1 / 5

Dia memalingkan wajahnya kekiri dan kekanan tak satupun sosok mahkluk tuhan yang di

SANG PENCARI KEPASTIAN Sang lampu mulai dinyalakan yang bertanda waktu malam mulai akan segera datang, terlihat dari kejauhan sesosok makhluk tuhan yang tiada tujuan, ditenggarai adanya sebuah ketidak-pastian yang selalu terlintas dalam benaknya, langit-pun sudah mulai tidak bersahabat dengan

sissy
Download Presentation

Dia memalingkan wajahnya kekiri dan kekanan tak satupun sosok mahkluk tuhan yang di

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. SANG PENCARI KEPASTIAN Sang lampu mulai dinyalakan yang bertanda waktu malam mulai akan segera datang, terlihat dari kejauhan sesosok makhluk tuhan yang tiada tujuan, ditenggarai adanya sebuah ketidak-pastian yang selalu terlintas dalam benaknya, langit-pun sudah mulai tidak bersahabat dengan menenggelamkan sang fajar di ufuk barat sehingga membuatnya semakin tercekam karena tak satupun kepastian akan sebuah tujuan dapat ia tentukan. Di tengah-tengah kebingungannya dalam mencapai dan menentukan tujuan dia teringat akan seorang teman yang telah lama ia kenal seorang teman yang bisa membantunya untuk bisa sedikit mengurangi beban hidupnya, yang tak tentu arah di obang -ambing rasa kebingungan antara tujuan dan tempat kembali yang tak kuasa untuk di singgahi lagi. Sesaat kemudian ia beranjak dari tempat duduknya, tempat dimana ia berada, tempat yang terasa sangat sepi walaupun berada di tengah-tengah pemukiman penduduk, ia tak kuasa untuk tetap di sana karena malam yang membelenggu dan menghasilkan kedinginan yang mencekam membuat suasana malam semakin tidak karuan, karena ganasnya sang binatang kecil yang menerjang dan terkadang akan merasuk kedalam matanya, yang berlinang. Dengan tenaga yang tersisa, ia beranjak dari tempatnya, untuk mencari letak dimana sang kepastian itu ada, disela-sela perjalanan menuju tujuan sang pencari kepastian memikirkan hal yang menganggu perasaannya, dia teringat akan kesalahanya dan ia teringat akan semua anggota keluarganya yang dia tinggalkan, namun karena sebuah tekad yang sangat mendorong kuat untuk membuatnya berubah dan bisa menemukan makna dari sebuah kehidupan yang sebenarya. Dulu banyak hal yang bisa ia kerjakan masa di mana tidak ada kesusahan , masa dimana ia tidak usah memikirkan uang, masa dimana sang insan terikat oleh syistem peraturan yang ada di rumah tangga, ia memakai semua yang mau ia pakai, dia makan semua yang ingin dia makan dan ia bisa meraih segala apa yang ia inginkan dan semua itu dia raih dengan tanpa batasan. Tidak terasa dia sudah sampai di rumah yang berwarna biru dengan pagar yang di cat merah dan diselingi dengan sedikit warna kuning, pada bagian lain dengan penuh harap dan rasa sungkan yang mendalam dia mencoba menekan tombol bel rumah yang ada di pintu gerbang Tet... tet... tet... Assalamualaikum... Denagan mengucap salam tiga kali tapi tak seorangpun menjawab dan keluar dari rumah itu, akhirnya dengan air mata yang masih berlinang dia membalikkan badannya dan beranjak meninggalkn rumah itu. Tanpa dia tahu kemana lagi dia akan melangkahkan kakinya dia hanya bisa mengatakan satu hal dalam dirinya yaitu dia yakin bahwa tuhan punya rencana besar dalam hidupnya dan dia juga yakin kalau tuhan tahu apa yang terbaik baginya.

  2. Dia memalingkan wajahnya kekiri dan kekanan tak satupun sosok mahkluk tuhan yang di sebut manusia nampak di hadapannya, yang ada hanya sebuah jalan yang sepi dan gelap yang seakan bila dilihat sejenak seperti sebuah galah panjang yang tak punya ujung, yang ada hanya kegelapan yang mencekam dan semakin membuat perjalanan sang pencari kepastian ekstrim karena langkah yang akan dia jalani merupakan langkah berat karen tidak adanya tujuan awal yang akan dia raih. Tak jauh dari tempat dia berdiri dia melihat setumpukan sampah yang menggunug di depan salah satu rumah warga, dia-pun menghmpirinya dan mencoba mencari sesuatu yang bisa ia gunakan untuk di jadikan alasnya tidur malam itu, dia angkat satu persatu tumpukan sampah itu tapi dia tak menemukan apa-apa, yang ada hanya sebuah koran bekas yang sedikit kotor karena bercampur dengan sanpah lain. Akhirnya tanpa dia pikir lagi dia ambil tumpukan koran itu, ketika dia angkat ternyata selain kotor sampah itu juga sedikit basah, di salah satu bagian ujung koran itu. Nampak sebuah bekas muntahan orang yang membuat ujung koran tersebut selain basah juga menimbulkan bau tidak sedap yang tidak mengenakkan untuk di rasakan oleh indra penciumannya. Tapi karena tak ada yang lain yang bisa ia gunakan untuk dia jadikan alas untuk menemani dan sekaligus melindungi dia dari dinginnya malam itu setidaknya untuk malam itu saja, maka ia mengambilnya, dengan rasa iba yang mendalam dan tidak tahu mau berbuat apa lagi dia menggelar koran tersebut di depan sebuah rumah yang tak jauh dari rumah temannya, lalu dia merobohkan tubuhnya di atas hamparan koran itu sebelum dia tertidur lelap, dia memandangi langit malam itu dengan perasaan cemas dan berkata padaa dirinya sendiri seraya meyakinkan dirinya bahwa semua itu akan berlalu walau dia tak tahu kapan hal itu akan terjadi satu hal yang tetap dia pegang bahwasannya tuhan panya rencana kepada saya. Suasana semakin sepi dengan makin larutnya sang malam, harapan untuk bisa melihat makhluk tuhan yang lain semkin jauh dari sebuh kenyataan, dengan semakin redupnya mata yang bertanda bahwa kantuk itu semakin menggerogotinya dia memejamkan matanya dan berusaha untuk mengistirahatkan dirinya dari rasa lelah yang sudah lama terasa karena jauhnya perjalanan yang ia tempuh, tapi ketika sang mata mulai menutup tiba-tiba datang beberapa orang yang menghampirinya yang tak lain mereka adalah para hansip yang bertugas untuk mengamankan daerah tersebut dari ancaman dari segi manapun, tak ayal-pun hal itu membuat dia tepaeranjak dari tidurnya dan bangkit dari tempatnya , dengan rasa penuh harap dia meminta maaf pada para hansip, para hansip yang sedikit mempunyai rasa iba itu meminta pada dia untuk ikut mereka saja ke pos penjagaan tak jauh dari tempat itu, Akhirnya dia berjalan dan sesampainya di tempat pos hansip dia, menceritakan segalanya pada para hansip apa yang telah menimpanya dari awal hingga dia harus tidur di pinggir jalan dengan beralaskan koran, hansip itu agak gerang mendengar semuanya tapi di satu sisi mereka juga iba melihat kenyataan yang menimpanya sehingga dia harus terlantar dan terpaksa tidur di

  3. jalanan, tak lama kemudian datanglah segerombolan orang yang terdiri dari wanita dan anak muda serta yang setengah baya menghampiri pos hansip itu. Hey hasyim... Dasar bajingan , setan kutu kupret, jahannam , pengecut, sial..... Sautan itu terus terdengar di telinga semua orang yang ada di sana dan tak lama kemudian segerombolan orang itu secara bersamaan menghampiri sang pencari kepastian, mereka datang dengan banyak motiv yang berbeda, sang wanita yang tak lain adalah bekas pacarnya mengawali pembicaraan, kamu kemana saja achhhh.... Takut, lari , apa ngumpet,? Kamu tahu karena tindakan kamu sekarang aku diusir dari rumah orang tuaku, mereka tidak terima atas kejadian yang menimpaku, ini semua karena perbuatan bejatmu, sekarang kehamilanku sudah 5 bulan dan tidak bisa saya tutup-tutupi lagi. Sekarang kamu harus bertanggung jawab kau harus kawini aku... Ternyata sang wanita datang untuk meminta pertanggung jawaban pada hasyim yang tak lain sang pencari kepastian. Sementara itu dari sisi lain terdengar suara yang melanjutkan kata-kata dari sang gadis. Hey ... masih ingat ga' sama aku ? sang pencari kepastian menjawab dengan nada yang tersendat-sendat, ia bang saya ingat.. sang pria melanjutkan pembicaraannya. Ini bon hutangmu yang telah lama tak bisa saya hitung jumlahnya saking banyaknya uangku yang ada di kamu sekarang , hayoo bayar (dengan nada yang mangeras dan menghentak) setelah itu tubuh hasyim semakin merinding ketakutan seraya berkata. Maaf bang saya janji kalau saya sudah punya uang pasti akan saya bayar semua hutangku ke abang.. Tidak hanya itu saja banyak motif-motif lain yang menjadi alasan mereka semua mencari sang pencari kepastian, diantaranya ada yang pernah dia tipu dengan janji akan memberangkatkan mereka ke malaysia tapi sampai hari yang di tentukan mereka ga' berangkat, walaupun uang mereka terlanjur terbayarkan dan tak lain orang yang telah melakukannya itu adalah hasyim, sementara itu ada juga yang bermotifkan balas dendam atas perkataan hasyim yang pernah memfitnah sebuah keluarga dengan mengatakan bahwa uang yang telah dia pungut dari para calon-calon TKI dia setorkan ke rumah warga itu sehingga tak ayal rumah itu jadi amukan masa dan semua yang mereka miliki hilang seketika, dan di antara mereka juga ada kepala desa warga yang telah di fitnah hasyim itu, Akhirnya dengan penuh banyak pertimbangan dan musyawarah, semua orang sepakat untuk membawa sang pencari kepastian hidup, ke kantor polisi, jam menunjukan jam 3.50, dan waktu subuh pun sebentar lagi akan tiba, dengan perasaan bersalah sang pencari kepastian hidup meminta sebelum di bawa ke kantor polisi dia ingin singgah dulu di masjid untuk melaksanakn shalat subuh, akhirnya para warga menyaggupinya dan membawa hasyim ke masjid terdekat,

  4. tapi seraya menuggu hasyim untuk shlat subuh orang yang menjadi korban hasyim pulang sebentar kerumah mereka masing- masing dan hasyim di titipkan pada para hansip dan rentenir yang juga jadi korban hasyim. Sebelum melaksanakan shalat dia menuju kekamar mandi masjid untuk mengambil wudhu' tentu dengan kawalan para hansip supaya dia tidak bisa kabur, ketika berada didalam kamar mandi sang pencari kepastian berpikir keras dan menyesali apa yang telah di lakukan selama ini, satu yang selalu terbayang dalam benaknya yaitu ingatan terhadap kelurga yang di tinggalkannya, dia tidak habis pikir apa yang akan terjadi jika kabar penangkpan atas dirinya terdebgar oleh keluaganya tentu dai akan sangat merasa bersalah karena sebenarnya keluaraga, sang pencari kepastian hidup adalah keluarga terhormat dan bapaknya merupakan tokoh masyarakat yang di segani bahkan ibunya adalah seorang dosen di sebuah universitas terkemuka ditempatnya, ketika dia berwudhu' dia melihat alat cukur yang di dalamnya terdapat silet yang cukup tajam, entah setan mana yang merasukinya dia mengambil alat cukur tu dan membuka serta melihat ketajaman sang silet, tapi dia teringat akan tuhannya dan dia teringat akan kemana dia setelah ini, lalu dia letakkan silet itu dan keluar dari kamar mandi, tatapan sang hansip menyambut dengan tidak bersahabat, seraya berkata kok lama sekali,,, hasyimpun terdiam dan hanya memandangi hansip itu dengan penuh tanya, ia langkah kan kakinya ke masjid dan siap-siap untuk shalat subuh berjemaah dengan semua warga... Assalamu alaikum waroh matuloh setelah sautan salam dari sang imam yang menadakan akhir dari shlat subuh itu, hasyim langsung menolehkan wajahnya kebelakang dan dia lihat para hansip yang setia menjaganya, dia tidak habis pikir dibayar berapa mereka sama para korban- korbannya... dengan rasa bimbang yang mendalam dia mengngkat kedua tangnya dan berdoa pada sang kuasa secara berkata "maafkan aku dan aku yakin kau tahu apa yang terbaik bagiku ya Allah mudah-mudahan keputusanku ini benar" tersimpan banyak tanya dari doa yang terlontar itu tapi itulah kata-kata yang terdengar dari mulut sang pencari kepastian. Setelah itu dia eranjak dari tempat duduknya dan membalikkan badan lalu di ikuti oleh para hansip yang berada di shaf kedua setelah shaf hasyim,,, Sang pencari kepastian pun melangkahkan kakinya dan diiringi oleh langkah orang-orang yang lain, setibanya di luar tepatnya didepan tempat kamar mandi di mana tadi dia mengambil wudhu' dia berkata, "maaf izinkan aku untuk ke kamar mandi sebentar karena aku ingin mengambil barangku yang tertinggal di dalam" tanpa banyak komentar para hansip berkata "ya sudah tapi cepetan" dengan nada yang tak bersahabat, hasyim melangkahkan kakinya dan menju ke kamar mandi, di dalam kamar mandi ingatannya semakin tidak menentu dia terbelenggu oleh dua hal yaitu antara dua pilihan yang sangat menyulitkan, tapi dia yakin kalau apa yang telah ada di benaknya itu benar, tanpa pikir panjang sang pencari kepastian mengambil silet yang masih ada di didalam alat pencukur itu dan...?

  5. Para hansip tidak habis pikir apa yang telah di lakukan oleh hasyim di dalam kamar mandi, "kok lama sekali ya,,?" salah satu dari mereka berkata, sudah hampir 1 jam sang pencari kepastian hidup, berada di dalam kamar mandi, tak lama kemudian datanglah para korban hasyim yang berbondong-bondong dengan ditemani kepala desa, seraya mempertanyakan keberadaan hasyim sekarang dimana. Para hansip menjawab "dia sedang ada di kamar mandi sekarang tapi sudah satu jam dia ada disana" atas pertimbangan para warga dan orang yang menjadi korban mereka memutuskan untuk mendobrak pintu tapi sebelumnya mereka memanggilnya, sampai akhirnya di dobraklah pintu kamar mandi itu dan apakah yang mereka lihat,,,? Ada satu hal yang bisa kita hayati tapi akan ada banyak hal yang akan kita dapati apabila kita mau mendengarkan kata hati, sang pencari kepastian menyerahkan dirinya kepada sang pencipta, didapati tubuhnya tergeletak dengan pergelangan tangan yang banyak bersimbah darah, dan dalam keadaan yang tak brnyawa lagi, semua mata tertuju pada jasad itu, semua menyadari bahwa semua itu terjadi karena kesalahan mereka yang mendesak dan mengancam sang pencari kepastian untuk bertanggung jawab atas apa yang telah ia perbuat. Ada banyak rasa yang ada dihati para korban mereka-mereka yang merasa puas adalah mereka yang telah fitnah oleh hasyim, sedangkan mereka yang merasa menyesal adalah wanita yang telah di dihamilinya, karena sesungguhnya rasa cinta yang ada di dalam hatinya sangatlah besar terhadap hasyim sang pencari kepastian hidup yang sebenarnya,,, Hidup adalah sebuah pencarian akan arti dari alasan mengapa kita harus hidup? Keinginan untuk berubah lebih baik dari sebelumnya adalah alasan mendasar untuk bisa mendapatkan hasil akhir yang baik dalam hidup ini

More Related