1 / 3

3/31/2010 Lanskap dan komponennya ( patches ) dapat diklasifikasikan dengan pendekatan

3/31/2010 Lanskap dan komponennya ( patches ) dapat diklasifikasikan dengan pendekatan. “ anthropocentric ”, atau dengan pendekatan yang tergantung pada kapasitas pengamatan kita:  Structural patch  Functional patch  Resource patch  Habitat patch  Corridor patch

Download Presentation

3/31/2010 Lanskap dan komponennya ( patches ) dapat diklasifikasikan dengan pendekatan

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. 3/31/2010 Lanskap dan komponennya (patches) dapat diklasifikasikan dengan pendekatan “anthropocentric”, atau dengan pendekatan yang tergantung pada kapasitas pengamatan kita: Structural patch  Functional patch  Resource patch  Habitat patch Corridor patch  Habitat patch : dapat didefinisikan sebagai tipe komunitas tanaman tertentu yang secara umum lebih besar dari pada home range individu.  Corridor patch : sebagai satu bagian dari mosaik lahan yang digunakan oleh organisme untuk pindah/bergerak, menjelajah, menyebar dan migrasi.  Dengan menggunakan ratio L/2A, di mana L = keliling patch dan A = luas, dimungkinkan untuk mengevaluasi jumlah dari “edges”. Lingkaran mempunyai ratio 1 dan menerangkan gambar geometrik dengan ratio minimum antara keliling dan area. See Fig. 1.10 p.12  juga table 1.1 PRINSIP-PRINSIP KLASIFIKASI LANSKAP PROF. DR. IR. HADI SUSILO ARIFIN, M.S. DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP SEKOLAH PASCASARJANA - IPB  Stucture patch : secara umum terdiri dari satu tipe tanah yang dioverlap oleh asosiasi vegetasi  Fungsional patch : suatu area yang homogen untuk satu fungsi atau satu pendeskripsian fisik, seperti altitude, temperatur, kelembaban, penetrasi cahaya.  Resource patch : sebagian besar berhubungan dengan ekologi hewan; suatu lanskap dapat diuraikan sebagai satu kombinasi dari beberapa resource patches  bagian dari home range hewan (pakan, tempat bersarang tersedia dengan gampang). See Fig. 1.13  Ukuran dan bentuk patch merupakan atribut penting yang mempengaruhi aliran (fluxes) abiotik dan biotik.  Di alam umum dijumpai bentuk regular dan irregular. Semakin irregular semakin banyak “edges” yang tersedia. Hal ini mempunyai implikasi yang sangat besar terhadap penyebaran tanaman dan pergerakan hewan. 1

  2. 3/31/2010 Nilai numerik jumlah perimeter, luas dan edge dari berbagai bentuk 2 patch. Patch 3 1 Perimeter Area L/2VA ll 1 2 3 4 659 277 373 1,125 10,027 1.857 4,900 1.119 3,652 1.745 9,736 3.217 5 4 5 269 5,222 1.051 Gambar bentuk dan ukuran patch  Klasifikasi adalah suatu prosedur yang relevan di dalam studi “land mosaic”, khususnya seperti yang diketahui untuk perspektif manusia.  Pendekatan ini umumnya digunakan oleh ahli ekologi lanskap yang tertarik dalam studi interaksi antara aktivitas manusia dan lanskap. Khususnya berguna untuk persiapan “master plan”, perencanaan “nature reserve”, dan secara umum sebagai panduan pada beberapa tipe manajemen lanskap. Tidak ada aturan yang pasti, tetapi perubahannya sesuai dengan tujuan, skala investigasi, waktu dan ketersediaan sumber daya finansial.  Fig 1.15  contoh klasifikasi lanskap di Belanda berdasarkan pada hirarki wilayah hidrologis, geomorfologis dan struktur vegetasi.  Sejumlah informasi diperlukan untuk memproduksi kalsifikasi yang baik dan berguna. Sumber-sumber utama : foto udara, citra landsat (satelite digital images), cadastral maps , peta-peta geologi, hidrologi dan tanah, peta-peta geografi dan biotematik (vegetasi, land use, distribusi hewan). PHYSIOTOPE  Unit spatial yang dicirikan oleh faktor-faktor keadaan abiotik yang relatif homogen.  Physiotope secara umum diklasifikasikan dengan menggunakan geologi, aspek dan “slope rate” (tingkat kemiringan). Physiotope merupakan dasar untuk klasifikasi lanskap lebih lanjut.  Klasifikasi secara hierarchi  pada level yang terendah kita ketahui: physiotope, kemudian Ecotope  Unit lahan yang terkecil yang masih merupakan suatu unit yang holistik.  Ecotope memperlihatkan dimensi topologi suatu lanskap.  Physiotope – Ecotope – Land Unit – Land System. ecotope, land unit, land system. (meskipun pada beberapa kasus physiotope dapat lebih besar daripada ecotope). 2

  3. 3/31/2010 Klasifikasi lanskap berdasarkan hirarki antropocentris INFO TAMBAHAN Pohon ~ penyerap Polutan  ECOTOPE -MICROCHORE -MESOCHORE -MACROCHORE–MEGACHORE  Pb (Timbal) Asam Candi (Pithecelobium dulce) Olive Orchard Land System Kombinasi dari Land System Region Damar (Agathis alba) Jamuju (Podocarpus imbricatna) Johar (Cassia siamea) Mahoni (Swietenia macrophylla) Pala (Mirystica fragrans) Kombinasi Olive Orchard dengan kebun alfalta dan woodlot (Land Facet)  Debu Semen Bisbol (Diospyros discolor) Kere Payung (Filicium decipiens) Kenari (Canarium commune) Meranti Merah (Shorea leprosub) Tanjung (Mimusops elengi)  Penyerap CO2 dan Produsen O2 Beringin, damar, bunga kupu-kupu (Bauhinia purpurea)  Penyerap SO2 (Oksida Belerang)  Mentimum (Cucumis sativus)  Kacang Merah (Phaseolus vulagaris) 12 kg –120 kg CO/km2/hari 3

More Related