1 / 30

PLAGIARISME

PLAGIARISME. Isnani A S Suryono Pengembangan wawasan redaksi `Media Aesculapius` Rg. Rapat Dept. Farmakologi FKUI Jumat 25/4/08. Akar kata ‘Plagiarism’. Plagiari (us) = “ penculik ” Plagi (um) = “ menculik ” Melihat akar kata di atas , nyatalah bahwa

errin
Download Presentation

PLAGIARISME

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. PLAGIARISME Isnani A S Suryono Pengembangan wawasan redaksi `Media Aesculapius` Rg. Rapat Dept. Farmakologi FKUI Jumat 25/4/08

  2. Akar kata ‘Plagiarism’ • Plagiari(us) = “penculik” • Plagi(um) = “menculik” Melihatakarkatadiatas, nyatalahbahwa • Terdapatunsur‘penganiayaan’ intelektualpadaplagiarisme, olehkarenapada • Plagiarisme, terjadipengambilancarapaksakata-kata / gagasanygberlangsungtanpaizinpemiliknya.

  3. Definisi Plagiarisme? Plagiarisme ialah tindakan mencuri ide (gagasan) atau hasil pemikiran & tulisan orang lain yang digunakan dalam tulisan seolah-olah ide atau tulisan orang lain tersebut adalah ide atau hasil tulisan sendiri sehingga merugikan orang lain.2

  4. Jenis-jenis Plagiarisme Selama ada unsur ‘perampasan’ hasil produksi pemikiran orang lain, suatu penyajian, apapun bentuknya termasuk plagiarisme. Istilah ‘Plagiarisme’ selain berupa pengambil alihan secara tidak jujur nas dalam btk artikel/tulisan; berlaku juga utk penyajian lisan; catatan kaki; dan juga sitasi.

  5. Pembenaran Plagiarisme? • Oleh karena perampasan atau pengambil alihan kata-kata / gagasan tsb berlangsung tanpa izin pemiliknya, maka: • bahkan bila pelaku menambah kilau baru pada bahan yang sudah usang &/ memoles gagasan yang membosankan menjadi suatu bentuk akhir yg gemilang, pengambilan tanpa izin itu tetap dirasakan sbg penganiayaan thd penulis aslinya, & tak bisa dianggap sebagai terapi rehabilitatif thd suatu karya ilmiah.

  6. Tingkatan plagiarisme berkisar antara: • Pen‘cetak-ulang’ansuatumateriygpernahdipublikasisecaramenyeluruh /sebagianbesar– tanpasitasiataumenyebutkansumbernya– (dhimgkntelahterjadipelanggaranhukumhakcipta) (Plagiarisme “in toto”) • Campuranantaranasygberupagagasanaslidgn yang diplagiattanpapencantumansumber (Plagiarisme mozaik)

  7. PLAGIARISME KATA DEMI KATA.4 • Paragraf asli: Kamran Abbasi & Iona Heath (BMJ 2005;330: 431-2): Although correspondence with authors, ethics committees, university departments, and hospitals can be a painstaking and thankless battle with bureaucracy—just like seeking ethics committee approval—we believe that editors have a duty to take on issues of unethical audit or research. Our motivation is not to seek punishment for the authors but to prevent future unethical clinical practice and to protect patients.

  8. Versi Plagiarisme

  9. Penggunaanpengetahuan yang sudahada, apakahsalah? • Yang dikutukdarizamankezamanialah: aspek ‘penipuan’ dariplagiarisme.. • Dan bukanpenggunaanhasilpemikiran / ‘insight’dariparapendahulu.. • Khususnyadibidangilmiahhanyasedikitilmuwan yang begitubrilyanshgdptbetul-betulorisinil; • Risetbiasanyaberdasarkanasupanterdahulu & mengandalkanhasilpemikiranparailmuwanterdahulu, untukmengarahkanpenelitikegagasan yang baru, atausbgteoriuntukdibuktikanataudisangkal.

  10. Cara yang benarmenggunakangagasanorang lain: • Kita boleh “menggunakan” kata-kata atau gagasan orang lain selama kita memberikan pengakuan yang sesuai, yaitu dengan mencantumkan sumber penulisan kita tsb– • umumnya sebagian besar penulis gembira, bhw gagasannya terpakai & ‘pensitiran’ karyanya dianggapnya sbg ukuran pengakuan/pengaruh ciptaannya

  11. Versi bukan plagiarisme

  12. Seberapa besar ‘dosa’ Plagiarisme? • Di semua bidang, plagiarisme tak pernah dapat diterima. • Umumnya plagiarisme dianggap dosa besar setara dengan pemalsuan data, dan • Setidaknya dosanya sama besar, kalau tidak lebih besar dari pelanggaran ilmiah semacam penipuan data. • Namun, komunitas ilmiah belum memperlakukan pelaku plagiarisme secara konsisten.

  13. Plagiarisme sebagian (parsial): • Pendapat para ilmuwan: “mengkopi sebagian dari artikel orang lain” sepantas-nya dianggap sebagai “pelanggaran yang lebih rendah ketimbang mencuri seluruh artikel”

  14. Alasan beberapa ‘Plagiarius’: • Pelaku terlalu terpengaruh apa yang dibaca; • Tanpa disengaja Pelaku mengulangi kata-per-kata yang secara tak sadar telah terekam dalam ingatan.(ditemukan penyalinan semacam ini hingga 55 kata/8 halaman penuh). • Saat dalam buku ditemukan salinan luas dari buku-buku lain tanpa tanda sitasi, Pelaku tsb berkilah bahwa ia mempunyai kemampuan luar biasa mengingat materi yg dibaca, & tidak menyadari telah mengulang hasil kerja org lain..

  15. Bagaimana mencegah ‘kecelakaan’ seperti di atas? • Buatlah garis batas yang tegas antara ‘pengaruh yang jujur’ dengan ‘pengambilan hak secara tidak jujur’ dalam nurani penulis, • Hal ini tergantung juga pada besarnya ‘saling pengaruh’ dari subyek penulisan.

  16. Menghindarkan Plagiarisme 1. Bila menggunakan ide orang lain sebutkan sumbernya. 2. Bila menggunakan kata atau kalimat orang lain sebutkan sumbernya, dengan catatan: • Gunakan tanda kutip bila kata atau kalimat aslinya disalin secara utuh

  17. Tanda kutip tidak diperlukan bila kata atau kalimat telah diubah menjadi kalimat penulis sendiri tanpa mengubah artinya (telah dilakukan parafrase). • Mengubah satu atau beberapa kata dalam satu paragraf bukan merupakan parafrase karenanya tanda kutip perlu disertakan. • Parafrase tanpa menyebut sumbernya adalah plagiarisme.

  18. Self-plagiarism/Autoplagiarism • 3. Bila makalah sudah pernah diajukan sebelumnya harus dinyatakan bahwa makalah sudah diajukan atau dipublikasi sebelumnya; bila tidak, maka dapat dianggap sebagai auto-plagiarism atau self-plagiarism. Jenis plagiarisme ini sebenarnya dapat dianggap “berkualifikasi ringan”, namun bila dimaksudkan atau kemudian dimanfaatkan untuk menambah kredit akademik dapat dianggap pelangaran etika akademik yang berat.

  19. Kapan ‘sesuatu’ boleh dianggap sebagai pengetahuan umum(common knowledge)? • Kapankah suatu informasi boleh dianggap common knowledge? “pengetahuan/info yang lazim diketahui secara umum dalam bidang ilmu yang bersangkutan” Misalnya: • “mencuci tangan dapat menghindarkan diri dari penyakit infeksi” > penget umum utk masyarakat umum. • “aorta mengalirkan darah dari ventrikel kiri ke seluruh tubuh” > penget umum utk dokter

  20. Kapan ‘sesuatu’ boleh dianggap sebagai pengetahuan bersama (common knowledge)? “Suatu bahan dianggap sebagai common knowledge bila:2 • Anda menemukan informasi yang sama tersebut tanpa menyebutkan sumbernya di paling kurang 5 (lima) tulisan lainnya. • Anda pikir ini adalah informasi yang sudah diketahui pembaca”. • Anda pikir bahwa seseorang dapat menemukan informasi tersebut dalam sumber referensi umum dengan mudah”.

  21. Contoh common knowledge: • Teori relativitas Albert Einstein.2 • Dongeng “Bawang merah bawang putih”.2 • Susunan lazim suatu artikel dalam jurnal, sudah ada susunan baku yang umum untuk artikel ilmiah biomedik (IMRAD).4 • Susunan lazim untuk buku ajar, sehingga bila menulis buku ajar tak perlu menulis sumber format penulisan yg diikuti.4

  22. Kapankah suatu kecurigaan perlu ditindaklanjuti? dhi penting utk membedakan: • ‘Persamaan yang takdisengajadalamnasakibatkesamaancaraberpikirsertainterpretasidalamsuatubidang’ disatupihak. Dengan: • Pengambil-alihansecarasengajauntukpenggunaanpribadisecaratidakjujur, misalkan: ‘gayabertuturygkhusus, simpulanasli, ataudeskripsiinovatifmilikseseorang’ dipihak lain.

  23. Plagiarisme antar bahasa • Plagiarismeinterlingual: penerjemahantanpaizinlebihsulitdiketahui. Contoh: seorangplagiarius, BartholowmelakukanpenerjemahankaryaTopinard, tanpamenyatakan dg jelasgagasan & uraianmana yang merupakankaryanyapribadi & bagianmanaygmerupakanterjemahandarikaryaTopinard. • Penerjemahbolehmendapathaksbgpenerjemahnamuntidaksebagaipenulis/penggagas

  24. Cara pengutipan yang “legeartis” • Pada ‘tuntunanbagipenulis’ darisuatupenerbitdinyatakanbahwa: • Penulisharuscermat & berhati-hatidalammemberikreditpadamateri yang digunakan, yang berasaldarikaryaorang lain. • Penulisharusmengakuisemuamateriygdiambildarikaryaorang lain & menjelaskanbagian-bagianmanasajaygberasaldarisumber lain.

  25. UU Hak Cipta? Apa itu? • UU Hak cipta ada untuk melindungi Kekayaan Intelektual kita, sehingga kegiatan pembajakan menjadi ilegal. Kekayaan Intelektual dapat mencakup musik, gambar, tulisan, video, dan berbagai media lainnya. • Siapapun yang mereproduksi hasil karya orang lain yang telah dilindungi Hak Cipta, dapat dituntut secara hukum. Walaupun bentuk atau kandungan aslinya telah diubah– selama dapat dibuktikan isinya `sama` dengan yang asli, maka dapat dianggap pelanggaran Hak Cipta.

  26. Apakah semua materi publikasi dilindungi Hak Cipta? • Jawabnya: TIDAK! Hak Cipta hanya melindungi hasil karya yang merupakan gagasan/informasi asli. Contoh: • Kompilasi informasi yang mudah didapat misalkan: buku telpon. • Publikasi karya resmi Pemerintah (Buku Putih, misalkan dari Dept. Hankam) • Fakta yang bukan hasil riset asli (Mis. Papaya banyak mengandung vitamin A) • Works in the public domain (provided you cite properly)

  27. Dapatkah “fakta” dilindungi Hak Cipta? • Dapat, dalam beberapa keadaan tertentu. Semua “fakta” yang telah dipublikasi sebagai hasil penelitian individual dianggap sebagai Hak Intelektual penciptanya. • Contoh: • Hak Paten Obat, dapat dimintakan oleh pabrik obat untuk mis. Antibiotika generasi baru.

  28. Apakah kita perlu mensitasi sumber dari semua fakta yang kita gunakan? • Tidak. Kita tak perlu menyebutkan sumber semua fakta yang digunakan, hanya yang merupakan hasil penelitian khusus individu. • Fakta yang telah tersedia dari banyak sumber (UI: minimal 5 sumber) dan telah dikenal dalam masyarakat, dianggap “pengetahuan umum”, & tak dilindungi UU Hak Cipta. Fakta semacam ini boleh digunakan dengan bebas dalam tulisan kita tanpa mensitasi penciptanya.

  29. Daftar Rujukan • LaFollette MC. Classifying violations. In: Stealing into print: fraud, plagiarism, and misconduct in scientific publising. Los Angeles: Univeristy of California Press, Ltd; 1996. p.26-54. • Neville C. Plagiarism. In: The complete guide to referencing and avoiding plagiarism. New York: Open University Press, the McGraw-Hill; 27-41. • Tarmidi LT, Purba V, Hadjodisastro D, Tambunan USF, Gunarwan A, Harkrisnowo H. PedomanpenyelesaianmasalahplagiarismediUniversitas Indonesia. Jakarta, 10 Oktober 2004.

  30. Daftar Rujukan • Sudigdo Sastroasmoro: Beberapa Catatan tentang Plagiarisme. Maj Kedokt Indon, Volum: 56, Nomor: 1, Januari 2006, p1-6 • Examples of plagiarisme, & of others’ words & ideas. Diunduh dari: www.indiana.edu/wts/wts/plagiarism.html 13 Feb. 2008 • Sastroasmoro S. Scientific or academic misconduct/fraud: cheating, fabrication, falsification, plagiarism. Jakarta. Sept.’05 (diskusi forum GB) • Taylor RB, Ethical issues, in: The clinician’s guide to medical writing, Oregon; Springer; 2005; p.122 • Plagiarism FAQ. Diunduh dari: http:// www.plagiarism.org/learning_center/plagiarism_faq.html

More Related