1 / 28

PEMBERDAYAAN SDM MADRASAH Oleh : Drs. Ahmad Suyuti Misbach, MM DEPARTEMEN AGAMA

PEMBERDAYAAN SDM MADRASAH Oleh : Drs. Ahmad Suyuti Misbach, MM DEPARTEMEN AGAMA BALAI DIKLAT KEAGAMAAN SURABAYA. Pendahuluan

markku
Download Presentation

PEMBERDAYAAN SDM MADRASAH Oleh : Drs. Ahmad Suyuti Misbach, MM DEPARTEMEN AGAMA

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. PEMBERDAYAAN SDM MADRASAH Oleh : Drs. Ahmad Suyuti Misbach, MM DEPARTEMEN AGAMA BALAI DIKLAT KEAGAMAAN SURABAYA

  2. Pendahuluan Setiap orang jika ingin mengembangkan diri dan memperoleh kemajuan yang harus ditempuh adalah pendidikan. Kadar kualitas suatu bangsa sangat tergantung pada kualitas pendidikan warganya. Untuk mengukur daya saing suatu bangsa ada 3 hal, yaitu : • Tingkat penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi suatu bangsa • Kemampuan manajemen suatu bangsa • Kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) Untuk meningkatkan daya saing, ukurannya adalah pendidikan. Saat ini output dunia pendidikan tidak sebatas nilai normatif saja, namun bagaimana membekali anak didik dengan kompetensi atau keterampilan. Seiring dengan perkembangan zaman yang membutuhkan kompetensi, keterampilan, & sumber daya manusia yang baik. Untuk mewujudkan cita-cita itu bukan pekerjaan mudah, dibutuhkan keinginan kuat, strategi yang baik karena kita akan menghadapi banyak tantangan.

  3. Pendahuluan (lanjutan….) Tantangan tersebut berasal dari internal maupun eksternal. Yang berasal dari dari internal : • Minimnya SDM tenaga guru • Karena krisis ekonomi Dahulu perbedaan antara Sekolah Umum dan Madrasah sangat jauh, karena dari kurikulumnya juga berbeda. Namun, setelah ada Undang-Undang No. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, PP 28 tahun 1990, maka sudah tidak ada lagi perbedaan dan sudah setara menjadi Sekolah Umum yang berciri khas Islam. Pihak yang terlibat pengembangan Madrasah senantiasa membuat terobosan & perubahan yang kreatif. Semula Madrasah dianggap sekolah agama, sekarang orang-orang menyebutnya Sekolah Umum Plus. Madrasah harus memperkaya diri dalam banyak bidang pengajaran, tentunya tidak hanya materi agama saja, tetapi juga ilmu-ilmu umum maupun keterampilan.

  4. Pendahuluan (lanjutan….) Pada milenium ke-3 ini yang diharapkan SDM memiliki keunggulan dan kualitas tinggi dalam dimensi fisik, akal, kalbu, dan spiritual. Manusia masa depan diharapkan mempunyai : • Penguasaan keterampilan ilmu dasar (baca, tulis, hitung) • Akal yang unggul dan cerdas • Kemampuan mengelola SDM • Kemampuan memanfaatkan informasi • Kemampuan menggunakan sistem dan teknologi modern Generasi masa depan harus memiliki sifat : • Jujur d. Disiplin tinggi • Bermoral tinggi e. Memiliki jiwa wirausaha • Peka pada masalah sosial Mewujudkan generasi idaman banyak upaya yang harus ditempuh selain jalur pendidikan yaitu semacam pelatihan-pelatihan.

  5. Landasan Filosofis Hadits Nabi mengatakan : “Bekerjalah kamu untuk kepentingan dunia seolah kamu akan hidup selamanya dan bekerjalah untuk akhiratmu seakan kamu mati besok.” Artinya : kita harus mampu bertindak proporsional dan profesional dalam segala urusan baik berkaitan dengan kehidupan dunia maupun akhirat. Tantangan yang akan kita hadapi pada masa yang akan datang adalah meningkatnya daya saing dan keunggulan kompetitif di semua sektor riil maupun moneter yang mengandalkan kemampuan SDM, teknologi, dan manajemen tanpa mengurangi keunggulan komparatifyang dimiliki masing-masing orang. Hanya manusia yang berkualitas tinggi yang menang pada pasar bebas dan tuntutan global.

  6. Pengembangan Kurikulum Pengembangan kurikulum mengandung arti perubahan, pergantian, modifikasi terhadap susunan yang ada. Perubahan yang positif dapat menghasilkan pengembangan karena memiliki karakteristik : • Perubahan harus bermanfaat, harus mempunyai arah untuk mencapai target dan tujuan. • Perubahan harus berurutan menuju target, dilakukan dalam periode tertentu. • Perubahan harus progresif dan membawa perbaikan

  7. Kurikulum Berbasis Kompetensi Kurikulum pendidikan nasional masa depan dikembangkan berdasarkan kompetensi (competency based curriculum). Dalam konsep ini, kurikulum disusun berdasarkan kemampuan minimal yang harus dikuasai seorang peserta didik. Setelah menyelesaikan satu unit pelajaran, satuan waktu, satuan pendidikan, belum dapat melanjutkan pelajaran ke unit atau satuan pendidikan berikutnya, sebelum menguasai unit pelajaran yang disyaratkan. Kompetensi merupakan pengetahuan keterampilan dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak yang dilakukan secara konsisten dan terus-menerus, sehingga me-mungkinkan siswa untuk menjadi kompeten dalam bidang tertentu. Kompeten artinya memiliki pengetahuan, keterampilan, & nilai dasar.

  8. Kurikulum Berbasis Kompetensi (lanjutan….) Kompetensi harus mempunyai konteks, artinya berbagai bidang kehidupan yang diperlukan agar dapat melaksanakan sesuatu KBK berorientasi pada : • Hasil dan dampak yang diharapkan muncul pada diri peserta didik melalui serangkaian pengalaman belajar • Keberagaman dimanifestasikan sesuai dengan keperluan KBK memiliki ciri-ciri sebagi berikut : • Menekankan pada tercapainya kompetensi siswa baik individu atau klasikal • Orientasi pada hasil belajar • Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode bervariasi • Sumber belajar bukan hanya guru juga yang memenuhi unsur eedukatif • Penilaian pada proses dan hasil belajar

  9. Belajar Sepanjang Hidup Konsep pendidikan seumur hidup (life long education) berlaku melalui TAP MPR No. IV/MPR/1973 tentang GBHN prinsip pembangunan nasional dalam Bab IV poin d menetapkan pendidikan berlangsung seumur hidup dilaksanakan di rumah tangga, sekolah dan masyarakat. Pendidikan tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah. Tujuannya: mengembangkan & menambah kesadaran untuk selalu belajar.

  10. Pengalaman Pengembangan Madrasah Pengalaman pengembangan Madrasah yang dilakukan Depag dengan kelebihan dan kekurangannya, dimaksudkan untuk meningkatkan mutu lulusan Madrasah agar memiliki kompetensi yang kuat dan dapat diterima masyarakat. • Madrasah Model pada tahun 1993 dipopulerkan MTs Model ada 54 MTs tahun 1997 dikembangkan mencakup MI Model 44 MI dan MA Model 35 MA. • Madrasah Unggulan. MA Insan Cendekia di Serpong, Banten, dan Gorontalo dikelola Depag sejak tahun 2001. • Madrasah Terpadu. Keterpaduan proses pendidikan mulai MI s/d MA. • Madrasah Terbuka. MTs terbuka mulai tahun 1996 untuk penuntasan percepatan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun kerjasama Depag dengan Pustekom Diknas, biasanya dilaksanakan di pondok pesantren Salafiyah.

  11. Pengalaman Pengembangan Madrasah (lanjutan….) • Madrasah Aliyah Program Keagamaan (MAPK), berdasarkan SK Menag No. 371 tahun 1984. Mempelajari Bahasa Arab dan ilmu-ilmu agama secara mendalam dan komprehensif dengan sistem asrama. • Madrasah Aliyah Program Kejuruan (MAPK). Diprogramkan untuk keterampilan ada 4, yaitu: MAN Garut, MAN Kendal, MAN Jember, dan MAN Bukit Tinggi. Sekarang sudah ada 83 MAN Keterampilan. Secara rinci strategi pengembangan Madrasah Unggulan : • Aspek Administrasi / Manajemen - Maksimal 3 kelas untuk tiap angkatan - Tiap kelas hanya 25 siswa - Rasio guru kelas 1:25 - Dokumentasi perkembangan siswa mulai MI s/d PT - Transparan dan akuntabel

  12. Pengalaman Pengembangan Madrasah (lanjutan….) • Aspek Ketenagaan - Kepala Madrasah - Minimal S2 untuk MA dan S1 untuk MI dan MTs - Pengalaman minimal 5 tahun menjadi kepala sekolah - Mampu berbahasa Arab dan Inggris - Lulus tes (fit and proper test) - Sistem kontrak 1 tahun - Siap tinggal di asrama kompleks Madrasah • Guru - Minimal S1 - Spesialisasi sesuai mata pelajaran - Pengalaman mengajar minimal 5 tahun - Mampu berbahasa Arab dan Inggris - Lulus tes - Sistem kontrak 1 tahun

  13. Pengalaman Pengembangan Madrasah (lanjutan….) • Aspek Kesiswaan (Input) - Lima besar MTs untuk MA unggulan - Lima besar MI untuk MTs unggulan - Mampu berbahasa Arab dan Inggris - Lulus tes • Aspek Kesiswaan (Output) - Menguasai berbagai disiplin ilmu - Ada keahlian khusus - Mampu berbahasa Arab dan Inggris - Siap bersaing masuk universitas • Kultur Belajar - Full day school, Student Centered Learning, & Student Inquiry - Bahasa pengantar Bahasa Inggris dan Arab - Kurikulum dikembangkan secara lokal melibatkan semua kompo- nen Madrasah.

  14. Pengalaman Pengembangan Madrasah (lanjutan….) • Sarana - Perpustakaan - Lab (bahasa, IPA, dan Matematika) - Lapangan Olahraga (basket, bulu tangkis, voli, dll)

  15. A. Pemberdayaan Tenaga Pendidikan & Kesiswaan • Kepala Sekolah punya peranan penting dalam menentukan maju mundurnya lembaga pendidikan, karena dia yang akan membawa ke arah mana akan dibawa. Agar lembaga pendidikan berkualitas, maka Kepala Sekolah harus memiliki berbagai potensi yang dapat dikembangkan secara optimal. Setiap Kepala Sekolah harus memiliki perhatian yang cukup tinggi terhadap peningkatan kualitas pendidikan di sekolah. Perhatian itu adalah kemauan dan kemampuan untuk mengembangkan diri. Jika hal itu dapat dilaksanakan dengan baik, maka dia sudah menjadi Kepala Sekolah yang profesional. Jika semua tugas dan kewajiban sebagai Kepala Sekolah dapat dilaksanakan dengan sempurna, maka hasil efektivitas leadership-nya akan terlihat, tampak pada indikator positif yang terjadi dalam lingkungan sekolah : • Proses pendidikan menjadi efektif

  16. A. Pemberdayaan Tenaga Pendidikan & Kesiswaan (lanj..) • Tumbuhnya kepemimpinan sekolah yang kuat • Tenaga kependidikan dapat dikelola dengan efektif • Tertanamnya budaya mutu pada setiap warga sekolah • Terwujud teamwork yang kompak, cerdas, dan dinamis • Terbinanya partisipasi warga sekolah dan masyarakat • Terwujudnya akuntabilitas dalam seluruh proses pendidikan dan pengelolaan sekolah • Evaluasi dan perbaikan proses belajar mengajar akan ber-kelanjutan • Guru & Karyawan (TU, Pustakawan, dan Laboran) Kepala Sekolah tidak bisa bekerja sendirian untuk mewujudkan lembaga dan proses pendidikan secara optimal tanpa adanya kontribusi aktif dari guru dan karyawan sekolah.

  17. A. Pemberdayaan Tenaga Pendidikan & Kesiswaan (lanj..) Oleh karena itu, peningkatan profesionalisme guru mulai dari analisis kebutuhan, perencanaan, pengembangan, evaluasi kerja sampai pada imbal jasa harus mendapat perhatian yang baik dari kepala sekolah. Peningkatan profesionalisme guru harus dilakukan secara berkesinambungan dan terus-menerus. Begitu juga dengan karyawan sekolah, yang terdiri dari TU, pustakawan, pelayan, tenaga kebersihan, dan penjaga sekolah. Kepala sekolah wajib memperhatikan kesejahteraan mereka sesuai dengan kemampuan sekolah agar seluruh potensi dan kemampuan mereka dapat diberdayakan dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Bagaimanapun juga kepala sekolah tidak akan mampu bekerja sendirian. Semua warga sekolah mempunyai peran yang besar dalam mewujudkan sekolah yang berkualitas.

  18. A. Pemberdayaan Tenaga Pendidikan & Kesiswaan (lanj..) • Siswa Lembaga dan proses pendidikan yang berkualitas tidak dapat terwujud hanya dengan optimalisasi peran kepala sekolah, guru, dan karyawan semata. Di dalamnya harus dilibatkan pula siswa secara aktif. Menurut UNESCO, hendaknya diubah paradigma teaching (mengajar) menjadi learning (belajar). Dengan perubahan ini, proses pendidikan menjadi proses bagaimana belajar bersama antara guru dan anak didik. Harus ditanamkan visi learning to do (belajar berbuat) pada sistem pembelajaran dengan anak didik sehingga dapat terwujud anak didik yang punya keterampilan untuk menyelesaikan masalah.

  19. A. Pemberdayaan Tenaga Pendidikan & Kesiswaan (lanj..) Selain itu, juga perlu diberikan visi learning to live together (belajar hidup bersama) dalam sistem pembelajaran sehingga diharapkan akan terbentuk anak didik yang sadar akan dunia global bersama dengan banyak ragam manusia dari berbagai etnik, agama, dan budaya. Ada lagi visi learning to be (belajar menjadi diri sendiri), yaitu memberi orientasi pada anak didik agar tumbuh berkembang sebagai pribadi yang mandiri memiliki harga diri. Keempat visi pendidikan ini kalau disimpulkan akan diperoleh kata kunci “learning how to learn” (belajar bagaimana belajar). Pendidikan tidak hanya berorientasi pada nilai akademik yang bersifat pemenuhan aspek kognitif saja, melainkan juga berorientasi pada bagaimana anak didik bisa belajar dari lingkungan, pengalaman, dan sekelilingnya.

  20. B. Penguatan Kapasitas Kelembagaan Untuk menciptakan lembaga pendidikan yang handal dan berkualitas, harus dilakukan upaya penguatan terhadap kapasitas kelembagaan meliputi : • Manajemen Manajemen yang diterapkan adalah open management demi terwujudnya lulusan yang bermutu tinggi. Penerapan sistem pendidikan yang memberikan kompetensi sesuai dengan standar kompetensi, standar kurikulum, dan standar pengujian di-maksudkan untuk menjamin bahwa sistem pendidikan benar-benar memberikan kompetensi yang telah ditentukan. Penerapan sistem pendidikan mengakui kompetensi di mana dan bagaimanapun caranya. Penerapan sistem pendidikan mengacu pada kompetensi yang baku. • Penataan Administrasi Untuk mewujudkan Madrasah yang berkualitas, maka penataan ad-

  21. B. Penguatan Kapasitas Kelembagaan (lanj..) ministrasi yang rapi dan teratur menjadi syarat yang mutlak. Segala hal yang berkaitan dengan proses pendidikan dan dokumentasi kelembagaan harus diadministrasikan dengan baik. Semua ini untuk memudahkan proses check & evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan pembelajaran sejauh mana perkembangan lembaga dalam waktu tertentu. Administrasi yang tertib akan memperlancar proses registrasi kesiswaan maupun regulasi keuangan sehingga akan mudah dilakukan langkah preventif dan antisipatif. Suatu lembaga akan dinilai bagus dengan melihat sistem administrasi yang dikembangkan pada lembaga tersebut. • Manajemen Keuangan Manajemen keuangan sekolah merupakan bagian dari kegiatan pembiayaan pendidikan, secara keseluruhan menuntut kemampuan sekolah untuk merencanakan, melaksanakan, & mengevaluasi serta mempertanggungjawabkan secara efektif & transparan. Dalam hal

  22. B. Penguatan Kapasitas Kelembagaan (lanj..) ini, kepala sekolah memiliki tanggung jawab terhadap pe-rencanaan, pelaksanaan evaluasi, dan tanggung jawab keuangan sekolah. Manajemen keuangan sekolah terkait dengan perencanaan keuangan sekolah, yaitu: penyusunan anggaran dan pengembangan Rencana Anggaran Belanja Sekolah (RAPBS). Sukses dan tidaknya kelangsungan kegiatan belajar mengajar akan sangat dipengaruhi oleh bagaimana cara penyusunan dan pengembangan rencana anggaran belanja untuk sekolah tersebut. Semua itu dapat dikembangkan secara efektif jika didukung oleh : • SDM yang kompeten dan memiliki wawasan luas tentang dinamika sosial masyarakat • Tersedianya informasi yang akurat, tepat waktu untuk membuat keputusan • Adanya dana yang memadai untuk pelaksanaan kegiatan

  23. C. Evaluasi Kurikulum Terjadinya perubahan kurikulum karena adanya perubahan paradigma dalam pendidikan dan perkembangan aspirasi masyarakat sangat pesat. Sekolah harus menyalurkan melalui kurikulum, karena kurikulum harus selalu berubah karena relevansinya dengan kebutuhan dan tuntutan masalah yang berkembang di masyarakat. Oleh karena itu, kurikulum harus dievaluasi. Prinsip evaluasi kurikulum, yaitu : • Evaluasi berdasarkan tujuan tertentu • Evaluasi kurikulum harus bersifat obyektif • Evaluasi kurikulum harus bersifat komprehensif • Evaluasi kurikulum harus bersifat kooperatif Kegiatan evaluasi yang perlu dilakukan : • Mengamati hasil belajar siswa • Mendesain pengajaran yang akan dilaksanakan • Mengadakan penilaian terhadap pelaksanaan pengajaran

  24. D. Kepala Sekolah Kepala Sekolah berkepentingan melakukan evaluasi terkait dengan tugasnya sebagai administrator, supervisor, dan manajer di sekolah. Harus melakukan evaluasi terhadap program sekolah dalam rangka pelaksanaan kurikulum secara keseluruhan. Apakah berhasil atau tidak. Kalau tidak, harus memikirkan kembali untuk upaya perbaikan. Kepala Sekolah sebagai administrator harus mampu mengelola kurikulum, yang diwujudkan dalam penyusunan kelengkapan data administrasi pembelajaran. • Penyusunan kelengkapan data administrasi bimbingan konseling • Penyusunan kelengkapan data administrasi kegiatan praktikum • Penyusunan kelengkapan data administrasi kegiatan belajar peserta didik Kepala Sekolah dapat menyampaikan informasi tentang kurikulum di sekolah pada atasannya, pada supervisor (pengawas sekolah) atau administrator Depag Kab/Ko maupun Kanwil.

  25. E. Kandepag Kab/Ko dan Kanwil Semua berkepentingan untuk melakukan evaluasi selaku pengelola kurikulum Madrasah yang ada pada lingkungan tanggung jawabnya, agar pelaksanaan kurikulum Madrasah berhasil dengan baik. Oleh karena itu, mereka harus menilai sejauh mana kurikulum itu dilaksanakan di Madrasah, apa saja hambatan-hambatannya.

  26. F. Optimalisasi Fasilitas Belajar Kecilnya anggaran pendidikan jelas berpengaruh secara langsung terhadap kualitas pendidikan, terutama kemampuan sekolah menyediakan fasilitas sarana belajar. Anggaran pendidikan yang diberikan negara dari prosentase APBN hanya sekitar 6%. Pendidikan kita jauh tertinggal dengan negara Malaysia, Singapura, dan Australia. Oleh karena itu, seharusnya yang perlu dikembangkan secara integral menurut standar, yaitu: ruang kelas, ruang laboratorium, perpustakaan, gedung administrasi, buku pelajaran, dan media pendidikan seperti komputer dan internet.

  27. G. Akuntabilitas Sekolah Penggunaan SDM tidak optimal, rendahnya anggaran pendidikan, dan sistem anggaran terpusat akibatnya penggunaan SDM menjadi tidak efisien. Sekolah tidak mampu mengikuti perubahan yang terjadi di lingkungannya, baik perubahan ekonomi, sosial, budaya, dan ilmu pengetahuan.

  28. Kesimpulan Madrasah diharapkan menjadi wahana terjadinya proses pemberian nilai-nilai agama sehingga peserta didik memiliki perilaku yang berakhlak mulia, jujur, berbudi pekerti baik, bermoral agamis, dan memiliki etika. Sebagai lembaga pengetahuan hendaknya Madrasah menjadi sarana yang menjadikan seseorang memiliki budaya berpikir untuk mencari ilmu.

More Related