1 / 48

PENGELOLAAN BANJIR DAN KEKERINGAN

PENGELOLAAN BANJIR DAN KEKERINGAN. d isampaikan dalam dalam Sidang ke II TKPSDA Progo Opak Serang Inna Garuda Hotel , Yogyakarta ,23 September 2013. DINAS PUP-ESDM D . I . Y OGYAKARTA. Banjir di jalan perkotaan . Banjir di permukiman ............. . Banjir di sawah .

gus
Download Presentation

PENGELOLAAN BANJIR DAN KEKERINGAN

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. PENGELOLAAN BANJIR DAN KEKERINGAN disampaikan dalam dalamSidangke II TKPSDA ProgoOpakSerang Inna Garuda Hotel, Yogyakarta,23 September 2013 DINAS PUP-ESDM D.I. YOGYAKARTA

  2. Banjir di jalan perkotaan .....

  3. Banjir di permukiman .............

  4. Banjir di sawah .....

  5. Kekeringan di persawahan.....

  6. Kekeringan air bersih ....

  7. Beginikah penyelesaiannya ???

  8. I. PENDAHULUAN1.1 LatarBelakang • Sebagian DAS-DAS di Wilayah Sungai (WS) ProgroOpakSerang (POS) dalam kondisi sangat kritis (Prioritas I). • WS POSmempunyaiberbagaipotensisumberdaya yang memerlukanPengelolaanSumberDaya Air (PSDA) untukberbagaikeperluan, antara lain untukIrigasi, pemenuhan Air bakuIndustridanrumahtangga, Pariwisatasertaupayakonservasi& pengendaliandayarusak air. • Apabilatidakdikeloladenganbaikantara lain terjadinyaperambahantangguldanbantaransungai, pembuangansampaholehmasyarakatdsb, menyebabkankerentanandanmenurunnyakapasitaspengaliransungai, sertafluktuasi debit puncakdanminimumyasemakintinggi, akanmenimbulkanbanjir di musimhujandankekeringan di musimkemarau, dimanaintensitas-nyadaritahunketahuncenderungmeningkatsebagaidampakmenurunnyakonservasibagianhulu DAS danfenomenaGlobal Warming. • PerludipersiapkanPedomanSiagaBanjirdanKekeringan WS POS, sebagaiAcuanBersama yang disepakatisemua stakeholder terkait, untukpenangananmasalahbanjirsecaratepat, tepatdanterpadudalamrangkamengatisipasibencanabanjir di WS POS.

  9. 1.3 LandasanHukum PERATURAN TURUNAN UU SDA NOMOR 7 / 2004 UU SDA No.7/2004 mengamanatkan penyusunan 31 PP,tapi dikelompokkan dalam 11 PP RPP tentang Pengendalian Pencemaran Air dan Pengelolaan Kualitas Air RPP tentang Pengusahaan SDA RPP tentang Hak Guna Air KEPPRES Dewan SDA Nasional No.6/2009 PERPRES Dewan SDA No.12/2008 RAKEPPRES Penetapan Wilayah Sungai danCekungan Air Tanah PP No.42/2008 tentang Pengelolaan SDA PP No.16/2005 tentang Sistem Penyediaan Air Minum PP No.20/2006 tentang Irigasi RPP Rawa PP No.37/2010 tentang Bendungan RPP Danau PP No.43/2008 tentang Air Tanah PP No.38/2011 tentang Sungai

  10. SUMBER DAYA AIR DIKELOLA SECARA MENYELURUH DAN TERPADU DAN BERWAWASAN L.H PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI (Watershed Management ) Undang Undang Nomor 7 / 2004 tentang Sumber Daya Air PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR (pasal 3) PENGELOLAAN JARINGAN SUMBER AIR (Water Sources Managmt ) PENGELOLAAN PENGGUNAAN AIR (Water Use Management ) • PERENCANAAN TATA RUANG WILAYAH • PENGELOLAAN KAWASAN HUTAN • PENGAWASAN PENGGUNAAN LAHAN • REHABILITASI LAHAN DAN KONSERVASI TANAH • PELESTARIAN DAN PENGELOLAAN DAERAH RESAPAN AIR • PENGELOLAAN SISTEM IRIGASI • PENGELOLAAN SISTEM AIR MINUM DAN SANITASI • PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR • PENGHEMATAN PENGGUNAAN AIR • PENGELOLAAN LIMBAH CAIR DAN SAMPAH • PENGELOLAAN AIR RENDAH (KERING) • PENGELOLAAN AIR TINGGI (BANJIR) • PENGELOLAAN KUALITAS AIR • PENGELOLAAN PRASARANA SUMBER AIR • PENGELOLAAN SUMBER AIR DAN LINGKUNGAN DI SEKITAR SUMBER AIR

  11. GARIS BESAR OPERASI PENGELOLAAN SDA Undang Undang Nomor 7 / 2004 tentang Sumber Daya Air (pasal 3) (1) KonservasisesuaiPolapengembangandanRencanaIndukberbasisPelestarianLingkunganHidup, secara infra strukturalmaupun non struktural, al pengaturanzonasi, pembatasanataupenindakanpelanggaranatas kegiatan2 yang dapatmemberikandampaknegatifterhadapfungsisaluran, sungai, danau, waduk, muaradanpantai. • Pendayagunaan SDA sesuaiDayaDukungHidrologis DAS, denganPengelolaanPemanfaatanpengoperasian bangunan2 sungai, danauwaduk, muaradanpantaiuntukpelayananpemanfaatan SDA secaraadildalam parameter WaktuRuangKuantitas & Kualitas. • PengendalianDayaRusaksesuaikondisiHidrologisdan Tata Ruang DAS, menurutPoladanRencanaIndukpengembangan, minimal untukPenguranganResikoBencana, dalambentukPemeliharaan, PerbaikandanPengaturan. • System Informasi SDA yang acountabledanteradministrasidenganbaik, meliputi Data pendukungPerencanaan & Pengembangan, al.: Hidrologidan Data pendukunglainnyadalamAspek : Konservasi, Penatagunaanmanfaat, PengendalianDayaRusak Air, SistemInformasidanKelembagaan, termasuktandabatasdaerahsungaidanauwadukdan infrastructure lainnya, untukPengamananAset. • Kelembagaan, denganpembentukanDewan SDA, Tim KoordinasiPengelolaan SDA (TKPSDA) maupunBadanLayananUmum, kerjasamaselakuwakilsemua stakeholder untukkesepakatan al. dalamhalpemberianizinatasPolapengembangan, RencanaInduk, polatatatanamdalamrangkapemanfaatan air maupuntanah, danasetlainnyadalamsempadansaluran, sungai, danau, waduk, muaradanpantai.

  12. Peraturan Pemerintah Nomor 38 / 2011 tentang Sungai LINGKUP PENGELOLAAN SUNGAI Perlindungan Sungaia. Palung sungaib. Sempadan sungaic. Danau paparan banjird. Dataran banjir a. penetapandayatampung beban pencemaran; b. identifikasi dan inventarisasi sumber air limbah yang masuk ke sungai; c. penetapanpersyaratan dan tata carapembuangan air limbah; d. pelarangan pembuangan sampah ke sungai; e. pemantauan kualitas air pada sungai; dan f. pengawasan air limbah yang masuk ke sungai. Konservasi Sungai Pencegahan Pencemaran Air Sungai Pengembangan Sungai Pemanfaatan Sungai PENGELOLAAN SUNGAI • prasaranapengendalibanjir: - peningkatankapasitassungai - tanggul - pelimpahbanjirdan/ataupompa - bendungan - perbaikandrainasekota PenguranganResikoBesaran Banjir Pengendalian Daya Rusak Air Sungai • prasaranapengendalialiran permukaan: - resapan air - penampungbanjir PenguranganResikoKerentananBanjir a. penetapan batas dataran banjir b. penetapan zona peruntukan lahan sesuai resiko banjir c. pengawasan peruntukan lahan di dataran banjir d. persiapan menghadapi banjir e. penanggulangan banjir f. pemulihan setelah banjir Pengelolaan Dataran Banjir

  13. Peraturan Pemerintah Nomor 38 / 2011 tentang Sungai PENGELOLAAN BANJIR TERPADU peningkatan kapasitas sungai; tanggul; pelimpah banjir dan/atau pompa; bendungan; dan perbaikan drainase kota. Pembangunan Pengendali Banjir Pengurangan Resiko Besaran Banjir Pembangunan Pengendali Aliran Permukaan resapan air; dan penampung banjir. PENGELOLAAN BANJIR TERPADU penentuan batas dataran banjir; penentuan zona peruntukanlahansesuairesikobanjir; dan pengawasan dan pengendalianperuntukanlahan di dataran banjir. Pengelolaan Dataran Banjir Pengurangan Resiko Kerentanan Kawasan Terhadap Banjir Perencanaan Antisipatif Terhadap Korban Banjir persiapan menghadapi banjir; penanggulangan pada saat banjir; dan pemulihan setelah banjir.`

  14. Peraturan Pemerintah Nomor 38 / 2011 tentang Sungai HAL-HAL BARU TENTANG SUNGAI : 1. Fungsisungai2. Sempadansungai ( semulaadadiPermen PU 63/1993)3. Aliranpemeliharaansungai (Q95%) 4. Konservasimeliputi : - Perlindungansungai - Pencegahanpencemaran air sungai5. Pengembangansungai (lebihrinci) 6. Pengelolaanresikobanjir7. Kriteriaperencanaansungai8. OperasidanPemeliharaan Sungai 9. SistimInformasidanPerizinan 10. PemberdayaanMasyarakat ( Hari Sungai 27 Juli )

  15. Peraturan Pemerintah Nomor 38 / 2011 tentang Sungai PENGENDALIAN DAYA RUSAK AIR melalui PENGELOLAAN RESIKO BANJIR (pasal 34 s.d. 48) PenguranganResikoBesaranBanjir:A. Pembangunan PrasaranaPengendaliBanjir a. PeningkatanKapasitas Sungai b. Tanggul c. PelimpahBanjirdan/atauPompa d. Bendungan e. PerbaikanDrainasePerkotaanB. Pembangunan PrasaranaPengendaliAliranPermukaan Resapanair, berupasaluran, pipaberlubang, sumur, kolam resapan, bidang resapan. Penampungbanjir. 2. PenguranganResikoKerentananBanjirdilakukanmelaluiPengelolaanDataranBanjir. DilaksanakanolehMenteri, gubernur, dan/atau bupati/walikota sesuai kewenangannya.

  16. PENGELOLAAN BANJIR TERINTEGRASI DALAM TATA RUANG DGN SARANA PRASARANA SUMBER DAYA AIR (SPSDA) BERDASARKAN : 1. POLA. 2. RENCANA INDUK. 3. PEMBANG. SPSDA 4. O & P SPSDA : - SEBELUM BANJIR - SAAT KEJADIAN - PASCA BANJIR KAWASAN LINDUNG 30% DAS PERKEBUNAN KONSERVASI KABUPATEN B KABUPATEN C PERMUKIMAN PERIKANANPARIWISATABANDARA PERKEBUNANPETERNAKANWADUKIRIGASI AIR BAKUINDUSTRI PLTA KOTA A IRIGASI PENGENDALIAN BANJIR REKLAMASI SATUAN WILAYAH PANTAI UU No. 26 Tahun 2007 Ttg Penataan RuangPP No. 38 Tahun 2007 Ttg Pembagian Tugas Pemerintahan. PP No. 42 Tahun 2008 Ttg Pengelolaan Sumber Daya Air - DAS dalam 1 Kab / Kota Kewenangan oleh Kab / Kota ybs - DAS Lintas Kab / Kota Kewenangan Pengelolaan oleh Provinsi - DAS Strategis Nasional dan atau Lintas Provinsi Kewenangan Pengelolaan oleh Pusat INDUSTRI LAUT LEPAS

  17. PENGELOLAAN BANJIR & KEKERING Wilayah Sungai ProgoOpakSerang Sesuai dengan Keppres Nomor 12 / 2012 ttg Penetapan Wilayah Sungai sebagai dasar penetapan kategori wilayah sungai, maka WS POS masuk dalam kategori Wilayah Sungai Lintas Provinsi yang terdiri atas DAS Opak, Progo dan Serang Meliputi Wilayah Administrasi : 1. Kab. Temanggung2. Kab. Magelang3. Kota Magelang4. Kab. Sleman 5. Kota Yogyakarta 6. Kab. Bantul 7. Kab. Kulonprogo 8. Kab. Gunungkidul

  18. 2.2 Kondisi Banjir di WS POS PETA GENANGAN DATA GENANGAN Data BanjirTahun 2008, Sumber: Pola WS POS, debit kala ulang 20 tahun

  19. PETA GENANGAN BANJIR PROGO-OPAK-SERANG KALA ULANG BANJIR 10 TAHUNAN Sumber : Bcom-south Java Flood Control (Model)

  20. PETA GENANGAN BANJIR PESISIR PANTAI KABUPATEN KULONPROGO TAHUN 2012

  21. LOKASI GENANGANKOTA YOGYAKARTA , 2011

  22. BEBERAPA PENYEBAB BANJIR DI WS PROGO OPAK SERANG

  23. BEBERAPA PENYEBAB BANJIR MUARA DAS PROGO, OPAK DAN SERANG • Masih terdapat konstruksi jembatan lengkung yang masuk ke pemukiman; Infrastruktur yang tidak normal (rusaknya klep pintu Pulau Pete hilir pertemuan Sungai Galur dan Sungai Peni); • Efek ”back water” dari tidak normalnya muara sungai Progo akibat tidak lancarnya aliran menuju laut yang terhalang sedimen pasir yang di bawa angin tenggara, sehingga aliran sungai Peni menuju sungai Progo tertahan dan kembali ke arah hulu. Faktorpenyebabbanjir yang terjadi di muara DAS Progro Opak Serang : Curahhujantinggi; Tidaknormalnyapenampangbasahanak-anaksungaiProgodanSerang (tertutup “encenggondok”, pendangkalansungai);

  24. BANGUNAN PENGENDALI BANJIR EKSISTING

  25. (1). Melokalisir Banjir, Meningkatan Kapasitas Alur Sungai dengan Pembangunan Tanggul. GENANGAN SEBELUM ADA TANGGUL B F H Intensitas Debit Banjir Rencana Q yang dikehendaki untuk menentukan Jarak dan Tinggi Tanggul sebagai input parameter jari2 hidraulik R, penampang basah A, berikut Kemiringan dasar sungai S, dlm formula Manning: V = 1/n R2/3 S1/2 Q = V x A

  26. (2). Perbaikan Pengaturan Sungai(river improvement) serta Anak Anak Sungai Significant. • - Normalisasi pengerukan perbaikan alur • - Pembangunan Tanggul + tembok banjir

  27. (3). Pengalihan Debit Puncak Banjir, penyediaan kawasan retensi banjir (retarding basin) pada sisi luar tanggul sungai retarding basin side spillway saat banjir datang (4)Penurunan Debit Puncak Banjir, melalui pembangunan waduk dengan fungsi regulator banjir, Long Storage, serta bangunan penampungan air lainnya.

  28. Puncak Banjir Sesudah Debit Banjir Simulasi Setelah Pembangunan AIR MERESAP Puncak Banjir Sebelum Sebelum/1960 Koef Run-Off 35% Simulasi Tempo Dulu (Jam) Waktu Setelah Puncak Curah Hujan AIR TDK MERESAP Sesudah/ 2008 Koef Run-Off 90% (5)Menahan Debit di Hulu dengan aneka kegiatan Konservasi program GNKPA & GNRHL, pembangunan Embung, Lumbung Air, Check Dam konservasi dsb. KONSEP ZERO DELTA Q TIDAK ADA PERUBAHAN DEBIT ALIRAN LIMPASAN (RUN-OFF) ANTARA SEBELUM & SESUDAH PENGEMBANGAN TATA GUNA LAHAN

  29. 2.4 Program Penanggulangan Banjir Program dan Indikator Penanggulangan Banjir dan Genangan yang Dilaksanakan oleh Dinas PUP-ESDM DIY adalah :

  30. Program Penanggulangan Banjir yang Dilaksanakan oleh Balai Besar WS Serayu Opak pada Tahun 2012 sebagai berikut:

  31. Program Penanganan Pantai yang Dilaksanakan oleh Balai Besar WS Serayu Opak pada Tahun 2012 sebagai berikut:

  32. Upaya Konservasi

  33. Arahan kegiatan konservasi;penggunaan lahan dan peruntukan (daya dukung) lahan, memperhatikan tingkat bahaya erosi, kesesuaian tanah dengan jenis vegetatif.

  34. Program Konservasi Gerakan Nasional Kemitraan Penyelamatan Air yang dilaksanakan oleh Balai Besar WS Serayu Opak : • Sifat kegiatan: Lintas Sektoral • MoU: KemenPU, Kemenhut, Kemen Pertanian sejak 2007 • Kegiatandi WS POS (DIY) sejak 2010 dengan SK Gubernur, BBWS SO sebagai sekretariat • Kegiatan: • Dengan UGM, lokasi Babadan 2 konservasi lahan pasca erupsi Merapi. • Proyek banjir di DAS Serang. • Lokasi lainnya untuk kegiatan konservasi: • Kab. Kulonprogo (2011); sharing sektor • BBWS SO; kolam penampung, 2 gully plug • Kemenhut; tanaman vegetatif dan taman herbal Argotirto, Kec. Kokap • Kemen Pertanian; tanaman vegetatif • Ibu-ibu kabinet; tanaman vegetatif • Kab. Sleman (2011); pasca erupsi (batal karena sudah banyak bantuan tanaman) • Kab. Gunung Kidul (2012); Desa Pundungsari dan Tambakromo (embung), penanaman vegetasi 7000 pohon, ditunda sampai dekat musim hujan.

  35. REKOMENDASI DAN TINDAK LANJUT 3.1 Upaya Non Teknis Program pengelolaan banjir meliputi seluruh wilayah sungai, dengan upaya konservasi di bagian hulu sehingga menyebabkan berkurangnya banjir hilir. Harus terdapat upaya yang saling menguntungkan antara kawasan hulu dan kawasan hilir sungai. Keuntungan yang diperoleh di hilir - yang memerlukan biaya dan pengurangan penghasilan bagi masyarakat di hulu sungai - harus diberikan kompensasi yang seimbang.

  36. PEMBAGIAN TUGAS ANTAR INSTANSIterkaitPenangananBanjir, PengelolaanBanjirdanPenangananBencana

  37. PERAN TIM KOORDINASI PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR WILAYAH SUNGAI PROGO OPAK SERANG

  38. Keberhasilan Pengelolaan Sungaisangat tergantung pada PARTISIPASI MASYARAKAT ... Pemberdayaan masyarakat meliputikegiatan: a. sosialisasi; b. konsultasi publik; dan c. partisipasi. Dalam rangka memberikan motivasi kepada masyarakat agar peduli terhadap sungai, tgl 27 Juli ditetapkan sebagai Hari Sungai Nasional

  39. 3.2 UpayaTeknis Program pengendalian daya rusak air di WS POS yang diusulkan untuk wilayah sungai (WS) POS meliputi pekerjaan fisik: normalisasi sungai, rehabilitasi dan perbaikan tanggul, pintu drainasi, konstruksi groundsill, fluidisasi, sarana prasarana irigasi dan air baku, prasarana pengendalian lahar dingin gunung Merapi. Komponen-komponen yang termasuk dalam aspek ini adalah: • Banjir di sungai • Banjir lahar dingin • Banjir Pasang Surut air laut/tsunami • Perlindungan Pesisir • Pencegahan Salinitas • Pengendalian meliputi baik komponen fisik maupun komponen non-fisik.

  40. PENANGGULANAN BANJIR DI MUARA • Rehabilitasi pintu klep S. Galur (7 unit) • Rehabilitasi tanggul kanan-kiri S.Galur 13.911 km • Rehabilitasi pintu klep kanan-kiri K.Progo (10 unit) • Penanganan sedimentasi muara K.Progo

  41. Rehabilitasi tanggul kanan kiri S.Winongo (1,6 km) • Rehabilitasi tanggul kanan kiri S.Opak (36.372 km) • Rehabilitasi Pintu klep kanan kiri (15 unit) • Rehabilitasi tanggul kanan kiri S. Oyo (7.521 km) • Rehabilitasi pintu klep S.Oyo (7 unit) • Pembangunan goundsill K.Opak • Pengamanan sedimentasi muara K.Opak

  42. Rehabilitasi tanggul kanan kiri S. Serang (36 km) • Penanganan muara S.Serang • Normalisasi K.Peni • Sudetan K. Peni ke S.Serang dan ke Samudera Indonesia • Pembuatan 2 pintu klep di S.Serang dan di sudetan • Pembangunan jetti pendek di muara sudetan laut selatan

  43. PENANGGULANGAN BANJIR LAHAR MERAPI A. Target penanggulangan lahar dingin adalah: • Pengamanan jalan negara Semarang-Yogyakarta, Solo-Yogyakarta dan jalan disekitarnya sepanjang 208 km • Daerah irigasi yang dilayani oleh Saluran Mataram dan Saluran van der Wijk seluas 20.000 ha • Daerah permukiman di Yogyakarta, Muntilan, dan Tempel yang berpenduduk 157.238 jiwa • Peninggalan budaya • Mengatasi degradasi dan sedimentasi Kali Progo, Kali Opak, Bengawan Solo • Pemanfaatan material letusan B. Prinsip Penanggulangan Banjir Lahar Dingin • Mengatur dan mengendalikan pengaliran material ke bagian hilir, dengan dam penahan sedimen (sabo dam), consolidation dam, tanggul dan perbaikan alur sungai • Mengatur dan melokalisir penyebaran material dengan tanggul pengarah, kantong lahar dsb.

  44. PENANGGULANGAN BANJIR LAHAR MERAPI C. Rencana Penanggulangan • Mencegah bahaya primer dengan melaksanakan kegiatan monitoring, klasifikasi daerah bahaya, sistem peringatan dini, persiapan sarana pengungsian dan penyuluhan bersama intansi terkait. • Penanggulagan bahaya sekunder berupa pengendalian lahar dan penganganan daerah kritis

  45. PP Sungai Pasal 15 P E N E N T U A N S E M P A D A N Garis sempadan mata airditentukan mengelilingi mata air paling sedikit berjarak 200 m dari pusat mata air. BPPTK Penentuan garis sempadansungai-sungai yang dilewati lahar dingin Merapi adalah 300 m dari tepi sungai PP Sungai Pasal 14 PP Sungai Pasal 13 Garis sempadan danau paparan banjir ditentukan mengelilingi danau paparan banjir paling sedikit berjarak50 m dari tepi muka air tertinggi yg pernah terjadi. Penentuan garis sempadansungaiyg terpengaruh pasang air laut dilakukan dngcara yg sama dng penentuan garis sempadan sungai, diukur dari tepi muka air pasang rata-rata.

  46. PENUTUP • Kejadianbanjirdankekeringan yang berdampakmerugikansosialekonomimasyarakat, menjaditanggungjawabInstansiLintasSektoralPemerintahdanPemerintah Daerah sertaperansertamasyarakat yang diaturdalamperaturanperundang-undangansehinggadicapaiPenanggulananBencanasecaraKonprehensif. • Pengelolaanbanjirdankekeringansecara non strukturaldapatberjalanefektifapabiladiawalimelaluipenegakanhukum. Selainituperluditingkatkanupayapreventif non strukturalsepertitidakmenjadikansungaisebagaitempatkegiatan yang bertentangandenganazasPelestarianLingkungan. Kesadaranbersamaakanpelestarianlingkunganmenjadi motor penggerakutamapengelolaanbanjirdankekeringan. • Perlunyapeningkatanpartisipasidandisiplindarimasyarakat, sertaberjalannyafungsi-fungsi regulator, fasilitatordariPemerintahdanPemerintah Daerah.

  47. Matur Suwun

More Related