1 / 32

MORFOLOGI LARVA

MORFOLOGI LARVA. KARAKTER PEMBEDA KARAKTER STADIUM LARVA DESKRIPSI LARVA. PENGANTAR. TUJUAN DAPAT MENYUSUN DESKRIPSI LARVA DAPAT MEMBEDAKAN STADIUM LARVA ALASAN KEPENTINGAN SEMUA LARVA CRUSTACEA HIDUP DI HABITAT YANG SAMA

Download Presentation

MORFOLOGI LARVA

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. MORFOLOGI LARVA • KARAKTER PEMBEDA • KARAKTER STADIUM LARVA • DESKRIPSI LARVA

  2. PENGANTAR TUJUAN DAPAT MENYUSUN DESKRIPSI LARVA DAPAT MEMBEDAKAN STADIUM LARVA ALASAN KEPENTINGAN SEMUA LARVA CRUSTACEA HIDUP DI HABITAT YANG SAMA DENGAN DEMIKIAN PERBEDAAN MORFOLOGI DAPAT DIANGGAP SEBAGAI PERBEDAAN TETUA WALAUPUN ADA JUGA PERBEDAAN YANG TIDAK BERHUBUNGAN DENGAN FILOGENI (DISTRIBUSI PIGMEN)

  3. KARAKTER PEMBEDA Berdasar fungsinya karakter larva Crustacea dapat dibagi menjadi dua: untuk mengidentifikasi stadiumnya untuk membedakan dengan takson lain.

  4. KARAKTER PEMBEDA KARAKTER YANG BIASA DIGUNAKAN SEBAGAI PEMBEDA ADALAH: • ANTENA (T.U. EKSOPODIT) • TELSON • SETA PADA APPENDAGES NATATORIOUS • MAKSILA (ENDOPODIT DAN SETA) • MAKSILIPED (UKURAN SEGMEN PANGKAL, SETA) • ANTENA, (KEBERADAAN SPINA) • APPENDAGES • LANJUTAN PADA SEGMEN ABDOMINAL • SPINA (PADA BERBAGAI BAGIAN TUBUH) • ROSTRUM

  5. Karakter Yang Biasanya Digunakan Untuk Identifikasi Antena (terutama eksopoditnya); telson; seta pada appendages natatorius; maksila; maksiliped; spina pada antenna; lanjutan pada segmen abdominal, yang biasanya berupa spina, atau kuncup appendages; rostrum; spina pada karapaks; segmen-segmen pada maksiliped. Dari semua karakter tersebut, yang hampir selalu berfungsi sebagai pembeda adalah seta, yaitu yang berhubungan dengan jumlah dan lokasi, serta spina terutama lokasinya.

  6. STADIUM LARVA CRUSTACEA • NAUPLIUS • METANAUPLIUS • ZOEA (PROTOZOEA – MISIS) • MEGALOPA

  7. KarakteruntukMengidentifikasi Stadium Larva Alat geraknya, keberadaan appendages abdominal, dan jumlah seta pada maksiliped. Segmentasi juga digunakan untuk mengidentifikasi stadiumnya, tetapi harus diperhatikan bahwa pada beberapa taksa segmentasi berjalan lambat,

  8. KARAKTER STADIUM LARVA KARAKTER DARI: • Nauplius dan Metanauplius • Protozoea • Zoea Misis (Mysid, mysis) • Pascalarva (Postlarva) • Megalopa

  9. Nauplius dan Metanauplius Tubuh nauplius terdiri atas bagian kepala dan telson saja, tanpa tagma dada dan abdomen. Telson tahap awal tidak dilengkapi dengan struktur apapun, tetapi pada tahap akhir nauplius biasanya muncul spina, seta, atau struktur lain yang jumlah dan susunannya khas untuk setiap takson sehingga dapat digunakan untuk identifikasi. Karakteristik lain yang khas nauplius: tidak memiliki mata majemuk, tetapi memiliki mata median yang sederhana (mata nauplius). Pada tahap akhir, mata median ini menjadi dua. Nauplius hanya memiliki tiga pasang appendages kepala, appendages ini berfungsi sebagai alat gerak, ketiga pasang appendages cephalic ini ketika dewasa akan menjadi sepasang antennula, antenna, dan mandibula.

  10. KARAKTER NAUPLIUS • TUBUH TERSUSUN DARI TAGMA KEPALA DAN TELSON • TAGMA DANA DAN ABDOMEN BELUM TERBENTUK • ALAT GERAK TIGA PASANG APPENDAGES CEPHALIC: ANTENULA, ANTENA, DAN MANDIBULA • HANYA ADA SATU MATA: MATA MEDIAN (MATA NAUPLIUS) • TAHAP AKHIR : TERDAPAT SPINA, SETA, DAN MUNGKIN STRUKTUR LAIN, MATA MEDIAN MENJADI DUA

  11. Stadium nauplius Paraleptastacus brevicaudatus sampai 6 fase.

  12. KARAKTER METANAUPLIUS • ADA PENAMBAHAN SEGMEN • TETAPI ALAT GERAK TETAP HANYA TIGA PASANG APPENDAGES CEPHALIC • BOLEH JADI TELAH MUNCUL KUNCUP APPENDAGES TETAPI BELUM BERFUNGSI

  13. METANAUPLIUS MODEL ARTEMIA

  14. STADIUM ZOEA UNTUK KEPERLUAN PRAKTIS DALAM KULIAH INI STADIUM ZOEA DIBAGI MENJADI: • PROTOZOEA • ZOEA • MISIS • PASCALARVA

  15. Protozoea Protozoea adalah stadium setelah metanauplius. Pada stadium ini telah ada penambahan segmen dan appendages, somit thorax sudah terbentuk, appendages kepala lengkap, juga telah ada maksiped I dan II. Bila sudah memiliki torakopoda yang berfungsi maka protozoea menjadi zoea.

  16. KARAKTER PROTOZOEA • SETELAH STADIUM NAUPLIUS (METANAUPLIUS) • ADA PENAMBAHAN SEGMEN DAN APPENDAGES • SOMIT THORAX SUDAH TERBENTUK • APPENDAGES KEPALA LENGKAP • TELAH ADA MAKSILIPED I DAN II

  17. Zoea • Zoeaadalah larva Crustacea yang berenangdenganmenggunakanappendages thoracic, biasanyamemilikiduripanjangpadakarapaks yang membantunyadalammengarahkangerakrenangnya. Karakterkhaszoeaadalah: • Tidakmemilikipleopoda yang berfungsi • Setidaknyaadasepasangalatgeraktorakopoda • Biasanyamemilikisepasangmatamajemuk.

  18. KARAKTER ZOEA • SETIDAKNYA ADA SEPASANG ALAT GERAK THORACOPODA TELAH BERFUNGSI • TIDAK ADA PLEOPODA YANG BERFUNGSI • ADA SEPASANG MATA MAJEMUK

  19. Zoea Uca tangeri(Eydoux, 1835) berdasar pengamatan di laboratorium (Rodriguez, A., dan Paula, D.A., 1993, J. of Crustacean Biology 13 (3).

  20. Misis (Mysid, mysis). Misis adalah zoea yang telah memiliki pereiopoda fungsional, semua torakopodanya memiliki eksopodit yang besar, eksopodit ini menjadi alat gerak (renang), karena itu sekarang larva ini dapat berenang mundur, tubuh vertikal dengan telson terangkat, dapat berputar pada sumbu vertikal, karapaks lebih rapat dan menutup hampir semua somit thorax, antena sudah tidak lagi berfungsi sebagai alat gerak.

  21. KARAKTER MISIS • MEMILIKI PEREIOPODA FUNGSIONAL • SEMUA THORACOPODA MEMILIKI EKSOPODIT YANG BESAR DAN BERFUNGSI SEBAGAI ALAT GERAK • ANTENA SUDAH TIDAK BERFUNGSI SEBAGAI ALAT GERAK • KARAPAKS MENUTUPI HAMPIR SEMUA SOMIT THORAX

  22. Pascalarva (Postlarva) Stadium ini adalah perkembanan lebih lanjut dari stadium mysis. Segmen dan appendages telah lengkap seperti hewan dewasa, termasuk pleon dan pleopoda, tetapi tetap berukuran kecil dan tidak pula mirip stadium dewasanya serta belum masak kelamin.

  23. KARAKTER PASCALARVA • SEGMEN TUBUH DAN APPENDAGES SUDAH LENGKAP SEPERTI DEWASA • BENTUK TUBUH MASIH BERBEDA DENGAN STADIUM DEWASA • UKURAN LEBIH KECIL DARI STADIUM DEWASA • KEBANYAKAN MASIH BERSIFAT PLANKTONIK

  24. Zoeal development in Uca tangeri

  25. Dorsal view of abdomen and telson od the zoea and megalopa (Uca tangeri)

  26. Dissodactylus nitidus; Zoea I – IV.(Pohle. 1989. J. of Crustacean Biology, 9(2):278-296).

  27. Pagurus vetaultae; Zoea I – IV dan megalopa (McLaughlin, dkk. 1991. J. of Crustacean Biology, 11(2):277-291).

  28. Megalopa Megalopa adalah stadium terakhir sebelum memasuki tahap hewan dewasa muda (juvenil). Megalopa memiliki tagma kepala, dada, dan abdomen, beserta dengan kelengkapan appendages pada masing-masing tagma. Megalopa hidup bentik. Karakter khas megalopa yang membedakan dengan stadium sebelumnya adalah adanya kaki renang (pleopoda) setidaknya satu pasang.

  29. KARAKTER MEGALOPA • MEMILIKI TAGMAN KEPALA, THORAX, DAN ABDOMEN BESERTA KELENGKAPANNYA • APPENDAGES PADA MASING-MASING TAGMA LENGKAP • BENTIK • MAKROSKOPIK • MIRIP STADIUM DEWASA

  30. Stadium megalopa Uca tangeri(Rodriguez, A., dan Paula, D.A., 1993, J. of Crustacean Biology 13 (3).

  31. TUGAS • SUSUN MAKALAH TENTANG DAUR HIDUP SATU JENIS CRUSTACEA • DESKRIPSIKAN DENGAN BAIK SETIAP STADIUM • SUSUN KUNCI DETERMINASI UNTUK MEMBEDAKAN MASING-MASING STADIUM • SEMUA HARUS DIKERJAKAN SECARA MANUAL

  32. BAHAN PRERSNTASI HABIS TERIMA KASIH

More Related