1 / 52

Dr. Ririh Y dan HERRY RIJADI,SKM FKM - UNAIR DinKes. Prop. Jawa Timur Sub Dinas P2P&PL,Seksi P2

Dr. Ririh Y dan HERRY RIJADI,SKM FKM - UNAIR DinKes. Prop. Jawa Timur Sub Dinas P2P&PL,Seksi P2. PROGRAM SERANGGA PENULAR PENYAKIT. VISI. SELURUH WILAYAH TERJANGKIT DAN POTENSIAL PENYAKIT BERSUMBER BINATANG TERIDENTIFIKASI VEKTOR DAN BIONOMIKNYA SERTA DIKETAHUI CARA PEMBERANTASAN YANG REESAA.

iona
Download Presentation

Dr. Ririh Y dan HERRY RIJADI,SKM FKM - UNAIR DinKes. Prop. Jawa Timur Sub Dinas P2P&PL,Seksi P2

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Dr. Ririh Y dan HERRY RIJADI,SKMFKM - UNAIRDinKes. Prop. Jawa TimurSub Dinas P2P&PL,Seksi P2 PROGRAM SERANGGA PENULAR PENYAKIT

  2. VISI SELURUH WILAYAH TERJANGKIT DAN POTENSIAL PENYAKIT BERSUMBER BINATANG TERIDENTIFIKASI VEKTOR DAN BIONOMIKNYA SERTA DIKETAHUI CARA PEMBERANTASAN YANG REESAA

  3. MISI • MENYEDIAKAN INFORMASI TENTANG VEKTOR YANG DIPERLUKAN DALAM UPAYA PEMBERANTASAN VEKTOR • MENGEMBANGKAN PENINGKATAN SUMBER DAYA PROGRAM PSPP. • MENINGKATKAN KOMITMEN PENGAMBIL KEPUTUSAN DALAM TERSELENGGARANYA PROGRAM SPP

  4. TUJUAN ( 1 ) 1. UMUM TERSEDIANYA DATA ENTOMOLOGI SEBAGAI INFORMASI VEKTOR DALAM MENDUKUNG PEMBERANTASAN VEKTOR SECARA RASIONAL,EFEKTIF, EFISIEN,SUSTAINABLE,ACCEPTABLE DAN AFFORDABLE ( REESAA )

  5. TUJUAN ( 2 ) KHUSUS • TERSEDIANYA TENAGA PENGAMAT VEKTOR YANG BERKAULITAS • TERSEDIANYA DATA HABITAT VEKTOR,PERILAKU MASYARAKAT DAN DATA LINGKUNGAN YANG BERPENGARUH • TERIDENTIFIKASINYA METODE PEMBERANTASAN VEKTOR YANG EFEKTIF,EFISIEN. • TERWUJUDNYA KOORDINASI DAN KEMITRAAN DENGAN PROGRAM DAN SEKTOR TERKAIT

  6. KEBIJAKSANAAN • LOKAL AREA SPESIFIK • PROGRAM DIPRIORITASKAN PADA PENYAKIT MALARIA, DBD, FILARIASIS DAN PES • KEGIATAN DIDAERAH BERMASALAH,DAERAH RECEPTIVE ATAU POTENSIAL TERJADI “RE EMERGING “ PENYAKIT DITULARKAN VEKTOR • KEMITRAAN & PEMBERDAYAAN MASYARAKAT.

  7. STRATEGI • MENINGKATKAN PENGERTIAN PEMAHAMAM VISI,MISI PROGRAM. • PENINGKATAN KEMAMPUAN & KETRAMPILAN PELAKSANA MELALUI PELATIHAN DAN PERTEMUAN • PENGADAAN SARANA DAN PRASARAN PROGRAM • ADVOCACY KEPADA PENGAMBIL KEPUTUSAN DALAM PELAKSANAAN PROGRAM SPP. • MENINGKATKAN KOORDINASI LINTAS PROGRAM DAN LINTAS SEKTOR. • ADA PILOT PROJECT STATION LAPANGAN PEMBERANTASAN VEKTOR SEBAGAI USAHA PENGUMPULAN INFORMASI VEKTOR SECARA LOKAL AREA SPECIFIK

  8. INDIKATOR PSPP • PROSENTASE LOKASI PEMBERANTASAN VEKTOR DAN DAERAH POTENSIAL KLB YG DIKETAHUI VEKTORNYA. • PROSENTAS LOKASI YANG DIKETAHUI PUNCAK KEPADATAN VEKTORNYA. • PROSENTASE LOKASI YANG DIKETAHUI PETA TEMPAT PERINDUKANNYA. • PROSENTASE LOKASI YANG DIKETAHUI KERENTANAN VEKTORNYA TERHADAP INSEKTISIDA YANG SEDANG ATAU AKAN DIPERGUNAKAN

  9. KEGIATAN POKOK PSPP P2 MALARIA • Longitudinal survey selama 3 – 5 tahun • Spot check survey, untuk konfirmasi KLB • Susceptibility test. • Bioassay test • Pemetaan Tempat perindukan

  10. P2 DBD • Survey Jentik DBD PSN/3M/Jumantik • Spot check survey Resti • Longitudinal survey P2 PES • Pemantuan indek pinjal • Susceptibility test. KEWASPADAAN • Konfirmasi vektor JE • Penyakit lain karena serangga.

  11. KEGIATAN POKOK PSPP P2 MALARIA • Longitudinal survey selama 3 – 5 tahun • Spot check survey, untuk konfirmasi KLB • Susceptibility test. • Bioassay test • Pemetaan Tempat perindukan

  12. PEMBERANTASAN VEKTOR AKAN APABILA TEPAT SASARAN VEKTORNYA RATIONAL ( NALAR ) APABILA TEPAT SASARAN LOKASINYA EFFECTIVE

  13. PEMBERANTASAN VEKTOR AKAN APABILA TEPAT METODOLOGINYA EFFICIENT APABILA TEPAT JENIS & DOSIS SUSTAINABLE

  14. PEMBERANTASAN VEKTOR AKAN APABILA TEPAT WAKTUNYA ACCEPTABLE APABILA AMAN TERHADAP LINGKUNGAN AFFORDABLE

  15. DEMAM BERDARAH

  16. DEMAM BERDARAH DENGUE • PENYEBAB : VIRUS DENGUE • PENULAR : NYAMUK AEDES AEGYPTI • Ada 4 serotype yaitu : Den-1, Den-2, Den-3, Den-4 • VIRUS terdapat pada : • Penderita DBD • Tubuh nyamuk yg terinfeksi

  17. AGENT DAN VEKTOR DBD • Serotype D1 D2 D3 D4 • Nyamuk Ae.aegypti dan Ae.albopictus tersebar di seluruh pelosok Indonesia ,khususnya di perkotaan. • T.P.A buatan manusia didalam dan diluar rumah

  18. SIKLUS HIDUP NYAMUK AEDES AEGYPTI • Metamorfosis seca ra Lengkap • 30-150 telur tiap 2-3 hari • Bertelur diair • Larva hidup di air • Berubah larva men jadi pupa selanjut nya jadi serangga dewasa Telur (1) (Siklus Hidup10-15 hari) Dewasa (4-5) Larva (7-8) Pupa (1)

  19. KEBIASAAN / PERILAKU NYAMUK AEDES AEGYPTI Karakteristik Aedes Aegypti • Biasa menggigit sepanjang siang hari terutama pagi dan sore hari • Kemampuan terbang maksimum 100 M (Rerata : 40 M) • Umur nyamuk : dapat mencapai 3 bulan (Rerata : 2 - 4 Minggu) • Tidak terdapat di daerah ketinggian > 1000 M di atas permukaan laut

  20. (lanjutan) • Nyamuk betina setiap 2 hari sekali menghisap darah manusia • Darah manusia diperlukan untuk pematangan telur nyamuk ( 1 Nyamuk  200 - 400 butir telur ) • Virus dengue berkembang biak dengan cara membelah diri • < 1 mg,virus sudah terdapat pd kelenjar air liur nyamuk • Virus Dengue berpindah bersama air liur nyamuk pada saat Nyamuk menggigit manusia.

  21. PERKEMBANGAN NYAMUK AEDES AEGYPTI Berkembang biak di TPA ( Tempat Penampungan Air) bersih yang tidak berhubungan dengan tanah, a.l : • Dalam Rumah : bak mandi/WC, tempayan, drum • Luar Rumah : • Barang bekas yg dpt menampung air : kaleng, ban bekas, pot tanaman air • Pelepah daun,lubang pohon,potongan bambu, genangan air di talang.

  22. FAKTOR MUSIM • Musim Hujan : kelembaban dan suhu Optimum bagi Nyamuk, sehingga umur rata-rata nyamuk lebih panjang. • Kondisi ini mengakibatkan meningkatnya jumlah penderita DBD pada musim hujan. • Pada musim kering  menampung air

  23. VEKTOR YANG PERLU DIPERHATIKAN • Nyamuk : 1. AnophelesSp.( PenyakitMalaria ) 2. Aedes aegypti ( Penyakit DBD ) 3. Culex Sp. ( Penyakit JE, Filariasis ) 4. Mansonia Sp. ( Penyakit Filariasis )

  24. PENGENDALIAN NYAMUK • Nyamuk Aedes aegypti: • Pengendalian Larva A. aegypti : • Pengelolaan lingkungan dgn menghilangkan tempat perkembangbiakannya. • Penggunaan insektisida di breeding places. • Abate 1% dalam bentuk granula pasir. • 2. Pengendalian Nyamuk dewasa A. aegypti • Pengendalian dengan menggunakan insekti • sida dalam bentuk fog yaitu malathion.

  25. PENGENDALIAN NYAMUK • Nyamuk Anopheline : • Pengendalian Larva Anopheline : • Ikan pemakan jentik ( Biological control ). • Penggunaan insektisida di breeding places. • Larvasidasi, Altosid ( Briket ) • 2. Pengendalian Nyamuk dewasa Anopheline • Penyemprotan dgn menggunakan Spraycan • Mist blower utk lagun yang terbatas. • Penyemprotan melalui udara.

  26. PEMETAAN VEKTOR MALARIADI JAWA TIMUR HERRY RIJADI,SKM DINAS KESEHATAN PROPINSI JAWA TIMUR

  27. DISTRIBUSI VEKTOR DI INDONESIA

  28. VEKTOR MALARIA DI JAWA TIMUR

  29. DISTRIBUSI VEKTOR MALARIA DI JAWA TIMUR

  30. TYPE PERINDUKAN VEKTOR MALARIA PROPINSI JAWA TIMUR An maculatus An aconitus An barbirostris An sundaicus An subpictus

  31. Habitat An.aconitus

  32. Habitat An.maculatus

  33. Habitat An.sundaicus

  34. Habitat An.subpictus

  35. Habitat An.barbirostris

  36. Anopheles aconitus Donitz • PUNYA JANGKAUAN LUAS DI SEKITAR DAERAH KAKI GUNUNG WILIS DAN SEBAGIAN WILAYAH PERSAWAHAN DI JAWA TIMUR.. • VEKTOR UTAMA MALARIA DI JAWA TIMUR, HASIL PENELITIAN KOPEM. HABITAT • SAWAH TERAS SIRING PERBUKITAN DAN PEMBUANGAN IRIGASI (PADA AREA SAWAH) • ALIRAN AIR, YANG MENGALIR KE DUSUN KECIL DAN SAWAH • PEMBIAKAN DI AIR TERMASUK DENGAN VARIASI ALGAE DAN TANAMAN AIR

  37. KEBIASAAN Anopheles aconitus Donitz • DI DALAM ATAU DI LUAR RUANGAN, PENGGIGITAN DI LUAR RUANG TIGA KALI LEBIH TINGGI DARI DI DALAM, SIFAT EKSOPHAGIC • KEBIASAAN MENGIGIT • PENGGIGITAN TERJADI DI MALAM HARI, WAKTU PENGGIGITAN BIASANYA DI PARUH PERTAMA MALAM DIBAWAH JAM 22.00 • MAYORITAS DITEMUKAN DI KANDANG BINATANG DI PARUH KEDUA MALAM ,SIFAT ZOOPHILIC KEBIASAAN ISTIRAHAT SIANG HARI (PERILAKU EXOPHILIC) • DI SEPANJANG ALIRAN SUNGAI DAN PEMBUANGAN IRIGASI I • DI DALAM RUMAH (5%) • KANDANG BINATANG (22 %) JARAK TERBANG. • JARAK TERBANG 1 – 2 Km DARI PERINDUKAN

  38. Anopheles sundaicus Rodenwaldt • TERSEBAR DI SEBAGIAN PANTAI JAWA TIMUR DARI PANTAI TELENG PACITAN SAMPAI PLENGKUNG BANYUWANGI. • DI PANTAI TELENG MENINGKAT PADA BULAN SEPTEMBER – NOPEMBER DAN KEPADATAN TINGGI DI DAMPAR LUMAJANG • VEKTOR UTAMA MALARIA DI DAERAH PESISIR SELATAN JAWA TIMUR ( KOPEM ) HABITAT • DI JAWA TIMUR PERINDUKAN DI TAMBAK,DANAU,RAWA,REMBESAN AIR DENGAN ALGAE DAN GENUS ENTEROMORPHA DAN HETEROMORPHA DAN RERUMPUTAN AIR LAINNYA, TERUTAMA SPESIES PESISIR,LEBIH MENYUKAI ADANYA SINAR MATAHARI ( PROSES FOTOSINTESIS ) • DITAPANULI SELATAN,PEMBIAKAN DI AIR SEGAR KOLAM PEDALAMAN TERDIRI DARI VARIASI ALGAE DAN TANAMAN AIR.

  39. KEBIASAAN Anopheles sundaicus Rodenwaldt • KEBANYAKAN ANHROPOPHILIC, SUKA DARAH MANUSIA DARIPADA HEWAN. • MENGIGIT DIDALAM DAN DILUAR RUMAH. • MENGIGIT SEPANJANG MALAM DAN PUNCAK GIGITAN SETELAH PUKUL 22.00. • HINGGA DIDINDING RUMAH SEBELUM DAN SESUDAH MENGIGIT. KEBIASAAN BERISTIRAHAT • ISTRIRAHAT DI DALAM MAUPUN LUAR RUANGAN, TEMPAT PERISTIRAHATAN MUNGKIN MENGALAMI PERUBAHAN JARAK TERBANG • JARAK TERBANG NYAMUK LEBIH DARI 2 Km DARI PERINDUKAN

  40. Anopheles subpictus • TERSEBAR DI SEBAGIAN PANTAI JAWA TIMUR DARI PANTAI TELENG PACITAN SAMPAI PLENGKUNG BANYUWANGI. • DI PANTAI TULUNGAGUNG KEPADATAN TINGGI DI PANTAI KALIDAWIR,SIDEM DAN POPOH KEC.BESUKI • VEKTOR UTAMA MALARIA DI DAERAH PESISIR SELATAN JAWA TIMUR ( KOPEM ) HABITAT • DI JAWA TIMUR PERINDUKAN DI TAMBAK,RAWA,GENANGAN AIR PAYAU SEPERTI KESUKAAN An,sundaicus . • DAPAT HIDUP DIGENANGAN YANG MENDEKATI TAWAR.

  41. KEBIASAAN Anopheles subpictus • KEBANYAKAN SUKA DARAH HEWAN DARIPADA MANUSIA • MENGIGIT DIDALAM DAN DILUAR RUMAH. • MENGIGIT SEPANJANG MALAM DAN PUNCAK GIGITAN SETELAH PUKUL 22.00.- 23.00 • HINGGA DIDINDING RUMAH SEBELUM DAN SESUDAH MENGIGIT. KEBIASAAN BERISTIRAHAT • ISTRIRAHAT DI DALAM MAUPUN LUAR RUANGAN JARAK TERBANG • JARAK TERBANG NYAMUK LEBIH DARI 2 Km DARI PERINDUKAN

  42. Anopheles maculatus • DITEMUKAN DIWILAYAH TRENGGALEK,DAERAH SAMBONG ,PACITAN DAN SEKITAR KAKI GUNUNG WILIS • VEKTOR UTAMA MALARIA DI JAWA-BALI DAN SEBAGIAN SUMATRA HABITAT • GENANGAN AIR JERNIH DIDAERAH PENGUNUNGAN DAN LEBIH SUKA BILA ADA TANAMAN AIR DAN KENA SINAR MATAHARI. • BERUPA MATA AIR,KOLAM KECIL,SUNGAI KECIL YANG MENGALIR PERLAHAN, KOBAKAN KECIL DIDASAR SUNGAI SAAT MUSIM KEMARAU.

  43. KEBIASAAN An. Maculatus • MENGIGIT DI DALAM ATAU DI LUAR RUMAH • LEBIH SUKA DARAH HEWAN TAPI JUGA MANUSIA BILA POPULASI HEWAN SEDIKIT • PENGGIGITAN TERJADI DI MALAM HARI MULAI PUKUL 21.00 – 03.00 • JARANG DITEMUKAN HINGGAP DIDINDING PADA MALAM HARI KEBIASAAN BERISTIRAHAT • ISTRIRAHAT DI DALAM MAUPUN LUAR RUANGAN JARAK TERBANG • JARAK TERBANG NYAMUK SEKITAR 2 Km DARI TEMPAT PERINDUKAN

  44. Anopheles barbirostris • TERSEBAR DI SEPANJANG PANTAI DAN KAKI GUNUNG WILIS JAWA TIMUR • VEKTOR SEKUNDER PADA PENULARAN MALARIA ,HASIL PENELTIAN PUSAT JAKARTA. HABITAT • SAWAH DAN SALURAN IRIGASINYA, KOLAM DAN RAWA-RAWA DENGAN AIR TAWAR.

  45. KEBIASAAN Anopheles sundaicus Rodenwaldt • KEBANYAKAN ZOOPHILIC, SUKA DARAH HEWAN DARIPADA MANUSIA. • MENGIGIT DIDALAM DAN DILUAR RUMAH. • MENGIGIT SEPANJANG MALAM DAN PUNCAK GIGITAN SETELAH PUKUL 23.00 = 05.00 • HINGGA DIDINDING RUMAH SEBELUM DAN SESUDAH MENGIGIT. KEBIASAAN BERISTIRAHAT • ISTRIRAHAT DI DALAM MAUPUN LUAR RUANGAN, TEMPAT PERISTIRAHATAN MUNGKIN MENGALAMI PERUBAHAN JARAK TERBANG • JARAK TERBANG NYAMUK LEBIH DARI 2 Km DARI PERINDUKAN

More Related