1 / 37

KESIAPAN RUMAH SAKIT DALAM pemberlakukan J K N (Jaminan Kesehatan Nasional)

Download Presentation

KESIAPAN RUMAH SAKIT DALAM pemberlakukan J K N (Jaminan Kesehatan Nasional)

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Elise GarmeliaSurabaya, 26 Maret, D3, AhliMadiaPerekamKes,SKM, SOS, M.SiPENGalamanKerja:1, Sekretaris direksi, 1979-19972. Kepala Unit Perinatologi RSAB Harapan Kita 1998-200333. Auditor Maternal Perinatal RSAB Harapan Kita 1998-20004. Kepala ICU/Peristi RSAB Harapan Kita 2003-20045. PenjabKlinikJantungAnak 2004-20056. Auditor Mutu Internal RSAB Harapan Kita, 2005 – skr7. KepalaRekamMedis RSAB Harapan Kita 2003-skr8. Kepala Pel. Medik, 2011-skrgPengalamanOrganisasi:1. KetuaBidangOrganisasi PORMIKI, 2006-20092. KetuaUmum DPP PORMIKI, 2009-20123. Ketua Umum DPP PORMIKI, 2012-2015Pengalaman :1. StafPengajar D3 Manajemen RS – FKUI, Jakarta, 2. StafPengajar D3 Manajemen RS STIKES Banten, BSD3. DosenLuarBiasa D3 – RMIK – FKM UI, dandosenTamu S1- MIK – FKM UI, DepokPublikasiMakalah:1. Pedoman MIK diSaryankesdi Indonesia editor GemalaHatta, 20082. 1 (satu) makalah – dalam PERSI AWARD3. 1 (satu) makalah publikasi ifhro meeting 2009 di India4. 4 (empat) makalahpublikasi IFHRO Congress, 2007, Korea Selatan5. 3 (tiga) makalahpublikasi IFHRO/IFHIMA Congress, 2010, Milan, Italy6. 1 (satu) makalah untu Global News IFHRO/IFHIMA, USA – 20117. 3 (tiga) makalah publikasi IFHIMA ke 17 di Montreal, Canada, 2013

  2. KESIAPAN RUMAH SAKIT DALAM pemberlakukan J K N (Jaminan Kesehatan Nasional) ELISE GARMELIA

  3. PEMANFAATAN PELAYANAN MANAJEMEN INFORMASI KESEHATAN DI FASYANKES PEM PUSAT PROVINSI KAB/KOTA RS VERTIKAL PUSKESMAS /PELAYANAN PRIMER RS LAIN

  4. Pengembangan Pelayanan RMIK • dibagi menjadi 5 (lima) tingkatan (level) sebagai berikut : • Penyelenggaraan rekam medis secara tradisional / manual berbasis kertas • Penyelenggaraan rekam medis dengan sistem komputerisasi terbatas (komputerisasi hanya registrasi) • Penyelenggaraan rekam medis dengan sistem komputerisasi hanya pada Unit Kerja • Penyelenggaraan rekam medis dengan SIM-RS terintegrasi (Local Area Networking atau LAN) • Penyelenggaraan rekam medis berbasis elektronik (Electronik Medical Record atau EMR) dengan Rekam Kesehatan Elektronik / elektronik kesehatan (e-Health) (Work Area Networking atau WAN)

  5. Perkiraan kebutuhan tenaga berdasarkanPermenkesnomor 340/MENKES/PER/III/2010 ttg klasifikasi fasyankes dan Permenpan no. 30 tahun 2013 • Kelas A membutuhkan : 40 – 80 tenaga • Kelas B membutuhkan : 25 – 50 tenaga • Kelas C membutuhkan : 15 – 30 tenaga • Kelas D membutuhkan : 8 – 16 tenaga • Puskesmas membutuhkan tenaga 1 - 4 tenaga • Stake holder (Dinas Kesehatan, kementerian kesehatan) sesuai kebutuhan

  6. KEGUNAAN RM • Sebagai alat komunikasi (antara dokter, dokter spesialis dan tenaga kesehatan lainnya yang ikut ambil bagian di dalam memberikan pelayanan, pengobatan, perawatan kepada pasien (communication). • Sebagai dasar dalam perhitungan biaya pelayanan kepada pasien (financial biling). • Menyediakan data khusus yang sangat berguna untuk keperluan penelitian dan pendidikan (research & education). • Sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan/perawatan yang harus diberikan kepada seorang pasien (assessment).

  7. KEGUNAAN RM • Sebagai bahan yang berguna untuk analisa, penelitian dan evaluasi terhadap kualitas pelayanan yang diberikan kepada pasien (audit medis dan keperawatan) • Menjadi sumber ingatan yang harus didokumentasikan serta sebagai bahan pertanggungjawaban dan pelaporan. • Sebagai bukti tertulis/terekam atas segala tindakan pelayanan, perkembangan penyakit dan pengobatan selama pasien berkunjung/dirawat di puskesmas. • Melindungi kepentingan hukum bagi pasien, puskesmas maupun dokter dan tenaga kesehatan lainnya (legal documentation).

  8. Fungsi utama upaya pelayanan rekam medis antara lain: • Penerimaan pasien rawat jalan dan rawat inap (Admission) • Pengelolaan rekam medis (dokumen termasuk dokumen elektronik, disain, pemeliharaan indeks utama pasien) • Menjaga mutu rekam medis • Mengklasifikasi penyakit dan tindakan • Menjaga keamanan informasi yang ada dalam rekam medis • Pengelolaan data statistik (informasi, indikator kinerja) • Pelayanan korespondensi informasi medis (resume medis, surat rujukan, surat keterangan sehat, surat keterangan penyebab kematian).

  9. SISTEM REKAM MEDIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENILAI MUTU PE LAYA NAN FINANSIAL RISET & PENDIDIKAN LEGAL DOKUMENTASI

  10. Transaksipelayananklinispasienrumahsakit rawatinap keluar poliklinik tpprj yanklinis yanklinis ketklinis daftar • Dt_id_pasien • Dt_bayar • Dt_keluhan • Dt_id_pasien • Dt_klinis • Dt_obat • Dt_tindakan • Dt_dokter • Dt_ perawat • Dt_id_pasien • Dt_klinis • Dt_obat • Dt_ tindakan • Dt_dokter • Dt_ perawat • Dt_ruang • Dt_kelas prwt kasir kasir bayar apotik bayar obat • Dt_id_pasien • Dt_bayar • Dt_obat • Dt_tindakan • Dt_ dokter • Dt_perawat • Dt_pem_jang apotik • Dt_id_pasien • Dt_bayar • Dt_obat • Dt_tindakan • Dt_ dokter • Dt_perawat • Dt_pem_jang • Dt_id_pasien • Dt_ obat obat pem_jang • Dt_id_pasien • Dt_ obat periksa pem_jang • Dt_id_pasien • Dt_ pem_jang periksa • Dt_id_pasien • Dt_ pem_jang

  11. CASEMIX/INACBGs • Suatu sistem pengklasifikasian penyakit yang mengkombinasikan antara sekelompok penyakit dengan karakteristik klinis serupa dengan biaya perawatan disuatu rumah sakit • Penyakit dengan karakteristik klinik serupa biasanya membutuhkan sumber daya yang hampir sama sehingga biaya perawatan juga sama

  12. TUJUAN KODING 1. Memudahkan pencatatan, pengumpulan dan pengambilan kembali informasi sesuai diagnose ataupun tindakan medis-operasi yang diperlukan (uniformitas sebutan istilah (medical terms)) 2. Memudahkan entry data ke database komputer yang tersedia (satu code bisa mewakili beberapa terminologi yang digunakan para dokter)

  13. 3. Menyediakan data yang diperlukan oleh sistem pembayaran/penagihan biaya yang dijalankan/diaplikasi . Contoh: Di USA, Australia, Singapore dll. ada DRGs (Diagnosis Related Group System) Di Indonesia saat ini juga ada INA-CBG 4. Memaparkan indikasi alasan mengapa pasien memperoleh asuhan/perawatan/pelayanan (justifikasi runtunan kejadian)

  14. 5. Menyediakan informasi diagnoses dan tindakan (medis/operasi) bagi: - riset, - edukasi dan - kajian asesment kualitas keluaran/outcome (legal dan otentik)

  15. KODE KLINIS  LENGKAP & SESUAI Langkah-langkahpengkodeaan: • Menilai dokumen, kelengkapan dan kejelasan isi • Lihat : Dokter, jenis pasien, tempat, dan pembayar. • Abstrak diagnosa dan prosedur. • Identifikasiprosedurdiagnostik yang akan di kode • Putuskanapakahada “ lead term “ • Lihat lead term padabukuindeks alphabet • Lihatpadabeberapalokasi “modifiers ” • Koreksikode yang didapatpadabuku “Tabular list” • Lihat/koreksijugapada “Inclusion and Exclusion terms” • Menetapkan kode lengkap akurat • Verifikasi kode yang sesuai. • Tetapkan kode untuk penagihan

  16. INA CBG’s jkn

  17. Dasar Pengelompokan dengan menggunakan : • ICD – 10 Untuk Diagnosa • ICD – 9 CM Untuk Prosedur/Tindakan • Terdiri daru 23 MDC (Major Diagnostic Chategory) • Terdiri dari 1077 kode INA-CBGs yang terdiri dari 789 kode untuk rawat inap dan 288 untuk rawat jalan • Implementasi dimulai pada Tahun 2006

  18. Kelengkapan pendokumentasian untuk INA CBGs? • ‘specificity’ penetapan diagnosis • akurat dalam pengkodean • hindarkan singkatan / istilah medis • Istilah medis = terminologi medis  ICD • DAMPAK : besaranpembayaranklaimrendah..!

  19. DIAGNOSIS PADA JKN • Pengkodean sangat menentukan  Kesalahan penulisan diagnosis MEMPENGARUHI NILAI TARIF • Harus ditentukan diagnosa utama dan diagnosa penyerta • Diagnosis Penyerta  • Terdiri dari Komplikasi dan Komorbiditas • Dapat mempengaruhi  mempengaruhi level severity (tingkat keparahan) • Jika ada lebih dari 1 diagnosis maka pilih 1 diagnosis yang paling banyak menggunakan resources (SDM, bahan pakai habis, peralatan medik, tes pemeriksaan dan lainnya. • Penulisan prosedur juga sangat Mutlak • Pengkode diagnosis & prosedur harus terampil

  20. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB • DOKTER menegakkandanmenuliskan diagnosis primer dan diagnosis sekunderapabilaadasesuaidengan ICD 10 sertamenulisseluruhprosedur/tindakan yang telahdilaksanakandanmembuat resume medic pasiensecaralengkapdanjelasselamapasiendirawat di rumahsakit. • KODER melakukankodifikasidari diagnosis danprosedur/tindakan yang diisiolehdokter yang merawatpasiensesuaidengan ICD 10 untukdiagnosadan ICD 9 CM untukprosedur/tindakan

  21. ALUR INA-CBGs DI RUMAH SAKIT

  22. CODING & CASEMIX Medical Record CBG Group Coding

  23. REKAM MEDIS • Dokumen kronologis dengan menggunakan metode yang sistematis, logis, dan konsisten termasuk:- riwayat kesehatan- pemeriksaan- tes- Hasil dari perawatan • Lengkap  dokumentasi yang komprehensif mendukung standar asuhan medis dan asuhan keperawatan. • LAYANAN tidak didokumentasikan = TIDAK DAPAT DIKODE = TIDAK DAPAT DITAGIH.

  24. abstraksi • Efisien meringkas data klinis • sistem Abstracting akurat sangat penting • Abstracting merupakan langkah pertama dalam menempatkan data klinis dengan baik. • Proses Ini mendukung setiap proses hilir dalam pengkodeaan termasuk penggantian biaya, peningkatan mutu, audit penagihan, penelitian klinis atau analisis lainnya.

  25. TUJUAN ABSTRAKSI • Mengkoordinasikan perawatan pasien • Rencana pasien plg dan mengurangi LOS • Mengurangi hal yg terkait penundaan penagihan dan penolakan • Menjaga kepatuhan dengan privasi dan sistim pembayaran • Meningkatkan kualitas dokumentasi dan coding • Mengefisiensikan produktivitas staf • Meningkatkan dan melaporkan indikator mutu

  26. Kode dan peran pengkode • Dimana dan kapan kita melakukan kode • Bagaimana peran kode • Peran kode untuk Pelaksanaan Program Case-mix

  27. PENDOKUMENTASIAN • Visit / Kunjungan : kontak pribadi langsung antara pasien dan NAKES di setiap fasilitas pelayanan untuk di diagnosis dan pengobatan penyakit, perawatan atau cedera. • Minimum yang diperlukan untuk mendokumentasikan visit/kunjungan • nama pasien • Tanggal dan alasan pertemuan • Sejarah dan pemeriksaan fisik • Ulasan dari tes dan obat • Diagnosis • Rencana perawatan • instruksi yang diberikan (SOAP) • Signature Nakes • Kunjungan dibeberapa fasyankes • memerlukan informasi tambahan.

  28. Dokumentasi lain • Manajemen selalu melakukan evaluasi terhadap diagnosis untuk membuat atau dapat dijadikan pengambilan keputusan • Instruksi dokter / Physician Orders • Laporan tindakan/ terapi / Procedural Services: • Informed Consent : Informasi yg jelas , ttd dokter, pasien dan saksi • Consent form : ttd pasien dan Profesi PM • Chart notes: progress notes (e.g., response to treatment plan). • Discharge summaries ( Ringkasan Pulang Perawatan)

  29. Fraud & Abuse FRAUD/Penipuan = • tindakan yang disengaja untuk memperoleh manfaat ilegal atau tidak sah (misalnya, penagihan untuk layanan yang tidak dilakukan) ABUSE/Penyalahgunaan = • tindakan disengaja atau tidak disengaja yang menyalahgunakan uang pemerintah (misalnya, penagihan untuk layanan medis tidak diperlukan) Peraturan primer yang harus ditegakkan oleh Kemkes (BPJS)? Ada kebijakan, SPO  dokumentasi tertulis untuk mengidentifikasi, kebenaran, dan mencegah penipuan dan penyalahgunaan, termasuk pelatihan dokter dan staf

  30. THE FLOW OF DATA FROM THE PATIENT’S ADMISSION TO THE RETURN OF THE MR TO FILE Patient admitted MR begins Patient in ward Clinical data Recorded in MR Consultation, Operation/anaestesi, Physiotherapy data Pathology, X-Ray, ECG data Patient discharged MR to MR dept Doctor to complete according final Dx/operation, Discharge summary & Signature MR assembled & Analyzed for completeness No Yes Coded data entered in Disease/Operations Index MR coded by MR dept Staff using ICD MR complete Morbidity statistics MR filed complete Sumber: MR Manual, WHO - 2002

  31. Peningkatan mutu RMIK CODING REIMBRSEMENT • ANALISIS KUANTITATIF • ANALISIS KUALITATIF • ANALISIS KEABSAHAN • ANALISIS KONSISTENSI ISI RM • AUDIT CODING • AKPLRM (ANGKA KETIDAKLENGKAPAN RM) • STANDAR PELAYANAN MINIMAL RM = 5 PARAMETER PENILAIAN

  32. DAMPAK LAIN dalam pengelolaan rm  proses klaim • Coding  salah satu system Manajemen RMIK • RM yg belum siap di kode • RM yg dalam proses validasi • RM yg dalam proses verifikasi • Prinsip kerahasiaan RM : • Rekam medis tidak keluar dari ruang penyimpanan atau digunakan bukan untuk pelayanan SUSUN RM DALAM RAK TDF (Terminal Digit Filing)

  33. Kompetensi  Audits • Audit pendokumentasian • Periksapendokumentasianhinggaditetapkannyakode ICD-10 danpenilaianrisiko (risk assessments)praktikpendokumentasian • Audit kode top 10, 25 diagnosis utama (principal diagnosis) danperiksaapakahrekaman yang adamemilikiinformasiklinis yang jelasdemimendukungkode? • Audit Coding • Targetkankasuspasienrawatinaptertentudanperiksaadakahperubahanmaknadarikodedi ICD 10 hinggapengelompokandalam INA CBGs dandampaknyabagipenggantiklaim • Bandingkan Coding dengandampak case mix dan INA CBGs !

  34. 1-34 Komponen SuksesPROFESIONAL  PENGKODE/ CODER • Keterampilan: • keterampilan coding • keterampilan komunikasi • keterampilan komputer 2. Attributes: • PENAMPILAN • KEHADIRAN • INISIATIF • SOPAN • PERHATIAN SECARA DETAIL • LUWES • KERJASAMA TIM 3. EtIK: • PORMIKI, Standpro Kepmenkes 377/2007 • PORMIKI, Kode dan Standar Etik (Code of Ethical Standards)

  35. Etika Coding • Coding profesional yang terlibat dalam Kode diagnostik / prosedur • Kemampuan abstraksi catatan / data kesehatan • Menunjukkan nilai-nilai profesional kepada : • Pasien • Pengusaha / Pemilik • Anggota tim kesehatan • Masyarakat • Stake holder

  36. Standar etika coding • Menerapkan akurasi, kelengkapan dan konsistensi dalam mengkode • Kebutuhan untuk laporan statistik medis • Hanya melaporkan kode dan data yng jelas dan konsisten ses RM dan kode data set nya • Klasifikasi penyakit / tindakan • Menolak untuk mengubah kode • Menolak untuk berpartisipasi atau mendukung kode untuk : • Meningkatkan pembayaran • Memenuhi syarat klaim polis asuransi • Memfasilitasi kolaborasi interdisipliner utk ketepatan kode • Memajukan pengetahuan kode melalui diklat • Menolak untuk berpartisipasi atau menyembunyikan etis kode atau praktek abstraksi dan prosedur • Melindungi kerahasiaan RM dan menolak akses Infokes • Berperilaku profesional menjujung etis kode

  37. Peran profesi PMIK  CODER • Partisipasi Aktif dalam Persiapan penetapan kode Klinis • Pengkodean penyakit dan prosedur merupakan komponen penting dari casemix • Pemahaman terhadap kualitas kode akan berdampak pada sistem pelaporan yang baik • Kualitas kode sesuai diagnosis yg telah ditetapkan akan mempunyai dampak sistem pembayaran yg sesuai dengan ketentuan (mengurangi variasi perawatan dan Meningkatkan kualitas dan efisiensi ) • Kesalahan kode berdampak pada biaya klaim yg tinggi • Evaluasi penggunaan kode utk klaim

More Related