1 / 15

FILOSOFI DAN PRINSIP PENYULUHAN PERTANIAN

FILOSOFI DAN PRINSIP PENYULUHAN PERTANIAN. Kelompok 1 Marietta Ramadhani Nesa Natasya Nina Virginia Nur Fadilah Reny S. Filosofi Penyuluhan Pertanian.

ingrid
Download Presentation

FILOSOFI DAN PRINSIP PENYULUHAN PERTANIAN

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. FILOSOFI DAN PRINSIP PENYULUHAN PERTANIAN Kelompok 1 Marietta Ramadhani NesaNatasya Nina Virginia NurFadilah Reny S

  2. Filosofi Penyuluhan Pertanian Telahlama dipahamibahwapenyuluhanpertanianmerupakansaranapendidikan, tetapi di Indonesia, terutamapadamasaordebaru, penyuluhanlebihbanyakdilakukandenganpendekatankekuasaanatauberupapemaksaan, Sehinggamunculgurauan “dipaksa, terpaksa, akhirnyaterbiasa”. Tetapitidakdipungkiribahwapenyuluhanmelalui proses pendidikanakanberlangsunglebih lama daripadapenyuluhan yang berdasarkanketerpaksaantersebut. Namun, penyuluhan yang dilakukandengan proses pendidikanakanlebih lama diterapkandaripada yang dilakukandenganpemaksaan.

  3. Di AmerikaSerikatsendiritelah lama dikembangakanfalsafah 3-T : teach, truth, trustataupendidikan, kebenaran, keyakinan. Artinya, penyuluhanmerupakankegiatanpendidikanuntukmenyampaikankebenaran-kebenaran yang telahdiyakini. Rumusanlain yang dikutip Kelsey dan Hearne (1955) yang menyatakanbahwafalsafahpenyuluhanharusberpijakpadapentingnyapengembanganindividu di dalamperjalananpertumbuhanmasyarakatdanbangsanya.

  4. Pemahamankonseptersebutharusdipahamisecarademokratis yang menempatkankeduabelahpihakdalamkedudukan yang setara. Dari pemahamansepertiitu, terkandungpengertianbahwa : • Penyuluhharusbekerjasamadenganmasyarakatdanbukanbekerjauntukmasyarakat (Adicondro, 1990). Kehadiranpenyuluhharusmampumenumbuhkan, menggerakkan, sertamemeliharapartipasimasyarakatdengansuasanadialogis. • Penyuluhtidakbolehmenciptakanketergantungan, tetapimendorongmasyarakatuntuksemakinkreatifdanmandiri. • Kegiatanpenyuluhanharusselalumengacukepadaterwujudnyakesejahteraanekonomimasyarakatdanpeningkatanharkatmanusia. H

  5. Berkaitandenganfalsafah “helping people to help themselves” Ellerman (2001) mencatatadanya 8 peneliti yang menelusuriteoripemberianbantuan, yaitu : • Hubungan Penasehat dan Aparat Birokrasi Pemerintah (Albert Hirschman), melalui proses pembelajaran tentang : ide-ide baru, analisis keadaan dan masalahnya yang diikuti dengan tawaran solusi dan minimalisasi konfrontasi/ketegangan yang terjadi. • HubunganGuru dan Murid (John Dewey), dengan memberikan : • Kesempatan untuk mengenali pengalamannya • Stimulus untuk berpikir dan menemukan masalahnya sendiri • Memberikan kesempatan untuk melakukan “penelitian” • Tawaran solusi untuk dipelajari • Kesempatan untuk menguji idenya dengan aplikasi langsung • Hubungan Manajer dan Karyawan (Douglas McGregor), melalui pemberian tanggung jawab sebagai alat kontrol diri sendiri (selfcontrole). • Hubungan Dokter dan Pasien (Carl Rogers), melalui pemberian saran yang konstruktif dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki dan atau diusahakan sendiri.

  6. Hubungan Guru Spiritual danMurid (Soren Kierkegaard), melaluipemahamanbahwamasalahataukesalahanhanyadapatdiketahuioleh yang mengalaminya. Guru tidakbolehmenonjolkankelebihannya. • HubunganOrganisatordanMasyarakat (Saul Alinsky), melaluiupayademokratisasi, menumbuhkembangakanpartisipasi, danmengembangkankeyakinan (rasa percayadiri) untukmemecahkanmasalahsendiri. • HubunganPendidikdanMasyarakat (Paulo Freire), melalui proses penyadarandanmemberikankebebasanuntukmelakukansegalasesuatu yang terbaikmenurutdirinyasendiri. • HubunganAgen Pembangunan danLembagaLokal (E.F Schumacher), melalui program bantuanuntukmencermatiapa yang dilakukanseseorang (masyarakat) danmembantu agar merekadapatmelakukanperbaikan-perbaikan.

  7. Mengacukepadapemahamantentangpenyuluhansebagai proses pendidikan, di Indonesia dikenaladanyafalsafahpendidikan yang dikemukakanoleh Ki HajarDewantoro yang berbunyi “IngNgarso Sung Tuladha, IngMadyaMangunKarso, Tut WuriHandayani”. Mudjiyo (1989) mengingatkanuntukmengaitkanfalsafahpenyuluhandenganpendidikan yang memilikifalsafah ; idealisme, realisme, danpragmatisme, yang berartibahwapenyuluhanpertanianharusmampumenumbuhkancita-cita yang melandasiparapelakunyauntukberpikirmandiridankreatif. Penyuluhanpertanianharusselalumengacukepadakenyataan-kenyataan yang adadandapatditemui di lapang. H

  8. Penyuluhanpadadasarnyaharusmerupakanbagian integral dansekaligussaranapelancarataubahkanpenentukegiatanpembangunan, Slamet (1989) menekankanperlunya : • Perubahanadministrasipeyuluhandari yang bersifat “regulatifsentralisis” menjadi “fasilitatifpartisipatif” • Pentingnyakemauanpenyuluhuntukmemahamibudayalokal yang seringkalijugamewarnai “local agricultural practices”

  9. Pemahamansepertiitumengandungpengertianbahwa : • Administrasipenyuluhantidakselaludibatasiolehperatutan-peraturandari “pusat“ yang kaku, karenahaliniseringkalimenjadikanpetanitidakmemperolehkekuasaanuntukmengambangkanpotensi. Demikianjugahalnyadenganadministrasi yang terlalu “sentralisis” seringkalitidakmampusecaracepatmengantisipasipermasalahanyang timbuldidaerah, karenamasihmenunggu “petunjuk” ataurestudaripusat. Di pihak lain, dalamsetiappermasalahan yang dihadapi, pengambilankeputusan yang dilakukanolehpetaniseringkaliberdasarkanpertimbanganbagaimanauntukdapat “menyelamatkankeluarganya”. Karenaitu, administrasi yang terlalu “regulatif” seringkalisangatmembatasikemerdekaanpetaniuntukmengambilkeputusanbagiusahataninya. • Penyuluh, selainmemberikanilmunyakepadapetani, iaharusmaubelajartentang “ngelmu”nyapetaniseringkalidiangaptidakrasional. Padahal, praktek-praktekusahatani yang berkembangdaribudayalokalseringkalijugasangatrasional, karenatelahmengalami proses “trial and error” danterujiolehwaktu.

  10. Prinsip-PrinsipPenyuluhanPertanian Mathews menyatakanbahwaprinsipadalahsuatupernyataantentangkebijaksanaan yang dijadikanpedomandalampengambilankeputusandanmelaksanakankegiatansecarakonsisten. Karenaitu, prinsipakanberlakuumum, dapatditerimasecaraumum, dantelahdiyakinikebenarannyadariberbagaipengamatandalamkondisi yang beragam. H

  11. Bertolakdaripemahamanpenyuluhansebagaisalahsatusistempendidikan, makapenyuluhanmemilikiprinsip-prinsip: • Mengerjakan, artinyakegiatanpenyuluhanharussebanyakmungkinmelibatkanmasyarakatuntukmengerjakan/menerapkansesuatu. • Akibat, artinyakegiatanpenyuluhanharusmemberikanakibatataupengaruh yang baikataubermanfaat. • Asosiasi, artinyasetiapkegiatanpenyuluhanharusdikaitkandengankegiatanlainnya. Misalnya, denganmelihatcangkul, orang diingatkankepadapenyuluhantentangpersiapanlahan yang baik; melihattanaman yang kerdil/suburakanmengingatkannyakepadausaha-usahapemupukan, dll.

  12. Lebihlanjut, DahamadanBhatnagar (1980) mengungkapkanprinsip-prinsippenyuluhan yang lain yang mencakup: • Minatdankebutuhan • Organisasimasyarakatbawah • Keragamanbudaya • Perubahanbudaya • Kerjasamadanpartisipasi • Demokrasidalampenerapanilmu • Belajarsambilbekerja • Penggunaanmetoda yang sesuai • Kepemimpinan • Spesialis yang terlatih • Segenapkeluarga • Kepuasan H

  13. Terkaitdenganpergerserankebijakanpembangunanpertaniandaripeningkatanproduktivitasusahatanikearahpengembanganagribisnis, dan di pihak lain seiringdenganterjadinyaperubahansistem, telahmunculpemikirantentangprinsip-prinsip (Soedijanto, 2001) : • Kesukarelaan, artinyaketerlibatanseseorangdalamkegiatanpenyuluhantidakbolehberlangsungkarenaadanyapemaksaan. • Otonom, yaitukemampuanuntukmandiriataumelepaskandiridariketergantungan yang dimilikiolehsetiapindividu, kelompok, maupunkelembagaan yang lain. • Keswadayaan, kemampuanuntukmerumuskanmelaksanakankegiatandenganoenuhtanggungjawab, tanpamengharapkandukunganluar. • Partisipatif, keterlibatansemua stakeholders sejakpengambilankeputusanhinggapemanfaatanhasil-hasilkegiatannya.

  14. Egaliter, yang menempatkansemua stakeholder dalamkedudukan yang setara. • Demokrasi, yang memberikanhakkepadasemuapihakuntukmengemukakanpendapatnya, dansalingmenghargaipendapatmaupunperbedaandiantarasesama stakeholder • Keterbukaan, yang dilandasikejujuran, salingpercaya, dansalingmemperdulikan • Kebersamaan, untuksalongberbagi rasa, salingmembantu, danmengembangkansinergisme • Akuntabilitas, yang dapatdipertanggungjawabkandanterbukauntukdiawasiolehsiapapun • Desentralisasi, memberikewenangankepadasetiapdaerahotonom (kabupaten/kota) untukmengoptimalkansumber data pertanian.

  15. Terimakasih

More Related