00:00

Complementary Therapy for Adolescents and Pregnant Women

Complementary therapy is a field of health science that addresses various illnesses using traditional techniques known as alternative medicine. It focuses on non-surgical and non-mass-produced commercial drug treatments, utilizing therapies like herbal remedies. Adolescents face challenges related to their future, relationships with parents, moral and spiritual dilemmas, and physical changes. Complementary therapy, including essential oil aromatherapy like lavender, can help alleviate issues like menstrual pain and support pregnant women through the physical and emotional changes of pregnancy.

Download Presentation

Complementary Therapy for Adolescents and Pregnant Women

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Nama Kelompok • Intan Brahmana ( 2010105001) • Windy Aprianda (2010105008) • Felisitas Fei Vera A (2010105009) Terapi Komplementer Pada Remaja dan Ibu Hamil

  2. • Terapi komplementer adalah bidang ilmu kesehatan yang bertujuan untuk menangani berbagai penyakit dengan teknik tradisional, yang juga dikenal sebagai pengobatan alternatif. Terapi komplementer tidak dilakukan dengan tindakan bedah dan obat komersial yang diproduksi secara masal, namun biasanya menggunakan berbagai jenis terapi dan obat herbal. Terapi Komplementer

  3. Terapi Komplementer pada Remaja Terapi Komplementer pada Remaja Menurut Psikologis : Usia remaja adalah peralihan dari anak menjelang dewasa, yang merupakan masa perkembangan terakhir bagi pembinaan kepribadian atau masa persiapan untuk memasuki umur dewasa, sehingga problemanya tidak sedikit. Berdasar penelitian Daradjat 1958 (dalam Daradjat, 1996) problema di usia remaja, antara lain: • Masalah hari depan Setiap remaja memikirkan hari depannya, ia ingin mendapat kepastian, akan jadi apakah ia nanti setelah tamat. Pemikiran akan hari depan itu semakin memuncak dirasakan oleh remaja yang duduk di bangku Universitas atau yang berada di dalam kampus.

  4. • Masalah Hubungan dengan Orang tua Termasuk masalah yang dihadapi oleh remaja dari dulu sampai sekarang. Seringkali terjadi pertentangan pendapat antara orang tua dan anak-anaknya yang telah remaja atau dewasa. Kadang-kadang hubungan yang kurang baik timbul, karena remaja mengikuti arus mode: seperti rambut gondrong, pakaian kurang sopan, lagak lagu dan terhadap orang tua kurang hormat. Pertentangan pendapat tidak hanya menimbulkan penderitaan pada remaja tetapi orang tua juga menderita. Pertentangan pendapat dengan orang tua menimbulkan masalah pada remaja berupa: patah semangat (malas bahkan tidak ada gairah), mogok belajar, menjadi nakal, melawan kepada orang tua, merusak barang-barang di rumah, lari dari rumah (broken home), benci kepada orang tua, bahkan kadang-kadang sampai pada niat akan membunuh orang tuanya karena sangat paniknya. • Masalah Moral dan Spirutual Masalah moral dan agama semakin memuncak, terutama di kota-kota besar barangkali pengaruh hubungan dengan kebudayaan asing semakin meningkat melalui film, bacaan, gambar-gambar dan hubungan langsung dengan orang asing (tourist) yang datang dengan berbagai sikap dan kelakuan.

  5. • Perubahan fisik pada remaja terjadi karena pertumbuhan fisik termasuk pertumbuhan organ-organ reproduksi (organ seksual) menuju kematangan. Perubahan ini dapat dilihat dari tanda-randa seks primer dan seks sekunder. Perubahan fisik juga dapat dilihat dari perubahan kejiwaan. Secara emosi, remaja lebih sensitif seperti mudah menangis, cemas, frustasi, dan tertawa. Namun di antara itu semua yang penting diperhatikan adalah keingintahuan anak remaja terhadap hal yang baru, sehingga muncul perilaku ingin mencoba-coba termasuk perilaku seks pranikah.Dari segi kesehatan reproduksi, perilaku ingin mencoba dalam bidang seks sangatlah rawan karena dapat mengakibatkan dampak buruk yang merugikan masa depan, terutama remaja perempuan.

  6. Akibatnya bagi remaja akan menambah risiko tertular penyakit menular seksual seperti, gonore, sifilis, herpes simpleks (genitalis), clamidia, kondiloma akuminata, dan HIV/AIDS. Remaja perempuan terancam kehamilan yang tidak diinginkan, pengguguran kandungan yang tidak aman, infeksi organ reproduksi, anemia, kemandulan, dan kematian karena pendarahan atau keracunan kehamilan.Dampak lainnya depresi, hilang kesempatan melanjutkan pendidikan, dan melahirkan bayi kurang sehat

  7. Esensial Aromaterapi Lavender Menstruasi merupakan hal yang fisiologis namun terkadang disertai masalah salah satunya nyeri menstruasi (disminorea). Disminorea menyebabkan terganggunya aktivitas sehari-hari, konflik emosional, kegelisahan, mual muntah, rasa tidak nyaman, gangguan tidur, kehilangan keseimbangan dan menurunnya produktifitas. Penanganan disminorea non farmakologi kembali digemari, karena masyarakat beranggapan bahwa terapi obat-obatan membawa dampak buruk pada tubuh manusia akibat akumulasi bahan-bahan sintesis pada ginjal dan hati. Beberapa terapi non farmakologi dapat dilakukan dengan cara rileksasi, pijat, kompres hangat, olahraga, istirahat, musik, hidroterapi, dan aroma terapi termasuk aromaterapi dari lavender. Kelebihan minyak lavender dibandingkan dengan yang lain adalah minyak essensial yang paling aman dan jarang menimbulkan alergi

  8. Terapi Komplementer Bagi Ibu Hamil Kehamilan merupakan suatu peristiwa yang menimbulkan banyak perubahan, baik fisik, emosi, dan peran. Sebagian besar wanita merasakan kegembiraan tertentu setelah dinyatakan benar hamil sementara sebagian lagi merasa syok dan menyangkal. Adapun tanda dan gejala dari kehamilan adalah antara lain mual dengan atau tanpa muntah, gangguan pada buang air kecil, dan letih. Maka dari itu terapi komplementer penting bagi ibu hamil.

  9. Manfaat Terapi Komplementer bagi Ibu Hamil Manfaat dari Terapi komplementer adalah membantu meningkatkan relaksasi sekaligus melatih pernapasan yang bermanfaat dalam persalinan dan membantu menenangkan sang ibu, mempertahankan kekuatan rahim saat melahirkan, membantu pernapasan, dan menurunkan tekanan darah.

  10. Keberhasilan obat alternatif komplementer telah teruji oleh penelitian yang membuktikan bahwa terapi ini dapat membantu menghilangkan rasa sakit dan mual. Namun, tidak semua jenis terapi alternatif telah teruji melalui penelitian. ibu hamil diharapkan senantiasa menjaga kesehatan dengan menkonsumsi makanan bergizi seimbang, menjaga kebersihan diri dan tetap mempraktikkan aktivitas berupa senam ibu hamil, yoga/pilates/aerobic peregangan secara mandiri di rumah agar ibu tetap bugar dan sehat

  11. Yoga Yoga yang biasa diterapkan pada ibu hamil disebut prenatal yoga. Prenatal yoga merupakan jenis yoga yang dirancang khusus untuk ibu hamil dalam mempersiapkan proses persalinan yang nyaman. Manfaat yang didapatkan dalam melakukan prenatal yoga adalah menjaga keseimbangan hormon, mengurangi morning sickness, mengurangi keluhan sembelit, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, mencegah terjadinya sakit saat hamil, meningkatkan sirkulasi darah, meremajakan otot-otot kaki, menguatkan lutut, pergelangan kaki dan paha dan meredakan gejala linu pinggul yang biasa di rasakan oleh ibu hamil disebabkan oleh tekanan bayi. Kontra indikasi prenatal yoga adalah preeklamsia, placenta previa, cervix incompetent, hipertensi dan riwayat perdarahan/ keguguran berulang pada kehamilan sebelumnya.

  12. Akupresur Merupakan teknik kesehatan yang menerapkan tekanan ringan pada area atau titik tertentu di tubuh yang berhubungan dengan berbagai organ dan tubuh. Terapi ini bisa mengatasi Emesis gravidarum merupakan hal yang fisiologis akan tetapi apabila tidak segera diatasi akan menjadi hal yang patologis. Sebagian besar emesis gravidarum dapat diatasi dengan berobat jalan serta pemberian obat penenang dan anti muntah, tetapi sebagian kecil wanita hamil tidak dapat mengatasi mual muntah berkelanjutan sehingga mengganggu aktifitas sehari-hari, dan jatuh dalam keadaan yang disebut hiperemesis gravidarum. Tidak semua ibu hamil dapat menjalani terapi dengan menggunakan obat-obatan ada beberapa ibu yang tidak terlalu suka apabila harus mengkonsumsi obat-obatan maka pemberian terapi non farmakologi diperlukan disini. Salah satu terapi non farmakologi yang dapat dilakukan untuk menangani emesis gravidarum adalah pemijatan titik P6 dengan akupresur.

  13. Aromaterapi Lemon Aromaterapi merupakan salah satu teknik pengobatan atau perawatan menggunakan bau-bauan yang menggunakan essential oil. Aroma terapi lemon adalah jenis aromaterapi yang aman untuk kehamilan dan melahirkan ibu hamil trimester I, dan sebagian besar ibu hamil belum mengetahui bahwa penggunaan inhalasi aromaterapi lemon yang merupakan salah satu terapi komplementer yang dapat dilakukan untuk mengurangi mual dan muntah.

  14. Thank You for Watching

  15. Daftar Pustaka Inhalasi Aromaterapi Lemon Menurunkan Frekuensi Mual https://ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id › Literature Review: Terapi Komplementer Akupresur ... – Neliti https://www.neliti.com › publications › literature-review. http://ejournal.annurpurwodadi.ac.id/index.php/TSCBid/article/view/192/215 https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20181219/2228898/bagi-para-remaja-kenali- perubahan-fisik-menghindari-masalah-seksual/

More Related