1 / 17

PERSEDIAAN BARANG DAGANG (Penilaian dan Pencatatan) DAN PEMBAYARAN DIMUKA

PERSEDIAAN BARANG DAGANG (Penilaian dan Pencatatan) DAN PEMBAYARAN DIMUKA. Harga Terendah antara Harga Pokok dan Harga Pasar

lydia
Download Presentation

PERSEDIAAN BARANG DAGANG (Penilaian dan Pencatatan) DAN PEMBAYARAN DIMUKA

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. PERSEDIAAN BARANG DAGANG (Penilaian dan Pencatatan) DAN PEMBAYARAN DIMUKA

  2. Harga Terendah antara Harga Pokok dan Harga Pasar Dalam keadaan tertentu, misalnya karena kerusakan fisik, susut, perubahan tingkat harga atau sebab-sebab lain, PERSEDIAAN dinilai pada harga yang terendah antara harga pokok dan harga pasar.

  3. Apabila persediaan dinilai berdasarkan harga terendah antara harga pokok dan harga pasar, maka harga pokok persediaan akan dibandingkan dengan harga pasarnya. Harga yang terendah di antara keduanya, dipilih untuk penilaian. Konsekuensi dari metode penilaian tersebut adalah diakuinya suatu kerugian pada saat diketahui bahwa harga barang akan turun.

  4. Metode harga terendah antara harga pokok dan harga pasar dapat diterapkan dengan tiga cara yaitu : a. Pada tiap-tiap jenis barang. b. Pada tiap-tiap kelompok besar barang. c. Pada nilai persediaan secara keseluruhan. Untuk menggambarkan penilaian berdasarkan harga terendah antara harga pokok dan harga pasar, perhatikan tabel dibawah ini :

  5. Apabila penilaian diterapkan untuk tiap-tiap jenis barang, maka persediaan akan dinilai sebesar Rp 17.950. Kerugian karena penurunan harga persediaan adalah : Rp 18.700 – Rp 17.950 = Rp 750

  6. Apabila penilaian diterapkan untuk persediaan secara keseluruhan, maka nilai semua jenis barang pada harga pokok (Rp 18.700) harus dibandingkan dengan nilai semua jenis barang apabila dinilai pada harga pasar (Rp 18.650). Kerugian karena penurunan harga persediaan adalah : Rp 18.700 – Rp 18.650 = Rp 50

  7. Sistem Pencatatan Harga pokok penjualan selama periode tertentu dihitung dengan menggunakan cara sbb : Persediaan awal barang dagang pada awal periode + Pembelian bersih selama periode = Persediaan barang tersedia dijual – Persediaan barang dagang pada akhir periode = Harga pokok penjualan.

  8. Sistem Balans Permanen Dalam sistem ini tidak disediakan perkiraan pembelian dan perkiraan-perkiraan lain yang berhubungan dengannya. Pembelian barang dagang langsung dicatat ke perkiraan persediaan. Harga pokok penjualan tidak dihitung secara periodik, tetapi dihitung & dicatat setiap kali terjadi transaksi.

  9. Untuk itu dibuat satu perkiraan tersendiri yaitu : Harga pokok penjualan. Perkiraan persediaan barang dagang dalam sistem balans permanen digunakan untuk mencatat persediaan yang ada di awal periode, pembelian yang dilakukan selama periode, penjualan yang dilakukan selama periode dan persediaan yang ada di akhir periode.

  10. Apabila terjadi penjualan, maka akan mengurangi persediaan. Pengurangan persediaan ini pada hakekatnya merupakan penambahan harga pokok penjualan. Dalam sistem ini setiap jenis barang dibuatkan satu catatan tersendiri yang disebut kartu stok (Stock card )

  11. Metode FIFO Contoh Soal : Saldo barang A pada tgl 1 Januari 199A terdiri dari 500 unit dengan harga pokok Rp 62 per unit. Total harga pokok dengan demikian adalah Rp 31.000.

  12. Pada tgl 14 Januari 199A terjadi pembelian sebanyak 1.000 unit dengan harga pokok per unit sebesar Rp 50 sehingga totalnya adalah Rp 50.000. Akibat pembelian ini dalam kolom saldo terdapat 1.500 unit dengan perincian sbb : Banyak Harga pokok/unit Jumlah 500 Rp 62 Rp 31.000 1.000 50 50.000 1.500 Rp 81.000

  13. Pada tgl 15 Januari 199A terjadi penjualan sebanyak 1.200 unit. Harga pokok penjualan 1.200 unit itu adalah sbb : Asal Kuantitas harga pokok/unit Jumlah Saldo awal 500 Rp 62 Rp 31.000 Pembelian 14-1-199A 700 Rp 50 35.000 1.200 Rp 66.000

  14. Saldo persediaan barang A setelah penjualan tersebut terdiri dari 300 unit dengan harga pokok Rp 50 per unit dan totalnya adalah Rp 15.000. Pada tgl 21 Januari 199A, terjadi pembelian sebanyak 500 unit dengan harga pokok Rp 42 per unit. Saldo persediaan akibat pembelian ini adalah sbb :

  15. Banyak Harga pokok/unit Jumlah 300 Rp 50 Rp 15.000 500 42 21.000 800 Rp 36.000 Penjualan sebanyak 500 unit pada tgl 25 Januari 199A, harus dihitung pada saat itu juga. Harga pokok penjualan untuk 500 unit ini terdiri dari :

  16. Asal Kuantitas harga pokok/unit Jumlah Saldo sebelumnya 300 Rp 50 Rp 15.000 Pembelian 21-1-199A 200 Rp 42 8.400 500 Rp 23.400 Saldo persediaan setelah penjualan ini terdiri dari 300 unit dengan harga pokok Rp 42 per unit, dan totalnya Rp 12.600

  17. Metode LIFO Contoh soal sama dengan metode LIFO

More Related