200 likes | 353 Views
“ PENYIMPANGAN PROFESI HAKIM MENURUT PERSPEKTIF ISLAM DAN FILSAFAT HUKUM ” MATA KULIAH FILSAFAT HUKUM DOSEN PENGAJAR: Drs. H. Mujiyana , M.Si. KELOMPOK SETUNGGAL: RIZKY ADELIA (20100610171) IKHTIMALUL GH.M. (20100610126) RIDWAN ROFA’I (20100610123) NORMALA MILA AZILA (20100610112)
E N D
“ PENYIMPANGAN PROFESI HAKIM MENURUT PERSPEKTIF ISLAM DAN FILSAFAT HUKUM ”MATA KULIAH FILSAFAT HUKUMDOSEN PENGAJAR: Drs. H. Mujiyana, M.Si KELOMPOK SETUNGGAL: RIZKY ADELIA (20100610171) IKHTIMALUL GH.M. (20100610126) RIDWAN ROFA’I (20100610123) NORMALA MILA AZILA (20100610112) RINA MASYITOH (20110610234) ANDI AFFANDIL HASWAT (20100610088)
Substansimakalah • AlasanPemilihanJudul/ LatarBelakang • RumusanMasalah • Pembahasan • Kesimpulandan Saran • Daftarpustaka
LatarBelakang Etikaprofesiadalahbagiandarietikasosial, yaitufilsafatataupemikirankritisrasionaltentangkewajibandantanggungjawabmanusiasebagiananggotaumatmanusiauntukmelaksanakanprofesi yang luhuritusecarabaik, dituntutmoralitas yang tinggidaripelakunya. Tigacirimoralitas yang tinggiituadalah : • Beraniberbuatdenganbertekaduntukbertindaksesuaidengantuntunanprofesi • Sadarakankewajibannya, dan • Memilikiidealisme yang tinggi
Macam-macametikaprofesihukumyaitu : • Hakim • Jaksa • Polisi • Advokat Kelompokkamimemilihetikaprofesihukum hakim, karenakami rasa sangatperlukitasemuamengetahuibaikdanburuksertahakdankewajiban hakim dalammemutusperkara. Mengapademikian? Karena hakim dapatdikatakansebagaiwakil ALLAH SWT didunia, sehinggaapapunkeputusan hakim pastiakandijalankan. Entahitubaikatauburuk, itusebabnyakelompokkamimemilihetikaprofesihukum, agar semuaorangdapatmengetahuikeputusan hakim tersebutbaikatauburuk. Apabilaburukkitadapatmembenarkannyadenganmemberikanopinibesertadasarhukum yang jelas agar hakim tidakmelakukanpenyimpangan yang lebih fatal lagi. Sebagaimana yang seringkitadengardanlihatdimedia, adanyapenyimpanganoleh hakim, makatidakadasalahnyakelompokkamimemilihjudulPenyimpanganProfesi Hakim MenurutPerspektif Islam danFilsafatHukum.
RumusanMasalah • Bagaimanacontohkasuspenyimpangan yang dilakukanoleh hakim tersebut? • Bagaimanaperspektif Islam dalammenanggapipenyimpanganprofesi hakim tersebut? • Bagaimanaperspektiffilsafathukumdalammenanggapipenyimpanganprofesi hakim tersebut?
pembahasan • Contohkasuspenyimpanganprofesi hakim Hakim SyarifuddinDituntut 20 TahunPenjara REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- JaksaPenuntutUmum (JPU) dariKomisiPemberantasanKorupsi (KPK), Kamis (2/2), membuatgebrakandansejarahbaru. Untukpertamakalinyasemenjak KPK berdirisejaktahun 2002 lalu, JPU KPK menuntuthukumanmaksimalkepadaseorangterdakwakasuskorupsi.Terdakwa yang dituntutmaksimalituadalahseorang hakim PengadilanNiaga Jakarta Pusat yang terlibatkasussuap PT Sky Camping Indonesia, Syarifuddin. Iadituntuthukumanpidanapenjaraselama 20 tahun."Memintamajelis hakim padaPengadilanTindakPidanaKorupsi (Tipikor) Jakarta menyatakanterdakwaSyarifuddin SH MH telahterbuktisahdanmenyakinkanbersalahmenuruthukumtelahmelakukantindakpidanakorupsidanmemintamajelis hakim untukmenjatuhkanpidanakepadaterdakwaberupahukuman 20 tahunpenjarasertadendaRp 500 jutasubsiderenambulanpenjara," kataanggota JPU KPK ZetTodungAllosaatmembacakantuntutannyadiPengadilanTipikor, Jakarta, Kamis (2/2).Menurut JPU, Syarifuddin yang merupakanseorang hakim, dianggapterbuktitelahmenerimahadiahdanmemberikanjanjisepertitertuangdalam UU Nomor 31 Tahun 1999 tentangPemberantasanTindakPidanaKorupsi. Iatertangkaptanganpada 1 Juni 2011 saatmenerimauangRp 250 jutadarikuratorPuguhWirawandalampengurusanhartapailit PT Sky Camping Indonesia.
Perspektif Islam dalamMenanggapiPenyimpanganProfesi Hakim Sebelummembahaspengertiankodeetik, makaterlebihdahuluperludipahamipengertian hakim. Hakim berasaldarikataحكم – يحكم – حاكم : samaartinyadenganqod}i yang berasaldarikataقضى – يقضى – قا ض artinyamemutus. Sedangkanmenurutbahasaadalahorang yang bijaksanaatauorang yang memutuskanperkaradanmenetapkannya. Adapunpengertianmenurutsyar'ayaituorang yang diangkatolehkepalanegarauntukmenjadi hakim dalammenyelesaikangugatan, perselisihan-perselisihandalambidanghukumperdataolehkarenapenguasasendiritidakdapatmenyelesaikantugasperadilan, sebagaimanaNabi Muhammad SAW telahmengangkatqod}iuntukbertugasmenyelesaikansengketadiantaramanusiaditempat-tempat yang jauh, sebagaimanaiatelahmelimpahkanwewenanginipadasahabatnya. Hal initerjadipadasahabatdanterusberlanjutpadaBaniUmayahdanBaniAbbasiah, diakibatkandarisemakinluasnyawilayah Islam dankompleknyamasalah yang terjadipadamasyarakat, sehinggadiperlukan hakim – hakim untukmenyelesaikanperkara yang terjadi.
Hakim sendiriadalahpejabatperadilannegara yang diberiwewenangolehundang-undanguntukmengadili. SedangkandalamUndang-undangkekuasaankehakimanadalahpenegakhukumdankeadilanwajibmenggali, mengikutidanmemahaminilai-nilaihukum yang hidupdimasyarakat. Dengandemikian hakim adalahsebagaipejabat Negara yang diangkatolehkepala Negara sebagaipenegakhukumdankeadilan yang diharapkandapatmenyelesaikanpermasalahan yang telahdiembannyamenurutUndang-undang yang berlaku.
Dalammenjalankantugasnya, hakim memilikikebebasanuntukmembuatkeputusanterlepasdaripengaruhpemerintahdanpengaruhlainnya. iamenjaditumpuandanharapanbagipencarikeadilan. Disampingitumempunyaikewajibanganda, disatupihakmerupakanpejabat yang ditugasimenerapkanhukum (izhar al-hukum) terhadapperkara yang kongkritbaikterhadaphukumtertulismaupuntidaktertulis, dilainpihaksebagaipenegakhukumdankeadilandituntutuntukdapatmenggali, memahami, nilai-nilai yang adadalammasyarakat. Secaramakrodituntutuntukmemahami rasa hukum yang hidupdidalammasyarakat.
Dalamundang-undangdisebutkantugaspengadilanadalah : tidakbolehmenolakuntukmemeriksa, mengadilidanmemutussuatuperkara yang diajukandengandalihbahwahukumtidakadaataukurangjelas, melainkanwajibuntukmemeriksadanmengadilinya. Artinya hakim sebagaiunsurpengadilanwajibmenggali, mengikutidanmemahaminilai-nilaihukumdan rasa keadilan yang hidupdalammasyarakat. Nilai-nilaihukum yang hidupdalammasyarakattersebutsepertipersepsimasyarakattentangtentangkeadilan, kepastian, hukumdankemamfaatan. Hal inimenjadituntutanbagi hakim untukselalumeningkatkankualitasnyasehinggadalammemutuskanperkarabenar-benarberdasarkanhukum yang adadankeputusannyadapatdipertanggungjawabkan.
Dalamhadisdijelaskan, yang artinya : Dalammenyelesaikansuatuperkaraadabeberapatahapan yang harusdilakukanoleh hakim diantaranya : • Mengkonstatiryaitu yang dituangkandalamBeritaAcaraPersidangandandalamduduknyaperkarapadaputusan hakim. Mengkonstatirinidilakukandenganterlebihdahulumelihatpokokperkaradankemudianmengakuiataumembenarkanatasperistiwa yang diajukan, tetapisebelumnyatelahdiadakanpembuktianterlebihdahulu.
Tahapan-tahapantersebutmenjadikan hakim dituntutuntukjelidanhati-hatiuntukmemberikankeputusansekaligusmenemukanhukumnya, karenapadadasarnya hakim dianggapmengetahuihukumdandapatmengambilkeputusanberdasarkanilmupengetahuandankeyakinannyasesuaidengandoktrin Curia IusNovit .Karenadalamundang-undangdijelaskanbahwa hakim tidakbolehmenolakperkara yang diajukankepadanyauntukdiperiksadandiputus, denganalasanbahwahukum yang adatidakadaataukurangjelas.
Mengkualifisiryaitu yang dituangkandalampertimbanganhukumdalamsuratputusan. Inimerupakansuatupenilaianterhadapperistiwaatasbukti-bukti, fakta-faktaperistiwaataufaktahukumdanmenemukanhukumnya. • Mengkonstituiryaitu yang dituangkandalamsuratputusan. Tahaptigainimerupakanpenetapanhukumataumerupakanpemberiankonstitusiterhadapperkara.
Sedangkanfungsi hakim adalahmenegakkankebenaransesungguhnyadariapa yang dikemukakandandituntutolehparapihaktanpamelebihiataumenguranginyaterutama yang berkaitandenganperkaraperdata, sedangkandalamperkarapidanamencarikebenaransesungguhnyasecaramutlaktidakterbataspadaapa yang telahdilakukanolehterdakwa, melainkandariituharusdiselidikidarilatarbelakangperbuatanterdakwa. Artinya hakim mengejarkebenaranmaterilsecaramutlakdantuntas. dengandemikiantugas hakim adalahmelaksanakansemuatugas yang menjaditanggungjawabnyauntukmemberikankepastianhukumsemuaperkara yang masukbaikperkaratersebuttelahdiaturdalamUndang-undangmaupun yang tidakterdapatketentuannya. Disiniterlihatdalammenjalankantanggungjawabnya hakim harusbersifatobyektif, karenamerupakanfungsionaris yang ditunjukundang-undanguntukmemeriksadanmengadiliperkara, denganpenilaian yang obyektif pula karenaharusberdiridiataskeduabelahpihak yang berperkaradantidakbolehmemihaksalahsatupihak.
PerspektiffilsafatdalamMenanggapiPenyimpanganProfesi Hakim Secarasosiologis, strukturpengadilanbeserta Hakim-Hakimnyatidakdapatdilepaskandaristruktursosialmasyarakatnya. Denganadanyapenilaiandarimasyarakatmengenai output pengadilanberartitelahterjadipersinggunganantaralembagaperadilandenganmasyarakatdimanalingkunganperadilanituberada. Implikasidaripenilaianmasyarakatterhadapputusanpengadilanter- sebutmengandungmakna, bahwapengadilanbukanlahlembaga yang terisolirdarimasyarakatnya. Pengadilantidakbolehmemalingkanmukadari rasa keadilandannilai-nilaihukum yang hidupdanberkembang. Para Hakim senantiasadituntutuntukmenggalidanmemahamihukum yang hidupdalammasyarakatnya.
PAUL SCHOLTEN dalamkaryaterkenalnyaAlgemeenDeelmenyebutaktivitas Hakim sebagairechtsverfijningatauprosespenghalusanhukum yang padaakhirnyajugaterkenalsebagairechtsvinding alias penemuanhukum. Padahakekatnyakeberadaanhukum yang terwadahkansekalipun, jugaharusselalumengalamiprosespenghalusandanpenyempurnaan. Artinya, hukumtidakhanyabisabersandarpadakekuasaanmanusia yang statissaja. Hukumjugaharusmampumengikutidinamika yang timbulakibatdariadanyahukumkodrati. Mengalirdarisaturuangkeruang yang lain, darisatuwaktukewaktu yang lain.Bagipenganutteoriataukonsep yang dipengaruhiolehpandangansosialmengenaihukumakanberkata: “Hakim yang baikadalah Hakim yang memutussesuaidengankenyataanatautuntutansosial yang adadalammasyarakat”. Menurutpandanganini, ketentuanhukumharusdinomorduakan, apabilaperludikesampingkan. Gambaranpembuatanputusan Hakim sebagaikerjayuridisyaknimenerapkanundang-undangsajabukanlahgambaranutuhtugasdanpekerjaan Hakim. Dengandemikianbekerjanyahukumdipengadilanbukanlahprosesyuridissemata, melainkansuatuprosessosial yang lebihbesar. Adahal lain yang harusdisadariolehmereka yang sangatmenekankanfungsisosialhukum. Pandangansosiologissepertiinidapatbersifattotaliter yang hendakmenundukkankepentingan individual (pencarikeadilan) dengankepentingansosialbelaka. Sesuatucarapandang yang kurangsesuaidengantuntutandemokrasi, danpenghormatanhak-hakindividu.
PandanganinimenurutBagirMananterlalusosial oriented, selaindapatmenimbulkanketidakpastian, putusan Hakim dapatmenjadisangatsubjektif, sepenuhnyatergantungpadakemauan Hakim yang bersangkutan. Kepentinganmasyarakatberubah, kepentingan yang satuberbedadengankepentingan yang lain, sehinggatidakadakonsistensiputusan. Orientasisosialinidapat pula merugikankepentinganpencarikeadilan. Harusdiingat, kepentinganutamadalamsuatuperkara (putusan) adalahkepentinganpencarikeadilan (pihak-pihak yang berpekara), barukemudiankepentinganmasyarakat. Sangatlahbaikkalaukepentinganpencarikeadilandankepentinganmasyarakatberjalanseiring, ataudapatsalingmemberi, atausekurang-kurangnyatidakbertentangansatusama lain. Apabilabertentangan, Hakim (putusan Hakim) wajibmengutamakankepentinganpihak yang berpekara, karenamerekalah yang mencarikeadilan, merekalah yang secaralangsungakanmenerimakonsekuensiputusan.
Kesimpulan & Saran • Kesimpulan AdaperingatandarihadistNabi SAW : tigakarakter hakim dalammemutusperkara : • Hakim dalamsurgaituadalahorang yang mengetahuikebenarandandiamemutuskandengannya • Hakim dalamnerakaadalahorang yang mengtahuikebenaranakantetapidiamenyimpangdarikebenaranitudalammemutuskanperkara • Hakim dalamnerakaadalahorang yang memutuskanperkara yang tidakdidasarkanpengetahuan
Hakim sebagaisalahsatuaparatpenegakhukum (Legal Aparatus) yang sudahmemilikikodeetiksebagaistandar moral ataukaedahseperangkathukum formal. Namunrealitanyaparakalanganprofesihukumbelummenghayatidanmelaksanakankodeetikprofesidalammelaksanakanprofesinyasehari-hari, terlihatdenganbanyaknya yang mengabaikankodeetikprofesi, sehinggaprofesiinitidaklepasmendapatpenilaiannegatifdarimasyarakat. Khususberkenaandenganpemutusanperkaradipengadilan yang dirasatidakmemenuhi rasa keadilandankebenaranmakahakimlah yang kena, danapabilamemenuhiharapanmasyarakatmakahakimlah yang mendapatsanjungan. Dengankata lain masyarakatmemandangwajahperadilansangatditentukandandipengaruhiolehsikapatauperilaku hakim. Sebagaicontohatasadanya hakim yang melakukanKolusiKorupsidanNepotisme (KKN) yang dibuktikandengan data TransparansiInternasional (TI) dancatatan Political Economi Risk Concultanty (PERC) yang membuktikanbahwakorupsidilembagaperadilansebagaiurutanketigasetelahlembagakepolisiandan Bea Cukaidanurutan lima besardidunia. • Saran Menjadipenegakhukum, khususnya hakim sangatlahsulit, takmudahdalammemutusperkara. Membutuhkanbeberapapertimbangan, membukayurisprudensibahkanmenjadi hakim yang baikseharusnyasebelummemutusperkarahendaknyamelakukansholatmalamuntukmendapatkanputusan yang benar-benaradildantidakmerugikansalahsatupihaksertamengganggustabilitasdimasyarakat.
DaftarPustaka • http://www.republika.co.id • http://teosufi.webs.com/apps/blog/show/14164227-etika-profesi-hakim-dalam-perspektif-hukum-islam-studi-analisis-terhadap-kode-etik-profesi-hakim-indonesia- • http://teguhalexander.blogspot.com/2009_01_01_archive.html Thank You