1 / 33

Organ Pemda: DPRD (lembaga perwakilan) dan Kepala Daerah (lembaga Eksekutif)

Organ Pemda: DPRD (lembaga perwakilan) dan Kepala Daerah (lembaga Eksekutif). Irfan. DPRD DALAM LITERATUR ASING, PERISTILAHAN UNTUK PERWAKILAN DI TINGKAT LOKAL DIGUNAKAN ‘COUNCIL’. Indonesia.

keala
Download Presentation

Organ Pemda: DPRD (lembaga perwakilan) dan Kepala Daerah (lembaga Eksekutif)

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Organ Pemda: DPRD (lembaga perwakilan) dan Kepala Daerah (lembaga Eksekutif) Irfan

  2. DPRDDALAM LITERATUR ASING, PERISTILAHAN UNTUK PERWAKILAN DI TINGKAT LOKAL DIGUNAKAN ‘COUNCIL’.

  3. Indonesia Adanya daerah otonom Kabupaten, kota dan Provinsi berarti pula terdapatnya DPRD Kabupaten, DPRD Kota dan DPRD Provinsi. DPRD Provinsi mewakili masyarakat sebuah Provinsi, DPRD Kota mewakili masyarakat sebuah Kota, dan DPRD Kabupaten mewakili masyarakat sebuah Kabupaten. Kotamadya dan kabupaten di DKI Jakarta tidak memiliki DPRD sebab wilayah tersebut hanya bersifat administratif belaka sebagai perangkat daerah Provinsi DKI. Jadi di DKI hanya ada DPRD Provinsi.

  4. KHAN, MOH. ALI AKBAR DAN MUTHALLIB, MA (1981) “THE COUNCIL HAS BEEN THE PHYSICAL EMBODIMENT OF GRASS-ROOTS DEMOCRACY AS ENVISIONED BY IDEALISTS LIKE JEFFERSON AND GANDHI… THE COUNCIL HAS BECOME A SINE QUA NON OF DEMOCRACY”

  5. THE NATURE OF COUNCIL:UNICAMERALCOUNCIL HAS ONE CHAMBERBICAMERALCOUNCIL HAS TWO OR MORE CHAMBER.

  6. THE SIZE OF COUNCIL“THE SIZE OF THE COUNCIL HAS BEEN A SUBJECT OF VARYING CONSIDERATIONS IN THE LOCAL GOVERNMENT. THE SIZE OF THE HUMAN SETTLEMENT, SOMETIMES ALONG WITH ITS GEOGRAPHICAL DISTRIBUTION, IS THE MOST IMPORTANT DETERMINING FACTOR. LARGER CITIES WILL HAVE LARGER COUNCIL.”“WHAT SHOULD BE RATIONALE FOR IDEAL SIZE OF THE COUNCIL? IT COULD BE JUDGED AGAINST FOUR FACTORS: (1) REPRESENTATIVENESS, (2) QUALITY OF MEMBERSHIP, (3) PLANNING AND ADMINISTRATION, (4) RESPONSIBILITY.”

  7. Propinsi:s.d 3 juta------555-7 juta--------657-9 juta--------759-12 juta-------8512 juta>-------100ada wakil atas dasar jumlah kab/kota. Untuk Kab/Kota:S.d 100 ribu-----20100-200 ribu----25200-300 ribu----30300-400 ribu----35400-500 ribu----40>500 ribu--------45 ada wakil atas dasar kecamatan

  8. ELECTION OF THE COUNCIL“SELECTIO0N OF THE COUNCILLOR CAN BE (A) BY GOVERNMENT NOMINATION: (B) IN EX-OFFICIO CAPACITY; (C) BY VOTERS; OR (D) OTHERS REPRESENTING PARTICULAR INTERESTS.”Idealnya dipilih 100%. Ada pendapat yang mengatakan khawatir yang muncul adalah orang-orang yang tidak expert karena mungkin wilayahnya ‘underdevlopment’. Dengan demikian, sebagian harus ada yang diangkat.

  9. The founding fathers mengatakan: “sebagus apapun PEMILU, ada sekelompok orang yang tidak bisa terwakili karena berabgai alasan. Oleh karena itu, perlu dilengkapi dengan pengangkatan. Pecah dua pendapat:golongan berpengalamanglongan yang mampu mengupayakan konsistensi pengambilan keputusan daerah terhadap ‘policy nasional’ sehingga tidak bertentangan dengan kepentingan nasional.

  10. TERM OF THE COUNCIL“THE THEORY OF THE TERMS OF THE COUNCIL HAS TO BE JUDGED IN THE LIGHT OF THREE DEVICES: RECALL, OVERLAPPING TERMS AND METHOD OF ELECTION”.“THE TERM OF OFFICE SHOULD BE SHORT ENAUGH TO PROVIDE FOR ELECTORAL CONTROL, BUT LONG ENOUGH TO PROVE TIME FOR EFFECTIVE ACTION AND CONTINUITY.”

  11. ORGANISATIONAL OF COUNCILMEMBERSPRESIDING OFFICERSECRETARIATOPERATIONAL STAFFPOLITICAL PROCESS----COMITTEEES----FRACTIONMEETING OF THE COUNCIL“FREQUENCY OF THE MEETINGS OF THE COUNCIL IS GENERALLY REGULATED BY THE LOCAL GOVERNMENT ACT TO ENSURE ITS ADEQUATE FUNCTIONING.”

  12. Form of local council“In terms of authority and position, the councils fall under two board categories. In the first category are those which interchange with the local government and, hence, in their case authority and responsibility are unified. The councils are the source of authority management of local affairs.”….commission plan and manager, USA. “Second board category of councils shares the authority and position of Local Government with others...both legal and political is joint, authority and responsibility are fragmented.”…..strong major USA, FRENCH SYSTEM, German city, and Canada.

  13. INDONESIA • UU No. 5 Tahun 1974 pasal 13 ayat (1): “Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah”. Pasal 27 UU tersebut menyatakan bahwa SUSDUK DPRD diatur kembali dengan UU tersendiri. • UUNo. 22 tahun 1999 Pasal 1 huruf b. menyatakan: “Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah beserta perangkat Daerah Otonom yang lain sebagai Badan Eksekutif Daerah.” Huruf c. nya: “Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, selanjutnya disingkat DPRD adalah Badan Legislatif Daerah.” Sementara huruf d.nya: “Pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan pemerintahan daerah otonom oleh Pemerintah Daerah dan DPRD menurut asas Desentralisasi.” Pasal 15 UU tersebut menyatakan bahwa SUSDUK DPRD diatur kembali dengan UU tersendiri. • Dalam penjelasan UMUM butir 4 UU No. 22 Tahun 1999 tentang “Susunan Pemerintahan Daerah dan Hak DPRD” dinyatakan: “Susunan Pemerintahan Daerah dan Hak Otonomi meliputi DPRD dan Pemerintah Daerah. DPRD dipisahkan dari Pemerintah Daerah dengan maksud untuk lebih memberdayakan DPRD dan meningkatkan pertanggungjawaban Pemerintah Daerah kepada rakyat. Oleh karena itu hak-hak DPRD cukup luas dan diarahkan untuk menyerap serta menyalurkan aspirasi masyarakat menjadi kebijakan daerah dan melakukan fungsi pengawasan.”

  14. POWERS OF THE COUNCIL“THE POWERS OF THE COUNCIL MAY BE GROUPED UNDER FIVE HEADS: (I) LEGISLATION; (II) ADMINISTRATIVE; (III) FINANCIAL; (IV) INVESTIGATORY; AND (V) QUASI-JUDICIAL”.

  15. “THE MOST AUTHORITATIVE AND NON DELEGABLE LEGISLATIVE EXPRESSION IS ITS POWER TO MAKE BYE-LAWS AND ORDINANCE.”“COUNCIL ESTABLISHES DEPARTMENTS AND CONTROLS THEM IN ALL FORMS OF LOCAL GOVERNMENTS.”“THE FINANCIAL POWERS RELATE TO: CONSIDERATION AND ADOPTION OF BUDGET … ESTABLISHMENT OF SALARY SCALES; …MAKING PURCHASES; ARRANGING OF ANNUAL AUDITING OF LOCAL ACCOUNTS; CONTROL OVER THE INVESTMENT… CONTROL OVER BORROWINGS”

  16. “THE LOCAL COUNCIL ENSURES RESPONSIBLE AND RESPONSIVE ADMINISTRATION THROUGH VARIOUS INVESTIGATORY DEVICES”“IN MOST JURISDICTIONS THE COUNCIL SETTLES ELECTORAL DISPUTES. IT MAY DISCIPLINE AND EXPEL MEMBERS FOR VIOLATION OF RULES AND REGULATIONS….”

  17. INDONESIA • Pasal 18 UU No. 22 Tahun 1999 mengatur tugas DPRD, dan pasal 19-nya mengatur hak DPRD. Terdapat hak yang bersifat individual dan kelembagaan. Coba anda cermati mana yang individual dan mana yang kelembagaan atau kedua-duanya. Paling tidak di Indonesia telah diatur fungsi DPRD dari legislasi, Finansial, dan fungsi administratif memilih calon KDH dan Wakilnya. Dalam praktek malah secara tersembunya DPRD mencampuri urusan penetapan pejabat birokrasi daerah.

  18. COUNCIL: CONTEXT OF GOVERNANCE“BY AND LARGE, THE REPRESENTATION PROCESS MAY BE CONSEPTUALIZED AT THE LOCAL LEVEL IN TWO WAYS: FORMAL AND INFORMAL. THE FORMAL STRUCTURE ASSUMES THE FORM OF LOCAL COUNCIL WITH BROAD-BASED LEGAL FOUNDATIONS. THE INFORMAL MECHANISMS, TAKING DIFFERENT SHAPES, MAY OPERATE WITH OR WITHOUT ANY FORMAL LINKAGES WITH THE LOCAL COUNCILS. THEY SERVE AS USEFUL MEANS THROUGH WHICH COMMUNITY PROBLEMS ARE GIVEN A HEARING IN THE FIRST INSTANCE, AND APPROPIATE REMEDIAL STEPS ARE TAKEN AT THE LOWEST POSSIBLE LEVEL…THIS MAY BE ATTRIBUTED TO A NUMBER OF FACTORS: ITS BULKINESS, ITS TIME CONSUMING-PROCEDURES, THE GROWING COMPLEX DEMANS, THE AMATEURISH CHARACTER OF ITS COMPOSITION, AND THE INADEQUATE FINANCIAL OF LOCAL BODIES.”

  19. LOCAL EXECUTIVE ALI AKBAR KHAN DAN MA. MUTHALLIB (1982): “ONE MAY IDENTIFY TWO-FOLD TESTS FOR SIZING UP THE QUALITY OF PERFORMANCE OF LOCAL GOVERNMENT: RIGHT TO SELF-GOVERNANCE, AND EFFICIENT OF DELIVERY SERVICES.” “ONE IS POLITICAL, THE OTHER IS ADMINISTRATIVE.” “THE CRITICAL POINT IS THE LOCAL EXECUTIVE. THE PERFORMANCE OF THE LOCAL EXECUTIVE DEPENDS ON A NUMBER OF FACTORS: 1. MODES OF APPOINTMENT AND REMOVAL 2. SOURCES OF AUTHORITY, 3. POLITICAL AND ADMINISTRATIVE LEADERSHIP”

  20. THE MODES OF APPOINTMENT AND REMOVAL “THE MODES OF APPOINTMENT AND REMOVAL DEPEND ON THE PLACE THE LOCAL EXECUTIVE IS GIVEN IN THE LOCAL POWER STRUCTURE…THE REMOVAL OF THE EXECUTIVE MAY BE ATTEMPTED THROUGH ONE OF THE FOUR METHODS: (A) ACTION OF THE COUNCIL; (B) ACTION OF THE GOVERNMENT; (C) POPULAR RECALL; (D) JUDICIAL ACTION. ”

  21. SOURCES OF AUTHORITY “THERE ARE TWO MAIN SOURCES OF AUTHORITY, POSITION, AND STATUS OF THE LOCAL GOVERNMENT: FORMAL AND INFORMAL. THE FORMAL SOURCE IS BASED ON LAW. THE INFORMAL SOURCE IS BASED ON THE CUSTOMS AND CONVENTIONS EMERGING OUT OF INSTITUTIONAL PRACTICES AND HABITS IN THE COURSE TIME, CONSTITUTING AND IMPORTANT SPRING FOR LEGISLATION.”

  22. POLITICAL AND ADMINISTRATIVE LEADERSHIP “THE EXECUTIVE CONSTITUTES A BRIDGE BETWEEN THE POLITICAL AND ADMINISTRATIVE ARMS OF THE LOCAL GOVERNMENT THEREBY, COMBINING TWO FORMS OF LEADERSHIP, POLITICAL AND ADMINISTRATIVE. ELECTION AND REMOVAL OF THE EXECUTIVE AND THE FUNCTIONING OF THE COUNCIL INVOLVE POLITICAL PROCESS, WHILE DIRECTION, SUPERVISION AND CONTROL OF ADMINISTRATION IMPLY ADMINISTRATIVE PORCESS, VARYING WITH ONE FORM OF LOCAL GOVERNMENT AND ANOTHER.”

  23. Jenis-jenis Eksekutif Lokal “THE LOCAL EXECUTIVES MAY BE CLASSIFIED ON THREEFOLD BASIS: NUMBER, NATURE, AND POSITION. ON THE BASIS OF NUMBER, ONE MAY IDENTIFY TWO FORMS: MONO-EXECUTIVE AND PLURAL-EXECUTIVE.” “BY NATURE, THERE CAN BE POLITICAL AND NON-POLITICAL EXECUTIVE, WHILE ON THE BASIS OF LEGAL POWERS AND POSITION LOCAL EXECUTIVES CAN BE DIVIDED INTO TWO BOARD: STRONG AND WEAK.”

  24. “THE LOCAL EXECUTIVE MAY BE CLASSIFIED AS SINGLE EXECUTIVE WHEN POLITICAL EXECUTIVE AUTHORITY IS VESTED IN A SINGLE PERSON, VARIOUSLY DESIGNED AS MAYOR, BURGOMASTER, PRESIDENT, ETC.“

  25. “THE PLURAL EXECUTIVE COMPRISES A GROUP OF INDIVIDUALS AND ONE OF THEM IS CHOSEN AS ITS CHAIRMAN. IT MAY BE POLITICAL AND ELECTED DIRECTLY, ENJOYING STRONG POSITION LIKE THE CANADIAN ONTARIO BOARD. IT MAY BE POLITICAL AND ELECTED BY THE COUNCIL ON THE BASIS OF ADMINISTRATIVE AND TECHNICAL KNOWLEDGE LIKE THE EDMONTON BOARD.” “THE EXECUTIVE COMMITTEE OF SWEDISH LOCAL AUTHORITIES IS THE OTHER EXAMPLE WHERE THE EXECUTIVE IS CHOSEN BY THE COUNCIL AND HAS A FULLTIME CHAIRMAN.”

  26. “THE POLITICAL EXECUTIVE MAY BE ELECTED DIRECTLY OR INDIRECTLY. WHERE THE CHOICE IS OF THE COUNCIL FROM AMONG ITS MEMBERS, IT CAN BE THROUGH ELECTION LIKE THE EUROPEAN MAYORS, JAPANESE MAYORS, AND INDIAN PRESIDENTS OF ZILLA PARISHAD. THE BEST EXAMPLE OF DIRECT ELECTION IS THE AMERICAN STRONG MAYOR.”

  27. Jika dibuatkan permutasi kombinasi dari klasifikasi di atas, terdapat delapan jenis: 1-3-5, 1-3-6, 1-4-5, 1-4-6, 2-3-5, 2-3-6, 2-4-5, 2-4-6.

  28. UU No. 1 tahun 1945 (a) terdapat sebutan Badan Eksekutif yang terdiri atas 5 anggota KND plus KDH sebagai ketua yang menjalankan pemerintahan daerah. (b) Plural Eksekutif (c) BPR (badan Perwakilan Rakyat) berperan sebagai DPRD (d) KDH adalah ketua Badan Eksekutif (Badan Pemerintah daerah) yang terdiri dari 5 orang anggota Komite nasional daerah yang berubah menjadi BPR dan juga sebagai ketua BPR (e) KDH bersifat dualistis (perpanjangan Pemerintah juga)

  29. UU No. 22 tahun 1948 • Yang disebut Pemerintah Daerah adalah DPRD + DPD (b) Plural Eksekutif (c) KDH adalah ketua Dewan pemerintah daerah (DPD) yang anggotanya dari DPRD dengan jumlah anggotanya ditetapkan dalam UU pembentukan (d) KDH diangkat oleh Pemerintah dari calon yang diajukan DPRD sebagai Wakil pemerintah. (e) Ketua dan Wakil Ketua DPRD dilarang menjadi anggota DPD

  30. UU No. 1 Tahun 1957 • Yang disebut Pemerintah Daerah adalah DPRD dan DPD (b) Plural Eksekutif (c) KDH adalah ketua Dewan pemerintah daerah (DPD) yang anggotanya dari DPRD dengan jumlah anggotanya ditetapkan dalam peraturan pembentukan (d) Kepala Daerah dipilih secara langsung oleh masyarakat (Bung Hatta memberikan catatan terhadap hal ini) (e) Ketua dan Wakil Ketua DPRD dilarang menjadi anggota DPD (f) KDH bukan sebagai Wakil Pemerintah (g) DPRD berhasil diisi dengan Pemilu 1955 di daerah-daerah tertentu

  31. UU No. 18 Tahun 1965 • Yang disebut sebagai Pemerintah Daerah adalah KDH dan DPRD • Mono-eksekutif (dualistis) • KDH diangkat oleh pemerintah dari nama yang diajukan DPRD • Pimpinan DPRD bertangungjawab kepada KDH sebagai Wakil pemerintah • Pimpinan DPRD berisi poros NASAKOM • KDH dibantu oleh 1 Wakil KDH dan BPH (badan Pemerintah Harian)

  32. UU No. 5 Tahun 1974 • Yang diebut sebagai pemerintah daerah adalah KDH dan DPRD • Mono Eksekutif (dualistis) • DPRD berhasil diisi melalui Pemilu 1971 • KDH bertanggungjawab kepada Pemeirntah karena perannya juga sebagai Wakil pemerintah dan KDH memberikan keterangan pertanggungjawaban kepada DPRD

  33. UU No. 22 tahun 1999 • Yang disebut sebagai Pemerintah Daerah adalah KDH beserta Perangkat Daerah • Mono eksekutif: dualistis di Propinsi • KDH bertanggungjawab kepada DPRD • KDH dipilih-diangkat DPRD dan disahkan oleh Pemerintah • DPRD berhasil diisi melalui Pemilu

More Related