1 / 29

ILMU GALENIKA

ILMU GALENIKA. By Vera Amalia, S.Si, Apt. PENGERTIAN. Ilmu galenika adalah ilmu yang mempelajari tentang pembuatan sediaan (preparat) obat dengan cara sederhana dan dibuat dari alam (tumbuhan atau hewan). PENARIKAN (EKSTRAKSI).

oakes
Download Presentation

ILMU GALENIKA

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. ILMU GALENIKA By Vera Amalia, S.Si, Apt.

  2. PENGERTIAN Ilmu galenika adalah ilmu yang mempelajari tentang pembuatan sediaan (preparat) obat dengan cara sederhana dan dibuat dari alam (tumbuhan atau hewan).

  3. PENARIKAN (EKSTRAKSI) Yaitu proses melarutkan komponen dalam simplisia dengan pelarut yang sesuai. Pelarut yang sesuai : • Melarutkan solute • Selektif Melarutkan solute namun tidak melarutkan zat lain yang tidak dibutuhkan. • Volatile Mudah menguap sehingga mudah saat proses pemekatan. • Tidak toxic • Tidak korosif • Murah

  4. ISTILAH • Ekstraktan : pelarut yang digunakan untuk mengektraksi. • Raffinat : meterial atau liquid yang diekstrak. • Solute : senyawa aktif dalam rafinat. • Simplisia : bahan alam yang belum mengalami pengolahan apapun kecuali dinyatakan lain, yaitu pengeringan.

  5. CAIRAN PENARIK (EKSTRAKTAN) • Air Paling banyak melarutkan zat namun merupakan media yang sangat baik untuk pertumbuhan mikroba. • Etanol • Metanol • N-heksan Baik untuk melarutkan lemak-lemak dan minyak atsiri sehingga banyak digunakan untuk memisahkan lemak-lemak yang tidak diperlukan. • Aseton Tidak digunakan untuk sediaan galenik obat-dalam. Baik untuk melarutkan lemak, minyak atsiri, dan damar.

  6. CAIRAN PENARIK (EKSTRAKTAN) • Eter Kebanyakan zat tidak larut dalam pelarut ini, tapi beberapa zat memiliki kelarutan yang baik, misal alkaloid basa, lemak-lemak, damar, dan minyak atsiri. • Kloroform Merupakan pelarut yang baik untuk alkaloid basa, damar, minyak lemak, minyak atsiri. Tidak digunakan pada sediaan galenik untuk obat-dalam. • Gliserin Digunakan sebagai cairan tambahan pada campuran air-alkohol untuk penarikan simplisia yang mengandung zat samak, seperti tanin. Tidak mudah menguap sehingga tidak digunakan dalam pembuatan ekstrak kering.

  7. MACAM-MACAM EKSTRAKSI • Berdasarkan bentuknya : • Ekstraksi padat-cair Ekstraksi dimana ruffinat berbentuk padat, pelarutnya cair. Contoh : meserasi, perkolasi, refluks, Soxhlet. • Ekstraksi cair-cair Ekstraksi dimana ruffinat dan pelarut berbentuk cair. Contoh : ekstraksi dengan corong pisah, cara Craig.

  8. MACAM-MACAM EKSTRAKSI • Berdasarkan energi/suhu • Ekstraksi dingin Untuk senyawa yang tidak tahan panas, senyawa-senyawa dalam simplisia belum diketahui, atau untuk simplisia dari jaringan yang lunak. Contoh : maserasi, percolasi • Ekstraksi panas Untuk senyawa yang tahan panas, simplisia dari jaringan yang keras. Contoh : digestion, Soxhlet, reflux

  9. MACAM-MACAM EKSTRAKSI • Berdasarkan waktu kontak dengan simplisia • Gradually extraction Simplisia langsung kontak dengan pelarut selama proses ekstraksi. Terjadi pergantian pelarut. Contoh : maserasi, refluks, ekstraksi dengan corong pisah. • Continuous extraction Simplisia tidak kontak langsung dengan pelarut. Tidak dilakukan pergantian pelarut. Contoh : Soxhlet.

  10. MASERASI • Ekstraksi dingin, tanpa pemanasan (suhu 15-250 C) • Merupakan pendahuluan untuk pembutan secara perkolasi. • Deskripsi : • Simplisia direndam dalam pelarut/cairan penyari selama waktu tertentu tergantung pada ketentuan pada masing-masing sediaan galenik, jika tidak dinyatakan, biasanya selama ½ - 2 jam, menurut farmakope Belanda selama 5 hari. • Setelah direndam, cairan penyari berisi dikeluarkan dari alat meserasi. • Ekstrak kemudian dipekatkan sehingga diperoleh ekstrak dengan kekentalan yang diinginkan.

  11. PERKOLASI • Ekstraksi dingin, tanpa pemanasan, suhu 15-250 C. • Deskripsi : Simplisia direndam terlebih dahulu dengan cairan penyari seperti pada maserasi, zat-zat akan terlarut dan larutan tersebut akan menetes secara beraturan ke dalam wadah penampung. Pelarut-baru diteteskan melalui bagian atas alat sebagai pengganti pelarut yang telah menetes ke penampung.

  12. REFLUKS • Ekstraksi panas • Deskripsi : Simplisia direndam dengan cairan penarik, kemudian dipanaskan. Uap cairan penyari akan menuju kondensor dan mencair kembali. • Kelemahan : dapat terjadi penjenuhan pelarut, pelarut harus diganti, sehingga pelarut yang dibituhkan banyak. • Kelebihan : waktu ekstraksi singkat.

  13. SOXHLET • Ekstraksi panas • Deskripsi : Simplisia terpisah dari cairan penyari. Cairan penyari yang dipanaskan akan menguap menuju kondensor. Cairan penyari yang kembali berwujud cair akan jatuh menuju ruang simplisia, membasahi dan menarik zat yang ada pada simplisia. Ekstrak akan dialirkan menuju wadah tempat cairan penyari. • Kelebihan : waktu ekstraksi singkat.

  14. SOXHLET

  15. SOXHLET • Kelebihan: • - Tidak terjadi penjenuhan pelarut, pelarut tidak perlu diganti, sehingga pelarut yang dibutuhkan sedikit. • - Proses ekstraksi maksimal • Kekurangan : waktu ekstraksi lama.

  16. EKSTRAKSI DENGAN CORONG PISAH • Ekstraksi cair-cair • Tidak menggunakan pemanasan • Pemisahan berdasarkan BJ pelarut yang digunakan, menggunakan dua pelarut yang tidak saling bercampur. • - pelarut yang memiliki BJ lebih besar, akan berada di lapisan bawah. • Pelarut yang memiliki BJ lebih kecil akan berada di lapisan atas • Lapisan mana yang diambil tergantung kelarutan zat yang akan diambil.

  17. TINGTUR Merupakan larutan yang mengandung etanol atau hidroalkohol yang dibuat dari bahan tumbuhan atau senyawa kimia. (FI IV) Secara tradisional, tingtur dari tumbuhan berkhasiat obat menunjukkan aktivitas 10 grm dalam tiap 100 mL tingtur.

  18. CARA PEMBUATAN TINGTUR • Cara perkolasi • Basahi 10 bagian simplisia atau campuran simplisia dengan 2,5-5 bagian cairan penyari, masukkan ke dalam bejana tertutup selama sekurang-kurangnya 3 jam. Pindahkan massa sedikit demi sedikit ke dalam perkolator sambil tiap kali ditekan hati-hati, tuangi dengan cairan penyari secukupnya sampai cairan mulai menetes dan di atas simplisia masih terdapat selapis cairan penyari, tutup, biarkan selama 24 jam. • Biarkan cairan menetes dengan kecepatan 1 mL/menit, tambahkan berulang-ulang cairan penyari secukupnya, hingga diperoleh 80 bagian perkolat. • Peras massa, campurkan cairan perasan ke dalam perkolat, tambahkan cairan penyari hingga diperoleh 100 bagian. Pindahkan ke dalam bejana, tutup, biarkan selama 2 hari di tempat sejuk terlindung dari cahaya. • Tuang atau saring.

  19. CARA PEMBUATAN TINGTUR 2. Cara maserasi • Masukkan 20 bagian simplisia ke dalam bejana, tuangi dengan 75 bagian cairan penyari, tutup, biarkan selama 5 hari, terlindung dari cahaya sambil sering diaduk, peras. Cuci ampas dengan cairan penyari secukupnya hingga diperoleh 100 bagian. • Pindahkan ke dalam bejana tertutup, biarkan di tempat sejuk terlindung dari cahaya selama 2 hari, enap, tuang atau saring.

  20. EKSTRAK Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi baku yang telah ditetapkan. (FI IV) Macam ekstrak : • Ekstrak kering (siccum) • Ekstrak kental (spissum) • Ekstrak cair (liquidum)

  21. CARA PEMBUATAN EKSTRAK 1. Maserasi Lakukan maserasi seperti pada pembuatan tingtur, uapkan maserat pada tekanan rendah paada suhu tidak lebih dari 500 C hingga konsistensi yang diinginkan. • Perkolasi Lakukan perkolasi seperti pada pembuatan tingtur. Setelah perkolator ditutup dan dibiarkan selama 24 jam, biarkan cairan menetes, tuangi massa dengan cairan penyari hingga jika 500 mg perkolat yang keluar terakhir diuapkan tidak akan meninggalkan sisa. Uapkan perkolat dengan tekanan rendah pada suhu tidak lebih dari 500 C hingga dicapai konsistensi yang dikehendaki. Pada pembuatan ekstrak cair, 0,8 bagian perkolat diuapkan hingga 0,2 bagian, kemudian campur dengan perkolat pertama.

  22. INFUS Infusa adalah sediaan cair yang dibuat dengan mengektraksi simplisia nabati dengan air pada suhu 900 C selama 15 menit (FI IV)

  23. CARA PEMBUATAN • Campur simplisia dengan air secukupnya, panaskan di atas tangas air selama 15 menit terhitung mulai suhu mencapai 900 C sambil sesekali diaduk. • Saring selagi panas melalui kain flanel. • Tambahkan air panas secukupnya melalui ampas hingga diperoleh volume infus yang dikehendaki.

  24. AIR AROMATIKA (AQUA AROMATICA) Kecuali dinyatakan lain, air aromatik adalah larutan jernih dan jenuh dalam air dari minyak atsiri atau senyawa aromatik atau bahan mudah menguap lain. (FI IV) Air aromatik harus : • Mempunyai bau dan rasa yang menyerupai bahan asal • Bebas bau empirematik atau bau lain • Tidak berwarna • Tidak berlendir

  25. CARA PEMBUATAN AIR AROMATIK • Larutkan minyak atsiri sejumlah yang tertera dalam masing-masing monografi dalam 60 mL etanol 95%. • Tambahkan air sedikit demi sedikit sampai volume 100 mL sambil dikocok kuat-kuat. • Tambahkan 500 mg talk, kocok, diamkan, saring. • Encerkan 1 bagian filtrat dengan 39 bagian air. NB : etanol berfungsi untuk menambah kelarutan minyak atsiri dalam air. Talk berguna untuk membantu pendistribusia minyak dalam air dan menyempurnakan pengendapan kotoran sehingga aqua aromatik yang dihasilkan jernih.

  26. MINYAK LEMAK (OLEA PINGUIA) Minyak lemak adalah campuran senyawa asam lemak berbobot molekul tinggi/berantai carbon panjang (C16-C22) dengan gliserin. Cara mendapatkan minyak lemak : • Diperas pada suhu biasa, misal oleum arachidis, oleum olivale, oleum ricini. • Diperas pada suhu panas, misal : oleum cacao, oleum cocos.

  27. MINYAK ATSIRI (OLEA VOLATILIA) Minyak atsiri adalah campuran bahan-bahan berbau keras yang menguap, yang diperoleh baik dengan cara penyulingan atau perasan simplisia segar maupun secara sintetis. Ciri-ciri minyak atsiri : • Mudah menguap • Rasa yang tajam • Wangi yang khas • Tidak larut dalam air, larut dalam pelarut organik • Minyak atsiri segar tidak berwarna, sedikit kuning muda.

  28. CARA MEMPEROLEH MINYAK ATSIRI • Cara pemerasan • Cara penyulingan (destilasi) a. Cara langsung (menggunakan api langsung) Bahan yang akan diolah dimasukan ke dalam bejana di atas pelat berlubang dan bejana berisi air. Uap air naik melalui lubang dan akan melewati pwndingin, kemudian minyak yang keluar dengan uap air ditampung. b. Cara tidak langsung (destilasi uap) Bahan yang akan diolah dimasukkan ke dalam sebuah bejana dan ditambah dengan air. Alirkan ke dalamnya uap air yang berasal dari bejana lain. Dari cara a dan b di atas, pada bejana penampungan akan terdapat 2 lapisan, yaitu air dan minyak atsiri. Letak m inyak atsiri dan air tergantung pada BJ. Jika BJ minyak atsiri > BJ air, maka minyak atsiri terdapat di bawah, dan sebaliknya.

  29. CONTOH MINYAK ATSIRI • Oleum foeniculi • Oleum anisi • Oleum caryophilli • Oelum citri • Oleum aurantii • Oleum eucalypti • Oleum mentha piperitae • Oleum cinnamommi • Oleum citronella • Oleum rossae

More Related