1 / 58

ETIKA PROFESI

ETIKA PROFESI. Disajika oleh : NAFSI HARTOYO,SE.MAP. FIA UNBRA-MALANG 2011. Deskripsi Singkat :.

iliana
Download Presentation

ETIKA PROFESI

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. ETIKA PROFESI Disajikaoleh: NAFSI HARTOYO,SE.MAP FIA UNBRA-MALANG 2011

  2. DeskripsiSingkat: • Pemahamanmaterietikaorganisasipemerintahdiperlukankarena PNS bertugasdalamorganisasipemerintah, yang padahakekatnyatugaspemerintahadalahmemberikanpelayananpublik yang prima kepadamasyarakat. • TugasPNS untukmemberikanpelayanan prima kepadamasyarakatmelaluipengetahuan, keahlian, danketrampilansertasikapdanperilakuetis (Profesiapapunsama) • UntukmemudahkanpembelajaranEtikaProfesi

  3. Pokok-pokok Bahasan (UTS): • Pendahuluan/Perkenalan ; • PemahamanEtika, Etiket, Etosdan Moral ; • PemahamanProfesi & KodeEtik • EtikaKehidupanBerbangsa • EtikaOrganisasiPemerintah • EtikaPegawaiNegeriSipil • KodeEtik di LingkunganKementerianKeuangan • TugasKuliah/DiskusiKelas

  4. Pokok-pokok Bahasan (UAS): • KodeEtikPegawaiDirektoratJenderalPajak (Larangan & Kewajiban) ; • KodeEtikKonsultanPajak • AnggaranDasar/RumahTanggaIkatanKonsultanPajak Indonesia (IKPI) • TugasKuliah/DiskusiKelas

  5. PemahamanEtika, Etiket, Moral dll DISKUSI KELAS KEGIATAN BELAJAR (TM 1 & 2) 1 2 EtikaSebagaiCabangFilsafat PEMAHAMAN TEORI ETIKA 3 Pembagian & PrinsipEtika 4 TEORI ETIKA 5

  6. PENGERTIAN-PENGERTIAN : Etika Moralitas MORAL Etos Etiket Beda Etika & Etiket

  7. PengertianEtikaMenurut Para pakar • Drs. O.P. SIMORANGKIR : etikaatauetiksebagaipandanganmanusiadalamberperilakumenurutukurandannilai yang baik. • Drs. SidiGajalbadalamsistematikafilsafat : etikaadalahteoritentangtingkahlakuperbuatanmanusiadipandangdarisegibaikdanburuk, sejauh yang dapatditentukanolehakal. • Drs. H. Burhanudin Salam : etikaadalahcabangfilsafat yang berbicaramengenainilaidannorma moral yang menentukanprilakumanusiadalamhidupnya.

  8. Pengertian-Pengertian (Etika) • Dalampergaulanhidupbermasyarakat, bernegarahinggapergaulanhiduptingkatinternasional di perlukansuatu system yang mengaturbagaimanaseharusnyamanusiabergaul. Sistempengaturanpergaulantersebutmenjadisalingmenghormatidandikenaldengansebutansopansantun, tatakrama, protokolerdan lain-lain. • Menurutparaahlimakaetikatidak lain adalahaturanprilaku, adatkebiasaanmanusiadalampergaulanantarasesamanyadanmenegaskanmana yang benardanmana yang buruk. • Secarateori(K. Bertens) pengertianetikameliputipengertianetikasebagaisistemnilaidanpengertianetikasebagaifilsafat moral. DalamKamusBesarBahasaIndonesia (1997), etikadiartikansebagaisistemnilai, filsafat moral, dansebagaikodeetik

  9. 1.Etika sebagaiSistemNilai • Etikasebagaisistemnilaidipahamisebagaipedoman, petunjuk, arahbagaimanamanusiaharushidupbaiksebagaimanusia. • Etikasebagaisistemnilaiberisinilai-nilaisebagaipedoman, petunjuk, perilaku yang baik, yaitubagaimanaberperilakubaiksebagaimanusia. • Etikasebagaisistemnilaiberisiperintah yang harusdipatuhikarenatindakantersebutbaikdan/ benardanlarangan yang tidakbolehdilanggarkarenatindakantersebutakibatnyatidakbaikataumerugikan.

  10. 2.Etika sebagaiFilsafat Moral • Etikasebagaifilsafat moral mempunyaipengertian yang lebihluasdaripengertianetikasebagaisistemnilai, karenapengertianetikasebagaifilsafatmoral adalahilmu yang membahasdanmengkajipersoalanbenaratausalahsecaramoral, tentangbagaimanaharusbertindakdalamsituasikonkret yang dilematisyaitusituasi yang sulit di manakitaharusmemilihantaraduakemungkinanyang sama-samatidakmenguntungkan. Dalamsituasi yang dilematisini, kitahanyadapatmemilihsalahsatunilaisaja yang kitaanggappaling baikdan paling benar. • Disampingharusdievalusasisecarakritisjugabersifatsituasional.

  11. 3.Etika sebagai KODE ETIK • Padahakekatnyakodeetikdiartikansebagainilai-nilai/norma-norma moral yang menjadipeganganbagiseseorangatausuatukelompokdalammengaturtingkahlakunya(KamusBesarBahasa Indonesia,1997). • MenurutDr. A. Sonny Keraf(2002), kodeetikadalahseperangkataturan moral dalamsebuahorganisasimengenaibagaimanasemuaanggotaorganisasiharusbersikapdanberperilaku, di manakodeetiksebagaipedomanbersikapdanberperilaku (code of conduct). • MenurutDrs. Tony Rooswiyanto, M.Sc (2005:23), kodeetikdiartikansebagainilai-nilai, norma-norma, ataukaedah-kaedahuntukmengaturperilaku moral darisuatuprofesimelaluiketentuan-ketentuantertulis yang harusditaatisetiapanggotaorganisasi.

  12. Pengertian-Pengertian (Moral) • Moral berasaldariBahasa Latin “mos” (jamak: “mores”) yang berarti: kebiasaan, adat. • Secaraetimologi kata “moral” berartiadatistiadatkebiasaan. • Moral dapatdiartikansebagaisemangatataudoronganbatindalamdiriseseoranguntukmelakukanatautidakmelakukansesuatu, yang dilandasiolehnilai-nilaitertentu yang diyakini, sebagaisesuatu yang baikatauburukolehseseorangatauorganisasisehinggadapatmembedakanmana yang harusdilakukandanmana yang tidakseharusnyadilakukan

  13. Pengertian-Pengertian (Moralitas) • Moralitasmerupakankesesuaiansikapdanperilakuseseorangdengannorma-normayang ada, yang terkaitdenganbaikburuknyasuatuperbuatan. • Moralitasmerupakansalahsatuinstrumenkemasyarakatanapabilasuatukelompoksosialmenghendakiadanyapenuntuntindakan (action guide) untuksegalapolahidupdanperilaku yang dikenalsebagaipolasikapdanperilaku yang bermoral. • Selanjutnyamoralitasdimaksudkanuntukmenentukansejauhmanaseseorangmemilikidoronganuntukmelakukantindakansesuaidenganprinsipetika-etika moral (Desi Fernanda, 2006:4-5.)

  14. Pengertian-Pengertian (Etos) • DalambahasaInggris “ethos” berarticiri-ciriatausikapdariindividu, masyarakat, ataubudayaterhadapkegiatantertentu. Apabilaadaistilahetoskerja, makainidimaksudkansebagaiciri-ciriatausikapseseorangatausekelompok orang terhadapkerja.Dalametoskerjaterkandungnilai-nilaipositifdaripribadiataukelompok yang melaksanakankerja, sepertidisiplin, tanggungjawab, dedikasi, integritas, transparansi, dansebagainya • MenurutMagnisSuseno SJ (1992:120), etosdipandangsebagaisemangatdansikapbatintetapseseorangatausekelompok orang terhadapkegiatantertentuyang di dalamnyatermuatnilai-nilai moral tertentu. Etoskerjamerupakansifatdasarseseorangdansekelompok orang dalammelakukansesuatupekerjaan. Etoskerjabisakuatataulemah, positifataunegatif, akanterlihatpadasaatseseorangtersebutmengalamihambatanatautantangandalampekerjaannya • EtosKerjaindividubisadipengaruhiolehEtosKerjaKelompok

  15. Pengertian-Pengertian (Etiket) • Kata lain yang hampirsamadenganetika, yaituetiket. EtiketberasaldaribahasaInggris “etiquette” yang berartiaturanuntukhubungan formal atausopansantun. Pemakaian kata etiket, misalnyatampakpadakombinasietiketpergaulan, etiketmakan, dansebagainya. • Etikettidaksamadenganetika, meskipunadakaitannya. Kaitanantaraetiketdanetikaadalahsama-samamengacupadanormaatauaturan. Etikamengacupadanorma moral, sedangkanetiketmengacupadanormakelaziman. • Perbedaanmendasarantaraetiketdanetika, K. Bertens (2000:8-11) sbb:

  16. Perbedaanmendasarantaraetiketdanetika, K. Bertens (2000:8-11)

  17. 4.ETIKA SBG CABANG ILMU FILSAFAT • Etika menurut K. Bertens (2000) dibedakan : • Etika deskriptif,(anggapan/gambaran) • Etika normatif, dan • Metaetika.(filsafat) Tidak semua pendekatan ini dapat dikelompokkan dalam etika sebagai cabang filsafat. Disajikan Oleh : Nafsi Hartoyo

  18. 4.ETIKA SBG CABANG ILMU FILSAFAT • Etika deskriptif mempelajari perilaku moral yang dilandasi oleh anggapan-anggapan tertentu tentang apa yang baik atau dibolehkan dan apa yang buruk atau tidak dibolehkan, yang dilakukan oleh kalangan atau kelompok masyarakat tertentu. Karena etika deskriptif bersifat hanya menggambarkan, ia tidak mengevaluasi secara moral. Ia tidak menilai apakah adat mengayau (memenggal kepala) yang dilakukan oleh suatu suku primitif bisa diterima atau ditolak. Ia juga tidak menilai apakah abortus yang sangat permisif/diijinkan di Cina bisa diterima atau ditolak. Disajikan Oleh : Nafsi Hartoyo

  19. 4.ETIKA SBG CABANG ILMU FILSAFAT • Etika deskriptif tampak pada ilmu-ilmu sosial, seperti Antropologi, Sosiologi, Psikologi, Sejarah, dan sebagainya. Ilmu-ilmu ini hanya membatasi diri pada pengalaman atau peristiwa inderawi. Ilmu-ilmu ini tidak secara kritis mengevaluasi pengalaman atau peristiwa yang diungkapkan. Karena alasan ini, etika deskriptif tidak dapat dimasukkan dalam kelompok filsafat umumnya dan filsafat moral khususnya Disajikan Oleh : Nafsi Hartoyo

  20. 4.ETIKA SBG CABANG ILMU FILSAFAT • Etika normatif mengevaluasi apakah perilaku tertentu bisa diterima atau tidak berdasarkan norma-norma moral yang menjunjung tinggi martabat manusia. Oleh karenanya, etika normatif itu bersifat memerintahkan atau menentukan benar atau tidaknya perilaku atau asumsi moral tertentu berdasarkan argumentasi yang mengacu pada norma-norma moral yang tidak bisa ditawar-tawar. Dengan ungkapan lain, etika normatif itu terfokus pada perumusan prinsip-prinsip moral yang dapat dipertanggungjawabkan secara rasional. Pada etika normatif perilaku-perilaku seperti abortus, korupsi, dan pelecehan seksual tidak bisa diterima, karena bertentangan dengan martabat manusia yang harus dijunjung tinggi. Disajikan Oleh : Nafsi Hartoyo

  21. Pembagian Etika EtikaUmum Etika EtikaKhusus Etika individual Etika Sosial Etika Lingkungan

  22. 4.ETIKA SBG CABANG ILMU FILSAFAT • Etika normatif lebih lanjut dibagi dalam etika umum dan etika khusus. Etika umum memfokuskan pada kajian-kajian umum, seperti apa yang dimaksud dengan norma moral, mengapa norma moral berlaku umum, apa perbedaan antara hak dan kewajiban, apa persyaratan agar manusia dapat dikatakan memiliki kebebasan, dan sebagainya. Di lain pihak, etika khusus menitikberatkan pada prinsip-prinsip atau norma-norma moral pada perilaku manusia yang khusus, misalnya perilaku manusia di bidang-bidang bisnis, kedokteran, politik, dan sebagainya. Karena etika khusus terkait dengan perilaku manusia yang khusus, etika khusus sering juga disebut sebagai etika terapan. Disajikan Oleh : Nafsi Hartoyo

  23. 4.ETIKA SBG CABANG ILMU FILSAFAT • Etika khusus biasanya memulai pengkajian dengan menyatakan premis (pernyataan) normatif, kemudian membandingkannya dengan premis faktual, dan akhirnya sampai pada kesimpulan etis yang juga bersifat normatif. • Berikut ini perhatikan suatu contoh argumentasi dalam etika khusus: • Uang milik negara tidak boleh dicuri (premis normatif) • Korupsi yang dilakukan oleh pejabat/pegawai negeri adalah tindakan pencurian uang milik negara (premis faktual) • Jadi, korupsi tidak diperbolehkan (kesimpulan). Disajikan Oleh : Nafsi Hartoyo

  24. 4.ETIKA SBG CABANG ILMU FILSAFAT • Metaetika membahas mengenai bahasa atau logika khusus yang digunakan di bidang moral, sehingga perilaku etis tertentu dapat diuraikan secara analitis. Dalam metaetika, suatu perilaku dikatakan baik dari sudut moral bukan sekedar karena perilaku itu membantu atau meningkatkan martabat orang lain, tetapi juga perilaku itu memenuhi suatu persyaratan moral tertentu. Misalnya, menjadi donor organ tubuh untuk transplantasi itu baik dari sudut moral. Kegiatan ini menjadi tidak baik apabila donor menjual organnya kepada pasien yang akan ditransplantasi. Karena fungsinya yang menganalisis, metaetika sering juga disebut sebagai etika analitis. Karena alasan itu metaetika juga dapat dimasukkan dalam kelompok filsafat umumnya dan filsafat moral khususnya. Disajikan Oleh : Nafsi Hartoyo

  25. Prinsip-PrinsipEtika • Dalambuku Adler tertuang 6 prinsipdasar yang merupakanlandasanprinsipildarietika. Adler dalambukunya “The Great Ideas” menetapkan 6 prinsipdasartersebutmerupakan 6 Ide Agung (The Six Great Ideas) yang merupakanlandasanprinsipildarietika, yang selanjutnyadikenalsebagaiprinsip-prinsipetika. • Prinsip-prinsipetikatersebut yang tertulisdalammoduletikabirokrasi (Supriyadi,2001) secaragarisbesarnyaadalahsebagaiberikut.

  26. PrinsipEtika • PrinsipKeindahan (Beauty) • PrinsipPersamaan (Equality) • PrinsipKebaikan (Goodness) • PrinsipKeadilan (Justice) • PrinsipKebebasan (Liberty) • PrinsipKebenaran (Truth) • Sumberpustaka : PrajabGol.III -2010 ?

  27. Hubungan Etika dengan Moral • Moral berasal dari bahasa latin “mos” artinya adat istiadat. • Moral adalah nilai-nilai atau norma-norma yang menjadi pegangan seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya dalam bermasyarakat. • Sebagai contoh: “Kepala Proyek Pengembangan TI di perusahaan ini tidak bermoral…..” -> melangar norma-norma etis yang berlaku dalam kelompok atau organisasi.

  28. MenurutFransMagnisSuseno (1987), “moral adalahnilai-nilai yang mengandungperaturan, perintahdan lain sebagainya yang terbentuksecaraturuntemurunmelaluisuatubudayatertentutentangbagaimanamanusiaharushidupdenganbaik”. • Kesimpulan: • Etika = moral adalahpegangantingkahlaku • didalambermasyarakat • Perbedaan moral danetika: • - Moral menekankanpadacaramenekankan • sesuatu. • - Etikamenekankanpadamengapamelakukan • sesuatuharusdengancaratersebut. Etika Moral Etika-moral

  29. Hubungan Etika dengan Filsafat • Filsafat adalah bagian dari ilmu pengetahuan yang berfungsi sebagai interpretasi tentang hidup manusia. • Etika merupakan bagian dari filsafat, yaitu filsafat moral. • Filsafat moral adalah cabang dari filsafat tentang tindakan manusia. • Kesimpulan : • suatu ilmu yang mempelajari perbuatan baik dan buruk manusia berdasarkan kehendak dalam mengambil keputusan yang mendasari hubungan antar sesama manusia.

  30. Faktor-Faktor Tindakan Melanggar Etika • Kebutuhan Individu • Merupakan faktor utama penyebab terjadinya tindakan tidak etis karena tidak tercukupinya kebutuhan pribadi dalam kehidupan. • Tidak ada pedoman • Tidak punya penuntun hidup sehingga tidak tahu bagaimana melakukan sesuatu. • Perilaku dan kebiasaan Individu • Perilaku kebiasaan individu tanpa memperhatikan faktor lingkungan dimana individu tersebut berada.

  31. Macam-Macam Etika • Ada dua jenis yaitu: • Etika deskriptif • Etika yang berbicara tentang suatu fakta • Yaitu tentang nilai dan pola perilaku manusia terkait dengan situasi dan realitas yang membudaya dalam kehidupan masyarakat. • Etika yang menyoroti secara rasional dan kritis tentang apa yang diharapkan manusia mengenai sesuatu yang bernilai. • Etika normatif • Etika yang memberikan penilaian serta himbauan kepada manusia tentang bagaimana harus bertindak sesuai dengan norma yang berlaku. • Etika yang mengenai norma-norma yang menuntun tingkah laku manusia dalam kehidupan sehari-hari.

  32. PenjelasanSelanjutnyayadttgEtikapd Org • ArtiPentingnyaEtikapadaOrganisasi • UnsurygmenentukanKeberhasilanPerwujudanEtikaOrganisasi • EtosKerja • MoralitasPribadi • Kepemimpinan yang bermutu • Kondisi-kindisiyang sistemik

  33. KB 1 3.TEORI – TEORI ETIKA 1 • EtikaDeontologi 2 • EtikaTeleologi • EtikaKeutamaan 3 5 Balik Topik Utama Disajikan Oleh : Nafsi Hartoyo

  34. Teori-teori etika • Teori-teori etika berikut : etika deontologi, etika teleologi, dan etika keutamaan berkaitan langsung dengan etika sebagai refleksi kritis sebagaimana disebutkan dan dirinci oleh Sonny Keraf (2002). Garis besar dari ketiga teori tersebut adalah sebagai berikut. Disajikan Oleh : Nafsi Hartoyo

  35. EtikaDeontologi • EtikaDeontologi • Deontologiberasaldari kata Yunanideon, yang berartikewajiban. Etikadeontologimemberikanpedoman moral agar manusiamelakukanapa yang menjadikewajibansesuaidengannilai-nilaiataunorma-norma yang ada. Jadi, suatuperilakudinilaibaikatauburukberdasarkankewajiban yang mengacupadanilai-nilaiataunorma-norma moral. Berdermadanmembantu orang lain yang sedangmengalamikesusahanadalahtindakan yang baik, karenainimerupakankewajibanmanusiauntukmelakukannya. Sebaliknya, pelecehanseksualdankorupsiadalahtindakanburukdankewajibanmanusiauntukmenghindarinya. • Dari uraian di atastampakbahwaetikadeontologitidakmembahasapaakibatataukonsekuensidarisuatuperilaku. Suatuperilakudibenarkanbukankarenaperilakuituberakibatbaik, tetapiperilakuitumemangbaikdanperilakuitudidasarkankewajiban yang memangharusdilaksanakan Disajikan Oleh : Nafsi Hartoyo

  36. Etika deontologi • Etikadeontologiadalahetika yang memberikanpedoman moral agar manusiaberperilakuataubertindaksesuaidengankewajibanatasdasarnilaiataunorma moral yang ada. Bagietikadeontologi, memberikansumbanganbencanaalammerupakankewajibansehinggahaliniharusdilakukan. Sebaliknya, korupsibukanmerupakankewajibanmanusiasehinggahaliniharusditinggalkan Disajikan Oleh : Nafsi Hartoyo

  37. Etika Teleologi • EtikaTeleologi • Etikateleologiadalahetika yang tidakmementingkankewajibantetapitujuansebagaiacuanperilakumanusia. • Dalametikaini, suatuperilakudinilaibaikapabilabertujuanbaik. Etikainimembukapeluangtimbulnyasubyektivitas, yaitusuatutujuandianggapbaik, bagisiapa: dirisendiri, orang lain, ataubanyak orang? karenasubyektivitasini, etikateleologidapatdikelompokkanmenjadiegoismeetisdanutilitarianisme Disajikan Oleh : Nafsi Hartoyo

  38. KB 3 Etika keutamaan • Etikakeutamaantidakmengacupadakewajibanatauakibatdarisuatutindakan, karenaiamemfokuskanpadapengembanganwatakdankeutamaan moral melaluiketeladanan moral yang dilakukanolehtokoh-tokohtertentudalammasyarakat. • Keunggulanetikakeutamaanadalahbahwamoralitasdalamsuatumasyarakatdikembangkanmelaluisejarahataucerita, yang mengandungpesanpesandannilai-nilai moral, bukanmelaluiindoktrinasi, perintah, ataularangan. Disajikan Oleh : Nafsi Hartoyo

  39. KB 3 Etika keutamaan • Etikakeutamaanjugamengapresiasikebebasandanrasionalitasmanusia. Di sini, manusiadapatmengandalkankebebasandanrasionalitasnyauntukmenginternalisasidanmenyaringpesan-pesandannilai-nilai moral itu. • Sebaliknya, kelemahanetikakeutamaanadalahapabilaadaberbagaikelompokmasyarakat yang memunculkankeutamaandannilai-nilai moral yang berbedabeda. Hal inidapatmembingungkan. • Kelemahan lain darietikakeutamaanadalahapabiladalamsuatumasyarakattidakadaketeladanan moral. • Yang adaadalahcontoh-contohburuk, sepertimencarinafkahmelaluikorupsi, berbuatcuranguntukmemperolehkeuntungansebesar-besarnya. Disajikan Oleh : Nafsi Hartoyo

  40. KB 3 PROFESI DAN KODE ETIK 1 • PROFESI 2 • CIRI CIRI PROFESI • KODE ETIK 3 BalikTopik Utama Disajikan Oleh : Nafsi Hartoyo

  41. Pengertian Profesi • Profesi • Profesidapatdirumuskansebagaipekerjaan yang dilakukansebagainafkahhidupdanmengandalkankeahliandanketrampilan yang tinggidandenganmelibatkankomitmenpribadi (moral) yang mendalam (Keraf 1998:35). • Profesidalamartisempitadalahpekerjaan yang dilakukansebagainafkahhidupdanmengandalkankeahliandanketrampilan yang tinggidanmelibatkankomitmen moral yang mendalam. Dalamartiluasprofesiberartikelompok moral yang memilikiciri-ciridannilai-nilaibersama yang harusdijunjungtinggi. Disajikan Oleh : Nafsi Hartoyo

  42. Profesi • Profesijugadapatdipandangsecaralebihluas, sebagaikelompok moral yang memilikiciri-ciridannilai-nilaibersama yang harusdijunjungtinggi (Cominish 1983:48). • Dengandemikian orang dankelompokprofesionaladalah orang yang secarakhususbekerjapenuh (purnawaktu) danhidupdaripekerjaaninidenganmengandalkankeahliandanketrampilannya yang tinggidanmemilikikomitmenpribadi yang menjunjungtinggipekerjaannya. Kalau : Paranormal, MakErotdsb ? Disajikan Oleh : Nafsi Hartoyo

  43. Perbedaan ? Profesi Profesional Orang yang tahu akan keahlian dan keterampilannya. Meluangkan seluruh waktunya untuk pekerjaan atau kegiatannya itu. Hidup dari situ. Bangga akan pekerjaannya. • Mengandalkan suatu keterampilan atau keahlian khusus. • Dilaksanakan sebagai suatu pekerjaan atau kegiatan utama (purna waktu). • Dilaksanakan sebagai sumber utama nafkah hidup. • Dilaksanakan dengan keterlibatan pribadi yang mendalam.

  44. Ciri-ciri Profesi • Sejalandenganpengertianprofesi di atas, profesi (orang ataukelompokprofesional) minimal memilikienamciriberikut: • Keahliandanketrampilankhusus; • Komitmen moral yang tinggi; • Penghasilan yang memadai; • Pengabdianpadamasyarakat; • Izinkhususuntukmenjalankanprofesi; • Anggotaorganisasiprofesi. Disajikan Oleh : Nafsi Hartoyo

  45. IjinKhususProfesi • Ada tigahal yang perludiperhatikansehubungandenganizinkhususuntukmenjalaniprofesi. • Pertama, izinkhususuntukmenjalaniprofesiperludikeluarkanolehlembagaresmipemerintahsebagaiwakilmasyarakatataubisajugaorganisasiprofesi. Baikorganisasipemerintahmaupunorganisasiprofesidiharapkansebagaiorganisasi yang laikdankompetenuntukmengeluarkanizinitu. • Kedua, karenaprofesiterkaitdengannilai-nilailuhurkemanusiaan, sepertikeadilan, kesehatan, keselamatan, kejujuran, kenyamanan, dansebagainya. Izinkhususharusdiberikankepadamereka yang benar-benarmemilikikemampuan, keahlian, dankomitmen moral yang dapatdiandalkan. Denganinimasyarakattidakperluragudandapatmenyerahkansemuamasalah yang sedangdihadapinyapadaparaprofesional di bidangnya. • Ketiga, izinkhususinidapatdiwujudkandalambentuksuratizin, sertifikat, sumpah, kaul, ataubahkanpengukuhanresmi di depanumum. Disajikan Oleh : Nafsi Hartoyo

  46. Prinsip-prinsip Profesi • Tanggung jawab • Terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan terhadap hasilnya. • Terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan orang lain atau masyarakat pada umumnya. • Keadilan. Prinsip ini menuntut kita untuk memberikan kepada siapa saja apa yang menjadi haknya. • Otonomi. Prinsip ini menuntut agar setiap kaum profesional memiliki dan di beri kebebasan dalam menjalankan profesinya.

  47. SYARAT-SYARAT SUATU PROFESI : • Melibatkan kegiatan intelektual. • Menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus. • Memerlukan persiapan profesional yang alam dan bukan sekedar latihan. • Memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan. • Menjanjikan karir hidup dan keanggotaan yang permanen. • Mementingkan layanan di atas keuntungan pribadi. • Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat. • Menentukan baku standarnya sendiri, dalam hal ini adalah kode etik.

  48. Sumber : Modul Etika Profesi (2008)

  49. Kode etik • Kodeetikadalahnilai-nilai, norma-norma, ataukaidah-kaidahuntukmengaturperilaku moral darisuatuprofesimelaluiketentuan-ketentuantertulis yang harusdipenuhidanditaatisetiapanggotaprofesi. • Kodeetikbisadilihatsebagaietikaterapankarenadihasilkanberkatpenerapanpemikiranetispadaprofesitertentu. • Kodeetikbukanmerupakanpenggantipemikiranetis, tetapisebaliknyaiaselaludidampingidenganpemikiranetis. • Olehkarenanya, kodeetik yang sudahadasetiapsaatharusdinilaikembalidanbahkanperludiadakanrevisiataupenyesuaian. Disajikan Oleh : Nafsi Hartoyo

  50. KodeEtik (2) • Supayakodeetikdapatberfungsisebagaimanamestinya, minimal adaduasyaratmutlak yang harusdipenuhi. • Pertama, kodeetikharusdibuatolehprofesinyasendiri. Kodeetiktidakakanefektifapabiladitentukanolehpemerintahatauinstansi di luarprofesiitu, karenatidakdijiwaiolehcita-citadannilai-nilai yang hidupdalamprofesiitusendiri. Supayadapatberfungsidenganbaik, kodeetikharusmerupakanhasilpengaturansendiriolehsuatuprofesi. • Kedua, pelaksanaankodeetikharusdiawasisecaraterus-menerus. Setiapkasuspelanggaranakandievaluasidandiambiltindakanolehsuatudewanataukomisi yang khususdibentukuntukitu. Di dalamkodeetikantara lain jugaberisiketentuan agar setiapanggotaprofesisalingmengawasidanmelaporkanapabilatemansejawatnyamelanggarkodeetik. Akan tetapidalampraktikseringterjadisesamatemansejawattidakmengawasidanmelaporkanpelanggarankodeetikkarenaalasan “solidaritas”. Perilakusemacaminidapatmenggagalkanpencapaiantujuankodeetik. Disajikan Oleh : Nafsi Hartoyo

More Related