1 / 20

ETIKA PROFESI

ETIKA PROFESI. Section 2 : PROFESI, KODE ETIK DAN PROFESIONALISME. Oleh : ADITYO NUGROHO, ST Disadur dari materi karya : Endrianto Ustha , ST Arief Wibowo , M.Kom. PROFESI.

trent
Download Presentation

ETIKA PROFESI

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. ETIKA PROFESI Section 2 : PROFESI, KODE ETIK DAN PROFESIONALISME Oleh : ADITYO NUGROHO, ST Disadurdarimaterikarya : EndriantoUstha, ST AriefWibowo, M.Kom

  2. PROFESI • Maraknyaparapengembanprofesi yang menyalahgunakantanggungjawabnyahanyauntukmengedepankankepentinganpribadinyatampaknyakianluas. • Contohkasus : • Tuntutanhukumterhadapdokterkarenadidugatelahmelakukankasusmalpraktek. • Persaingan yang tidaksehatsesamaadvokat. • Hilangnyapesawat Adam Air.

  3. Lanjt…….. • Istilah Profesi pada mulanya digunakan dalam kehidupan relegius, yaitu professius yang berasal dari bahasa latin yang berarti pengakuan atau keimanan, berupa pernyataan kesungguhan hati atau janji yang dikemukakan di muka umum.

  4. Dalam perkembangannya, istilah Profesi dirumuskan sebagai pekerjaan yang dilakukan yang berupa kegiatan pokok yang mengandalkan suatu keahlian dan keterampilan tertentu, sebagai mata pencaharian untuk menghasilkan nafkah hidup. • Keterampilan tertentu yang diperoleh oleh seorang profesi, biasanya didapat melalui training atau pengalaman lain, atau diperoleh dari keduanya.

  5. Penyandang profesi seharusnya dapat membimbing atau memberi nasihat atau juga melayani orang lain dalam bidangnya sendiri, disertai dengan disiplin etika yang dikembangkan dan diterapkan oleh kelompok anggota yang menyandang profesi tersebut. • Yang termasuk sebuah profesi diantaranya, dokter, ahli hukum, ilmuwan, akuntan, wartawan, guru, bankir dan lain-lain.

  6. Profesi dapat dibedakan menjadi dua : • Profesi Khusus, yaitu professional yang melaksanakan profesinya secara khusus untuk mendapatkan penghasilan tanpa mengabaikan tanggung jawab dan hormat kepada hak-hak orang lain. • Profesi Luhur, yaitu professional yang melaksanakan profesinya bukan lagi untuk mendapatkan nafkah, tetapi lebih merupakan pengabdian atau pelayanan kepada masyarakat.

  7. KODE ETIK • Mereka yang membentuk suatu profesi disatukan karena cita-cita dan nilai bersama selain itu karena latar belakang pendidikan yang sama serta sama-sama memiliki keahlian. Sehingga profesi menjadi suatu kelompok yang mempunyai kekuasaan tersendiri sehingga menjadi kalangan yang sukar ditembus, dengan kode etik maka segi negatif ini dapat diimbangi.

  8. Dalam kode etik ini biasanya mengatur hak-hak fundamental dan mempunyai peraturan-peraturan mengenai tingkah laku atau perbuatan dalam melaksanakan profesinya. • Kode etik sendiri pertama kali dibuat dalam bidang kedokteran yang dinamakan Sumpah Hippokrates. Hippokrates adalah dokter Yunani kuno yang digelari “bapak ilmu dokter”

  9. Kode etik dibuat untuk mengatur tingkah laku moral suatu kelompok tertentu dalam masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan akan dipegang teguh oleh kelompok tersebut. • Namun kode etik yang sudah ada, sewaktu-waktu harus dinilai kembali dan jika perlu direvisi atau disesuaikan, terutama karena sekarang ini perubahan teknologi dan informasi demikian pesatnya, sehingga kode etik yang ada tidak ketinggalan jaman lagidan mampu mengadaptasi permasalahan yang ada.

  10. Biasanya pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh anggota profesi terjadi diantaranya karena : • Kurangnya jaminan kesejahteraan yang bisa menyebabkan ia melanggar kode etik yang sudah ada. • Kurangnya pengetahuan dan pemahaman seorang profesional mengenai substansi dari kode etik profesi yang bersangkutan. • Kode etik mengandung idealisme yang kadang kala berseberangan dengan fakta yang ada disekitar kaum profesional. • Tidak ada pengaturan mengenai sanksi yang tegas dalam kode etik tersebut.

  11. Kode etik akan berhasil dan berfungsi sebagaimana mestinya jika : • Kode etik dibuat oleh profesi yang bersangkutan, karena hanya kode etik yang berisikan nilai-nilai dan cita-cita yang diterima oleh profesi itu sendiri bisa mendarah daging dengannya dan menjadi tumpuan harapan untuk dilaksanakan juga dengan tekun dan konsekuen. • Meminimalkan budaya “Spirit of the corp” atau semangat untuk membela korpnya dan budaya skeptis (kecenderungan untuk berperilaku acuh karena ketidak percayaannya terhadap sistem peradilan).

  12. Lanjt……………… • Pelaksanaannya harus diawasi secara terus menerus. • Pembuatan undang-undang, sehingga pelanggar kode etik akan terancam sanksi yang tegas. • Sedangkan dibuatnya kode etik adalah menjunjung martabat profesi atau memelihara kesejahteraan para anggotanya dengan mengadakan larangan-larangan untuk melakukan perbuatan yang akan merugikan kesejahteraan material para anggotanya.

  13. Maksud yang terkandung dalam pembentukan kode etik, yaitu : • Menjaga dan meningkatkan kualitas moral. • Menjaga dan meningkatkan kualitas keterampilan teknis. • Melindungi kesejahteraan materiil dari para pengemban profesi.

  14. Terdapat enam manfaat kode etik : • Menjaditempatperlindunganbagianggotanyamanakalaberhadapandenganpersaingan yang tidaksehatdantidakjujur. • Kodeetikmenjamin rasa solidaritasdankolegialitasantaranggotauntuksalingmenghormati. • Kodeetikdapatmembantuanggotanyajikamenghadapidilemaetikdalampekerjaannya. • Kodeetikmengokohkanikatanpersaudaraandiantaraparaanggota, terutamabilamenghadapicampurtangandaripihak lain. • Kodeetikmenuntutanggotanyamestimemilikikualitaspengetahuan. • Kodeetik mewajibkananggotanyauntukmendahulukanpelayanankepadamasyarakat.

  15. Fungsi kode etik : • Menguatkan kepercayaan masyarakat terhadap suatu profesi, karena setiap klien mempunyai kepastian bahwa kepentingannya akan terjamin. • Sarana kontrol sosial • Pengembangan patokan yang lebih tinggi. • Pencegah kesalahpahaman dan konflik.

  16. PROFESIONALISME • Profesional  orang yang memperoleh penghasilan dengan melakukan kegiatan atau mengerjakan sesuatu yang memerlukan keterampilan • Orang yang melakukan kegiatan tersebut karena hobi atau kesenangan dalam waktu senggangnya disebut amatir • Profesional dilain pihak menggunakan seluruh waktu kerjanya untuk melakukan kegiatan tersebut dan dibayar untuk melakukan hal tersebut. • Oleh karena itu ada tukang kayu profesional, tukang cukur profesional, atlit profesional, dll. • Begitu pula sebaliknya, ada tukang kayu amatir, tukang cukur amatir, atlit amatir, dll.

  17. Lanjt……. • Bilaprofesionalbekerjasendiri, merekadapatbekerjasesuai standard. Akantetapibagaimanabilamerekabekerjapadasuatuperusahaan yang menuntutmerekapatuhhanyapadahukum? • Situasiinikhususnyasulituntukdokter, insinyur, ahlihukumdsb yang bekerjapadaperusahaanataupadarumahsakit. Doktermendapatkanmakintingginyaketeganganantaratanggungjawabprofesinyaterhadappasiennyadanperintah yang merekaperoleh. • Bilaperaturanrumahsakitmemintanyauntukmelakukanberbagai test danprosedur yang menurutdoktertidakperlu. Apakahdokterakanmengikutiperaturanrumahsakittersebutatauiaakanmemberitahupasienbahwasebenarnyatidakperlu test tersebutdanmembiarkanpasiennyamemilihakanmengikuti test tersebutatautidak, atauiatidakmemintapasienuntukmengambil test, karenamenurutpertimbangannyasendiri, test itutidakperlu, hanyauntukmengambiluangpasiensaja??

  18. Lanjt………. • Ada berbagai kasus lainnya yang mempertentangkan tanggung jawab profesi dengan tanggung jawab sebagai karyawan. • Tidak ada jawaban yang memuaskan seluruh pihak. • Kode profesi lazimnya tidak ditulis untuk menangani permasalahan seperti ini dan organisasi profesi juga tidak menentukan mana yang harus diikuti oleh tenaga profesi dalam hal konflik terjadi

  19. Dalam hal aturan profesional dan kewajiban moralnya dapat disimpulkan sebagai berikut (DeGeorge, 1999) : • Profesidananggotadariprofesilayakmemunyaiotonomidalamtindakanmereka, sejauhmerekamenetapkanpadamerekasendiridanmengikuti, tuntutan yang lebihtinggidari yang dimintapadaorang lain. • Bilaseorangmenjadianggotasuatuprofesimakatidakhanyamemilikikewajiban moral untukberperansebagaiindividu yang profesional, akantetapijugamemilikikewajiban moral kolektifdariprofesitersebut • Kewajiban moral darianggotasuatuprofesimelebihiaktivitastiapindividu. Anggotasuatuprofesimemilikikewajibanuntukmenjagarekannya, untukmembantumerubahstrukturprofesionalbilaperluperubahandanmempertimbangkandampakdariprofesipadamasyarakat • Anggotadariprofesikadang-kadangmenghadapipermasalahan moral khususdalambisnis, olehkarenakonflikkepentingandankonflikantarakewajibanprofesionalseseorangdantuntutandariatasannya. Organisasiprofesidananggotanyaseharusnyamembantumembelaanggotatersebut yang menjaga standard profesinya

  20. Lanjt…… • Karena anggota dari suatu profesi pertama-tama adalah pelaku moral dan kemudian baru profesional, maka etika profesi tidak melepaskan seseorang dari kewajiban moral umum yang berlaku untuk semua orang. • Memilih menjadi anggota suatu profesi berarti memilih kewajiban moral yang lebih tinggi, tidak lebih rendah, dan hanya sejauh anggotanya memenuhi kewajiban moral tersebut profesi tersebut layak dihargai.

More Related