1 / 1

Secara tersirat, imbuhnya, kuliah ini pun berkeinginan guna mengembalikan tradisi

Secara tersirat, imbuhnya, kuliah ini pun berkeinginan guna mengembalikan tradisi bangunan berbahan dasar kayu yang telah menjadi tradisi di wilayah Jawa khususnya. Yogyakarta ini. ”Pesatnya kemajuan teknologi, tradisi bangunan kayu telah terkikis oleh.

yasir-hill
Download Presentation

Secara tersirat, imbuhnya, kuliah ini pun berkeinginan guna mengembalikan tradisi

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Secara tersirat, imbuhnya, kuliah ini pun berkeinginan guna mengembalikan tradisi bangunan berbahan dasar kayu yang telah menjadi tradisi di wilayah Jawa khususnya Yogyakarta ini. ”Pesatnya kemajuan teknologi, tradisi bangunan kayu telah terkikis oleh bangunan bata, batako, beton, dan lain semisalnya. Sepertinya akan semakin punah tanpa bekas”keluhnya. Merujuk pada sustainabilitas, imbuh Ilya, bangunan ’kayu’ lebih sustainable untuk jangka panjang ke depan. Kayu bisa didaur ulang dengan reboisasi, berbeda dengan bata berbahan tanah dan beton semen yang tidak dapat didaur ulang bahkan hanya akan merusak tekstur dan potensi tanah. ”Kayu bisa ditanam (reboisasi) lagi. Bahkan cenderung akan memperbaiki kualitas tanah, udara, dan iklim di Indonesia. Untuk itu, butuh untuk dimunculkan dan dikembangkan lagi”jelasnya. Namun demikian, Ilya langsung menimpali, pemanfaatan kayu sebagai bahan bangunan ini harus selalu diimbangi dengan penanaman kembali (reboisasi). Serta pengembangan keterampilan dan keahlian para tukang kayu pun harus ditingkatkan. ”Hutan harus dipelihara juga, konservasi lahan hutan harus tetap dipertahankan, upaya peningkatan keahlian dan tekhnologi kayu juga tetap dilaksanakan. Upaya ini harus berimbang dengan pemanfaatan kayu itu. Sebab, yang terjadi kini, manusia hanya mengeksploitasi hutan, tekhnologi kayu, keahlian dan keterampilan para tukang kayu pun tidak dikembangkan. Sehingga yang terjadi hanya boros kayu” tambahnya. “Kuliah umum ini terselenggara guna memperkaya wawasan dan pengetahuan mahasiswa dan dosen Arsitektur UII. ”Sehingga nantinya diharapkan perkembangan riset mahasiswa dan dosen khususnya terkait ’kayu’ semakin meningkat kuantitas maupun kualitasnya” tambah Ilya F. Maharika. Dekan FTSP UII Prof. Ir. Mochammad Teguh, MSCE. Ph.D. dalam sambutannya menegaskan, kuliah umum ini sangat aplikatif bagi mahasiswa UII dan masyarakat Indonesia. Di wilayah resiko bencana, menurutnya, Indonesia sebagai daerah tropis sangat cocok untuk pengembangan bangunan berbahan dasar kayu. ”Kuliah ini sangat bermanfaat bagi kita semua, khususnya dalam upaya mengembangkan kajian terkait sturktur kayu sebagai bahan bangunan”sambutnya. Keterangan Foto: 1. Prof. Dr. Shuichi Doi para pakar kayu’ dari Jepang tersebut berasal dari universitas ternama di Jepang sedang menyampaikan kuliah umum di prodi Arsitektur FTSP UII, bertajuk ’Wooden Architecture: Technology, Culture, and Sustainable Humanosphere’. 2. Suasana kuliah umum bertajuk ’Wooden Architecture: Technology, Culture, and Sustainable Humanosphere’ oleh para pakar kayu’ dari Jepang.

More Related