1 / 35

Peranan Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis (SIG)

Peranan Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis (SIG) dalam M anagemen B encana A lam. Oleh : Taufik Hery Purwanto, S.Si., M.Si.*

nizana
Download Presentation

Peranan Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis (SIG)

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Peranan Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis (SIG) dalam Managemen Bencana Alam Oleh : Taufik Hery Purwanto, S.Si., M.Si.* Ketua Laboratorium Sistem Informasi Geografis (SIG) Prodi Kartografi dan Penginderaan Jauh, Jurusan Sains Informasi Geografi dan Pengembangan Wilayah Fakultas Geografi UGM

  2. Indonesia rawan bencana • Berada dalam wilayah perbenturan tiga lempeng kerak bumi yaitu lempeng Eurasia, lempeng Pasifik dan lempeng India Australia dan merupakan zone pertemuan dua jalur gempa yaitu jalur Sirkum Pasifik dan jalur gempa Alpide Transasiatic yang menyebabkan kerawanan terhadap aktivitas seismik. • Keberadaan gunung berapi yang berderet hampir melingkari seluruh wilayah kepulauan di Indonesia • Kondisi iklim Indonesia dengan curah hujan yang tinggi dan juga musim kemarau yang cukup panjang juga sangat potensial untuk menghantarkan penduduk Indonesia pada bencana banjir, longsor dan kekeringan serta kelaparan. • Kondisi sistem sosial yang sangat plural mempertinggi kerawanan bencana sosial semacam konflik sosial

  3. Manajemen Bencana (Disaster Management) Di masa lalu : Fatalism : “ tidak ada yang dapat dilakukan melawan bencana-bencana; orang-orang harus hidup dengan dan menerima bencana'. DimasaSekarang : Berusahamengurangikerugiannyawadanhartajikaterjadibencanadenganpersiapansebelumbencana yang terukur dengan Managemenbencana/resikobencanameliputi : kesiapsiagaan, pencegahan, mitigasibencana

  4. Manajemen Bencana (Disaster Management) RECONTRUCTION • Pencegahan bencana (Disaster prevention) • Kesiap siagaan bencana (Disaster preparedness) • Pertolongan/Pembebasan akibat bencana (Disaster relief) • Rehabilitasi (Rehabilitation) • Rekonstruksi (Recontruction) MITIGATION AND PREVENTION REHABILITATION PREPAREDNESS FOR RELIEF RESCUE AND RELIEF Masing-masing Tahapan Memerlukan Data SIG dan Model SIG yang spesifik Pre Disaster Post Disaster

  5. Informasi spasial sangat penting Informasi spasial kurang penting dibandingkan dengan informasi lain Sumber : Worldbank, DMF & USAID Elemen Kunci Manajemen Bencana (Key elements of Disaster Management) Informasi spasial penting tetapi dikombinasikan dengan informasi lain

  6. Peranan Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis (SIG) dalam Managemen Bencana Alam • Satelit-satelit dapat mendeteksi tahap awal kejadian-kejadian sebagai “keganjilan/ anomali” pada suatu periode waktu • Satelit-satelit membuat kemungkinan untuk memonitorkejadian dari bencana • Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis dapat membantu di dalam penilaian kerusakan (damage assessment) • Penginderaan jauh dapat digunakan untuk memetakan situasi terbaru dan membaharui database (update the databases) untuk rekonstruksi

  7. Kemampuan PJ dan SIG dalam Managemen Bencana a. Data bencana alam (natural disaster) dapat di spasialkan • Mayoritas informasi adalah spasial/ruang dan dapat direkam dan dipetakan • Data yang dihasilkan berbagai organisasi pada dasarnya dapat digunakan dan dibagi bersama. b. Integrasi Penginderaan Jauh dan SIG dapat digunakan dalam mengelola dan visualisasi data • Data dapat dikumpulkan, ditata, dianalisa, dan ditayangkan • Visualisasi situasi darurat atau bencana secara efektif • Membawa banyak sumber informasi pada suatu fokus (konsolidasi data). c.Integrasi Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis dapat digunakan dalam analisis dan modeling spasial • Analisa dan mengestimasi kondisi (sebelum, selama, setelah) bencana alam • Mengetahui di mana dan bagaimana caranya menanggapi bencana • Mengetahui dengan baik lokasi yang merupakan daerah berbahaya melalui proses analisis dan modeling.

  8. Latihan yang dilaksanakan pada workshop ini : • Pembuatan data SIG dari pengukuran fenomena geografis di lapangan, yaitu lokasi Rumah alm. Mbah Marijan • Pembuatan Zona Bahaya Merapi melalui buffer dengan jarak 10 km, 15 km, dan 20 km • Query data-data spasial tersedia baik data tunggal maupun multiple data • Pemantauan daerah daerah yang terkena awan Panas dan lahar dingin Letusan Gunung Merapi • Pengukuran dearah-daerah pertanaian dan permukiman yang terkena awan Panas Letusan Gunung Merapi

  9. G. MERAPI

  10. Merapi yang indah dan subur

  11. Merapi yang begemuruh

  12. Bencana Gunung Berapi

  13. In fact, there apparently is not just one magma chamber underneath Merapi, but quite likely two chambers, one of them possibly being triple size XXX. A study by Francois Beauducel from the Department of Seismology of the Institut de Physique du Globe de Paris, reveals that there is a much larger deep magma chamber located 8.9 km beneath the surface whose chamber may be three times larger than the one above it

  14. KLMB Fak. Geografi UGM

  15. The Method “Triple C Method” Communication Community Victims needs reports (radio stations, media-center, website, etc) Victims of EQ Cartography Thematic maps

More Related