitrit- oxide formation • MECHANISMS OF INCREASED INTRACRANIAL PRESSURE: pediatric cases only • ENDOTOXIN MECHANISM

  13. PATHOGENESIS MECHANISM : ROSSETTING PRBC

  14. CYTOADHERENCE MECHANISM EP PRBC Knob ENDOTEL

  15. PATHOGENESIS MECHANISM PRBC Pf-EMP-1 VCAM ELAM CD-36 TSP ICAM-1 ENDOTHEL

  16. ERYTHROCYTE INVASION • MEROZOIT ANEMIA RING SCHIZONTS BREAK UP TROPHOZOIT GPI PHYSICALEFFECTSIN HUMANERYTHROCYTES KNOB, CYTOADHERENCE DEFORMITY HILANG MICROVASC.OBSTRUCTION TNF METABOLIC EFFECTS OF PARACYTES FEVER HYPOGLYCEMIA GLUCOSE CONSUM. HYPOGLYCEMIA LACTIC ACIDOSIS HYPOXIAHYPOGLYCEMIA CEREBRAL, RENAL, LUNG, OTHER COMPLICATIONS

  17. Diagnosis Laboratoris Malaria 1. Dengan mikroskop cahaya a. Pemeriksaan hapus darah tebal b. Pemeriksaan hapus darah tipis 2. ICT (Immuno Chromatographic Test) 3. PCR

  18. Diagnosis Laboratoris Malaria • Pemeriksaan tetes tebal darah tepi: • (-) = negatif tidak ditemukan parasit dalam 100 LP • (+) = positif 1 ditemukan 1-10 parasit/100 LP • (++) = positif 2 ditemukan 11-100 parasit/100 LP • (+++) = positif 3 ditemukan 1-10 parasit/1 LP • (++++) = positif 4 ditemukan > 10 parasit/ 1LP • Hapusan tipis • Terutama untuk melihat jenis spesies • Dapat dilakukan hitung parasit berdasarkan jumlah • parasit/1000 eritrosit

  19. Diagnosis Malaria Berat • Ditemukan P. falciparum bentuk aseksual ditambah minimal satu • keadaan berikut : • Malaria serebral (penurunan kesadaran, kejang, koma) • Anemia berat (Hb<5 g/dl atau hematokrit < 15) pada hitung • parasit > 10.000/ul • Gagal ginjal akut • Udema paru/ARDS • Hipoglikemia • Renjatan • Perdarahan spontan atau disertai KID • Kejang berulang • Asidosis • Makroskopik hemoglobinuria • Hiperparasitemia >5% pada daerah hipoendemis (non imun) • Ikterus (Bilirubin >3 mg/dl) • Hiperpireksia • Kelemahan otot/gangguan neurologis • Diagnosis post-mortem dengan ditemukannya parasit yg padat • pada pembuluh darah kapiler jaringan otak

  20. Pengobatan Malaria Klasifikasi Biologi Obat Malaria 1. Skizontisida jaringan primer: Proguanil, pirimetamin 2. Skizontosida jaringan sekunder: Primakuin 3. Skizontisida darah: Kuinin, klorokuin, amodiakuin

  21. 4. Gametositosida: Primaquin (V, F, M, O) Kuinin, klorokuin, amodiakuin (V, M, O) 5. Sporontosida: Primakuin, proguanil

  22. Pengobatan • P falciparum linipertama:Artesdiaquin (Amodiaquin,Artesunat) 8 tab 3 haritambahprimaquin 3 tab linikedua : Kina + primaquin • P vivax/ovale Lini I :Artesdiaquin(Amodiaquin,Artesunat) 8 tab 3 haritambahprimaquin 3 tab + primaquin 0,25mg/kg/hari 14 hari Lini II : Kina + primaquin3 tab + primaquin 0,25mg/kg/hari 14 hari

  23. Pengobatan kombinasi • Bila sudah ada studi tentang pola resistensi • Bila resistensi untuk suatu obat > 25% maka tidak dianjurkan untuk digunakan • Tujuan kombinasi untuk menghambat resistensi dan melindungi potensi obat antimalaria • Kombinasi rasional: - cara kerja obat dan mekanisme resistensi berbeda - batas efektivitas obat minimal 75%

  24. Derajat resistensi parasit aseksual P.falcifarum terhadap obat skizontisida darah :

  25. Pengobatan kombinasi P. falciparum 1. Resisten K3 <25% & SP1 <25% K3-SP1-P1 2. Resisten K3 >25% & SP1 <25% SP1-P1-Kina7 3. Resisten K3 <25% & SP1 >25% K3-P1-T/D7 4. Resisten K3 >25% & SP1 >25% Kina7-P1-T/D7 Keterangan: K3=Klorokuin Fosfat 250 mg 3 hari (4-4-2) SP1=Sulfadoksin pirimetamin 3 tab 1x P1=Primakuin 3 tab 1x Kina7=Kina Sulfat 3x10 mg/kgBB 7 hari T/D7=Tetrasiklin/Doksisiklin 7 hari

  26. Pengobatan kombinasi P. vivax 1. Resisten K3 <25% K3-P14-T/D7 2. Resisten K3 >25% Kina7-P14-T/D7 Keterangan: P14=Primakuin 15 mg 14 hari

  27. Pemantauan Pengobatan • Gagal obat dini (early treatment failure) Hari pertama (H1-3) terjadi gejala malaria berat H-2 hitung parasit >Ho H-3 hitung parasit > 25% Ho H-3 parasit bentuk aseksual masih positif disertai panas • Gagal obat kasep (late treatment failure) a. Late clinical and parasitological failure H4-28 terjadi gejala malaria berat masih terdapat parasit bentuk aseksual+demam b. Late parasitological failure Terdapat parasit bentuk aseksual pada hari ke 7, 14, 21, dan 28 tanpa demam

  28. Pengobatan malaria berat • Tindakan umum/suportif Oksigenisasi, cairan, nutrisi, monitoring • Pengobatan simtomatik Antipiretik Bila kejang diberi antikonvulsan • Antimalaria Kina iv dengan cara 1 ampul kina 500 mg dilarutkan dalam 500 cc D5 diberikan dalam 8 jam terus menerus sampai penderita dapat minum obat • Mengatasi penyulit/komplikasi Malaria serebral Anemia berat Hipoglikemia Renjatan Gagal ginjal akut

  29. Pengobatan Pencegahan • Klorokuin Basa 5 mg / kg BB / minggu • Doksisiklin 1.5 mg / Kg BB / hari : • Untuk daerah yg efikasi P. Falcifarum terhadap klorokuin < 75 % • Maksimal untuk 3 bulan • Kontra Indikasi anak < 8 thn dan ibu hamil • Diberikan 1 minggu sebelum berangkat ke daerah endemis s.d • 4 minggu setelah meninggalkan daerah endemis malaria

  30. Terima Kasih

More Related