1 / 44

SISTEM SKELETON

SISTEM SKELETON. Dhiyan Wahanani A420100154 Yusufi Adi Sujatmiko A420100165 Hevi Al Azizah Riani A420100166 Nur Fitria H.K A420100167 Endang Sriningsih A420100173 Uswatun Khasanah A420100178 Kelompok 5 Anatomi Fisiologi Manusia 2012. Sistem Skeleton. 1. Proses Pembentukan Tulang.

vidar
Download Presentation

SISTEM SKELETON

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. SISTEM SKELETON • Dhiyan Wahanani A420100154 • Yusufi Adi Sujatmiko A420100165 • Hevi Al Azizah Riani A420100166 • Nur Fitria H.K A420100167 • Endang Sriningsih A420100173 • Uswatun Khasanah A420100178 Kelompok 5 Anatomi Fisiologi Manusia 2012

  2. Sistem Skeleton 1. Proses Pembentukan Tulang 2. Persendian Antar Tulang 3. Gangguan Kesehatan Pada Tulang 4. Penyembuhan Pada Gangguan Kesehatan Tulang

  3. Proses Pembentukan Tulang • Jaringan embrional (mesenkim) membentuk tulang rawan sebagai rangka awal. Tulang rawan tersebut berongga dan menghasilkan sel induk tulang (osteoblast). • Osteoblast kemudian membentuk sel-sel tulang. Tulang menghasilkan matriks tulang yang di dalamnya diendapkan garam-garam kalsium (Ca) dan phospor (P) sehingga tulang menjadi keras.

  4. Pembentukan Tulang(Osifikasi) • Osifikasi adalah proses pembentukkan tulang keras dari tulang rawan (kartilago) • Ada 2 Jenis Osifikasi, yaitu: Osifikasi intramembran dan osifikasi endokondral • Tulang keras dapat terbentuk baik melalui proses osifikasi intramembran, osifikasi endokondral atau kombinasi keduanya (Osifikasi gabungan)

  5. Osifikasi Intramembran • Berasal dari mesenkim yang merupakan cikal bakal dari tulang. • Proses perkembangan hewan vertebrata terdapat tiga lapisan lembaga yaitu ektoderm, medoderm, dan endoderm. • Mesenkim merupakan bagian dari lapisan mesoderm, yang kemudian berkembang menjadi jaringan ikat dan darah. • Contoh : Tulang tengkorak yang berasal langsung dari sel-sel mesenkim melalui proses osifikasi intramembran.

  6. Osifikasi endokondral • Yaitu pergantian tulang rawan menjadi tulang keras selama proses pertumbuhan. • Proses osifikasi ini bertanggung jawab pada pembentukkan sebagian besar tulang manusia. • Proses : • sel-sel tulang (osteoblas) aktif membelah dan muncul dibagian tengah dari tulang rawan. • Osteoblas selanjutnya berubah menjadi osteosit, sel-sel tulang dewasa ini tertanam dengan kuat pada matriks tulang.

  7. Osifikasi Membran dan Endokondral(Osifikasi Gabungan) • Pada proses ini sel mesenkim berkembang menjadi kondroblast yang aktif membelah. • Sel-sel kondroblas yang besar mensekresikan matriks yang berupa kondrin. • Kondroblas berubah menjadi osteoblas yang menghasilkan osteosit dan menghasilkan mineral untuk membentuk matriks tulang.

  8. Tulang Keras Dewasa • Komponen Organik Terdiri atas protein berupa serabut kolagen, matriks ekstraseluler dan fibroblast, dengan sel-sel hidup yang menghasilkan kolagen dan matriks. • Komponen Mineral Tersusun atas kalsium karbonat yang memberikan kekuatan dan kekakuan pada tulang.

  9. Berdasarkan Pembentukanya Tulang dibagi Menjadi: • Tulang Chondral Yaitu tulang yang mengalami osifikasi dengan didahului oleh pembentukan tulang rawan lebih dahulu. • Tulang Membran Yaitu tulang yang terbentuk tanpa melalui bentuk tulang rawan, ini juga disebut tulang desmal. Arah pertumbuhan tulang ke luar dan ke dlam. Misalnya pada tulang pipih (tulang tengkorak, tulang belikat, tulang rusuk, dsb). Back

  10. Persendian Antar Tulang Persendian (articulatio) adalah hubungan antara dua atau lebih tulang tanpa mengingat sifat hubungan tersebut dapat atau tidak dapat bergerak secara langsung atau tidak langsung. Hubungan Antar Sendi: • Sinartrosis • Amfiartrosis • Diartosis

  11. Sinartrosis • Adalah hubungan antar tulang yang tidak memiliki celah sendi, hubungan antar tulang ini dihubungkan dengan erat oleh jaringan serabut sehingga sama sekali tidak bisa digerakkan. • tipe utama yaitu : suture dan sinkrondosis • Suture adalah hubungan antar tulang yang dihubungkan dengan jaringan ikat serabut padat, contohnya pada tengkorak • Sikondrosis adalah, hubungan antar tulang yang dihubungkan oleh kartilago hialin, contohnya hubungan antara epifisis dan diafisis pada tulang dewasa 

  12. Amfiartrosis • Sendi yang dihubungkan oleh kartilago sehingga memungkinkan untuk sedikit gerakan. • Tipe ada dua, yaitu : simfisis dan sindesmosis • Simfisis, sendi yang dihubungkan oleh kartilago serabut yang pipih. Contohnya pada sendi antar tulang belakang , dan tulang kemaluan • Sindesmosis , sendi dihubungkan oleh jaringan ikat serabut dan ligament. Contohnya sendi anatar tulang betis dan tulang kering.

  13. Diartosis • Adalah hubungan antar tulang yang kedua ujungnya tidak dihubungkan oleh jaringan sehingga tulang dapat digerakkan , disebut juga sendi. • Diartosis disebut juga hubungan synovial yang dicirikan dengan keleluasaan bergerak dan fleksibel.

  14. Ciri-ciri Diartosis : • Permukaan sendi dibalut oleh selaput atau kapsul jaringan ikat fibrous. • Bagian dalam kapsul dibatasi oleh membrane jaringan ikat yang disebut membrane synovial yang menghasilkan cairan pelumas untuk mengurangi gesekan. • Kapsul fibrousnya ada yang diperkuat oleh ligament dan ada yang tidak. • Di dalam kapsul biasanya terdapat bantalan kartilago serabut.

  15. Contoh Sendi Diartosis : • Sendi Peluru • Sendi Putar • Sendi Engsel • Sendi Pelana atau Sela • Sendi Luncur

  16. Sendi Peluru Pada sendi ini kedua ujung berbentuk lekuk dan bongkol. Bentuk ini memungkinkan gerakan yang bebas dan dapat berporos tiga. Misalnya sendi pada gelang bahu dan gelang panggul.

  17. Sendi Engsel Pada sendi engsel kedua ujung tulang berbentuk engsel dan berporos satu , misalnya pada siku, lutut, nata kaki, dan ruas antar jari.

  18. Sendi Putar Pada sendi ini ujung yang satu dapat mengitari ujung tulang yang lain. Bentuk seperti ini memungkinkan untuk gerakan rotasi untuk satu poros , misalnya antar tulang hasta dan pengumpil, dan antar tulang atlas dengan tulang tengkorak.

  19. Sendi Pelana Pada sendi ini kedua ujung tulang membentuk sendi berbentuk pelana dan berporos dua, tetapi dapat bergerak lebih bebas, seperti gerakan orang naik kuda. Misalnya sendi antar tulang telapak tangan dan tulang pergelangan tangan dan ibu jari.

  20. Sendi Luncur Kedua ujung tulang agak rata sehingga menimbulkan gerakan menggeser dan tidak berporos, contohnya sendi antar tulang pergelangan tangan, antar tulang pergelangan kaki, antar tulang selangka dan tulang belikat. Back

  21. Gangguan Kesehatan Pada Tulang • 1. Gangguan fisik • 2. Gangguan fisiologis • 3. Gangguan persendian 4. Gangguan tulang belakang • 5. Gangguan pada Sistem Otot

  22. 1. Gangguan fisik • Adalah kerusakan fisik tulang seperti patah atau retak tulang. • Apabila terjadi fraktura (patah tulang) akan terbentuk zona fraktura yang runcing dan tajam. • Pada zona tersebut timbul rasa sakit karena pergeseran tulang yang akan mengakibatkan pembengkakan bahkan perdarahan. • Fraktura dibedakan menjadi 4 macam : • Fraktura sederhana • Fraktura kompleks • Greenstick • Comminuted

  23. Fraktura sederhana Merupakan fraktura yang tidak melukai otot yang ada di sekitarnya.  Fraktura kompleks Merupakan fraktura yang melukai otot atau organ yang ada di sekitarnya, bahkan terkadang bagian fraktura dapat muncul ke permukaan kulit Greenstick Merupakan fraktura sebagian yang tidak memisahkan tulang menjadi dua bagian. Comminuted Merupakan fraktura yang mengakibatkan tulang terbagi menjadi beberapa bagian, tetapi masih berada di dalam otot. Back

  24. 2. Gangguan fisiologis • Gangguan fisiologis pada tulang dapat disebabkan oleh kelainan fungsi hormon atau vitamin. • Gangguan fisiologis pada tulang dapat dicontohkan sbb : • Rakhitis • Osteoporosis • Mikrosefalus • Kelainan akibat suatu penyakit

  25. Rakhitis • Rakhitis merupakan penyakit tulang yang disebabkan kekurangan vitamin D. • Vitamin D berperan dalam proses penimbunan senyawa kapur di tulang. • Kekurangan vitamin D akan menyebabkan tulang menjadi tidak keras. • Pada penderita rakhitis terlihat bagian kaki (tulang tibia dan fibula) melengkung menyerupai huruf X atau 0

  26. Mikrosefalus Merupakan gangguan pertumbuhan tulang tengkorak sehingga kepala berukuran kercil. Kepala berukuran kecil karena pertumbuhan tulang tengkorak pada masa bayi kekurangan kalsium. • Kelainan akibat suatu penyakit Penyakit seperti tuberkulosis tulang dan penyakit tumor dapat menyebabkan tekanan fisik dan fisiologis terhadap mekanisme gerak tubuh.

  27. Osteoporosis • Merupakan gangguan tulang dengan gejala penurunan massa tulang sehingga tulang rapuh. • Hal ini dikarenakan lambatnya osifikasi dan penghambatan reabsorpsi (penyerapan kembali) bahan bahan tulang. • Osteoporosis terjadi karena ketidakseimbangan hormon kelamin pada pria maupun wanita. Back

  28. 3. Gangguan Persendian Gangguan persendian dapat terjadi karena sendi tidak berfungsi dengan normal. Jenis gangguan sendi dikelompokkan menjadi empat yaitu sebagai berikut : • Dislokasi • Terkilir (keseleo) • Ankilosis • Artritis

  29. Dislokasi Dislokasi merupakan gangguan yang terjadi karena pergeseran tulang penyusun sendi dari posisi awal. Dislokasi disebabkan oleh jaringan ligamen yang sobek atau tertarik Terkilir (keseleo) Terkilir merupakan tertariknya ligamen sendi karena gerakan tiba-tiba atau gerakan yang tidak biasa dilakukan. Terkilir menyebabkan timbulnya rasa sakit disertai peradangan pada daerah sendi Ankilosis Ankilosis merupakan gangguan yang terjadi karena tidak berfungsinya persendian. . Artritis Artritis merupakan gangguan yang disebabkan adanya peradangan sendi.

  30. Gangguan artritis dapat dibedakan menjadi : • Rhematoid merupakan proses peradangan atau pengapuran pada jaringan tulang rawan yang menghubungkan tulang di persendian. • Osteoartritis merupakan penipisan tulang rawan yang menghubungkan persendian. • Gautartritis merupakan gangguan gerak akibat kegagalan rnetabolisme asam urat sehingga terjadi penimbunan asam urat pada persendian. Back

  31. 4. Gangguan pada Tulang Belakang • Gangguan pada tulang belakang terjadi karena adanya perubahan posisi tulang belakang, sehingga menyebabkan perubahan kelengkungan batang tulang belakang. • Contoh : • Skoliosis • Kifosis • Lordosis • Subluksasi

  32. Skoliosis, melengkungnya tulang belakang ke arah samping, mengakibatkan tubuh melengkung ke arah kanan atau kiri • Kifosis, perubahan kelengkungan pada tulang belakang secara keseluruhan sehingga orang menjadi bongkok • Lordosis, melengkungnya tulang belakang di daerah lumbal atau pinggang ke arah depan sehingga kepala tertarik ke arah belakang • Subluksasi, gangguan tulang belakang pada segmen leher sehingga posisi kepala tertarik ke arah kiri atau kanan. Back

  33. 4. Gangguan pada Sistem Otot Otot berperan penting dalam aktivitas gerak manusia sehingga gangguan pada otot akan mempengaruhi aktivitas gerak. • Atrofi • Hipertrofi • Hernia abdominalis • Tetanus • Distrofi otot • Miastenia gravis

  34. Atrofi Atrofi merupakan penurunan fungsi otot karena otot mengecil atau kehilangan kemampuan untuk berkontraksi. Gangguan ini dapat disebabkan oleh penyakit poliomielitis yaitu penyakit yang disebabkan oleh virus. Virus ini  menyebabkan kerusakan saraf yang mengkoordinasi otot ke anggota gerak bawah. Hipertrofi Hipertrofi merupakan otot yang berkembang menjadi lebih besar dan kuat. Hipertrofi disebabkan aktivitas otot yang kuat sehingga diameter serabut-serabut otot membesar

  35. Hernia abdominalis Hernia abdominalis merupakan sobeknya dinding otot abdominal sehingga usus memasuki bagian sobekan tersebu Tetanus Tetanus merupakan otot yang mengalami kekejangan karena secara terus-menerus berkontraksi sehingga tidak mampu lagi berkontraksi. Tetanus disebabkan luka yang terinfeksi oleh bakteri Clostridium tetani.

  36. Distrofi otot Distrofi otot merupakan penyakit kronis yang menyebabkan gangguan gerak. Penyakit ini merupakan penyakit yang disebabkan adanya cacat genetik. Miastenia gravis Miastenia gravis merupakan otot yang secara berangsur-angsur melemah dan menyebabkan kelumpuhan. Penyakit ini disebabkan oleh hormon tiroid dan sistem imunitas yang tidak berfungsi dengan normal. Back

  37. Penyembuhan Pada Gangguan Kesehatan Tulang • 1. Gangguan Fisik • 2. Gangguan Fisiologis 3. Gangguan Pada Tulang Belakang

  38. Gangguan Fisik • Inflamasi, terjadi pembentukan hematoma pada tempat patah tulang, yaitu Ujung fragmen tulang mengalami devitalisasi karena terputusnya pasokan darah. Tempat cedera kemudian akan diinvasi oleh makrofag (sel darah putih besar) yang akan membersihkan daerah luka (patah tulang) • Proliferasi sel, Dalam sekitar 5 hari, hematoma akan mengalami organisasi. Terbentuk benang-benang fibrin, membentuk jaringan untuk revaskularisasi, dan invasi fibroblast dan osteoblast.

  39. Pembentukan kalus, Pertumbuhan jaringan berlanjut dan lingkaran tulang rawan tumbuh mencapai sisi lain sampai celah sudah terhubungkan. Fragmen patahan tulang digabungkan dengan jaringan fibrus, tulang rawan dan tulang serat imatur. • Osifikasi, Pembentukan kalus mulai mengalami penulangan dalam 2-3 minggu setelah patah tulang melalui proses penulangan endokondral. • Remodelling, Tahap akhir perbaikan patah tulang meliputi pengambilan jaringan mati dan reorganisasi tulang baru ke susunan struktural sebelumnya

  40. Gangguan Fisiologis • Rakhitis Pengobatan melibatkan peningkatan asupan makanan kalsium, fosfat dan vitamin D, Paparan terhadap sinar ultraviolet ß, minyak ikan cod, halibut minyak hati, dan viosterol merupakan sumber vitamin D. • Osteoporosis • Penanganan secara non farmakologi • Penanganan secara farmakologi

  41. Penanganan secara non farmakologi ; • mengurangi konsumsi kopi, • menghentikan kebiasaan merokok, • Aerobic, dan • latihan beban (misalnya berjalan kaki, naik tangga). • Penanganan secara farmakologi; Terapi untuk meningkatkan kepadatan tulang kalsium : • vitamin D dan metabolitnya, • kalsitonin, • Estrogen, dan • terapi hormonal.

  42. Gangguan Pada Tulang Belakang • Pengobatan yang dilakukan tergantung kepada penyebab, derajat dan lokasi kelengkungan serta stadium pertumbuhan tulang • Kelengkungan <200 biasanya tidak perlu dilakukan pengobatan, • Jika kelengkungan antara 25-300 , biasanya dianjurkan untuk menggunakan brace (alat penyangga) untuk membantu memperlambat progresivitas kelengkungan tulang belakang.

  43. Jika kelengkungan mencapai 400 atau lebih, biasanya dilakukan pembedahan. • Pada pembedahan dilakukan perbaikan kelengkungan dan peleburan tulang-tulang. • Tulang dipertahankan pada tempatnya dengan bantuan 1-2 alat logam yang terpasang sampai tulang pulih (kurang dari 20 tahun). • Sesudah dilakukan pembedahan mungkin perlu dipasang brace untuk menstabilkan tulang belakang.

  44. Terimakasih ^_^

More Related