1 / 44

CHITRA DEVI AMELIA

DISTRIBUSI SPASIAL KOMUNITAS PLANKTON DI SITU BAGENDIT KECAMATAN BANYURESMI KABUPATEN GARUT, JAWA BARAT. SEMINAR KOLOKIUM. CHITRA DEVI AMELIA. NPM 230110080117. Dibimbing oleh :. Dr. Ir. Zahidah Hasan ,. M.S Yuniar Mulyani . SP. MSi. PENDAHULUAN.

july
Download Presentation

CHITRA DEVI AMELIA

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. DISTRIBUSI SPASIAL KOMUNITAS PLANKTON DI SITU BAGENDIT KECAMATAN BANYURESMIKABUPATEN GARUT, JAWA BARAT SEMINAR KOLOKIUM CHITRA DEVI AMELIA NPM 230110080117 Dibimbingoleh : Dr. Ir. ZahidahHasan,. M.S YuniarMulyani. SP. MSi

  2. PENDAHULUAN

  3. Minimnya pemanfaatan situ sebagai sumberdaya perikanan Distribusi spasial adalah pola penyebaran kelimpahan plankton yang dilihat berdasarkan tempat. • Plankton digunakan sebagaiIndikator biologi dalam menentukan suatu kondisi peraian • Komunitas plankton memegang peranan penting dalam ekosistem perairan IDENTIFIKASI MASALAH TUJUAN PENELITIAN KEGUNAAN PENELITIAN PENDEKATAN MASALAH LATAR BELAKANG Adanya pengkayaan nutrisi di Situ Bagendit

  4. LATAR BELAKANG IDENTIFIKASI MASALAH TUJUAN PENELITIAN KEGUNAAN PENELITIAN PENDEKATAN MASALAH Bagaimana distribusi spasial komunitas plankton sebagai indikator kualitas airdi Situ Bagendit

  5. LATAR BELAKANG IDENTIFIKASI MASALAH TUJUAN PENELITIAN KEGUNAAN PENELITIAN PENDEKATAN MASALAH Mengetahui distribusi spasial komunitas plankton sebagai indikator kualitas air Situ Bagendit Mengetahui kondisi perairan Situ Bagendit dari beberapa parameter fisik, kimiawi dan biologis.

  6. LATAR BELAKANG IDENTIFIKASI MASALAH TUJUAN PENELITIAN KEGUNAAN PENELITIAN PENDEKATAN MASALAH Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi tentang distribusi spasial komunitas plankton di Situ Bagendit, sebagai bahan pertimbangan dalam pengembangan dan pengelolaan Situ Bagendit dalam bidang perikanan dan sebagai kawasan pariwisata

  7. LATAR BELAKANG IDENTIFIKASI MASALAH TUJUAN PENELITIAN KEGUNAAN PENELITIAN PENDEKATAN MASALAH Fitoplankton merupakan produsen primer yang struktur komunitasnya mudah berubah oleh perubahan fisik yaitu kecerahan dan kedalaman perairan, kemudian kimiawi yaitu kandungan orthofosfat, nitrat dan silikat serta biologi yaitu distribusi spasial dan struktur komunitas plankton di perairan . Garno 2000 dalam Ajeng 2005 James 1979 dalam Bismark dan Sawitri 2009 Kelimpahan dan keanekaragaman jenis plankton dipengaruhi oleh kualitas fisik maupun kimia perairan berupa sedimentasi, fluktuasi ketinggian air, unsur hara, logam berat, temperatur, pH, dan kandungan oksigen Meningkatnya unsur hara mengakibatkan tumbuhnya berbagai macam makrofita yang menjadi salah satu penyebab pendangkalan di suatu badan air dan mengakibatkan terganggunya kehidupan organisme akuatik Koesoebiono 1979 dalam Nur 2009

  8. UJI PENDAHULUAN • Sumber: Lee dkk 1978 dalam Nur2009. • *hasil uji pendahuluanpada bulan • Februari 2012

  9. METODOLOGI PENELITIAN

  10. TEMPAT DAN WAKTU ALAT DAN BAHAN METODE PENELITIAN penelitian dilaksanakan dari bulan Mei 2012 hingga bulan Juni 2012yaitu 4x dengan interval 1 minggu • Penelitian ini telah dilakukan di Perairan Situ Bagendit yang terletak di Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut, Jawa Barat. • Identifikasi plankton dilakukan di Laboratorium Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran, Jatinangor. Untuk parameter fisik dilakukan secara in situ dan untuk analisis kualitas air dilakukan di PPSDAL.

  11. WAKTU DAN TEMPAT ALAT DAN BAHAN METODE PENELITIAN • BAHAN • Lugol 0,5% digunakan untuk pengawetan plankton. • Bahan pereaksi untuk nitrat : Phenol disulfonic acid, NH4OH 10% dan larutan standar nitrat 5µg. • Bahan pereaksi untuk orthofosfat : SnCl2, NH4- molibdat dan larutan standar fosfat 5µg. • Bahan pereaksi untuk CO2 : Phenopthalen dan NaOH 0,1 N. • Bahan pereaksi untuk alkalinitas : Methyl red dan HCl 0,025 N. • ALAT • Gayung, • Botol sampel ukuran 30 ml dan500 ml, • Plankton net no. 25, • Water checker, dengan ketelitian 0,010C, derajat keasaman dengan ketelitian 0,01. • Secchhi disk, • Spektrofotometer, • Erlenmeyer, • Mikroskop binokuler, counting chamber, cover glass dan hand counter. • Pipet tetes,

  12. WAKTU DAN TEMPAT ALAT DAN BAHAN METODE PENELITIAN 11StasiunPengambilanSampel Metodesurvey

  13. WAKTU DAN TEMPAT ALAT DAN BAHAN METODE PENELITIAN • TeknikPengambilandanPengukuranSampel Pengambilan sampel dan identifikasi plankton Pengambilan sampel dilakukan pada lapisan permukaan perairan (± 20 cm) secara horizontal dengan masing-masing stasiun di area inlet dan outlet berjarak 3 meter dandi area tengahberjarak 3,3 meter dengan menggunakan gayung. Sampel air sebanyak 30 liter disaring dengan menggunakan plankton net. Air hasil saringan dimasukkan ke dalam botol sampel ukuran 30 ml. Air yang telah disaring kemudian ditambahkan bahan pengawet yaitu larutan Lugol 0,5% hingga berubah warna menjadi kecokelatan. Pengamatan plankton dilakukan di laboratorium dengan menggunakan counting chamber, cover glass,dan mikroskop binokuler dengan pembesaran 100 kali. Plankton dihitung dengan metode sensus dan diidentifikasi dengan menggunakan buku identifikasi plankton Sachlan (1982), Prescott (1978), Bold dan Wynne (1985), dan Edmonson (1959).

  14. WAKTU DAN TEMPAT ALAT DAN BAHAN METODE PENELITIAN • TeknikPengambilandanPengukuranSampel Pengambilan sampel air • Pengambilan sampel airdilakukan pada lapisan permukaan perairan dengan menggunakan gayung. Pengambilan sampel secara komposit yaitu dengan menggabungkan semua titik sampling pada tiap stasiun area. • Air tersebut dimasukkan ke dalam botol sampel 300 ml. • 3. Pengukuran derajat keasaman, oksigen terlarut dan karbondioksida dilakukan in situ sedangkan sampel air untuk pengukuran variabel kimiawi lainnya dianalisis di laboratorium.

  15. WAKTU DAN TEMPAT ALAT DAN BAHAN METODE PENELITIAN AnalisisSampel • Komposisi plankton • Indeks Dominansi Analisis Plankton • Kelimpahan Plankton • KoefisienKesamaan • Indeks Diversitas (Keanekargaman)

  16. Kelimpahan Plankton • (Sachlan 1982) • Keterangan : • N = Kelimpahan (ind/L) • n = jumlah plankton yang diamati • Vr = Volume plankton yang tersaring (ml) • Vo = Volume plankton yang diamati (ml) • Vs = Volume air yang disaring (L)

  17. Indeks Diversitas (Keanekargaman) Shannon-Wiener • Keterangan : • H’ = Indekskeanekaragaman Shannon-Wiener • Pi = ni/N • ni = jumlahindividujeniske-i • N = jumlahseluruhindividu • Kriteria: • H’ < 1 : keanekaragamankomunitasrendah (tidakstabil) • H’ = 1-3 : keanekaragamankomunitassedang (kestabilannyasedang) • H’ >3 : keanekaragamankomunitastinggi (stabil)

  18. Indeks Dominansi • C = ∑ (ni / N)2(Odum 1996) • Keterangan : • C= indeks Dominansi Simpson • ni= Jumlah individu ke-i • N= jumlah total individu semua jenis • Kriteria : • 0 < C ≤ 0,5 = Dominansirendah • 0,5 < C ≤ 0,75 = Dominansisedang • 0,75 < C ≤ 1,00 = Dominansitinggi

  19. KoefisienKesamaan Bray-Curtis QS • QS = 2W • A + B • PV = Ĉ √F • Keterangan : • QS = Koefisien kesamaan • A = Jumlah Prominance Value dari spesies • yangterdapat pada komunitasyang • dibandingkan • B = Jumlah Prominance Value dari spesies • yang terdapat pada komunitas yang • dibandingkan • W = Jumlah Prominance Value terkecil antara • komunitas A dan B • PV = Prominance value • Ĉ = Jumlah rata-rata individu dari satuspesiesdari seluruh contoh di setiap komunitas • F = Frekuensi terdapatnya setiap spesies dari • seluruh contoh di setiapkomunitas PV =

  20. WAKTU DAN TEMPAT ALAT DAN BAHAN METODE PENELITIAN Analisis Kualitas Air • Analisis DO AnalisisSampel • Analisis CO2 • Analisis alkalinitas • Analisis orthofosfat • Analisis nitrat

  21. HASIL DAN PEMBAHASAN

  22. KondisiUmumPerairan Situ Bagendit StrukturKomunitas Plankton KoefisienKesamaan Bray-Curtis Parameter FisikdanKimiawiPerairan IndeksDiversitas (Keanekaragaman) Shannon-Wiener

  23. KondisiUmumPerairan Situ Bagendit Situ Bagenditmerupakansalahsatudanaudi Indonesia yang memilikiluas ± 60 ha danberadapadaketinggian 800 m diataspermukaanlaut. Situ Bagendit dimanfaatkan oleh warga sekitar sebagai sarana pariwisata dan sebagai mata pencaharian dalam bidang perikanan, seperti kegiatan penangkapan ikan, pembesaran ikan di karamba jaring apung dan sebagai irigasi bagi areal persawahan. Morfometrik Situ Bagendit

  24. StrukturKomunitas Plankton Komposisi :6 kelasFitoplanktondan 4 kelas Zooplankton Dari hasilpengamatanjumlahindividudarifitoplanktonlebihbesardibandingkandenganjumlahindividu zooplankton.

  25. Persentasekomposisi rata-rata plankton di Situ Bagendit

  26. NilaiKelimpahan Rata-rata tiapStasiun

  27. PetaKelimpahan Plankton di Situ Bagendit Kelimpahan rata-rata Fitoplankton: nilaitertinggiadalahkelasDesmidiaceaedanDiatomaedengannilaikelimpahan rata-rata 34 ind/L, (Gonatozygonmonotenium). Zooplankton : nilaikelimpahan rata-rata terbesaradalahkelasRotatoriadengannilaikelimpahan rata-rata 3 ind/L, (Schizocercadiversiconis). Gonatozygonmonotenium. Schizocercadiversiconis

  28. NilaiIndeksDominansi Simpson diperairan Situ Bagendit NilaiIndeksDominansi: Fitoplanktontertingginilaiindeksdominansi rata-rata yaitu 0,326 Zooplankton tertinggidengannilaiindeksrata-rata 0,750 sesuaidengankriteriatingkatdominansiantara 0,5 – 0,75. makafitoplanktondan zooplankton diperairan Situ Bagenditmemilikitingkatdominansisedang,

  29. IndeksKeanekaragaman Shannon-Wiener diperairan Situ Bagendit

  30. KoefisienKesamaan Bray-Curtis PetaKoefisienkesamaanfitoplanktondi Situ Bagendit Bacillariaparadoxa Pseudotetraodonneglectum Nitzchiaclosterium Peniumspirostriolatum Synedraacuss Synedraacuss Gonatozygonmenotenium Gonatozygonmenotenium Spirotaemiacondensata Spirotaemiacondensata

  31. KoefisienKesamaan Bray-Curtis PetaKoefisienkesamaan zooplankton di Situ Bagendit Daphnia longispiina Rattulusratus Moinadubia Callanusvulgaris Cyclops fimbriatus Schizocercadiversiconis

  32. Parameter FisikdanKimiawiPerairan

  33. Parameter FisikdanKimiawiPerairan Suhu suhu rata-rata terendahberadapadastasiun 1, yaitu: 25,18 0C dansuhu rata-rata tertinggiberadapadastasiun 11, yaitu: 26,78 0C Variasi suhu yang terukur selama pengamatan sangat dipengaruhi suhu udara di atasnya dan perbedaan intensitas cahaya matahari pada saat pengukuran. GrafikSuhu rata-rata diperairan Situ Bagendit

  34. Parameter FisikdanKimiawiPerairan Transparensi Kedalaman Nilaitransparensi yang tinggi dapat menunjang terjadinya produktifitas primer yang optimal karena sangat berkaitan erat dengan laju fotosintesis fitoplankton yang merupakan komponen dasar rantai makanan (Asmara 2005). Kedalamanterendahberadapada area tengah (Stasiun 5) dankedalamantertinggiberadapada area inlet (Stasiun 11). Berdasarkanhasilpengamatantransparensisecara horizontal diperairan Situ Bagendit, nilaitransparensi rata-rata berkisarantara 34,5 – 58,25cm Kedalamanperairanberkisarantara 90 – 140 cm dengankedalaman rata-rata yaitu 120,6 cm

  35. Parameter FisikdanKimiawiPerairan DerajatKeasaman (pH) Berdasarkanhasilpengamatanderajatkeasamandiperairan Situ Bagendit, berkisarantara 7,1 – 8,5 dengannilai rata-rata yaitu 7,69 MenurutOdum (1971), pH perairan yang cocokuntukpertumbuhanorganisme air berkisarantara 6 – 9. GrafikDerajatKeasaman rata-rata diPerairan Situ Bagendit

  36. Parameter FisikdanKimiawiPerairan OksigenTerlarut NilaiOksigenTerlarutdarimasing-masing area berkisarantara 2,4–5,5 mg/L. dengannilai rata-rata yaitu 3,74 mg/L Adanya kandungan oksigen terlarut rendah disebabkan karena aktivitas respirasi yang lebih tinggi daripada fotosintesis (Asmara 2005).

  37. Parameter FisikdanKimiawiPerairan Karbondioksida (CO2) KonsentrasiKarbondioksidadi Situ Bagenditberkisarantara 4,18 – 12,98 mg/L. MenurutSwingle (1968) dalamAkrimidanSubroto (2002) kandungan CO2 12 ppmdapatmenyebabkanikan stress danbilakadar CO2mencapai 30 ppmdapatmenyebabkanbeberapajenisikanmati GrafikKarbondioksidadiperairan Situ Bagendit

  38. Parameter FisikdanKimiawiPerairan Nitrat Orthofosfat pengamatankadarorthofosfatdiperairan Situ Bagenditmenunjukkankonsentrasiorthofosfatberkisarantara 0,1 – 0,264 mg/L. Situ BagenditsudahmasukdalamkategorieutrofikmenurutkriteriaRydingdanRast (1989) dalamFitriya (2001) karenakandunganorthofosfatnyalebihbesardari 0,1 mg/L. konsentrasinitrat rata-rata berkisarantara 2,63 – 2,79 mg/L. Menurut Mackentum (1969) dalamYuliana (2007), untuk pertumbuhan optimal fitoplankton memerlukan konsentrasi nitrat pada kisaran 0,9-3,5 mg/Ldan ortofosfat adalah 0,09-1,80 mg/L.

  39. Parameter FisikdanKimiawiPerairan Alkalinitas nilaikonsentrasialkalinitasperairan Situ Bagenditberkisarantara 220 – 226 mg/L. Menurut Boyd (1990) dalamPirzandanRanipong (2008), perairanalami yang memilikialkalinitas total 40 mg/L ataulebihdianggaplebihproduktifdaripadaperairandenganalkalinitaslebihrendah.

  40. Kesimpulan • persentasekomposisi rata-rata fitoplankton, kelasDiatomaelebihmendominasidaripadakelaslainnya, yaitudengannilai 39 %. KomposisiterendahyaitukelasXanthophyceaedengannilai 2 %. Sedangkanpersentasekomposisijumlahkelas Zooplankton terendahadalahClitellatasebesar 4 % danpersentasekomposisitertinggiberadapadakelasRotatoriayaitu 48 %. • pembagiankelompok plankton berdasarkankelimpahandibagimenjadi 3 kelompok, yaitukelompokpertama (stasiun 1 dan 4) dengankisarankelimpahan plankton 100-240 ind/L, kelompokkedua (2, 3, 5, 8 dan 9) dengannilai 66-85 ind/L, sedangkankelompokketiga (stasiun 6, 7, 10 dan 11) yang memilikikisarankelimpahan 35-65 ind/L.

  41. Kesimpulan • Berdasarkanbeberapa parameter fisikdankimiawidiperairan Situ Bagenditmenunjukkanbahwaperairantersebuttergolongperairaneutrofik, dengankisarankonsentrasiOksigenTerlarut 2,4 – 5,5 mg/L, Nitrat 2,067 – 3,027 mg/L, Orthofosfat 0,1 – 0,264 mg/L danAlkalinitas 220 – 226 mg/L. Saran Pengelolaanlebihlanjutsecaraintensifperludilakukan agar kondisiperairan Situ Bagendittidakmenjadisemakinburuk. Pemanfaatanperairan Situ Bagenditdenganmelakukankegiatanbudidayaikanhiasdisekitar area outlet (Stasiun 1 dan 4)

  42. TerimaKasih….

More Related