1 / 31

ECSTASY

ECSTASY. Methylen dioxi methyl-amphetamine (MDMA) Menyebabkan adiksi kuat diawasi ketat:  hanya untuk IPTEK medis Pengguna ilegal no 2 setelah canabis Banyak digunakan untuk : - pesta dansa, Diskotik, bar dan klab malam. MEKANISME TOKSISITAS ECSTACY.

jadzia
Download Presentation

ECSTASY

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. ECSTASY • Methylen dioxi methyl-amphetamine (MDMA) • Menyebabkan adiksi kuat • diawasi ketat:  hanya untuk IPTEK medis • Pengguna ilegal no 2 setelah canabis • Banyak digunakan untuk : - pesta dansa, Diskotik, bar dan klab malam

  2. MEKANISME TOKSISITAS ECSTACY ECSTACY MERUSAK RESEPTOR SEROTONIN NEURO CHEMICAL MENGATUR: - Emosi Terminal axon(mengandung serotonin) - berpikir - memory - tidur Serotonin bebas Terikat transporter serotonin aktif dalam reseptor meningkat 1 jam Mengganggu

  3. Effek ecstasy pada otak Sel serotonin Neuron serotonin

  4. Reseptor serotonin dilihat secara elektron mikroskopik

  5. Pengaruh ecstacy Otak Sel saraf dan bagiannya Terminal serotonin yang memanjang, lingkaran merah adalah sinapsis

  6. . Didalam terminal axon bentuk kantong kecil (vesicel) mengandung molekul serotonin. Bila ada arus listrik datang ke axon, vesicel melekat pada lapisan luar dari terminal axon dan mengeluarkan serotonin kedalam sinapsis. . Gambaran dalam terminal axon serotonin. Vesicel yang mengambang dipermukaan menempel pada membran dan mengeluarkan serotonin dalam sinapsis.

  7. Sinapsis diperbesar, menunjukkan beberapa molekul serotonin mengambang

  8. . Foto elektron mikroskop dari sebuah terminal axon serotonin, sebuah dendrit (dibawahnya) dan sinapsis diantaranya

  9. . Gambar diperjelas dari proses pembebasan serotonin kedalam sinapsis.

  10. Serotonin reuptake transporter. Bersamaan dengan pengikatan dendritik reseptor, molekul serotonin juga mengikat reuptake transporter pada membran axon. Transporter tersebut mengambil molekul dan dibawa kembali pada terminal axon. Satu jam setelah mengkonsumsi ecstasy. Vesicel membebaskan sejumlah besar serotonin kedalam sinapsis.

  11. Ecstacy menyebabkan terjadinya pembebasan serotonin MDMA masuk kedalam terminal axon langsung terikat dengan reuptake transporter MDMA mempunyai afinitas lebih tinggi daripada serotnin, menyebabkan serotonin terbebaskan kedalam axon

  12. Pengaruh ecstasy mulai menurun. Sejumlah reseptor serotonin aktif berkurang, menyebabkan jumlah serotonin berkurang dalam sinapsis. Hal tersebut artinya penderita mulai kembali ke kondisi normal. Mono amine oksidase memecah serotonin. Sekitar 3 jam setelah mengkonsumsi ecstasy, transporter serotonin mengambil serotonin dari sinapsis, tetapi masih banyak serotonin aktif dalam reseptor, sehingga penderita masih mengalami efek dari obat tersebut.

  13. .Memproduksi serotonin baru. Sel serotonin otak memproduksi serotonin bila asam amino 5-hydroxy tryptophan (5-htp) masuk kedalam sel dan akan berhuibungan dengan enzim dekarboksilase. Sekali masuk dalam axon, dekarboksilase 5-htp berubah bentuk menjadi serotonin dimana ia masuk kedalam vesicel. Kembali ke kondisi normal. Bergantung pada seberapa banyak MDMA dikonsumsi, penderita akan kekurangan serotonin, sehingga hanya sedikit reseptor yang aktif daripada sebelum mengkonsumsi ecstasy. Hal inilah yang menyebabkan penderita ingin mengkonsumsi lagi, karena ia mengalami perasaan depresi.

  14. Gangguan regulasi reseptor yang menyebabkan “ecstasy related-depression”. Otak dibentuk untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan. Sekali otak terpengaruh ecstasy, reseptor serotonin menjadi hiperaktif disebabkan molekul dari serotonin, mereka mungkin kembali kemembran dendrit.

  15. Dopamin dan serotonin tinggal sedikit dan reuptake transponder kosong, menyebabkan terminal axondegenerasi

  16. Pengaruh lain: • Terjadi depresi, Kerusakan otak • Gelisah, Tidak dapat tidur • Nausea, keringat dingin • Kerusakan hati • Lambat berpikir • Gangguan sistem memory susah mengingat-ingat/berpikir • Menyendiri Prestasi kerja atau sekolah menurun

  17. Laboratorium produksi dan Analisis Narkoba Pembuatan Narkotik dan Psikotropika: Laboratorium Clandesteine (lab. Ilegal), jenisnya: 1. Laboratorium ekstraksi 2. Laboratorium konversi 3. Laboratorium synthesis 4. Laboratorium pembuat tablet 5. Laboratorium multi-proses

  18. laboratorium • - Lokasi: • 1. Tetap • 2. Berpindah-pindah • - Bahan: 1. Precursor: Efedrin, Pseudo-efedrin, obatsarafpusat, codein,cocain, morfin, coca dsb. 2. Reagen (asam – basa): asamasetat, as.hydrokarbonat, NaOH, KOH dsb. 3. Katalis: Mg, Li, Pb, Pd, Ni 4. Solvent: aseton, kloroform, dietyl ether, benzen, toluen, metanoldsb. 5. Gas: Nitrogen, hidrogen, amoniak, HCl, butane/propan

  19. Prinsip analisis • Metode skreening: • Menunjukkan golongan obatnya • Rapid test dipstick, catridge • Radioimmunoassay (RIA) • Enzim multiplied Immunoassay (EMIT) • Fluorescenc polarization immunoassay (FPIA) • Metoda konfirmasi: • a. Kromatografi lapis tipis (TLC) • b. Kromatografi cair kinerja tinggi (HPLC) • c. kromatografi gas mass spektrometry (GC-MS) • Prinsip: Ekstraksi sampel (urine) • Larutkan dalam senyawa yang mudah menguap • baca pada alat

  20. C. Bahan contoh (barang bukti) • Bahan mentah dan olahan: • Dipisah menurut jenisnya: • - Tanaman • - serbuk/ bubuk/ tablet • b. Tanaman dikirim lengkap • -batang • - daun • - biji • - bunga • c. Barang bukti dikirim semua ( bila dalam jumlah yang sedikit)

  21. 2. Bahan biologik (darah, urine, jaringan ) • a. Periode waktu pengambilan • - Urine: - waktu dalam hari • -jumlah : 25 – 50 ml • - darah: - waktu dalam jam • - jumlah: - darah 10 ml • - serum 5ml • b. Cara penyimpanan (wadah disegel dan dilabel setelah pengambilan) • - serum : dalam vial, botol tertutup rapat • - darah: vial dengan antikoagulan tertutu rapat • - urine: botol plastik tertutup rapat • Semua sampel ditaruh dalam wadah dingin (termos) selama dalam perjalanan kemudian • taruh dalam pendingin –20oC. dalam lab sebelum diananalisis

  22. Penyidikan kasus yang berhubungan penggunaan obat bius (DRE)(hal. 86) • Tersangka melakukan kelalaian waktu bekerja? • Bila ya, kelalaiannya berhubungan dengan obat bius? • Bila ya, termasuk golongan obat bius yg mana? Dan adakah hubungannya dengan kelalaian tersebut?

  23. Hasil positif palsu pada uji biologik, darah urine dan jaringan lain(hal 87) • Obat analgesik Marijuana • Obat semprot hidung amfetamin • Obat batuk (vicks44) opiat • Obat flu methadon • Antibiotik kokain

  24. Kasus uji positif palsu (hal 88) • Kecelakaan pekerja bangunan • Positif opiat/morfin 2. Kecelakaan lalu lintas • Positif amfetamin

  25. USAHA PENANGGULANGAN KECANDUAN (hal.59) • 1. Secara tidak langsung: • Memperbaiki sistem pemerintahan yang stabil dan aman • Memperbaiki sistem perekonomian rakyat • Memperluas lapangan kerja • Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam dunia pendidikan • Penegakan hukum yang benar-benar adil dan merata

  26. 2. Secaralangsung: • Meningkatkankewaspadaanpetugasimigrasibaikdibandaramaupunpelabuhanterhadapkemungkinanterjadinyapenyelundupanobatbius • Pengawasansecaraketatperedaranobatbius yang dijualdiapotekmaupuntokoobat • Pengawasancukupketatterhadappenjualanminumankerasberkadaralkoholtinggi, baikdi supermarket maupuntoko-tokoagenpenjualminumankeras • Menangkappenjual, pengedardanpenggunaobatbiusuntukdiadilisesuaidengantingkatkesalahannyadansesuaidenganundang-undang yang berlaku • Melakukanrehabilitasimedikdanpsikiatrikterhadaporang yang menderitaketergantunganobat.

  27. IDENTIFIKASI MASALAH(hal. 60) • Kecanduan obat dalam anggota keluarga: • a. Orientasi pengobatan • - Pindah tempat: Pekerjaan, sekolah, menjauhi lingkungan yang buruk • - Tinggal ditempat yang nyaman, diawasi anggota keluarga sendiri • - Kemauan yang kuat untuk berhenti mengkonsumsi (terutama pada saat putus obat) • b. Detoksifikasi • - Perlu dirawat dirumah sakit dengan pengawasan medis dalam program “narcotic anonymus” • - Pemberian obat substitusi (terutama pada saat menunjukkan gejala putus obat)

  28. c. Narcotic anonymus • - Dibentuksuatukomunitaspecanduuntukbebagipengalaman • - Disponsorioleh LSM ataupemerintah yang terkait • - Memisahkankebiasaan lama menujukebiasaanyang baik • Kecanduanobatpadawanita • a. Potensiadiksidanprostitusi • - Menjadipelacurkemudiankecanduan • - Kecanduankemudianmenjadipelacur • b. Resikotertular HIV • - Penggunaanobatmelaluiinjeksi yang bergantian • - Resikobergantipasangan

  29. Penyalahgunaan obat dan aturan perundangan • Malaysia: seseorang yang memiliki, menggunakan, membawa, mengimport, mengekspor, memproduksi • dan menanam obat yang terlarang akan dijatuhi hukuman 2 tahun sampai hukuman mati. • Singapura: akan diberlakukan hukuman mati bagi seseorang yang memiliki: 30 g atau lebih morfin, • 15 g atau lebih heroin, 1,2 Kg atau lebih opium, 30 g atau lebih kokain, 500 g atau lebih kanabis, • 200 g atau lebih kanabis resin (minyak kanabis), 250 g atau lebih ecstasy atau ice dan 1000 g atau lebih • kanabis campur • 3. Thailand: hukuman penjara sampai hukuman mati bagi seseorang yang kecanduan atau • membawa obat bius.

  30. UU no 22 dan no 5 • 4. Indonesia: • undang-undang mengenai narkotika nomer 22 tahun 1977 • sebagi pengganti undang-undang nomer 9 tahun 1976, • karena kejahatan narkotika telah bersifat transnasional dan kejahatan narkotika dilakukan • dengan menggunakan modus operandi yang tinggi dan teknologi yang canggih. • Dimana dalam perundangan tersebut: Barang siapa menanam, memiliki, menyimpan • atau menguasai narkotika Golongan I yang didahului dengan permufakatan jahat dapat • dipidana penjara seberat-beratnya 12 tahun dan denda sebanyak- banyaknya 750 juta rupiah. • Disamping itu pada tahun yang sama diberlakukan undang-undang tentang psikotropika nomor 5 tahun 1977. • Dalam undang-undang tersebut disebutkan bahwa: Barang siapa menggunakan, memproduksi, • mengedarkan, mengimpor psikotropika Golonga I, secara terorganisir, • akan dipidana mati atau seumur hidup atau penjara 20 tahun dan denda sebesar 750 juta rupiah.

  31. Pengobatan (hal. 73-80) • Satu jenis pengobatan kurang sesuai: • Kemauan yang kuat penderita • Pendekatan individu, keluarga, tempat kerja dan masyarakat • Pemberian obat substitusi • Pengobatan alternatif • Fisik • akupunktur

More Related