1 / 10

SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM BRIBIN II GUNUNG KIDUL SECARA TEKNIS

SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM BRIBIN II GUNUNG KIDUL SECARA TEKNIS. KONDISI AWAL. Kawasan Gunung Kidul Terletak di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang merupakan wilayah perbukitan karst dan struktur tanah gamping berkapur.

Download Presentation

SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM BRIBIN II GUNUNG KIDUL SECARA TEKNIS

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUMBRIBIN II GUNUNG KIDULSECARA TEKNIS

  2. KONDISI AWAL Kawasan Gunung Kidul Terletak di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang merupakan wilayah perbukitan karst dan struktur tanah gamping berkapur Air tidak bisa lama menggenang di permukaan tanah melainkan langsung terserap ke dalam tanah Banyak terdapat aliran sungai di bawah permukaan tanah berupa goa-goa Warga harus menyusuri pegunungan kapur sepanjang 1 KM untuk mendapatkan air bersih

  3. BRIBIN I Memakai tenaga listrik dari PLN atau solar sebagai penggerak pompa Kapasitas pompa hanya 80 Liter/detik dengan jam operasional 1-4 jam/hari Membutuhkan biaya Rp. 14 juta (solar) dan Rp. 32 juta/bulan. Dapat meningkat 2,5 kali lipat pada musim kemarau Dari 7 sungai bawah permukaan pada Sistem Bribin yang baru di manfaatkan hanya 4 sungai. Dengan rata-rata debit air = 2.000 Liter/detik Menjadi alasan adanya Proyek Bribin II

  4. BRIBIN II Penerapan teknologi pengangkatan air dengan cara membuat bendungan aliran air di bawah tanah, disedot ke permukaan tanah menggunakan turbin penggerak melalui pipa sehingga air dapat mengalir ke permukaan tanah Teknologi Mikrohidro, pertama kali di Indonesia Dana hibah pemerintah Jerman (Universitas Karlshure Jerman) dan pemerintah RI. Menghabiskan dana sebesar Rp. 35 miliar dan 1,4 juta Euro serta hibah dana Rp. 70 miliar dalam bentuk bor vertikal. Melibatkan Institut Teknologi Karlsruhe Jerman, Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Surakarta. 

  5. TAHAPAN PELAKSANAAN PROYEK Pemilihan lokasi dan aplikasi konstanta resesi sungai bribin

  6. TAHAPAN PELAKSANAAN PROYEK Pendistribusian Alat Ukur Penakar Hujan & Water Level

  7. TAHAPAN PELAKSANAAN PROYEK Pengukuran debit dan pembuatan kurva debit vs tinggi muka air Pemilihan banjir dan perhitungan konstanta resesi

  8. TAHAPAN PELAKSANAAN PROYEK Memastikan lokasi/lubang pengeboran dengan menggunakan perunut zat radioaktif Pengeboran lubang yang bergaris tengah 2,4 meter untuk menurunkan material pembangunan bendungan sekaligus untuk keperluan instalasi sistem pembangkit energi dan pompa-pompa airnya

  9. TAHAPAN PELAKSANAAN PROYEK Di dalam rongga sungai, dibuat bendungan setinggi 15m. Pada dinding tanggul terpasang lima pipa bergaris tengah 70 cm yang menjadi saluran air untuk menggerakkan turbin penghasil tenaga untuk mengoperasikan pompa air. Di bagian bawah bendungan, ada dua pipa berdiameter 90 cm dan 60 cm. Pipa tersebut berfungsi sebagai pengontrol ketinggian air Agar air tak membuat rongga baru, dinding gua harus disemprot dengan beton, dan tiang penyangga dipasang Pemasangan 5 turbin tenaga mikrohidro yang didatangkan dari Jerman yang menghasilkan tenaga listrik untuk mengoperasikan pompa

  10. TAHAPAN PELAKSANAAN PROYEK Air yang dipompa dari Gua Bribin itu, kemudian dengan gaya gravitasi dialirkan ke rumah-rumah penduduk Dapat memenuhi kebutuhan air bersih 75.000 jiwa di wilayah selatan Gunung Kidul Warga tidak perlu lagi menyusuri pegunungan kapur sepanjang satu kilometer untuk mencari air bersih

More Related